Share

Bastard CEO
Bastard CEO
Penulis: Fela Hile

Chapter 1

London,

Alden Keegen, seorang CEO muda yang sukses dalam berbagai bidang bisnis yang dijalankan. Yang suka berganti pasangan setiap hari untuk menghangatkan ranjangnya. Dia melakukannya untuk menghilangkan penatnya disaat dia bosan bekerja. Walaupun bukan dia yang mencari tetapi Daniel sahabatnya sekaligus tangan kanan Alden, apapun yang dipilih oleh Daniel untuk Alden itu yang terbaik.

Malam ini Alden baru saja menyelesaikan malamnya dengan seorang jalang. Di negeri ini, tak sulit lagi untuk mencari wanita malam atau j****g. Bahkan kadang tanpa dicaripun, mereka akan sangat bahagianya meyerahkan diri mereka begitu saja untuk dinikmati. Seperti itulah kehidupan perempuan zaman sekarang. Tetapi tidak semua perempuan sama, kadang dia menjadi seperti itu karena dipaksakan oleh keadaan.

Seorang wanita masih terengah-engah sambil memejamkan matanya. Namun hanya sebentar, ia kembali membuka matanya dan menatap Alden lekat. Dan dengan berani tangannya menyentuh wajah tampan Alden, namun langsung ditepis oleh pria itu dan tatapan tajam dari Alden seolah-olah ingin menghabisi wanita yang baru saja ditiduri oleh Alden.

“Turunkan tangan kotormu j****g...” ucap Alden dengan tatapan tajamnya.

"Kau tau peraturanku dalam bermain tidak boleh ada kontak fisik lawan main, kecuali diriku!!" sarkasnya.

Wanita itu yang berharap dengan bahagia bisa menyentuh wajah tampan Alden hanya bisa pasrah. Jujur dia ingin mencoba menyentuh Alden yang begitu hot walaupun hanya di wajah tetapi tidak pernah diberi izin olehnya.

Dalam setiap aktifitas ranjangnya, Alden selalu bermain sehat dan aman. Alden tidak mau mengambil risiko suatu saat nanti ada yang mencarinya dengan perut buncit dan merengek meminta pertanggungjawaban padanya.

Karena menjadi ayah untuk saat ini belum terlintas dipikiran Alden. Apalagi dengan status wanita yang tidak jelas.

Kemudian dia pergi dari ranjangnya, dan menuju kamar mandi yang tersedia di kamar hotel untuk membersihkan dirinya.

Tak beberapa lama Alden keluar dari dalam kamar mandi dengan penampilannya yang sudah rapi.

“Uangmu akan kutransfer nanti.” Ucap Alden datar sebelum dia pergi melangkah keluar untuk pergi dari hotel, meninggalkan wanita yang masih belum sadar sepenuhnya dari bayangan aktifitas mereka dalam kedaan naked.

*****

Pagi ini jalanan tidak terlalu ramai, mungkin karena sekarang hari minggu dan semalam juga hujan lebat membuat suasana menjadi terasa dingin.

Dinginnya pagi juga dirasakan oleh Rania, seorang gadis yatim piatu yang hidupnya sebatang kara di dunia yang begitu luas ini. Entah yang keberapa kalinya suara alarm menggangu tidur Rania tetapi tak digubris olehnya. Hingga alarmnya kembali berbunyi untuk kesekian kalinya dan dia membuka matanya.

Rania sangat kacau sejak semalam, karena dirinya dipecat dari tempat kerjanya gara-gara memecahkan piring yang mahal ditempat dia bekerja, uangnya pun sudah habis.

"Harus dimana lagi aku mencarimu wahai uang!" gumam Rania.

Belum lagi biaya cicilan apartemen yang harus dia lunasi. Dia memang membeli sebuah apartemen sederhana tetapi perabotannya lengkap yang terletak ditengah kota yang dia bayar perbulan sampai lunas. Tetapi sekarang, bagaimana cara membayar angsurannya. Uang saja dia tidak punya.

Rania bangkit dari ranjang, dan berjalan lunglai menuju kamar mandi. Gadis itu menyalakan kran untuk mengisi bathub hingga penuh.

Sembari menunggu air penuh, Rania melihat dirinya dari cermin full badan yang sengaja ia letakkan didalam kamar mandinya. Meneliti satu persatu tubuhnya yang begitu bagus, dengan lingkar dada yang pas serta bentuk pinggang yang seperti gitar spanyol jika kata para pujangga.

“Kau begitu cantik Rania.” Gumam Rania memuji dirinya sendiri.

Jika dipikir-pikir, itu memang nyata jika Rania mengatakan dirinya cantik. Rania memiliki paras cantik dan lembut. Bulu matanya lentik, dengan lesung pipi disebelah pipi kanannya. Membuatnya terlihat begitu manis jika tersenyum. apalagi mata bulat dan besarnya itu, mrmbuat tatapan nia terlihat begitu polos dan membuat orang gemas.

Puas dengan memperhatikan dirinya di cermin, ia melirik ke arah bathup yang tadi diisinya, terlihat sudah penuh. Dengan cepat ia mematikan kran airnya lalu segera menanggalkan pakaiannya satu persatu yang melekat ditubuh indahnya lalu masuk kedalam bathup untuk berendam.

Rania hanya butuh waktu setengah jam untuk memakai baju dan berdandan natural setelah mandi. Hari ini Rania ingin menemui Martin teman kuliahnya, Martin bekerja di sebuah Bar ternama di London sebagai bartender, yang biasanya didatangi golongan orang kaya dan orang lain yang ingin.

Rania berharap Martin mempunyai pekerjaan untuknya. Setidaknya hanya sampai apartemennya lunas dan bisa untuk menyambung hidupnya setahun kedepan sampai dia mempunyai suami mungkin.

*****

Aroma s*x, orang-orang yang berjoged dilantai dansa, dan bau alkohol yang sangat menyengat itulah khas club malam yang dikunjunginya.

Saat tiba di club ia melihat orang-orang yang sedang b******a diatas sofa yang sudah disediakan, dan saling berusaha untuk memuaskan pasangan masing-masing. Hal seperti itu sudah menjadi hal lumrah di D’club.

“Ada apa lo kesini?” tanya Martin yang tengah menuangkan cocktail untuk Rania sambil berteriak karena suara dentuman musik mampu melenyapkan suaranya.

“Gue cari kerjaan, ada kerjaan nggak buat gue di sini?” Seketika dahi Martin mengernyitkan saat mendengar kata-katanya.

“Emang kerjaan lo di Restoran Jepang itu kenapa?” tanya Martin.

“Dipecat gue...” jawab Rania.

“Dipecat lagi?” tanya Martin tak percaya.

Sebulan terakhir ini Rania sudah dipecat sekitar 3 kali. Martin hanya gelang-geleng kepala melihat temannya yang satu ini.

“Lo mau kerja kaya apa lagi? Semuanya udah pernah lo coba kan...?” ucap Martin.

“Iya juga sih, tapi mau gimana lagi. Nasib sial gue disini ..!” ucap Rania cepat.

“Lo mau kerjaan?” Rania mengangguk semangat “Tapi gue nggak yakin lo mau..” ucap Martin ragu.

“Emang kerjaan apa?” tanya Rania.

“B******a sama orang kaya!” Rania seketika melotot saat Martin berbisik ditelinganya.

“Gila lo gak mau gue...!” bantahnya cepat.

“Yaudah kalo nggak mau. Lagian kalo dipikir, hanya ini kerjaan yang bisa bertahan lama buat lo mungkin, dan menghasilkan uang dengan cepat...”seru Martin dengan semangat.

Sedangkan Rania langsung menatap Martin dengan tajam mendengar tawaran Martin.

Itu tawaran gila yang selama ini Rania terima, pikirnya.

"Gini aja, kalo lo mau. Gue punya kenalan yang bisa buat lo dapetin laki kaya. Sahabat gue si, dia udah kewalahan mencari psangan ONS buat boss nya yang gila s*x. Siapa tau lo bisa mendadak jadi milyarder kalau tidur sama si boss.” ucap Martin.

Rania terdiam , otaknya langsung mencerna ucapan Martin.

Apa dia harus mencobanya?, tanya Rania dalam hati.

Mungkin ini gila, bahkan sangat gila namun ini peluang bagus. Toh hanya sekali dan dia bisa mendapatkan uang banyak. Jika soal keperawanannya, lakuin sekali juga ngga bakal masalah kan?.

“Coba aja Nia! Enak kok gue jamin. Banyak j****g disini yang menawarkan diri buat dipuasin Alden si Boss kaya raya itu.” ucap Martin.

“Alden?”

“Iya namanya Alden. Dia masih muda kalau lo takut di gempur lelaki tua. Hahhaha..”

“Sialan lo...” dengus Rania.

“Emang umurnya berapa?” tanya Rania penasaran.

“Kalau nggak salah masih tiga puluh. Pengusaha muda yang sukses coy. Cuma beda enam tahun dari elo. Daripada ditidurin pria tua yang udah bangkotan?hayo mau yang mana?” ucap Martin dengan menaik turunkan alisnya.

“Gimana terima ngga nih?” tanya Martin.

“Tapi gue takut Martin...” Rania merengek.

“Takut kenapa? Enak kok gue jamin. Kalau nggak enak, mana mungkin Vina minta gue serang tiap hari. Atau kalau sama Alden nggak nikmat, nggak mungkin para j****g disini memohon-mohon untuk diambil sebagai pemuas nafsu milyarder muda. Lo coba aja Rann..!"

Saat ini gadis itu itu sedang berpikir keras. Ingin menolak tapi dia butuh uang. Mau diterima tapi dia takut. Apa akan baik-baik saja nantinya?

"Tapi ada syaratnya." ucap Rania.

"Pake syarat-syarat segala lagi Lo..."

“Biarin yang dia dapat juga bagus kok.” potong Rania.

“Sialan lo...yaudah apa syaratnya?” jawab Martin dengan cengengesan.

“Syaratnya dia harus lunasin apartemen gue dan biayain hidup gue selama setahun.” tandasnya.

“Ehh buset ..!Gue tanya temen gue dulu deh! Itu bos nya mau apa enggak nerima syarat lo yang udah kaya rentenir...!”

“Bodoamat. Perawan gue mahal dong! Masih tersegel gue mah.”

“Oya? Bisa gue coba dong!” ucap Martin bernego.

“Bisa tapi lo turutin syarat gue barusan.” Martin seketika ngeri.

Dapat uang dari mana dia buat nurutin syarat gilanya Rania.

“Gila lo..! mending gue g****r vina tiap hari...”

“Yaudah terserah lo..”

Rania menghabiskan minumnya yang tadi diberikan oleh Martin. Setelah dirasa tidak ada keperluan lagi ,Rania pun memutuskan untuk pulang lalu menunggu kabar dari Martin.

Setelah sampai di apartemennya. Sedaritadi Rania tak pernah berhenti memikirkan ucapan dan tawaran Martin yang sudah dia setujui.

Apa syarat yang dia ajukan pada Martin untuk disampaikan pada Alden itu akan di terima? Tapi dia sendiri saja tidak yakin. Tak akan ada pria yang akan membayar dengan harga segila itu. Tapi pria itu kan dapat perawan masih tersegel masa iya nggak mau. 

Lalu Rania bersih-bersih kemudian merebahkan tubuhnya di atas kasurnya dan pergi ke alam mimpinya.

Bersambung...

Komen (1)
goodnovel comment avatar
fera
ceritanya bagus, cuma kata2 yang pake lo gue gak pas. orang london masa pakai lo gue...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status