***
"Saujana, dengarkan penjelasanku dulu. Jangan memutuskan hal yang belum pasti" ucap Danu sehari setelah makan malam itu.
"Jangan sentuh aku! lebih baik kau pikirkan bagaimana caramu bertanggung jawab atas anak yang ada dalam perut Andara" jawab Saujana muak."Bagaimana bisa kau menyimpulkan sesuatu tanpa dengar penjelasan dariku? Kau hanya dengar dari versi Andara. Beri aku kesempatan untuk menjelaskan padamu tentang hal ini" ucap Danu memohon.Saujana tidak peduli. Dia memilih untuk berlalu dari hadapan Danu, dan tidak menghiraukan panggilan laki-laki yang seharusnya menjadi suaminya kelak.Hatinya terlanjur kecewa atas pengakuan pengakuan Andara tentang bayi yang ada dalam perutnya saat ini.***
"Ini adalah anak Danu. Pernikahanku dengan Galih selama tiga tahun tidak membuahkan benih dalam rahimku. Entah apa yang terjadi pada Galih sebenarnya, tapi itulah kenyataannya" ucap Andara ketika mereka bertemu saat Andara memeriksakan kandungannya.
Saujana hanya diam seribu bahasa. Dia hanya fokus memeriksa kandungan Andara, dan meminta perawat memeriksanya. Dia hanya bicara saat menjelaskan kondisi bayi dalam perutnya, setelah itu terdiam."Aku rasa tidak ada lagi yang perlu di bicarakan. Maaf, masih banyak pasien diluar" ucap Saujana mengusir Andara secara tidak langsung.Sepertinya Andara mengerti. Dia berlalu dari ruangan Saujana tanpa bicara. Setelah tidak lagi terlihat tubuh perempuan yang dia anggap bukan hanya pasiennya, melainkan seorang sahabat baginya, Saujana menangis."Dokter, apa anda baik-baik saja?" tanya perawat saat melihat Saujana yang tengah menangis."Masih adakah pasien di luar sana? Aku tidak begitu sehat hari ini. Dokter Fauzan akan menggantikanku memeriksa jika pasien tidak keberatan" ucap Saujana.Perawat itu sangat mengerti dengan apa yang tengah Dokter Saujana rasakan saat ini. Dia pun menemui beberapa pasien dan mengabarkan bahwa Saujana sakit, dan akan di gantikan oleh rekan seprofesinya yang lain.Beruntung, para pasien mau mengerti.
Saujana memutuskan kembali ke apartemen untuk menenangkan dirinya. Namun, Danu kembali menemui untuk memberi penjelasan juga pengertian padanya."Rasanya, tidak ada lagi yang harus di bicarakan. Penjelasan wanita itu bagiku sudah cukup. Aku akan bilang pada papa dan mama tentang batalnya pernikahan kita. Uruslah masalahmu dengan mereka" ucap Saujana berlalu pergi."Tidak Saujana. Kau tidak bisa melakukan hal ini padaku. Kita akan tetap menikah apa pun yang terjadi. Tolong, jangan buat aku semakin merasa bersalah padamu" ucap Danu memohon."Cukup, Danu! Tak perlu kau terus bersandiwara lagi. Aku muak mendengarnya. Lebih baik kau pergi dari hadapanku, atau ku panggil satpam untuk mengusirmu?" teriak Saujana muak.Danu benar-benar tidak menyangka, perempuan yang terlihat lembut di matanya, kini berubah. Amarah dan rasa kecewa telah mengubah Saujana yang lembut juga welas asih menjadi sosok yang menakutkan.Dia hanya diam menatap kepergian Saujana. Tidak ada lagi harapan unttk dapat bersama dengannya. Percuma Danu menyesali kebodohannya, karena dia telah melukai perempuan yang selama ini mencintai dirinya tulus."Ya Tuhan, apa yang telah ku lakukan" ucap Danu.***
Air mata Saujana terus mengalir deras. Dia teramat sangat kecewa dan terluka. Impian yang dia bangun selama ini untuk hidup bersama Danu kini musnah sudah.
Kepercayaannya terhadap Danu musnah sekejap mata, hanya dalam waktu semalam. Dia hancur, entah bagaiman cara Saujana mengatakan hal ini pada keluarganya nanti.Pernikahan yang tidak menghitung bulan, pada akhirnya kandas karena Danu. Tidak ada lagi yang bisa Saujana lakukan selain menangis dan menyesali diri. Mengapa dia harus bertemu Andara, menjadi sahabatnya, jika ternyata perempuan itu adalah mantan sekaligus selingkuhan calon suaminya."Kau membuatku kecewa, Danu" ucap Saujana lirih."Pernikahan ini berakhir ketika anak itu lahir. Kau bebas memilih jalan hidupmu" =Gilang=***Pada akhirnya, kedua orang tua mereka pun mengetahui segalanya. Tidak terbayang betapa hancurnya mereka. Terutama orang tua Andara.Kedua orang tua Andara tidak mampu menyembunyikan rasa malu pada keluarga Galih. Mereka tidak pernah menyangka putrinya bisa melakukan hal serendah itu. Dengan mengakui bayi dalam kandungannya adalah anak Galih saja itu sebuah aib, ditambah lahi dengan kejadian ini."Ini benar-benar gila, Andara! Apa kau tidak berpikir konsekuensi akibat perbuatan bodohmu?" tanya sang ayah murka.Sementara waktu, Andara tinggal di kediaman mereka. Galih sudah tidak mau lagi melihat Andara di rumah mereka. Rasanya terlalu sakit membayangkan istri yang selama ini terlihat sempurna, ternyata berkhianat."Mengapa kau bodoh sekali, And
"Setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan. Tinggal bagaimana kita melakoni, pertemuan dan perpisahan bagaimana yang ingin kita lalui" =Khasmeera====Akhirnya, perpisahan itu terjadi, setelah Andara melahirkan seorang bayi perempuan. Seharusnya, kelahiran bayi itu membuat Andara bahagia. Namun, dia justru meratapi nasib buruknya karena kelahiran itu.Galih benar-benar tidak peduli akan berita kelahiran yang dia terima dari mertuanya. Mengirimkan sebuah foto, berharap dia akan luluh, dan membatalkan rencana perceraiannya."Kelahiran bayi itu tidak akan mengubah keputusanku, Andara. Nikmati saja kebahagian kalian karena sudah mendapatkan seorang cucu, meski bukan darah dagingku" katanya dengan nada sinis melalui sambungan telepon.Kedua orang tuanya hanya bisa memandang Galih--putranya dengan perasaan yang tidak bisa diungkapkan. Sisi lain mereka bahagia mendengar kelahiran bayi yang seharusnya menjadi cucu mereka. Namun, di
"Sebaiknya kalian segera meresmikan hubungan demi menjaga nama baik kedua keluarga, dan juga nasib anak kalian" ucap papa ketika Danu dihadirkan dalam rapat keluarga besar Andara.Danu hanya membisu mendengar perkataan orang tua Andara. Dia tidak pernah menyangka akan berada dalam posisi sulit ini, dan itu karena kebodohannya.Niatnya mempermalukan keluarga Andara, kini justru berbalik padanya. Keluarganya ikut merasakan imbas akibat peristiwa ini. Rencana pernikahannya dengan Saujana pun gagal.Saujana kini membenci dirinya. Dia memilih meninggalkan Indonesia karena tidak sanggup menahan beban akibat gagalnya pernikahan mereka.Kini, dia dituntut harus menikahi Andara, demi bayi yang baru saja dia lahirkan. Keluarga mereka tidak mau nama yang tercantum di akta kelahiran cucunya hanya nama Andara."Danu, kenapa kau diam? Apa kau tidak mau mempertanggungjawabkan perbuatanm
"Dua anak manusia yang terluka akan cinta lebih mengerti arti kesakitan, dari pada dua manusia yang menyatu karena perselingkuhan" =Khasmeera=***Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih dua puluh enam jam dengan tiga kali transit yang melelahkan, akhirnya sampai juga Saujana di Edinburgh.Edinburgh (dibaca: Edinbrah), menjadi tujuan Saujana untuk menenangkan diri. Kota yang terletak di pesisir timur tanah rendah tengah Skotlandia.Dia memilih St Giles Apartment sebagai tempat menginap, yang lokasinya ada tepat di tengah-tengah daerah Old Town nya dan berada percis di seberang St Giles Cathedral.Sedikit melelahkan harus mengangkat koper menuju kamar yang terletak di lantai dua apartment. Jangan berharap kalian melihat lift, mengingat Edinburgh adalah kota tua.
"Ada dua jenis karma, baik dan buruk. Bagaimana nikmatnya perjalanan manusia menghapus karma buruk yang pernah terjadi dalam masa lalu mereka, sebelum akhirnya kebaikan datang menghampiri" =Khasmeera=***Sementara Galih dan Saujana sedang menikmati perjalanan yang entah berujung bahagia, atau hanya sekedar pertemuan tanpa ada kisah di dalamnya. Andara justru tengah menjalani pernikahan semu bersama Danu. Tabiat asli Danu yang buruk pun mulai terlihat. Dia yang selama menikah dengan Galih tidak pernah sekali pun mendapatkan perlakuan kasar, kini mulai merasakan hal itu.Setiap kali Andara salah bicara atau tidak melayani permintaannya, maka Danu tidak segan memukul dan menghina dirinya. Dia tersiksa lahir batin tiap kali Danu melecehkan harga dirinya."Wanita murahan sepertimu tak pantas mendampingiku. Pantas saja Galih langsung membuang, dan tak peduli aka
"Sejatinya prrnikahan adalah pertemuan dua insan yang punya banyak kekurangan. Disatukan dalam ikatan suci, supaya bisa saling melengkapi kekurangan masing-masing" =Khasmeera=***"Apakah kau mau menikah denganku, Saujana?"Pertanyaan yang dilontarkan Galih malam itu di depan St Giles Cathedral sontak membuatnya kaget. Saujana tidak tahu jawaban apa yang harus dia katakan pada lelaki yang tiba-tiba saja menyodorkan satu kotak kecil berisi cincin bermata safir padanya."A-aku ... Galih, bagaimana mungkin kau melamarku? Kita belum lama saling kenal. Aku belum tahu siapa dirimu, dan kau pun juga belum mengenalku" ucap Saujana pada Galih."Aku percaya kau adalah jodoh yang dikirim Tuhan untukku. Kita berdua sama-sama pernah terluka, dan tahu bagaimana rasanya. Aku ingin kita saling menutup luka itu dengan satu ikatan suci yang menguatkan satu sama lain" jawab G
"Penyesalan memang selalu datang terlambat, dan saat itu tiba, kita hanya bisa menatap kebahagiaan orang lain dengan menahan luka" =Khasmeera=***"Saujana akan menikah dengan Galih dalam waktu dekat. Aku sebagai sahabat hanya bisa mengucapkan selamat berbahagia untuk mereka. Untuk kau, Danu, semoga kau ikhlas menerima kenyataan ini"Perkataan Evan, salah satu sahabatnya hari itu membuat Danu terkejut. Dia tidak menyangka, Saujana akan menikah dengan Galih. Apa yang sebenarnya direncanakan Tuhan untuk mereka berempat."Mengapa kesialan selalu datang menghampiri hidupku?" ucap Danu menahan amarah."Kau yang memulai semua ini, Danu. Tuhan sedang memperlihatkan kebenaran padamu. Jangan pernah kau menyalahkan-Nya, karena semua berjalan sesuai kehendak-Nya" ucap Evan bijak.Danu semakin emosi mendengar nasehat Evan padanya
"Wanita itu sabar dalam segala hal. Namun, jangan pernah membuat mereka terluka dalam. Luka itu akan menjadi kekuatan untuk melawan ketidakadilan yang dia terima" =Khasmeera=***Orang tua Andara langsung membawa putri dan juga cucu mereka keluar dari rumah kontrakan yang di huni oleh Danu juga Andara.Amarah nampak terlihat jelas di mata kedua orang tua yang seharusnya sudah merasakan ketenangan di masa tuanya. Namun, semua itu terusik karena menantu yang tidak tahu diri."Kita harus melaporkan hal ini ke pihak kepolisian, Andara. Kau tidak bisa lagi bersabar menghadapi kekerasan suamimu!" ucap sang papa menahan amarah.Andara hanya bisa terisak pelan dalam pelukan sang mama yang merasa iba melihat penderitaan putri juga cucunya setelah menikah dengan Danu."Andara menyerahkan semua pada papa. Aku sudah tak sanggup lagi menahan kekerasan ya