"Sayang, maafkan aku. Danu yang menggodaku terlebih dahulu hingga aku khilap dan tergoda bujuk rayunya" ucap Andara terisak.
Entah mengapa aku tidak mempercayai perkataannya. Rasanya tidak mungkin. Pasti ada sesuatu yang mereka sembunyikan dariku selama ini."Saat ini, aku belum bisa sepenuhnya percaya padamu, Andara. Kita akan tetap mempertahankan pernikahan ini. Akan tetapi, tidak akan seindah dulu. Sebaiknya aku menempati kamar tamu, dan kau tetap di kamar utama" jawabku berlalu dari hadapannya.Andara tertegun mendengar perkataanku. Mungkin dia tidak menyangka jika aku tidak langsung menceraikannya. Tidak semudah itu. Dia harus merasakan bagaimana tersiksanya hidup bersamaku setelah pengkhianatannya."Mbok, tolong rapikan kamar tamu. Minta Pak Atmo untuk memindahkan barang-barangku" perintahku pada mantan pengasuhku semenjak kecil yang kini ikut denganku.Tanpa banyak bertanya, simbok langsung menjalankan perintahku. Dia tahu, perkataanku tidak boleh di bantah. Terlebih, jika suasana hatiku sedang tidak baik. Simbok mengerti sifatku bagaimana."Galih, apa maksudmu memindahkan semua barang-barang ke kamar tamu? Bagaimana jika mama dan papa tahu kita tidur terpisah?" tanya Andara yang datang menghampiri di ruang kerja pribadiku."Biarkan mereka tahu, itu jauh lebih baik. Jadi aku tidak perlu repot untuk menjelaskan pada mereka. Biar mereka yang menilai nantinya" jawabku masih fokus pada layar laptop."Kau sengaja melakukan hal ini untuk menghukumku, Galih? Jawab!" tanyanya bernada tinggi."Untuk apa aku membuang waktu mengurus hal semacam itu? Masih ada yang lebih berharga dari itu" jawabku sinis.Andara keluar dengan membanting pintu ruang kerjaku. Aku hanya tersenyum sinis melihat kelakuannya. Dia yang melakukan kesalahan, dan sekarang dia pula yang marah-marah."Aku akan menyelidiki sejak kapan kalian bermain api di belakangku. Pandai sekali kalian bersandiwara" kataku dalam hati.***
"Katakan dengan jujur, apa kau sudah tahu tentang skandal antara Andara dan Danu?" tanyaku pada Evan keesokan harinya.
"Setahuku, mereka pernah menjadi sepasang kekasih waktu kuliah dulu. Itu sebab aku bingung, mengapa jadi kau yang menikah dengannya, bukan Danu" ucap Evan."Jadi mereka ..." ucapku lalu terdiam."Kau dulu terlalu lama menghabiskan waktu di London, hingga tak tahu apa yang terjadi di sini. Mereka pacaran cukup lama, hingga teman-teman kampus menobatkan mereka sebagai Romeo dan Juliet. Hahaha, hidup ini benar-benar lucu" tawa Evan."Bagaimana mereka putus?" tanyaku penasaran."Hubungan mereka tak di setujui orang tua Andara. Saat itu, Danu belum bisa berdiri di kakinya sendiri, hingga akhirnya dia memutuskan untuk pergi merantau karena patah hati" cerita Evan padaku.Galih benar-benar terpukul dengan kenyataan yang menimpa rumah tangganya. Ternyata, mereka kembali menjalin hubungan yang sempat terputus dengan berselingkuh di belakangku.Mereka berdua sangat licik. Aku tak mengerti, bagaimana bisa sebodoh ini. Harusnya aku menyelidiki terlebih dahulu sebelum pada akhirnya menikahi Andara."Lalu, apa yang akan kau lakukan sekarang? Menceraikan Andara?" tanya Evan."Aku tidak akan semudah itu melepaskannya dari hidupku. Mereka harus merasakan apa yang sedang ku rasa" jawabku."Seingatku, Danu juga punya seorang tunangan. Ku dengar mereka akan segera menikah" kata Evan memberi ide padaku."Tunangan, Danu. Hmmm, menarik. Kalau begitu, aku akan mengirim bukti perselingkuhan calon suaminya itu. Biar dia juga merasakan sakitnya" ucapku kembali."Kau gila, Galih. Jangan lakukan hal itu. Lebih baik, kau ceraikan dia, dan bangkit" nasehat Evan padaku."Dan membiarkan mereka berdua hidup bahagia? Tidak semudah itu, Evan" ucapku bernada sinis mengingat mereka.Sakit karena sebuah pengkhianatan telah membuatku lupa akan arti rasa belas kasihan. Mereka berdua yang memulai, dan aku hanya melanjutkan permainan saja."Cari tahu tentang Danu Alamsyah. Siapa tunangannya, dan bagaimana keluarganya. Beritahu secepatnya jika kau sudah menemukan semua detail"Aku segera memutus sambungan telepon dan kembali termenung menatap ke arah luar jendela gedung kantor. Sementara Evan, aku tahu dia bingung memilih antara memihakku atau membela sahabatnya, Danu.Akhirnya, dia memilih untuk berlalu pergi kembali ke kantornya, dan meninggalkan aku dalam kebisuan juga rasa sakit akibat pengkhianatan."Danu ... kurang apa aku selama ini membantu kehidupanmu dan juga keluarga besarmu?" ucapku menahan kegeraman dalam hatinya.***
Pikiranku melayang beberapa tahun silam. Kala itu pertama kalinya dia bertemu kembali dengan Danu, sahabatnya saat masih duduk di bangku sekolah menengah dahulu.
Aku, Evan, dan juga Danu adalah sahabat yang selalu bersama kala susah juga senang. Tidak ada satu pun yang kami rahasiakan. Namun, keputusan kedua orang tua yang meminta untuk melanjutkan kuliah di London University, membuatku harus berpisah dengan mereka."Ini demi masa depanmu, Galih. Papa menggantungkan harapan besar di pundakmu. Sebagai satu-satunya pewaris keluarga Danuredjo, kau harus belajar untuk menggantikan papa satu hari nanti" ucapnya menasehatiku."Baiklah, Pah. Galih akan menuruti semua ucapan papa dan mama, demi masa depan keluarga kita" jawabku tak ingin mengecewakan mereka.Aku memang tidak mau mengecewakan mereka. Sebagai anak tunggal, aku sadar hanya padaku mereka menggantungkan harapan. Jauh dari mereka demi sebuah cita-cita besar, tidak menjadi masalah untukku, asal mereka bahagia."Aku akan kembali bersama kalian lagi. Ku harap kalian tak melupakan persahabatan kita" ucapku memeluk satu per satu kedua sahabat yang mengantarkan kepergianku menuju Inggris."Cepatlah kembali, jangan terpikat dengan gadis bule, hahaha" canda Evan yang memang periang."Jangan lupakan kami. Tetaplah berkirim kabar" ucap Danu tersenyum.Kami berpelukan erat sekali lagi sebelum akhirnya perpisahan itu terjadi. Menyakitkan harus jauh dari mereka. Namun, aku percaya mereka tidak akan melupakanku.***
Lima tahun bukan waktu sebentar berpisah dari keluarga dan dua sahabatku. Demi mengejar cita-cita dan harapan kedua orang tuaku. Aku akhirnya kembali setelah berhasil meraih berbagai gelar dengan hasil Cumlaude.Hari-hari selanjutnya aku menggantikan papa memegang perusahaan. Sementara papa memilih untuk berlibur, demi menghabiskan waktu berdua mama.Evan kini sudah menggantikan posisi papanya sebagai Direktur muda di perusahaan mereka. Sementara Danu, nasibnya kurang beruntung. Dia hanya bekerja di sebuah perusahaan kecil dengan gaji tak seberapa.Kami berdua tahu bagaimana kondisi keluarga Danu sejak dulu. Sebagai anak tertua, dia harus membantu perekonomian keluarga dengan bekerja keras.Aku yang tidak tega melihat keadaannya menarik Danu untuk bekerja di perusahaanku. Jabatan penting ku berikan supaya dia tidak perlu pusing setiap bulannya memikirkan keuangan.Kini, setelah semua yang aku lakukan untuknya, dia berkhianay, dan menusukku dari belakang. Mengoyak kepercayaanku sebagai seorang sahabat. Merusak rumah tanggaku, berselingkuh dengan Andara, istriku."Damn ... What should i do now!" ucapku mengacak rambutku kasar."Sah ..."Satu tarikan napas Galih saat ijab kabul telah menyatukan hati keduanya. Saujana telah resmi menjadi istri Gilang, dan itu membuatnya bahagia.Tanpa terasa, air mata kebahagiaan bercampur kesedihan mengalir dari kedua pipinya. Bahagia, karena Galih telah mewujudkan impian dan janji mereka berdua untuk selalu bersama dalam suka duka. Terlebih, setelah mereka melewati halangan dan berbagai peristiwa yang menguji cinta.Sedih, karena sekarang dia sudah milik orang lain. Tanggung jawab kedua orang tua padanya usai sudah setelah mengantar ke gerbang pernikahan bersama lelaki pilihannya.Tangis kebahagiaan kedua keluarga tidak terbendung ketika acara sungkeman, memohon doa restu pada kedua orang tua mereka. Galih dan Saujana larut dalam tangis bahagia, berharap, rumah tangga mereka akan bahagia selamanya."Papa titip Saujana. Jaga dan sayangi dia, seperti kami menjaganya dulu. Pa
"Kami ingin mengabarkan kematian saudara Danu di selnya. Dia memotong urat nadi menggunakan ujung sendok yang secara diam-diam dia sembunyikan dan di buat runcing. Hanya surat ini yang kami temukan."Danu menempuh jalan pintas dengan memgakhiri hidupnya. Dalam surat yang dia tinggalkan, tertulis permohonan maaf atas semua perbuatan yang dia lakukan selama ini.Kematian Siena, dan kegilaan Andara adalah kesalahan terbesar yang dia perbuat. Dia merasa tidak berguna sebagai ayah dan juga suami untuk keluarga kecilnya. Seharusnya, dia bisa melindungi mereka berdua. Namun, dia justru dia penyebab semua kejadian ini."Sampaikan permintaan maafku pada Andara, istriku. Dia pantas bahagia. Katakan padanya, aku lelaki paling bodoh yang tidak bersyukur mendapatkan wanita terbaik seperti Andara."Galih dan Evan yang membaca suray wasiat Danu, sahabat mereka tidak pernah menyangka, dia mampu melakukan kebodohan seperti ini tanpa memikirkan keluarga y
Namaku Evan, hanya cameo dalam kisah rumit dua pasang suami istri yang merupakan sahabatku. Entah mengapa diri ini bisa masuk rerlalu dalam di kisah mereka. Namun, yang pasti, aku belajar arti kesetiaan. juga kejujuran dari mereka.Galih yang ku kenal sebagai pribadi yang humble, dan mempunyai rasa empati tinggi. Harus mengalami begitu banyak kejadian dalam hidupnya. Pernikahan yang awalnya terlihat bahagia, dan membuat iri semua orang, ternyata harus berakhir denga sebuah perpisahan.Miris, ketika tahu, biang kehancuran dalam rumah tangga mereka adalah sahabat kami sendiri, Danu. Dia yang selama hidupnya di bantu perekonomiannya oleh Galih, tega menusuknya dari belakang. Seorang sahabat yang ternyata kekaaig masa lalu istrinya, yang merasa teraniaya oleh sikap kedua mertua Galih.Aku yang membongkar perselingkuhan istrinya dengan sahabat kami, Danu. Hancur, itu yang dirasakan Galih. Kado ulang tahun pernikahan ketig
"Danu sudah tertangkap. Dia sudah di amankan pihak berwajib."Pesan yang Evan kirim membuat Galih bisa bernapas lega. Akhirnya, setelah sekian lama, lelaki bejat itu tertangkap juga. Sebuah kado terindah untuk dirinya juga Saujana. Terutama, Andara.Galih bergegas mengambil kunci mobil. Berpamitan dengan kedua orang tuanya. Setelah itu melajukan mobil membelah jalanan kota Jakarta.Tidak sabar rasanya ingin bertemu dengan Danu. Laki-laki yang telah membuat Andara gila karena tidak kuat menahan beban penderitaan yang menimpanya. Belum lagi peristiwa penculikan yang menimpa. Saujana, calon istrinya. Hal itu telah membuat Galih muak."Hari ini, aku tidak akan memaafkanmu. Kau harus membayar penderitaan yang Andara terima," ucapnya kesal.Panggilan telepon dari Saujana membuat Galih bingung. Dia tidak ingin Saujana mengetahui tentang berita tertangkapnya Danu. Saujana pasti akan menyuruhnya tidak bersikap kasar pada Danu.
Galih dan Saujana memutuskan kembali ke Indonesia. Mereka sudah mengetahui tentang Andara. Evan memberitahukan keadaan Andaea yang saat ini tengah di rawat di rumah sakit jiwa.Ada rasa kasihan sekaligus rasa bersalah dalam hati Galih. Seandainya saja dia tidak menyerahkan Andara begitu saja pada Danu, mungkin kejadiannya tidak akan seperti ini.Akan tetapi, setiap peristiwa pasti ada hikmah di dalamnya. Sebuah pembelajaran baginya untuk menjadi lebih baik, dan bertanggung jawab kelak.Pernikahan Galih dengan Saujana tinggal menghitung hari. Sebelum hari bahagia itu tiba, mereka berdua ingin menemui Andara. Memaafkan segala kesalahan yang dia lakukan di masa lalu.Memaafkan diri mereka sendiri, supaya jalan masa depan yang akan mereka jalani sebentar lagi tidak akan mendapatkan halangan berarti. Mungkin, itu jauh lebih baik, daripada menyimpan dendam dan rasa sakit hati atas perbuatan Andara dan Danu dulu."Akan ada ma
"Anak adalah anugerah bagi setiap pasangan yang menikah. Kehilangan buah hati bagi seorang ibu adalah kegagalan. Meski kelak mereka akan bertemu di alam abadi." =Khasmeera=***"Tidak, jangan pendam anakku dengan tanah itu! Siena masih hidup, kalian semua akan ku tuntut karena membunuh anakku!" Teriakan dan rontaan Andara saat pemakaman Aira menjadi momen kesedihan bagi keluarga mereka untuk kesekian kalinya. Andara tidak mampu mengendalikan emosi karena kehilangan.Evan berinisiatif menjauhkan Andara dari tanah pekuburan itu, biar orang-orang bisa lebih tenang menjalankan kewajibannya untuk mengurus jenasah Siena.Sakit rasanya melihat wanita yang lemah lembut seperti Andara, harus mengalami rentetan kejadian yang telah menghancurkan hidupnya. Dan semua itu karena satu nama, Danu. Lelaki bejat yang tidak bertanggung jawab. Mengorbankan Andara hanya karena dendam."Kau