Sebelum membaca, apakah keluarga baru ini pantas disebut dengan keluarga ambyar?
Jawab yah.
●●●
Sebagai keluarga baru, kediaman Adibrata kini tidak seperti dulu lagi karena ada dua orang yang hadir dalam hidup mereka baru-baru ini, siapa lagi kalau bukan Adibal dan Aristela? Di pagi hari, biasanya ada enam orang yang berkumpul, kali ini lengkap menjadi delapan.
Adibal dan Cahyani mengambil cuti pernikahan sebanyak tiga hari, jadi ... mereka berdua akan memanfaatkan moment itu untuk menghabiskan romansa bersama.
Sementara kelima laki-laki yang ada di rumah tersebut bersiap-siap untuk sibuk di urusan masing-masing lagi, lalu bagaimana dengan Aristela? Gadis itu akan bekerja di toko bunga peninggalan almarhum mamahnya karena dia sudah bisa masuk di sana.
Lalu, bagaimana dengan rumah Adibal? Rumah tersebut pun tidak akan ditinggal
Siang hari pas jam istirahat toko tiba, Aristela siap-siap menuju toko roti yang sedikit jauh jaraknya dari toko bunga milik almarhum mamahnya, jadi ... dia berharap sedikit bahwa Syahrul datang agak terlambat, jika tepat waktu, kemungkinan pria itu akan menghabiskan lebih dari 15 menit waktu di sana.Di toko es krim sendiri, hal yang diharapkan Aristela menjadi hal yang tidak ia harapkan, karena Syahrul adalah orang yang disiplin dan sangat memegang janjinya.Setelah menunggu beberapa lama dan membuat para pelayan berulangkali menawarkannya es krim hingga hampir mendapat usiran dari toko tersebut, akhirnya Aristela datang dan berjalan ke arahnya dengan cepat lalu mengucapkan maaf."Pak, saya mohon maaf sebesar-besarnya, jarak toko bunga dan toko ini memang lumayan jauh, jadi saya khawatir sekali kalau Bapak menunggu lama-lama, tapi ternyata itu memang benar," kecewa Aristela pada dirinya, Syahrul berdehem kemudian meny
Wuhwui, welcome to the chapter 50 yang enggak kerasa kalau udah sampai di chapter ini. Dan kali ini benar-benar ada 21+ guys, buat yang bocil-bocil mohon mundur alon-alon atau langsung skip adegannya yah.Happy readings.●●●Syahrul tersenyum penuh arti setelah mendapatkan anggukan penuh keyakinan dari Aristela. Namun, sepercik keraguan masih berlinang di sana dan Syahrul yakin itu.Sebelum Aristela benar-benar melangkah, Syahrul menahan Aristela dengan menggenggam tangan gadis tersebut."Saya menyerah Aristela, saya lelah mengejar kamu, jangan kecewakan hati saudara tirimu itu, jaga perasaannya karena jika kau menyia-nyiakan perasaannya layaknya saya, maka kau akan kehilangan segalanya dan akan menyesalinya dalam waktu yang lama," ujar Syahrul tiba-tiba."Apa maksud Bapak?""Kamu berbohong, tidak perlu ragu m
Sebelum membaca cerita ini, budayakan like chapter terlebih dahulu.Sudah? Kalau begitu, selamat membaca.●●●Saat berendam di bathtub, Aristela mulai menyadari dirinya yang sudah terlanjur aneh dan plin plan, lantaran Aristela telah merasakan bibir dari dua orang yang berbeda tapi memiliki pembawaan yang sama."Aku layaknya wanita murahan, yang sana sini bisa dirasakan oleh seorang pria, tapi itu untuk terakhir kalinya karena aku tidak akan mengulangi hal itu lagi, karena aku sama saja mempermainkan hati keduanya, dan sekarang hati Kak Abraham pun juga kupermainkan untuk kedua kalinya" gumam Aristela.Kian waktu Aristela makin khawatir atas apa yang telah dia lakukan, untuk kejadian tadi dia mensyukuri jika permasalahannya telah selesai, tapi itu hanyalah perkiraan. Namun, jika Abraham mengetahui hal tersebut? Di sisi lain Aristela ingin juju
Aristela telah menyelesaikan tugasnya, di mana makanan telah tersaji di atas meja, dan sekarang ... waktunya dia memanggil August dan Aderald untuk bergabung."Bang August, Aderald, ayok makan, aku udah selesai masak," panggil Aristela yang melihat keduanya tengah sibuk menonton televisi, keduanya pun menatap Aristela dan mulai beranjak dari tempat mereka lalu mengikuti gadis tersebut.Sampai di ruang makan, Aristela memberikan piring kepada keduanya masing-masing, lalu mengambil gelas untuk diisikan air minum kemudian meletakkannya di depan dua pria itu."Selamat makan," ucap Aristela.Aderald dan August tidak tahu ingin berkata apa, karena yang ia lihat dari sisi Aristela, mereka melihat ada aura keibuan dalam diri gadis tersebut.Sudah cantik, ramah, baik, terampil memasak serta piawai mengurus pekerjaan rumah, di zaman sekarang ... Aderald dan August jarang menjumpai wanita semacam Aris
Abraham langsung masuk dalam rumah dan membentak mereka, "Apa yang kalian kerjakan sehingga tidak mengangkat teleponku berulangkali?!" Garangnya Abraham kali ini benar-benar membuat Aderald ketakutan, Aderald sendiri sebagai laki-laki saja sudah ketar ketir, bagaimana dengan Aristela? Dia memeluk lengan pria itu dan tidak berani menatap pria di hadapannya."Aristela, lepaskan lengan Aderald!" perintah Abraham dan Aristela menggeleng."Enggak mau, aku takut Kak, kamu pasti mau ngapa-ngapain kita, kan? Tolong jangan pukul, telepon kamu enggak diangkat soalnya aku sama Aderald dan Bang August lagi nonton film horor-trhiller," balas Aristela menjelaskannya dan Abraham mengembuskan napas kasar."Pantas saja, aku pikir kalian melakukan hal yang aneh-aneh, dan Aristela, di mana August?""Dia lagi nonton di dalam," jawab Aristela yang tetap di posisinya sedang memeluk lengan Aderald."Kenapa kau sepert
Happy reading●●●Aristela terbangun di subuh hari, matanya masih sembab karena menangis deras semalam hingga akhirnya berada di lantai dingin selama berjam-jam bersama lelapnya.Agar perasaannya menjadi lebih enak dan dirinya pun tidak mengantuk, Aristela nekat untuk mandi lebih cepat walaupun guyuran air sangat membuatnya menggigil kedinginan.Aristela masih jelas menyimpan memorinya semalam, terlebih lagi rasa sakit yang belum berujung sampai sekarang terus ia tahan agar bisa kuat jika bertemu dengan Abraham.Berdamai adalah jalan terbaik untuk Aristela, karena jika dia menunjukkan rasa sedihnya di hadapan Abraham, maka pria itu akan semakin menatapnya hina karena sudah murahan, lemah pula.Selesai membersihkan diri, Aristela telah sadar sepenuhnya bahwa dia harus memasak pagi ini
Sekarang ... August menunggu respon Aristela setelah mengurusi Aderald yang suka menyahut di situasi yang tidak tepat."Mau bagaimana lagi semuanya udah terlanjur, sebenarnya aku juga marah sama diri sendiri Kak, terlalu bodoh untuk dimanfaatin, seorang wanita jelas begitu sensitif dan mudah terbuai oleh perkataan manis pria serta ini juga pertama kali untukku," pasrah Aristela menerima kebodohannya, dan dia tidak akan menghampiri Syahrul karena tadi August mengatakan jika dia ke sana maka tujuannya telah tercapai."Aku enggak mau lagi ketemu sama dia," ucap Aristela."Kenapa tidak meminta penjelasannya lebih jelas Aristela? Karena perkataanku ini hanyalah firasat dan sebatas tebakan, bagaimana jika aku mengantarmu ke dia? Tapi tenang saja aku tak akan ikut campur dan akan menunggu di mobil, kau setuju?" tawar August."Aku mau tapi jangan dulu, soalnya aku capek banget ngurusin gituan Kak, mau nikmatin hidup d
Aristela dan Adnan telah berada di toko es krim setelah menyelesaikan pekerjaan mereka di toko bunga, sesuai janji Aristela ke Adnan tadi. Tempat yang menjadi favorit Aristela sekarang ini, memiliki kenangan tersendiri, yang rata-rata dramatis, di mana dia sempat membuat kegaduhan karena bertengkar bersama Pita dan Asma, juga tempat ini merupakan saksi dari penolakan Aristela terhadap pernyataan cinta seorang Syahrul Gunadhya."Kak Aristela sering ke sini?" tanya Adnan ketika mereka mulai memasuki toko tersebut, Aristela mengangguk kemudian membalas dengan antusias, "Hooh, soalnya aku suka makan es krim, malah udah tiga kali kalau enggak salah, eh empat kali beserta kamu, sebelumnya ada orang yang juga selalu temenin aku pergi ke sini, tapi orang itu udah aku anggap enggak ada lagi.""Oh ya? Siapa orang itu?""Mantan bosku," jawab Aristela."Wow, Kak Aristela pasti ada hubungan khusus nih sebelumnya, apa dia mantan