Share

Dokter Saujana

Cantik dan ramah ...

Itulah ganbaran yang terlihat ketika melihat Dokter Saujana pertama kali. Andara tidak pernah mengira, Galih memilihkan Dokter yang terkenal ramah dan terbaik di rumah sakit itu.

"Selamat siang Nyonya Andara. Perkenalkan, saya Dokter Andara yang akan memeriksa kondisi kesehatan Nyonya dan juga bayi" ucapnya tersenyum ramah.

"Terima kasih, Dokter. Senang berkenalan dengan anda" jawab Andara membalas senyum.

Dokter Saujana memeriksa Andara dengan sangat teliti. Sesekali, Dokter itu mengajak Andara bicara untuk menghilangkan ketegangan yang nampak terlihat sekali di wajah Andara.

Setelah pemeriksaan selesai, Andara pun kembali duduk untuk mendengarkan hasil laporannya.

"Dari hasil pemeriksaan, kandungan Nyonya terlihat lemah sekali. Mungkin efek morning sickness yang di alami para ibu hamil di trimester pertama, hingga asupan makanan yang masuk tidak sepenuhnya" ucapnya menjelaskan.

"Iya, Dokter. Setiap hari aku tersiksa dengan rasa mual, dan itu membuatku tidak sanggup lagi" jawab Andara kemudian terdiam cukup lama.

Dokter itu melihat pasiennya tidak semangat, seperti tidak menghendaki kehamilannya.  Entah apa yang terjadi pada pasiennya ini, yang pasti pada pemeriksaan pertama, dia tidak melihat suami pasien.

Seharusnya si suami mendampingi istrinya sebagai penyemangat. Tapi ternyata, tidak.Entah apa yang terjadi pada mereka. Namun, terlihat kekecewaan dalam raut wajah pasiennya.

"Maaf, kalau boleh tahu, dengan siapa Nyonya datang?" tanyanya menatap Andara

"Dengan salah satu pelayan pribadi, dan di antar oleh sopir" jawabnya.

"Seharusnya, di trimester pertama ini, peran suami sangat di butuhkan. Usahakan di pertemuan berikutnya suami Nyonya menemani" ucapnya tersenyum.

Terlihat raut wajah Andara yang tidak dapat menyembunyikan kesedihannya. Dia tertunduk dan mulai terisak. Dokter Saujana yang melihat hal itu langsung menghentikan laporan yang sedang dia tulis, lalu berdiri menghampiri pasien untuk menenangkan.

"Suster, tolong ambilkan air putih" perintah Saujana.

Dokter itu mengambil segelas air putih dari tangan perawat, lalu memberikannya pada Andara, pasiennya. Menunggu sampai dia lebih tenang.

"Sudah merasa lebih baik? Jika belum, aku akan meminta suster menyiapkan kamar perawatan untuk Nyonya" ucapnya menatap Andara.

"Terima kasih, Dokter. Maaf, jika saya jadi merepotkan" ucap Andara tidak enak hati.

"Tidak jadi masalah. Sudah kewajiban saya sebagai dokter melakukan hal ini pada setiap pasien" jawab Saujana tersenyum.

***

Entah darimana awalnya hingga akhirnya dua perempuan yang berbeda latar belakang itu menjadi akrab.

Dokter Saujana yang ramah, dan bisa membuat Andara nyaman bila bersamanya. Sementara itu, bagi Saujana, Andara adalah tipikal perempuan yang lemah.

Dia melihat ketidak bahagiaan dalam diri perempuan yang menjadi pasiennya itu. Terlebih, saat dia tahu bahwa suami pasien tidak menghendaki bayi yang ada dalam rahim Andara.

Saujana pikir, Andara layak di perhatikan olehnya. Terlebih, dia sedang hamil. Setidaknya, Andara tidak merasa sendirian menghadapi kehamilan pertamanya.

"Sebenarnya ini semua bukan kesalahan suamiku. Aku yang salah, karena telah mengkhianatinya" ucap Andara pada Saujana satu hari ketika mereka bertemu di luar jam kerjanya.

Saujana tentu saja sangat terkejut. Dia tidak menyangka, Andara yang lemah lembut bisa melakukan perselingkuhan. Namun, dia berusaha tetap bijak dalam hal ini, karena belum tahu persoalan yang di hadapi Andara, pasiennya.

"Aku tidak memgerti, mengapa kau berkata seperti itu?" tanyanya menatap Andara.

"Ini anak mantan kekasihku. Aku terbuai oleh janji yamg dia ucapkan, hingga mau saja menyerahkan hidupku padanya. Tapi ternyata, dia hanya memanfaatkan aku sebagai balas dendam atas penghinaan yang pernah orang tuaku lakukan terhadapnya dahulu" Ucap Andara mulai menjelaskan.

"Lalu suamimu?" tanyanya

"Dia kecewa dan murka. Terlebih, laki-laki itu adalah sahabat karibnya. Aku tidak tahu jika mereka saling mengenal. Suamiku tetap mempertahankan kehamilan ini untuk menghukumku. Selain itu, dia tidak mau terjadi sesuatu pada kedua orang tua kami, jika sampai mereka tahu hal yang sebenarnya. Aku benar-benar tidak tahu harus bagaimana.  Jujur, aku tersiksa dengan keadaan ini, rasanya ingin mati" isak Andara di depan Saujana yang kini menjadi teman baiknya

Saujana sangat iba dengan jalan hidup Andara. Dia memang menyalahkan Andara karena perselingkuhan yang dilakukan olehnya. Namun, bukan berarti suaminya menghukum Andara seperti ini.

"Aku jadi penasaran dengan suamimu. Bagaimana jika kita makan malam bersama? Sekalian aku mau mengenalkan calon suamiku padamu, Andara" tanya Saujana meminta persetujuan.

Andara menatap Saujana. Berusaha mencari kebenaran atas ucapannya tadi. Dia juga berpikir, apakah Galih akan menyetujuinya atau tidak.

"Apa kau serius dengan usulanmu itu?" tanyanya sekali lagi.

"Tentu saja. Kau memang pasienku. Tapi, di luar konteks itu kita berteman. Sebagai seorang teman kita harus mengenalkan pasangan masing-masing untuk lebih mengakrabkan diri. Kau setuju dengan usulanku?" katanya antusias.

"Baiklah, akan ku coba membicarakan hal ini pada suamiku. Akan ku kabari secepatnya" jawab Andara pesimis.

***

"Kapan rencana makan malamnya?  biar aku yang mempersiapkan, dan memilihkan hotel terbaik untuk momen berharga ini" tanya Galih yang membuat Andara terkejut.

"Jadi, kau setuju? Aku tidak salah dengar?" tanya Andara tidak percaya.

"Katakan saja pada Dokter itu untuk mempersiapkan dirinya. Aku akan memesan restoran khusus untuk makan malam ini. Anggap saja sebagai tanda terima kasih karena sudah menjadi Dokter terbaik untukmu" ucapnya tersenyum misterius

Hal itu membuat Andara curiga, tapi dia menepis perasaan curiga itu. Justru Andara gembira, untuk pertama kalinya setelah kehamilan ini, Galih mau melakukan hal itu.

"Aku akan menghubungi Dokter Saujana. Bagaimana jika besok malam?" tanyanya antusias.

"Terserah kau saja. Aku akan memilih restoran di hotel four season untuk makan malam kita. Persiapkan saja diri kalian" ucapnya kembali tersenyum.

Andara langsung menghubungi Saujana mengenai berita gembira ini. Dia terlalu bahagia hingga tidak menyadari, akan ada sebuah kejutan besar yang di persiapakn olrh Galih, menantinya di sana.

Bukan hanya Andara yang akan terkejut nantinya. Melainkan Dokter Saujana dan juga calon suaminya itu. Galih telah mempersiapkan semuanya dengan sangat matang, hingga mereka semua tidak ada yang menyadarinya.

***

"Kau?" ucap Danu terkejut dan pucat.

"Selamat datang Dokter Saujana. Perkenalkan, aku Galih, suami Andara, pasien anda" ucap Galih tersenyum menyambut mereka.

Saujana sangat terkejut dengan sambutan baik Galih, suami Andara. Dia tidak melihat gambaran buruk yang ada dalam diri laki-laki itu. Berbeda hal dengan Andara dan Danu saat ini.

Mereka terlihat kaku, dan juga pucat. Tidak ada yang menyangka, bahwa makan malam ini akan menjadi hal buruk yang akan mengubah pertemanan Andara dan Saujana menjadi kebencian yang mendalam.

Andara menatap suaminya yang membalasnya dengan satu senyuman misterius. Malam ini, untuk pertama kalinya, Andara merasa takut akan Galih yang terlihat berbeda.

"Kau sengaja melakukan hal ini, Galih" tanya Andara dalam hati.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status