Home / Romansa / Batal Di Madu / 09. Malam Pertama

Share

09. Malam Pertama

last update Last Updated: 2024-01-15 11:08:29

“Ah kenapa aku ini? Aku sama sekali tidak tahu siapa dirinya?” tanyanya kesal saat dalam posisi menyetir.

Sudah enam hari mereka menjadi suami istri tetapi Raga masih belum mengetahui hidup seorang Viona Adila Zahra gadis berusia dua puluh empat tahun itu. Apalagi ada saja hal yang baru dia dapatkan.

Awal menikah Raga bisa membayangkan kalau Viona akan menangis bombay, ternyata tidak justru wanita itu patuh dengan apa yang dikatakan Raga, malah terlihat tersenyum. Kedua Raga dikejutkan dengan dia pintar memasak. Sengaja tidak mengambil pembantu dan menyuruhnya untuk membersihkan rumah dan dia lakukan dengan cepat, rapi dan bersih. Pria tampan itu pun tertegun, tapi karena itu juga Opa Lukman memarahinya dan langsung membawakan seorang pembantu dari rumah opanya.

Menikmati rasa masakan itu sangat cocok di lidah Raga. Ketiga dia pandai menyetir mobil. Hal yang sangat aneh untuk Raga. Ke empat dia sangat pintar karena bisa menyelesaikan laporan itu dengan benar.

Raga tidak mengetahui a
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Batal Di Madu   10. Ketagihan

    Raga begitu menghayati lantunan suara merdu milik Viona sehingga tanpa terasa pria tampan itu menitikkan air mata. Sudah lama dia tidak mendengar hal itu bahkan dia sendiri pun lupa kapan terakhir mengaji mungkin sudah lupa caranya mengaji.Raga tertegun sampai akhirnya Viona selesai dan melihat wajah suaminya sudah basah dengan air mata. Kejutan selama enam hari membuatnya bingung dengan perasaannya sendiri. Sudah sekian kalinya Raga dibuat takjub dengan istrinya. Selalu ada saja yang baru dan itu membuat pria tampan itu semakin penasaran dengan istrinya sendiri.Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Viona saat mereka saling menatap. Rasa canggung kemudian dirasakan oleh wanita cantik itu.“Kenapa kamu melihatku seperti itu, ada yang aneh?” sungut Raga mengalihkan perhatian. “Mas Raga habis nangis ya?” Viona lebih mendekat untuk memastikan kalau ada sisa air mata di pipi pria tampan itu. “Yang benar saja Markonah!” Raga menjitak kepala istrinya.“Au sakit Mas, namaku it

    Last Updated : 2024-01-15
  • Batal Di Madu   11. Perdebatan

    “Mana ada kucing menolak kalau di kasih ikan?” Raga mendekus kesal. Rupanya pria tampan itu tidak bisa mengendalikan hasratnya jika digoda oleh Viona.“Kamu sadar kan Mas, kamu sudah tiga kali melakukan pelanggaran yang kamu buat sendiri, pertama kamu bilang tidak akan mencampuri urusan pribadi kita, kedua kamu membawa aku ke kantormu dan yang ketiga kamu melakukan malam pertama yang tidak kamu inginkan, tapi sepertinya kamu mulai ketagihan dengan apa yang kita lakukan semalam. Apakah kamu baru menyadari kalau aku sangat menarik dari wanita lain?” Viona kembali menggodanya setelah sarapan mereka selesai. Wanita hitam manis itu dengan berani menatap wajah suaminya sendiri. Kembali mendekatkan wajahnya untuk melihat reaksi Raga yang sudah kembang kempis dibuatnya. Viona dengan anggun duduk di pangkuan Raga. Lalu melingkarkan kedua tangannya di leher Raga. Pria tampan itu semakin bingung dengan perilaku Viona yang semakin agresif. Bahkan dia tidak meminta izin untuk mendekati suaminy

    Last Updated : 2024-01-18
  • Batal Di Madu   12. Terpesona

    “Kenapa kamu datang dan membicarakan masalah ini, kamu sengaja melakukannya di depan Viona?” hardik Raga terlihat kesal. Vina membalasnya dengan tersenyum, dia sangat suka membuat pria tampan itu marah.“Sayang, kenapa kamu berkata seperti itu? Kamu tidak senang dengan berita yang aku bawa? Kamu tidak ingin mempunyai anak dari aku?” tanyanya masih bersikap tenang. Raga menghela napas panjang, dia pun tidak mengerti kenapa dirinya begitu kesal saat tahu kalau Vina hamil. Bukankah dia mencintai Vina sepenuh hati, tapi kenapa dia begitu marah? “Ada apa denganku ini? Kenapa aku marah?” tanyanya dalam hati. “Sayang, cepat kamu urus pernikahan kita, aku tidak ingin orang luar mengetahui kalau aku sudah berbadan dua, bisa hancur reputasi aku dan keluarga Subrata, kan?” ucap Vina menegaskan.“Akan aku pikirkan, sekarang bisakah kamu pulang dulu, biar aku selesaikan masalah ini dan ingat jangan sampai Opa dan Papa tahu dulu tentang masalah ini,” pinta Raga memelas.“Ya aku tahu kamu harus

    Last Updated : 2024-01-18
  • Batal Di Madu   13. Salah Paham

    Raga kembali melakukan aktivitasnya, meskipun sedikit tidak konsentrasi tapi dia berusaha untuk menyelesaikannya, sampai waktu sudah tidak terasa menunjukkan pukul lima sore. Raga bergegas untuk pulang ke rumah. Dia yakin kalau wanita itu pasti sudah berada di rumah. Bahkan Raga dengan sengaja tidak makan siang lantaran ingin makan bersama dengan Viona. “Pak, ada Viona kan?” tanya Raga dengan Pak Tejo setelah masuk dalam halaman rumahnya dan turun dari mobil.“Belum Den, dari pagi Neng Vio belum pulang, mungkin masih di panti jompo,” sahut Pak Tejo.“Bapak tahu nggak alamat panti jompo itu?” tanya Raga bingung, tapi pria paru baya itu sedikit memicingkan matanya kearah majikan mudanya itu. Raga kaget melihat ekspresi Pak Tejo. “Sudah deh Pak jangan marahi saya juga. Ya salah nggak tahu menahu istri pergi ke mana, bahkan nggak tahu alamat panti itu, lagian ngapain sih dia di sana? Seharusnya kan dia itu tahu jam pulang jangan seenaknya gitu dong,” kesal Raga seperti anak kecil.Pak

    Last Updated : 2024-02-25
  • Batal Di Madu   14. Sesi Curhat

    “Wuw, sepertinya akan terjadi perang dunia ke dua nih,” sahut Oma Dora berbisik dengan temannya. Raga berdehem kuat, membuat Viona dan Rama melihat ke arah sumber suara itu. Rama tersenyum melihat wajah Raga seperti tomat merah bahkan dia membayangkan dua tanduk langsung tumbuh di kepalanya. Raga mendekati dan melayangkan tatapan tajam kearah Viona. “Apa yang kamu lakukan dengan pria lain? Di dapur lagi nggak ada tempat lain lagi sehingga berbuat mesum di dapur, hah?” hardik Raga kesal dan marah.“Aduh Mas, nanti saja marahnya ya, cepat tiupkan mataku ini, kamu nggak lihat apa sebelah mataku kelilipan, tuh pasti merah kan?” rutuknya menahan rasa sakit. Sedangkan matanya sudah berair dan memerah. Ada kotoran kecil yang masuk di dalam matanya. Raga mencoba meniup-niup mata Viona yang berbentuk bulat besar itu. Seketika Raga menjadi salah tingkah karena dia baru menyadari kalau Viona mempunyai mata besar berwarna hitam yang sangat cantik. Pemandangan itu pun terlihat oleh semua oran

    Last Updated : 2024-02-25
  • Batal Di Madu   15. Aku Mau Makan Kamu

    Oma Dora tersenyum dan menyentuh dagu Viona. Wajah manis dan lembut meskipun berkulit gelap tetap saja bagi wanita lansia itu terlihat sangat menarik. “Keluarga suamimu itu tidak salah mencari menantu untuk mereka. Kamu sangat polos dan baik. Kamu masih peduli dengan perasaan orang lain tapi bagaimana dengan perasaan kamu sendiri? Apakah kamu juga mulai mencintai suamimu?” tanya Oma Dora lembut. Viona kembali tertunduk dan malu untuk mengungkapkan perasaannya. Namun, begitu bagi wanita lansia itu sudah mengerti apa yang dirasakan oleh Viona. “Jika kamu mencintainya perjuangkan jangan mau kalah dengan wanita itu. Kamu harus tahu kenapa keluarga suami kamu lebih memilih kamu sebagai menantunya yang miskin ini daripada wanita kaya dengan ketenarannya. Kamu adalah istrinya dan berhak atas diri suamimu seutuhnya. Lagian kalau Oma lihat ya, Raga itu pria tampan yang baik dan lucu. Dia bukan orang jahat hanya saja pikirannya belum terbuka untuk melihat ketulusan cinta kamu untuk dia. Oma

    Last Updated : 2024-06-08
  • Batal Di Madu   16. Kesalahan

    Untuk sekian kalinya Viona dibuat bingung oleh sikap Raga suaminya itu yang terbilang dingin seperti kulkas dua pintu itu. Tapi entah kenapa untuk beberapa hari ini Viona di buat penasaran.Bagaimana tidak semenjak Viona dekat dengan pria lain, Raga begitu sensitif dan akhirnya mau melakukan malam pertama dengannya yang tertunda selama seminggu. Padahal waktu itu Raga sendiri bersisi kukuh tidak akan menyentuh Viona sampai waktu mereka berpisah.Viona tetap melakukan tugasnya sebagai seorang istri yang baik. Setelah singa itu menerkamnya Viona dengan cepat pergi dari kamar dan menghangatkan makanan. “Kenapa ya dengan Mas Raga, kok aneh gitu, apa iya dia seperti itu juga dengan mbak Vina? Duh aku enggak kuat kalau terus melayani Mas Raga kalau begini terus meskipun aku juga senang sih, dia kan suamiku sendiri, tapi aku bukan cintanya. Dia hanya butuh tubuhku bukan cintaku. Dia butuh melampiaskan semuanya karena mungkin tidak bisa dengan mbak Vina. Kasihan sekali mas Raga pasti sang

    Last Updated : 2024-06-18
  • Batal Di Madu   17. Cemburu

    “Mas, kamu dengar kan itu? Kamu enggak akan mengubah keputusan kamu, kan? Ingat Mas, jika kamu mencoba untuk mengubahnya, kamu tahu kan apa yang akan terjadi?” ancam Vina seketika menatap tajam ke arah Raga buang diam mematung. “Kamu mengancam aku, Vina?” balas Raga mencengkeram tangan Vina.Vina tersenyum sinis dan lalu berkata, “Aku enggak mengancam kamu , hanya saja mengingatkan saja.” Mata Vina mengisyaratkan ke perut Vina yang masih terlihat datar.Raga seketika terkejut dan mulai menebak apa yang ada dipikiran Vina. “Apa maksudmu? Ka—kamu hamil? Dengan siapa Vina, kamu selingkuh dariku?” mata Raga sampai melotot hampir keluar. Napasnya memburu dan lebih mencengkeram kuat tangan Vina sehingga wanita cantik itu merasa kesakitan “Mas, augh sakit, Mas! Lepaskan! Kamu membuat tanganku sakit!” teriaknya sambil terus berusaha melepaskan tangan Raga yang begitu kuat. Raga lalu mendorongnya sampai terjatuh di ranjang. Pakaian kurang bahannya pun tersingkap tapi Raga tak bereaksi

    Last Updated : 2024-06-27

Latest chapter

  • Batal Di Madu   97. Akhir Perjalanan Cinta Raga

    Suasana sidang makin memanas. Semuanya saling menunjukkan bukti yang masih memberatkan Raga. Keluarga Subrata hanya diam dan menyimak saja. Begitu juga dengan Viona dan Raga bersikap tenang. Beberapa orang di sana memperhatikan mereka sehingga tak sedikit mereka berargumen kalau kejahatan Raga memang terbukti. Waktu terus berlalu hingga hampir satu jam. Dan saat putusan hukuman Raga ingin dibacakan tiba-tiba saja Clarissa berdiri dan meminta waktu untuk bisa berbicara. Semua orang terkejut tidak ada di agenda kalau Clarissa ikut bicara meskipun mereka hanya tahu kalau wanita paru baya itu adalah ibunya Rama yang sekarang di tahan. Untung saja hakim memperbolehkannya untuk maju dan masuk di ruang saksi. Dengan sedikit gugup Clarissa mulai angkat bicara. “Mungkin dari kalian hanya tahu kalau saya adalah ibu dari Rama Ardi Saputra Gunawan seorang pengusaha muda yang kini mendekam di penjara. “Rama dan saya masih ada hubungan keluarga dengan keluarga Subrata.”“Apa maksud Bu Clar

  • Batal Di Madu   96. Putusan Pengadilan

    “Kita berdoa saja yang terbaik, Pi . Kita berangkat sekarang? Vio sudah enggak sabar ingin bertemu dengan Mas Raga dan memberikan kejutan,” sahut Vio sangat bersemangat. “Oke, kita berangkat sekarang,” sahut Papi Seno dan berjalan keluar bersama yang lain. “Bismillahirrahmanirrahim, ya Allah kuserahkan kepada-Mu semua masalah hatiku. Hamba percaya dan yakin semua akan kembali seperti semula. Keajaiban itu akan datang dan kami bisa bersama lagi. Jauhkan kami dari keserakahan dan ketamakan orang-orang yang mengalami kami. Engkau maha mengetahuinya. Aamiin.” Doa Viona sebelum dia masuk ke mobil bersama mertuanya. Dua puluh menit perjalanan akhirnya mereka sampai di pengadilan. Sudah banyak wartawan yang ingin mencari berita. Apalagi mereka mendengar kabar tentang hilangnya Viona beberapa hari ini yang telah disekap oleh Rama. Papi Seno tak mengizinkan Viona untuk bicara dengan banyak wartawan yang mengerumuninya. Untung saja masih ada beberapa anak buahnya yang masih setia men

  • Batal Di Madu   95. Pilihan

    “Kamu sudah sampai di rumah?”“Maaf Bos, kami belum bisa sampai di rumah Nyonya Clarissa. Ada tabrakan di tengah jalan dan kami terjebak di tengah jalan. Tidak bisa mundur karena banyak kendaraan lain juga.”“Bodoh, kenapa tidak cari jalan lain?” “Maaf Bos, tidak ada dan ...”“Brengsek. Kamu bisa kan cari jalan alternatif, kenapa harus lewat jalan itu? Cepat cari jalan lain, saya tidak peduli. Jika terjadi sesuatu dengan ibu saya kalian yang akan bertanggung jawab.”Rama langsung memutuskan sambungan teleponnya tanpa mendengar kembali penjelasan anak buahnya itu dan kembali menatap Viona.“Semua tidak bisa diharapkan. Kenapa semakin berantakan sih? Aku hanya ingin bersama Viona! Kenapa semua tidak menyukainya?” kesal Rama dalam hati. Dia berjalan mondar mandir di kamar sembari sesekali mencoba menghubungi ibunya, tapi tetap saja nomor yang dituju sudah tidak diaktifkan lagi. “Ti—tidak aku tidak bisa meninggalkan Viona sendirian di rumah sakit. Mereka pasti akan membawanya pergi dar

  • Batal Di Madu   94. Sadar

    Viona berusaha untuk bangun dari tempat tidur tapi ternyata tubuhnya masih begitu lemah. Dia ingin melepaskan jarum suntik yang masih terpasang di tangannya. Namun, di saat itu juga sebuah tangan besar menghalanginya. Jantung Viona berdegup kencang saat melihat tangan laki-laki itu memegang jarum suntik yang ingin dilepaskan oleh Viona.Viona mendongkak dan benar saja tangan Rama yang telah memegangnya. “Apa yang kamu lakukan? Kamu ingin pergi dari sini?” tanya Rama dengan tatapan di dinginnya. Viona merasa tak berdaya, tak ada tenaga untuk bisa menghindar dari Rama. Hanya tatapan sayu dan ketakutan dari matanya. Rama bisa melihatnya sehingga tangannya pun berpindah perlahan. “Maaf, aku hanya ingin memastikan untuk tidak berbuat nekat dengan .. “Mas, a—aku mohon lepaskan aku!” Viona bersuara pelan dengan air mata yang sudah mengalir membasahi pipinya.Rama semakin terpuruk melihat Viona yang begitu ketakutan sampai-sampai menitikkan air mata.“Vio, jangan menangis aku tidak

  • Batal Di Madu   93. Rumah Sakit

    Rayhan mengejar Rama yang melangkah cepat meninggalkannya. “Kamu sudah enggak waras, Rama!” teriaknya. Rayhan menarik paksa tangan Rama. “Aku enggak salah dengar ka?” Rayhan mengatur napasnya yang sedikit tersengal-sengal karena mengejar Rama.“Apakah aku pernah bercanda dengan perkataanku sendiri?” tanya balik Rama dengan wajah seriusnya .“Rama dengarkan aku sebentar. Viona sedang mengandung anak Raga. Mereka saling mencintai dan Viona hamil, Rama. Kamu sudah tahu apa yang aku maksud. Jangan mengulangi kesalahan lagi. Kamu sudah membuat Raga dipenjara dan sekarang kamu ingin mengambil hidup Viona? Aku sarankan, jangan kamu melakukan hal yang akan merugikan kamu nanti kedepannya,” nasihat Rayhan membuat Rama terdiam sejenak. Rama menghela napas panjang dan kemudian berkata, Apa kamu tidak ingin membantuku, Ray?” Rayhan menepuk bahu Rama. “Maaf, Bos, aku tidak ingin melakukannya lagi. Aku tidak ingin membuat Viona kehilangan janinnya. Dia berhak hidup dan aku tidak mau nasib aka

  • Batal Di Madu   92. Viona Hamil

    Viona semakin berontak tapi tubuhnya tak bisa mengalahkan kekuatan pria tampan itu. Namun, Viona tak ingin pasrah begitu saja saat wajah Rama begitu dekat dengannya. Pria itu menyeringai jahat. Viona begitu marah saat tubuhnya disentuh paksa oleh pria lain. Entah dari mana kekuatan itu sehingga tanpa keraguan berusaha membenturkan kepalanya dengan Rama sangat kuat. Rama kesakitan dan langsung merenggangkan dekapannya. Viona langsung menghindar meskipun kepalanya pun langsung terasa pening. Tak lama terlihat ada tetesan darah yang keluar dari kening Viona. Cairan merah pekat itu terus mengalir membuat wajah Viona merah. Bahkan jilbab dan pakaiannya pun sudah ternoda. Rama yang masih kesakitan menjadi panik saat melihat tetesan darah itu tetap mengalir. Rama kembali mendekati dan ingin mengobati luka itu tapi dengan cepat Viona menghentikannya. “Aku harus menghentikan darahnya,” khawatir Rama yang segera mencari kotak P3K di dalam kamar itu. Dengan tangan gemetar Rama membuka s

  • Batal Di Madu   91. Parsidangan

    Tepat jam sepuluh pagi persidangan Raga dimulai. Raga masuk dalam ruang persidangan dalam penjagaan ketat. Mereka beradu pandang. Mata Raga pun sempat berkaca-kaca saat melihat kedua sosok pria yang selalu ada untuknya. Bahkan Raga sangat mengkhawatirkan mereka berdua. Namun, seketika pikirannya mengingat akan sosok wanita yang selalu membuat bahagia.Viona, wanita itu tak tampak di sana membuat hatinya sedih dan geram. Apalagi di saat itu juga dia melihat kehadiran Rama dan Clarissa, dua orang yang sangat dia benci. Raga berusaha menahan amarahnya saat melihat mereka. Terlebih lagi sikap Rama yang tampak tersenyum dari kejauhan. Seno bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Raga. Dia tahu kalau Raga pasti mencari keberadaan Viona. Opa Lukman tak mencegahnya membiarkan ayah dan anak itu bicara sebentar.Raga langsung mencium punggung tangan Papa Seno dan kemudian memeluknya. “Semua akan baik-baik saja, Raga. Kamu adalah anakku. Papi tahu kamu tidak bersalah dan semua itu akan

  • Batal Di Madu   90. Pertemuan Di Sidang

    Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Persidangan untuk Raga sebentar lagi akan di gelar. Papi Seno dan Opa Lukman sudah bersiap diri untuk datang ke pengadilan. Tampak di luar gerbang rumah mereka pun beberapa pencari berita juga sudah berkumpul dan menunggu. Untung saja ada satpam penjaga yang tidak memperbolehkan mereka masuk sampai ke halaman rumah keluarga Subrata.“Papa, sudah siap? Atau lebih baik Papa di rumah saja, biar Seno saja yang datang. Lagian papa baru sembuh. Seno takut terjadi sesuatu dengan Papa nanti di sana. Raga akan lebih sedih jika menyangkut kesehatan Papa,” pinta Seno ya g masih khawatir dengan kondisi kesehatan Opa Lukman. Orang tua itu menatap sayu dan kemudian tersenyum kecil, kemudian berkata, “ Papa enggak apa-apa. Jika Papa di rumah malah kepikiran. Apalagi kita belum bisa menemukan keberadaan Viona. Apakah dia enggak apa-apa bersama Rama?” ucapnya pelan. Mendengar ucapan Opa Lukman membuat Seno kembali geram. “Sampai sekarang Seno belum bisa

  • Batal Di Madu   89. Ancaman

    Rama tetap tidak mau melepaskan Viona. Baginya wanita cantik itu harus menjadi istrinya nanti setelah bercerai dari Raga. Rama pun sudah memberikan surat perceraian yang harus di tanda tangani oleh Viona. Dia meninggalkan berkas itu di meja berharap Viona rela berpisah dengan Raga. Viona tak bisa tidur karena memikirkan nasib suaminya itu. Tapi dia pun tak berdaya semua ini. Paginya Rama pun kembali ke kamar itu untuk memastikan apakah Viona sudah mengambil keputusan atau tidak. “Katakan Vio, apakah keputusan kamu? Kita tidak mempunyai banyak waktu karena kamu tahu kan hari ini dan tinggal tiga jam lagi sidang Raga akan di gelar. Jika kamu memang mencintai Raga tentu kamu mau berkorban untuknya, kan?” bujuk Rama tersenyum kecil. “Aku tidak mau menandatangani berkas itu. Kamu sudah enggak waras, Mas!”Rama berusaha menahan amarahnya. Tangannya mengepal kuat dengan sorot mata yang tajam. “Rupanya kamu tidak peduli dengan nyawa suamimu, Vio! Apakah aku harus membuktikannya ka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status