Sebelum lanjut ke permasalahan inti di mana posisi Aristela dan Abraham yang berhasil membuat otak kalian traveling, mari kita kupas terlebih dahulu sebelum Cahyani membuka pintu kamar itu. Seiring berjalannya cerita, nanti juga bakalan masuk ke lanjutannya pula.
Happy Readings.
"Bang, kira-kira mereka lagi perang enggak yah?" tanya Aderald ke August dan August langsung memegang dagunya sembari berpikir, kemudian menjawab pertanyaan sang adik dengan jawaban yang nyeleneh, "Yoi, perang di ranjang mereka."
"Ngada-ngada lo, Bang. Otak lu enggak pernah bener emang," balas Aderald.
"Tuh suara mereka dah mulai kedengeran, keknya Aristela lagi mendominasi di dalam," ucap Agam dan Adnan kesal mendengarnya karena pasti sang kakak ketus di dalam sana akan sangat sulit memahami Aristela.
"Hadeuh lama banget," sebal Adnan lalu mengembuskan napas.
Ke esokan harinya, Asma dan Pita datang ke toko roti setelah jam istirahat, kenapa? Karena semalam adalah moment bahagia mereka, di mana kedua wanita itu mengira bahwa ajakan pertemuan dari Syahrul adalah kesempatan untuk mendapatkan tawaran kerja kembali. Namun semuanya salah ketika keduanya telah bertemu dengan pria tersebut."Sebelum masuk ke inti pembicaraan, saya ingin tahu bagaimana perasaan kalian serta apa harapan kalian kepada saya setelah hadir setelah mendapat surat ajakan pertemuan non formal di perusahaan?" tanya Syahrul, wibawanya tetap tampak memesona di mata Asma dan Pita."Pita, silakan jawab," perintah Syahrul."Tentunya sangat senang sekali, Pak. Dan besar harapan saya untuk mendapatkan maaf dari Bapak dan bisa kembali bekerja di sini," ucap Pita, bahkan matanya tak bisa berbohong untuk tidak menitikkan air mata saking bahagianya."Asma?""Kurang lebih seperti Pita, P
Sejujurnya Aristela semakin malu ketika mengingat kejadian tadi, apalagi mereka berdua sampai ketahuan oleh Pak Raden. Namun, Aristela juga merasa tidak percaya di sisi lain hatinya, karena kenapa pria itu menyukainya secara tiba-tiba? Rasa khawatir pun melanda Aristela sehingga membuatnya melamun dan membayangkan jika Abraham hanya mempermainkannya.Yah ... betul Aristela, tidak masuk akal bila belum sebulan tiba-tiba dia menyukaimu, dan seseorang butuh waktu untuk memastikan perasaan itu apakah benar atau tidak. Jangan sampai Kak Abraham hanya mempermainkanku karena aku betul-betul tak ada pengalaman dalam zona ini, jika jujur ... perasaanku lebih percaya kepada Pak Syahrul di banding Kak Abraham sendiri, karena Pak Syahrul sudah lumayan lama kami berkenalan. Batin Aristela.Aristela tersadar segera karena dia mulai masuk ke rumah kembali, di mana Abraham pun kumpul bersama saudara-saudaranya."Hei, apa yang kalian bi
Di chapter ini akan langsung terjun dalam dunia pernikahan Adibal dan Cahyani.Happy readings.●●●Setelah penantian panjang dan melewati proses persiapan penikahan yang lumayan cepat dan jika diperkirakan akan membutuhkan waktu tiga minggu untuk menyelesaikan semua. Kini, tibalah waktu di mana jantung Adibal berdegup kencang saat semua mata memandang ke arahnya. Jas dan celana putih yang ia kenakan sebagai tanda bukti atau perjuangan kisah cintanya untuk maju lebih serius dan memulainya kembali dari sini.Jantung lelaki yang beranak satu itu sangat tidak karuan seperti masa bujangnya dulu. Namun bedanya, perasaan ini lebih menggetarkan jiwa. Janji suci baru saja terlaksana dengan lancar walau rasanya dia ingin berlari ke arah wanita yang kini berjalan ke arahnya.Wanita yang bernama Cahyani, kini mengenakan gaun putih yang membalut tubuhnya,
Sebelum membaca, apakah keluarga baru ini pantas disebut dengan keluarga ambyar?Jawab yah.●●●Sebagai keluarga baru, kediaman Adibrata kini tidak seperti dulu lagi karena ada dua orang yang hadir dalam hidup mereka baru-baru ini, siapa lagi kalau bukan Adibal dan Aristela? Di pagi hari, biasanya ada enam orang yang berkumpul, kali ini lengkap menjadi delapan.Adibal dan Cahyani mengambil cuti pernikahan sebanyak tiga hari, jadi ... mereka berdua akan memanfaatkan moment itu untuk menghabiskan romansa bersama.Sementara kelima laki-laki yang ada di rumah tersebut bersiap-siap untuk sibuk di urusan masing-masing lagi, lalu bagaimana dengan Aristela? Gadis itu akan bekerja di toko bunga peninggalan almarhum mamahnya karena dia sudah bisa masuk di sana.Lalu, bagaimana dengan rumah Adibal? Rumah tersebut pun tidak akan ditinggal
Siang hari pas jam istirahat toko tiba, Aristela siap-siap menuju toko roti yang sedikit jauh jaraknya dari toko bunga milik almarhum mamahnya, jadi ... dia berharap sedikit bahwa Syahrul datang agak terlambat, jika tepat waktu, kemungkinan pria itu akan menghabiskan lebih dari 15 menit waktu di sana.Di toko es krim sendiri, hal yang diharapkan Aristela menjadi hal yang tidak ia harapkan, karena Syahrul adalah orang yang disiplin dan sangat memegang janjinya.Setelah menunggu beberapa lama dan membuat para pelayan berulangkali menawarkannya es krim hingga hampir mendapat usiran dari toko tersebut, akhirnya Aristela datang dan berjalan ke arahnya dengan cepat lalu mengucapkan maaf."Pak, saya mohon maaf sebesar-besarnya, jarak toko bunga dan toko ini memang lumayan jauh, jadi saya khawatir sekali kalau Bapak menunggu lama-lama, tapi ternyata itu memang benar," kecewa Aristela pada dirinya, Syahrul berdehem kemudian meny
Wuhwui, welcome to the chapter 50 yang enggak kerasa kalau udah sampai di chapter ini. Dan kali ini benar-benar ada 21+ guys, buat yang bocil-bocil mohon mundur alon-alon atau langsung skip adegannya yah.Happy readings.●●●Syahrul tersenyum penuh arti setelah mendapatkan anggukan penuh keyakinan dari Aristela. Namun, sepercik keraguan masih berlinang di sana dan Syahrul yakin itu.Sebelum Aristela benar-benar melangkah, Syahrul menahan Aristela dengan menggenggam tangan gadis tersebut."Saya menyerah Aristela, saya lelah mengejar kamu, jangan kecewakan hati saudara tirimu itu, jaga perasaannya karena jika kau menyia-nyiakan perasaannya layaknya saya, maka kau akan kehilangan segalanya dan akan menyesalinya dalam waktu yang lama," ujar Syahrul tiba-tiba."Apa maksud Bapak?""Kamu berbohong, tidak perlu ragu m
Sebelum membaca cerita ini, budayakan like chapter terlebih dahulu.Sudah? Kalau begitu, selamat membaca.●●●Saat berendam di bathtub, Aristela mulai menyadari dirinya yang sudah terlanjur aneh dan plin plan, lantaran Aristela telah merasakan bibir dari dua orang yang berbeda tapi memiliki pembawaan yang sama."Aku layaknya wanita murahan, yang sana sini bisa dirasakan oleh seorang pria, tapi itu untuk terakhir kalinya karena aku tidak akan mengulangi hal itu lagi, karena aku sama saja mempermainkan hati keduanya, dan sekarang hati Kak Abraham pun juga kupermainkan untuk kedua kalinya" gumam Aristela.Kian waktu Aristela makin khawatir atas apa yang telah dia lakukan, untuk kejadian tadi dia mensyukuri jika permasalahannya telah selesai, tapi itu hanyalah perkiraan. Namun, jika Abraham mengetahui hal tersebut? Di sisi lain Aristela ingin juju
Aristela telah menyelesaikan tugasnya, di mana makanan telah tersaji di atas meja, dan sekarang ... waktunya dia memanggil August dan Aderald untuk bergabung."Bang August, Aderald, ayok makan, aku udah selesai masak," panggil Aristela yang melihat keduanya tengah sibuk menonton televisi, keduanya pun menatap Aristela dan mulai beranjak dari tempat mereka lalu mengikuti gadis tersebut.Sampai di ruang makan, Aristela memberikan piring kepada keduanya masing-masing, lalu mengambil gelas untuk diisikan air minum kemudian meletakkannya di depan dua pria itu."Selamat makan," ucap Aristela.Aderald dan August tidak tahu ingin berkata apa, karena yang ia lihat dari sisi Aristela, mereka melihat ada aura keibuan dalam diri gadis tersebut.Sudah cantik, ramah, baik, terampil memasak serta piawai mengurus pekerjaan rumah, di zaman sekarang ... Aderald dan August jarang menjumpai wanita semacam Aris