Share

Makan Malam

"Sesakit inikah melihat dia yang kita cinta bagai manusia tanpa perasaan bila bersama kita?" =Khasmeera=

***

"Kapan rencana makan malamnya?  biar aku yang mempersiapkan, dan memilihkan hotel terbaik untuk momen berharga ini"

Aku tidak akan melewatkan rencana makan malam yang di gagas oleh Dokter Saujana, tunangan Danu. Mengajukan diri untuk memilihkan restoran terbaik di Jakarta.

"Aku tak akan melewatkan momen ketika mereka bertiga saling bertemu. Pasti akan sangat menyenangkan" ucapnya tersenyum.

Galih sengaja memilih restoran bintang lima yang berada di sebuah hotel mewah bilangan selatan Jakarta. Dia ingin semua terlihat sempurna. Dengan tujuan mempermalukan Danu di depan tunangannya.

***

Makan malam yang di tunggu pun tiba. Andara sudah berada di restoran ini semenjak satu jam lalu bersama Galih--suaminya.  Dia terlihat gelisah karena Dokter yang kini menjadi sahabatnya belum juga tiba.

Rasanya tidak sabar ingin bertemu dengan Saujana yang berjanji datang dengan tunangan yang selalu dia banggakan setiap kali Andara selesai memeriksakan kehamilannya.

Sementara Galih, dia asik berselancar dengan telepon genggamnya. Tidak peduli apa yang terjadi, lebih tepatnya belum peduli sampai orang yang dia tunggu tiba.

Andara terlihat curiga dengan sikap Galih malam ini. Entah mengapa, dia terlihat sangat tenang. Andara berpikir ada sesuatu hal yang Galih sembunyikan darinya.

"Aneh ..." ucap Andara.

Tidak berapa lama kemudian, dua orang yang di tunggu pun tiba. Galih memasang muka ramah ketika bertemu keduanya. Berbeda hal dengan Andara dan juga Danu, mereka terlihat pucat sekaligus terkejut. Sementara Saujana, dia masih belum menyadari semua.

Galih yang awalnya bersikap masa bodo segera berjalan menghampiri keduanya dan mempersilakan mereka untuk duduk. Setelah pelayan memberikan minuman pembuka pada keduanya, Galih pun mulai berbasa basi dengam Saujana dan Danu.

"Akhirnya, aku bisa bertemu Dokter Saujana yang terkenal itu. Tidak menyangka, aslinya ternyata lebih cantik. Ku harap, hatinya juga cantik" ucap Galih sengaja menekankan kata itu di depan Andara.

Dokter Saujana hanya tertawa mendengar pujian yang terucap dari suami pasiennya--Andara. Namun, ada rasa penasaran. Andara selalu bilang suaminya tidak pernah peduli. Tapi, mengapa sangat jauh berbeda ketika dia bertemu.

Justru dia merasa aneh dengan Andara dan juga Danu, tunangannya. Mereka berdua tidak banyak bicara seperti biasanya. Padahal, biasanya tidak seperti itu.

"Kenapa keduanya seperti mengenal satu sama lain? Apa sebelumnya mereka pernah saling mengenal? Aku merasa aneh dan curiga dengan kelakuan mereka," ucap Saujana.

***

"Andara, kau pandai sekali berbohong. Kau bilang suamimu itu dingin dan tak banyak bicara. Tapi kenyataannya ..." ucap Saujana tertawa.

"Benarkah dia bilang begitu? Aah, kau membuatku malu, istriku. Padahal aku bukan tipe pembohong seperti laki-laki di luar sana. Apa kau sedang memikirkan orang lain saat mengatakan hal tersebut, Sayang!" tanya Galih menekankan kata terakhir itu menatap Andara yang semakin tertekan.

"M-maafkan aku, Galih. A-aku tak bermaksud menjelekkan dirimu di depan Saujana" jawab Andara gugup.

Galih hanya tersenyum dan meremas jemari Andara, "Jangan terlalu di pikirkan, tidak baik untuk bayimu," jawabnya meremas jemari tangan Andara.

"Aah ..." Andara nampak menahan sakit sesaat setelah Galih meremas jemari tangannya begitu kuat. Dia menatap ke arah suaminya yang seolah pura-pura tidak menyadari kelakuannya.

Danu yang saat itu bermaksud untuk memasukkan makanan ke mulutmya langsung menghentikan gerakannya. Galih melihat ada rasa tidak nyaman dalam diri mantan sahabatnya itu.

Dia mulai melancarkan aksinya dengan memancing omongan mengenai pernikahan. Galih yakin, Danu pasti akan terpancing amarah. Dia tahu, sahabatnya itu sebenarnya menyimpan sifat asli yang sebenarnya. 

"Jadi, kapan kalian menikah?" tanyaku pada mereka.

Saujana tersipu malu ketika Galih menanyakan hal itu. Dia merasa, Galih seperti mewakili pertanyaan yang selama ini selalu ada dalam pikirannya.

Sampai detik ini, dia memang belum mendapatkan kepastian kapan Danu akan meresmikan hubungan itu. Rasanya, sudah terlalu lama mereka bertunangan tanpa tahu kapan peresmiannya. 

Setiap kali dia bertanya, Danu pasti akan mengalihkan pembicaraan. Jika Saujana mulai mendesak, yang ada tunangannya itu akan marah dan bersikap kasar padanya. Kalau sudah begitu, dia hanya bisa diam.

"Tanyakan saja pada Danu. Aku hanya bisa menanti" jawab Saujana masih tersipu malu.

Galih melirik ke arah Danu yang membisu. Begitu juga Andara, dia terlihat tidak nyaman dengan pertanyaan yang ku ajukan pada Saujana, Dokter kandungannya.

"Kami masih mempersiapkan segalanya sebelum menikah. Karena menikah itu bagiku sekali untuk seumur hidup" jawab Danu.

"Diplomatis sekali jawabanmu, Danu. Aku pikir karena ada alasan lain yang membuat kalian menunda pernikahan. Misalnya kehadiran perempuan lain, mungkin ..." ucap Galih yang sontak membuat Danu menatapnya tajam.

Saujana tentu saja bingung melihat kejadian itu. Dia juga melihat Andara yang ketakutan melihat suami dan juga tunangannya saling menatap dengan pandangan penuh amarah.

***

"Galih, sudahlah. Jangan membuat keributan di sini. Akan sangat memalukan" ucap Andara mencoba menenangkan suaminya.

"Lepaskan pegangan tanganmu. Menjauhlah, jangan pura-pura peduli padaku!" ucap Galih menatap tak suka pada Andara.

Andara pun menuruti ucapan Galih. Dia terlalu takut melihat kemarahan dalam mata suaminya. Dia berharap, Galih tidak salah bicara, dan membuat segalanya menjadi buruk.

"Ada apa sebenarnya dengan kalian semua? Apa ada yang mau menjelaskan padaku?" tanya Saujana pada ketiganya.

"Kau bisa tanyakan pada mereka, Saujana. Tanyakan juga keseriusan tunanganmu. Jangan sampai kau tertipu" jawab Galih beranjak pergi dari restoran itu.

"Bisa kalian berdua jelaskan ada apa sebenarnya? Mas, jawab! jangan diam saja" ucap Saujana menunggu.

"Andara, katakan padaku, apa kalian bertiga saling mengenal satu sama lain sebelumnya?" tanya Saujana menatap tajam ke arah sahabatnya.

"A-aku ..." Andara tak sanggup menjelaskan pada Saujana.

"Galih sahabatku sejak masih sekolah, dan Andara ... dia mantan kekasihku waktu kuliah dulu" ucap Danu terdiam.

Saujana terlihat sangat terkejut dan menatap keduanya, "Itu artinya, orang yang selama ini kau ceritakan padaku telah menghamilimu adalah Danu, tunanganku? benar begitu Andara? Jawab!' ucap Saujana meninggi.

Andara menganggukkan kepala tanda mengiyakan pertanyaan Saujana. Nampak terlihat raut wajah kecewa dalam dirinya. Dia tidak menyangka, Andara selama ini menceritakan laki-laki yang sebentar lagi menjadi suaminya.

"Kalian membuatku muak!" ucap Saujana beranjak dari kursi dan berlalu pergi.

Sementara Andara dan Danu, hanya bisa terpaku menatap kepergian dua orang yang sama-sama terluka karena perbuatan mereka. Merutuki kebodohan yang telah mereka lakukan dahulu.

Entah apa yang akan terjadi kedepannya nanti, mereka berdua tidak pernah tahu. Yang pasti ini akan segera berakhir, pernikahan Andara dengan Galih, dan pertunangan Danu dengan Saujana.

"Semua sudah berakhir. Kita berdua sama-sama melukai orang yang kita cinta"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status