Sally tidak pernah berpikir bahwa Zhayn akan semena-mena seperti ini. Dia langsung menolaknya."Memangnya kau tidak tahu siapa Farrel? Dia bukan seseorang yang bisa kau temui hanya karena aku menelponnya. Jika Ayah ingin bertemu dengannya, cari jalanmu sendiri."Sally meraih gagang pintu mobil untuk membukanya.Yang mengejutkan, Zhayn menyambar tasnya dan mengambil ponselnya.Dia kesal. "Apa yang sedang kau coba lakukan, Ayah?!"Zhayn menolak untuk mempercayainya. Menimbang bahwa Farrel memukuli Lan Sichen dengan sangat buruk karena ulah anaknya itu, dia yakin bahwa dia penting bagi Farrel. ‘Sungguh keberuntungan luar biasa yang bisa dimiliki anak yang tidak berbakti ini,’ pikirnya.Karena Sally tidak mengunci ponselnya dengan kode pin, dia dapat membuka daftar kontaknya tanpa masalah. Dia langsung menemukan nomor Farrel dan segera menelpon nomor tersebut."Kembalikan ponselku!"Sally yang marah langsung menyambar ponselnya, tetapi dia tidak bisa menghentikan Zhayn berkat intervensi
Dengan sedikit geli di matanya, Nathalie berkata perlahan, "Ini sebenarnya bukan masalah besar, tapi beberapa tahun yang lalu, adikku me…"Meskipun Nathalie tidak menyelesaikan kalimatnya, Sally tahu apa arti dari sisa kata-katanya.Hatinya hancur. Dia bisa merasakan saraf di otaknya rusak. Dia mengepalkan tinjunya dengan erat.Mengapa?Dia bisa menerima semua penghinaan mereka di masa lalu, tapi mengapa, setelah sekian lama, mereka bersikeras tidak akan membiarkannya? Mengapa...Sebentar lagi, Nathalie akan melanjutkan sisa ucapannya. Matanya memicing dan hal berikutnya yang dia tahu, dia mungkin sudah bergegas ke arah Nathalie dan menampar wajahnya.Aura wajahnya meredup dan suaranya yang dingin terasa saat dia bertanya, "Apa kau belum selesai?"Beberapa saat yang lalu, Nathalie dengan senang hati menantikan untuk melihat Farrel mencampakkan Sally. Namun tiba-tiba sebuah tamparan mendarat di wajah Nathalie.Saat Sally mencengkeram pipinya, dia menatap Sally. Ini adalah kedua kalinya
Xander sangat kecewa sehingga suaranya yang lembut tercekik oleh emosi.Farrel yang tanpa ekspresi mengerucutkan bibirnya dalam diam."Bibi Sally bahkan meneleponku sore ini. Dia bilang dia akan tidur denganku malam ini. Apa kau membuatnya begitu marah sampai dia tidak mau kesini? Ayo Ayah, akuilah kesalahanmu sekarang. Pergi dan bawa dia pulang, Ayah."Xander bergelendotan, menggenggam erat kaki celana Farrel.Dengan suara yang semakin tidak senang, Farrel berkata, "Patuhlah. Jangan mencari Bibi Sally lagi."Bukan hanya masalah Bibi Sally yang pergi, tapi ayahnya kini bahkan memarahinya. Xander menjadi lebih kesal. Dia berlari kembali ke kamarnya karena marah.Farrel mencubit-cubit pelipisnya sambil mengerutkan alisnya. Mengabaikan putranya, dia kembali ke kamarnya dan mengambil sepuntung rokok. Yang terbayang di pikirannya hanyalah kata-kata Sally sebelumnya.Tatapannya kosong ke langit-langit dan termenung.Apa yang sebenarnya terjadi di masa lalunya?Dia tidak ingin menyelidikiny
"Tapi kenapa?"Mereka baik-baik saja beberapa saat yang lalu. Felix bingung dan bertanya-tanya apa yang membuat mereka sepakat untuk tidak saling bertemu lagi? Apakah pesona saudaranya memudar begitu saja?Sampai-sampai calon kakak iparnya ingin memutuskan hubungan dengannya? Melihat keadaan kakaknya yang memprihatinkan seperti ini, membuatnya menyimpulkan kalau masalah mereka tampak serius.Farrel terdiam beberapa saat sebelum mematikan rokok di tangannya. Dia berkata, "Mungkin itu ada hubungannya dengan masa lalunya.""Lalu?,” Alis Felix berkerut. "Masa lalu seperti apa?"Farrel merangkum singkat tentang apa yang terjadi tadi malam.Felix bangkit dan berkata sekaligus, "Kakak, jangan khawatir. Serahkan ini padaku. Aku akan pergi dan menyelidiki masa lalu kakak ipar sekarang juga."Namun, Farrel melarangnya."Tidak. Tanpa izinku, kau tidak boleh menyelidikinya sendiri."Jantung Felix melonjak. Sejujurnya, dia sudah lama menyelidiki masa lalu Sally. Namun dia ragu-ragu sejen
"Mm-hmm," jawab Farrel. "Bawa Xander pulang setelah makan malam.""Ya, Presiden."Ketika telepon berakhir, Felix bertanya dengan bingung, "Ck, ck. Kakak, kau benar-benar kejam. Kau bahkan mengeksploitasi putramu."Farrel telah menganggur beberapa tahun terakhir, membuat adiknya percaya bahwa kakaknya akan meninggalkan hubungannya begitu saja. Tampaknya rasa khawatirnya, terbuang saja dengan sia-sia.Farrel tidak menjawab. Namun rasanya tidak mungkin dia akan membiarkan Sally memutuskan hubungannya dengan dia."Kakak, lihat betapa pentingnya Xander bagi calon kakak ipar! Tapi kau, kau harus bekerja lebih keras!" kata Tuan Muda Kedua dari keluarga Jahn dengan keberanian yang sembrono.Farrel memandang dingin ke arah adiknya dan berkata, "Apa kau tidak ingin liburan tiga bulan lagi?"Karena khawatir, Felix menegakkan punggungnya dan melambaikan tangannya. "Ah tidak, tidak, tidak sama sekali. Aku hanya bercanda. Kau orang terpenting di hatinya.""Keluar.""Baiklah, baiklah
Zhayn yang menyebutkan tentang ibunya membuat marah Sally. Dia menatap tajam padanya. "Apa yang kau lakukan pada ibuku?"Dia mulai panik. Ibunya adalah satu-satunya keluarga di dunia ini.Zhayn tersenyum melihat reaksinya dan nadanya menjadi samar-samar mengancam."Dia baik-baik saja sekarang, tetapi jika kau tidak mau mendengarkan, aku tidak bisa berjanji bahwa dia akan terus baik-baik saja."Dia kemudian pergi, begitu yakin bahwa dia sekarang bisa mengendalikannya.Sally akan menjadi histeris.Mengesampingkan pikiran lain, dia membanting pintu hingga tertutup dan langsung menuju rumah sakit.Emosinya kacau saat dia duduk di dalam taksi."Tuan, bisakah kita lebih cepat? Aku sedang terburu-buru."Sopir taksi itu berkata dengan kesal, "Nona Muda, aku sudah sangat melaju! Keselamatan diutamakan!"Seorang Sally yang terlihat cemas mencengkeram pakaiannya. Kegelisahan, teror, segala macam emosi menyesakkan hatinya.Setelah beberapa saat, dia mengeluarkan ponselnya dan menelepo
Air mata Sally jatuh tak terkendali saat memikirkan ibunya.Apa yang harus dia lakukan sekarang?Apakah dia harus meminta bantuan Farrel?Namun itu akan mengingkari janjinya sendiri untuk memutuskan hubungan dengannya. Di lain pihak, jika Zhayn benar-benar melakukan sesuatu pada ibunya, dia tidak tahu harus berbuat apa selain mengikuti perintahnya.Mayhelm, yang kembali ke rumah sakit setelah makan di luar, kebetulan melihatnya berjongkok di luar pintu masuk. Dia tercengang ketika menyadari bahwa itu adalah Sally dan dia menangis.Apa yang terjadi?Dia tidak berjalan ke arahnya untuk menanyakan apa yang terjadi, memilih untuk masuk rumah sakit dalam diam.Dia tahu dan sudah dengar tentang situasi Sally dan Farrel dari Felix beberapa hari yang lalu.Sally pasti ada di rumah sakit ini karena ibunya!Jika ingatannya benar, ibu Sally dirawat di rumah sakit di departemen neurologi. Dia langsung menuju resepsi departemen dan bertanya, "Apa ada yang masalah dengan pasien di Bangsal
Mata perawat muda itu berbinar, langsung gembira."Benarkah? Kau yang terbaik, Sayang!"Kedua tangannya merangkul leher Larry Yeoh.Larry mulai melucuti dengan perlahan baju perawat muda itu dengan satu tangan, namun sebelum melangkah lebih jauh, pintu kantornya dibuka.Mendengar kehebohan di luar sana, ekspresi Larry berubah masam karena interupsi. Tangannya berhenti menggerayangi tubuh perawat itu dan berkata, "Siapa itu? Apa kau tidak tahu bagaimana cara mengetuk sebelum masuk? Apa kau tidak tahu…" Sebelum dia bisa menyelesaikannya, dia dikejutkan oleh apa yang dia lihat ketika dia mendongak."Bapak.. Dekan."Larry mengira itu adalah perawat muda yang bodoh yang lupa mengetuk. Dia tidak pernah mengira dia akan menjadi dekan rumah sakit.Dia memulihkan akal sehatnya dan buru-buru merapikan pakaiannya.Wajahnya langsung memucat, dan merasa sangat malu.Perawat muda itu, terlebih lagi, sangat ketakutan sehingga dia tidak bisa berbicara."Dekan, kenapa kau di sini? Apa ter