Share

Bab 4

Penulis: Tania Aurelia
Satu jam kemudian, Tasya tiba di klub.

Begitu membuka pintu ruang VIP, dia langsung melihat Mega duduk di samping Gio.

Mega mengenakan kacamata hitam dan topi, tubuhnya terbungkus rapat dan dia tampak sedang menyeka air mata dengan sapu tangan

Meskipun Gio berusaha menjaga jarak darinya, Tasya tetap bisa melihat jelas kekhawatiran yang tergambar di tatapannya pada Mega.

Pria itu bahkan sama sekali tidak menyadari bahwa kepalanya yang dibalut perban, kalau saja Tasya tidak bicara lebih dulu, Gio bahkan tak akan tahu bahwa dirinya sudah masuk ke ruangan.

“Ada apa memanggilku ke sini?” tanya Tasya dengan tenang.

Barulah Gio menoleh dan melihat Tasya. Wajahnya langsung berubah kesal, “Kamu yang menyuruh wartawan datang pagi ini?”

Tasya terdiam sejenak, lalu reflek menoleh ke arah Mega. Wanita itu melepas kacamata hitamnya, memperlihatkan memar di mata kirinya.

Melihat Tasya tak langsung menjawab, ekspresi Gio semakin kecewa. Dia berkata, “Aku sudah menyuruh orang melacak nomor yang menelepon para wartawan itu dan itu benar nomormu. Mereka juga mengaku memang ada seorang wanita yang memberi informasi akan ada berita besar di vila Keluarga Nando, makanya mereka datang. Kamu tahu nggak itu semua kelewatan? Salah satu wartawan bahkan nekat menerobos masuk dan kameranya nggak sengaja menabrak mata kiri Mega.”

Kemudian, Mega menyela pelan, “Sudahlah, Gio. Mungkin ini hanya salah paham. Mana mungkin Tasya tega memfitnahku di depan media?”

Gio memandang Tasya dengan dingin, “Jawab aku, pelakunya kamu atau bukan?”

Dirinya hanya menyampaikan fakta pada wartawan, apa itu salah?

Tasya hanya bisa tertawa getir. Semalaman dia sendirian di rumah sakit, lupa di kepalanya juga diakibatkan Gio. Tapi, pria itu bahkan tak sekalipun memedulikannya?

Padahal, Tasya duduk tepat di depannya, tapi Gio bahkan tak peduli sedikitpun.

Namun, saat Mega meneteskan air matanya, dirinya langsung dituduh sedemikian rupa.

Hati Tasya serasa terkoyak lagi. Dia balik bertanya pada Gio, “Kamu di vila waktu itu? Kok kamu bisa tahu kejadiannya sedetail itu?”

Raut wajah Gio langsung menegang.

Tasya melanjutkan, “Tadi kamu bilang ini fitnah, artinya kamu percaya bahwa ibumu nggak bersalah. Atau sebenarnya kamu sendiri pun ragu dan curiga bahwa dia memang benar-benar menjalin hubungan dengan pria lain saat masa berkabung?”

Sorot mata Gio menajam, “Jangan asal bicara. Dia nggak mungkin melakukan hal sebodoh itu saat masa berkabung.”

Mega buru-buru menimpali, “Tasya, jangan salah paham. Wartawan zaman sekarang memang suka buat berita nggak benar. Gio hanya khawatir soal reputasi keluarga, makanya dia sampai keluar banyak uang untuk membungkam para wartawan itu. Biar nggak ada berita negatif yang muncul.”

Tasya menggigit bibirnya keras dan tidak menjawab.

Mega bahkan sudah memenangkan taruhan itu, tapi selama sepuluh hari tersisa ini, dia tetap ingin memamerkan perhatian Gio padanya di depan Tasya.

Tasya merasa sangat bersyukur dirinya sudah menandatangani surat cerai. Kalau tidak, dirinya mungkin harus menjalani hari-harinya dengan penderitaan seperti ini.

“Sudah, anggap saja masalah hari ini selesai,” ucap Mega, lalu tiba-tiba bertanya, “Tasya, kepalamu kenapa?”

Tasya tetap diam. Gio melirik dan berkata datar, “Kebentur di mana palingan?”

Mega berkata lagi, “Itu sudah berdarah. Biar kusuruh staf ambilkan perban.”

Setelah itu, dia pun keluar dari ruang VIP.

Begitu ruangan hanya tersisa mereka berdua, Gio pun menghela napas, “Entah kamu yang menelepon wartawan itu atau bukan, aku hanya berharap kamu jangan lagi menyudutkan Mega, apalagi sampai curiga padanya. Dia sudah tak punya suami yang bisa melindunginya, itu sudah cukup menyedihkan.”

Tasya mengepalkan tangannya kuat-kuat. Jadi, siapa yang sedang dilindungi suaminya sekarang?

“Bagaimanapun juga, dia tetap ibu tiriku. Kalau kamu bisa bersikap lebih baik padanya, aku juga sangat senang,” ujar Gio sambil menggenggam tangan Tasya.

Lalu melanjutkan lagi, “Tasya, kalau kamu bersikap baik padanya, aku pasti akan lebih baik padamu.”

Tasya hanya bisa tertawa dingin dalam hati. Dia tak bisa menahan diri dan bertanya, “Gio, sebenarnya kamu pernah menganggapku istrimu, nggak?”

“Tentu saja kamu istriku.”

“Tapi kamu tega membiarkan istrimu diperlakukan seperti ini?”

Belum sempat Gio menjawab, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari luar ruangan, “Gawat! Kebakaran!”

Gio langsung terkejut dan melepaskan tangan Tasya, lalu buru-buru berlari keluar.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Bayang-Bayang Yang Terlambat   Bab 23

    Berita tentang kebakaran gedung kantor Grup Nando langsung viral malam itu juga, mengejutkan seluruh negeri.Sementara itu, Keluarga Setio yang sedang berada di luar negeri, baru mengetahui kejadiannya lima hari kemudian.Orang tua Tasya hanya bisa menghela napas prihatin, tapi Tania dan Tonio merasa semua itu memang pantas didapatkan Keluarga Nando.“Dari dulu, Keluarga Nando memang selalu memusuhi keluarga kita. Sekarang hancur karena ulah mereka sendiri, bisa dibilang itu karma mereka,” ujar Tania dengan kesal.Tonio juga setuju, tapi ibunya mengingatkan, “Jangan bilang ini ke Tasya. Dia akan menikah bulan depan, jangan biarkan hal ini merusak suasana hatinya.”Semua anggota keluarga pun mengangguk setuju. Ayahnya juga menyelipkan koran yang berisi berita itu ke bawah meja ruang tamu, menyembunyikan judul berita yang tertulis ‘Pertikaian Internal Grup Nando Sebabkan Kebakaran Hebat, Para Petinggi Tewas Di Tempat’.Dari semua korban, satu-satunya yang selamat dari kebakaran itu hanya

  • Bayang-Bayang Yang Terlambat   Bab 22

    Gio pulang ke negara asalnya di tengah malam. Dari sekretarisnya, dia mengetahui bahwa sebelum berangkat ke Negara F, dirinya sempat menyebut di sebuah pesta bahwa Tasya adalah istrinya. Seseorang yang hadir saat itu diam-diam merekam pernyataan itu, lalu memanfaatkannya untuk mengancam dewan direksi Grup Nando dan menuntut uang tutup mulut dalam jumlah besar.Hal itu membuat para anggota dewan kesal dan menduga Keluarga Setio yang membuat ulang di balik semua ini. Selama beberapa hari, mereka menyewa banyak peretas untuk membobol sistem Grup Setio dan mencuri sejumlah besar rahasia dagang.Begitu informasi itu tersebar, saham Grup Setio pasti akan anjlok, menyebabkan kebangkrutan besar-besaran, bahkan bisa menanggung utang dalam jumlah sangat besar.Saat tiba di ruang rapat dewan, Gio mendengar para petinggi senior sedang tertawa-tertawa dan berkata, “Kali ini, Keluarga Setio pasti tamat. Dalam dokumen-dokumen itu bukan hanya ada hasil kerja keras Pak Harris, tapi juga bukti suap ana

  • Bayang-Bayang Yang Terlambat   Bab 21

    Dalam beberapa waktu setelah itu, Gio masih bertahan di Negara F, berusaha mendapatkan pengampunan dari Tasya.Namun, Tonio mulai mengerahkan anak buahnya untuk memaksa Gio menandatangani surat cerai. Tapi, Gio tetap bersikeras tidak mau menyetujuinya, hingga akhirnya Tonio terpaksa menggunakan cara kotor yang tidak layak diumbar ke publik.Ancaman, intimidasi, kekerasan… semua cara sudah dicoba. Meski begitu, pengawal yang selalu bersama Gio cukup kuat untuk mengimbangi anak buah Tonio, hingga tak satu pun dari mereka bisa mendekat, apalagi mendapatkan tanda tangan asli darinya.Perseteruan antara dua pihak pun memanas dan hampir tak terkendali.Sampai akhirnya, pada suatu malam, keterlibatan Rey membuat Gio merasakan rasa sakit yang tak bisa digambarkan dengan kata-kata.Malam itu, Rey menelepon Gio, mengundangnya datang ke rumah Keluarga Soraya untuk membicarakan hal mengenai Tasya.Begitu melangkah masuk ke vila Keluarga Soraya, Gio mendengar suara berisik samar dari taman.Suarany

  • Bayang-Bayang Yang Terlambat   Bab 20

    Gio hanya bisa tertawa pahit. Dia tak percaya dengan ucapan Tasya. Perlahan, dia melangkah mendekatinya. Air hujan yang membasahi tubuhnya menetes ke atas karpet, membuat noda lembap yang gelap, persis seperti suasana hatinya saat ini.“Kamu nggak mungkin nggak mencintaiku,” kata Gio sambil menatap wajah Tasya, berusaha menangkap tanda-tanda bahwa Tasya sedang berbohong, “Kamu sudah mengorbankan begitu banyak untukku. Kamu mengejarku selama enam tahun penuh, mana mungkin bisa tiba-tiba berhenti mencintaiku?”Tasya tersenyum getir. Dia mendongak dan menatapnya, lalu berkata dengan lantang dan jelas, “Gio, jadi kamu juga tahu aku sudah mengorbankan banyak hal untukmu?”Nada bicaranya penuh sindiran, membuat dada Gio serasa diremas kuat, sesak dan menyakitkan.“Justru karena aku tahu kamu sudah berkorban banyak, makanya aku ke sini untuk menjemputmu pulang. Tasya, aku sudah tahu salah. Aku sudah melakukan banyak kesalahan sebelumnya, tapi aku mau berubah. Tolong kasih aku kesempatan lagi

  • Bayang-Bayang Yang Terlambat   Bab 19

    Malam setelah acara pertunangan berakhir, hujan deras mengguyur di luar.Di dalam ruang kerja vila Keluarga Setio, akhirnya Tasya menceritakan semua kebenaran tentang pernikahan rahasianya dengan Gio.Dia mengungkapkan segalanya, dari hubungan rahasia mereka, pernikahan tanpa sepengetahuan keluarga, hingga taruhan dengan Mega yang membuatnya kalah, serta berbagai penderitaan yang dia alami. Tasya menceritakan semuanya dengan jujur.Wajah seluruh anggota Keluarga Setio terlihat sangat muram setelah mendengar semua itu.Awalnya, Tasya mengira mereka akan memarahinya karena pernah menjalin hubungan dengan Keluarga Nando, tapi yang mengejutkan, kedua orang tuanya justru hanya merasa sedih, “Putri Keluarga Setio yang begitu pintar, begitu cantik dan begitu berkuasa, bisa-bisanya disakiti oleh Gio sampai sebegitunya?”Tania memandangi luka bakar di tangan kiri adiknya, air matanya pun jatuh, “Jadi waktu itu kamu bohong bilang kena cipratan minyak panas, ternyata itu bekas disiram air keras?

  • Bayang-Bayang Yang Terlambat   Bab 18

    Para tamu di dalam ruangan juga mulai berbisik-bisik penuh keterkejutan.“Bukannya itu Pak Gio dari Keluarga Nando? Kok dia bisa ada di sini?”“Bukannya Keluarga Setio dan Keluarga Nando itu musuh bebuyutan? Mustahil Keluarga Setio mengundangnya.”“Lihat saja, wajah Pak Harris langsung memuram.”Gio tak menghiraukan tatapan para tamu. Dia naik ke atas panggung, matanya hanya tertuju pada Tasya. Lalu dengan suara tercekat, dia berkata, “Tasya, aku datang untuk menjemputmu pulang. Ayo, pulanglah denganku.”Seketika, Tasya tercengang dan tak mampu mengeluarkan sepatah kata pun. Di kepalanya hanya ada satu pertanyaan, kenapa Gio bisa ada di sini?Bagaimana Gio tahu kalau dirinya datang ke Negara F?Dan barusan dia bilang pulang… jadi maksudnya dia mengejarku sampai ke sini?Tidak! Tidak mungkin! Bukankah seharusnya dia sedang bermesraan dengan Mega sekarang? Dia tak punya alasan untuk datang mencariku.Kepergianku seharusnya adalah berita gembira baginya.Tasya mundur selangkah, secara ref

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status