Sekarang ... August menunggu respon Aristela setelah mengurusi Aderald yang suka menyahut di situasi yang tidak tepat.
"Mau bagaimana lagi semuanya udah terlanjur, sebenarnya aku juga marah sama diri sendiri Kak, terlalu bodoh untuk dimanfaatin, seorang wanita jelas begitu sensitif dan mudah terbuai oleh perkataan manis pria serta ini juga pertama kali untukku," pasrah Aristela menerima kebodohannya, dan dia tidak akan menghampiri Syahrul karena tadi August mengatakan jika dia ke sana maka tujuannya telah tercapai.
"Aku enggak mau lagi ketemu sama dia," ucap Aristela.
"Kenapa tidak meminta penjelasannya lebih jelas Aristela? Karena perkataanku ini hanyalah firasat dan sebatas tebakan, bagaimana jika aku mengantarmu ke dia? Tapi tenang saja aku tak akan ikut campur dan akan menunggu di mobil, kau setuju?" tawar August.
"Aku mau tapi jangan dulu, soalnya aku capek banget ngurusin gituan Kak, mau nikmatin hidup d
Aristela dan Adnan telah berada di toko es krim setelah menyelesaikan pekerjaan mereka di toko bunga, sesuai janji Aristela ke Adnan tadi. Tempat yang menjadi favorit Aristela sekarang ini, memiliki kenangan tersendiri, yang rata-rata dramatis, di mana dia sempat membuat kegaduhan karena bertengkar bersama Pita dan Asma, juga tempat ini merupakan saksi dari penolakan Aristela terhadap pernyataan cinta seorang Syahrul Gunadhya."Kak Aristela sering ke sini?" tanya Adnan ketika mereka mulai memasuki toko tersebut, Aristela mengangguk kemudian membalas dengan antusias, "Hooh, soalnya aku suka makan es krim, malah udah tiga kali kalau enggak salah, eh empat kali beserta kamu, sebelumnya ada orang yang juga selalu temenin aku pergi ke sini, tapi orang itu udah aku anggap enggak ada lagi.""Oh ya? Siapa orang itu?""Mantan bosku," jawab Aristela."Wow, Kak Aristela pasti ada hubungan khusus nih sebelumnya, apa dia mantan
Aristela dan Adnan sangat puas bermain hari ini, terutama Aristela yang meluapkan segala emosinya dengan hiburan di sebuah pameran dan hiburan tersebut seolah membuatnya lupa dengan masalah yang lalu-lalu. Sudah banyak permainan yang mereka coba, terutama pada biang lala yang baru saja mereka naiki.Penampilan Adnan sekarang ini sangatlah mencolok di mana dia masih berpakaian sekolah, lengkap dengan tasnya, membuat ibu-ibu mulai bertanya pada anak itu, Adnan menjawab senang hati bahwa tidak apa-apa, karena dirinya ingin menyenangkan seseorang hari ini. Percakapan Adnan dan ibu-ibu tersebut tidak didengar oleh Aristela, karena Aristela sedang membeli permen kapas, hingga akhirnya Aristela menghampiri Adnan dan memberikannya juga permen tersebut."Hari ini puas banget bisa seneng-seneng, dan waktunya kita pulang karena ternyata kita enggak sadar kalau udah jam 9," ucap Aristela dan Adnan pun setuju."Kak, kita pulang ke rumah d
Adibal akhirnya sampai di rumah istrinya dan mendapatkan pertanyaan dari wanita tersebut."Bagaimana dengan Aristela?""Tidak baik-baik saja, dan dia sedang menjalani hukumannya sekarang, dan aku yakin dirinya takkan mengulangi hal ini, karena hukuman yang kuberikan dapat membuatnya jera," jawab Adibal."Hukumannya apa?""Aku mengurungnya di rumah dan melarangnya untuk keluar sampai dia benar-benar sadar lalu menyesal, jika belum bisa, sampai kapan pun takkan kubiarkan melihat dunia luar," jawab Adibal dan membuat semuanya terkejut, terutama Adnan yang baru saja datang."Pah tolong jangan hukum Kak Aristela seperti itu, dia sangat down dan lagi terpuruk, kenapa Papah sama yang lainnya enggak mau tanya alasan Kak Aristela jalan-jalan bersamaku? Kenapa kalian egois dan langsung mengambil keputusan untuk menghukumnya? Maaf kalau Adnan lancang, tetapi Adnan tidak bisa membiarkan Kak Aristela lebih
Semua telah berkumpul di rumah Adibal untuk melihat keadaan Aristela, ketiga orang yang membuat gadis tersebut benar-benar tertekan sangat merasakan prihatin dan miris melihat Aristela yang terbaring pucat, terutama sang papah sendiri yang mulai mengelus wajah anaknya."Papah enggak mencari tau apa alasan kamu tertekan seperti ini, maaf ... Papah terlalu emosi waktu tadi, seharusnya Papah menjadi teman dukamu di saat kamu membutuh seseorang," gumam Adibal, tetapi dia rasa semuanya percuma karena sang anak sudah pasti tak mendengarnya.Cahyani dan Abraham terus memandang Aristela, mereka melihat jika Aristela benar-benar nyaman jika sedang tidak sadarkan diri seperti itu.Aku terlalu keras padanya. Batin Abraham.Hanya itu yang dikatakan oleh Abraham, tidak ada respon lain, karena dia tidak tahu ingin mengatakan apa, meminta maaf? Sepertinya Aristela takkan mau memaafkannya lagi.Abraham pun merasa jika dia terlalu kukuh dalam egonya untuk membenci Arist
Ke esokan hari, Aristela telah sadar dari pingsannya, itu pun di jam 9 pagi dan saat terbangun dia merasa lapar. Aristela bergerak dan berusaha bangkit dari ranjang, seketika ia merasa sentuhan di lengannya dan orang yang membantunya adalah sang papah, juga sang mamah."Pah, Mah, kenapa kalian bisa di sini?" tanya Aristela kebingungan, padahal dia mengira bahwa dirinya akan sendiri akibat menjalani hukuman."Kamu jangan banyak bergerak dulu karena kamu baru saja bangun, ada yang ingin kamu butuhkan, Nak? Atau kamu sedang lapar?" tahan Adibal dan bertanya pada Aristela. Aristela mengangguk karena perutnya sedang keroncongan pagi ini, Cahyani segera bergerak dan mengambil makanan di dapur karena dia sudah memasak tadi pagi.Ketika keluar, Cahyani segera memberitahu para putranya jika si Aristela sudah sadar. August, Aderald, dan Agam langsung menuju kamar, sementara Adnan sedang bersekolah dan Abraham sedang mengajar di kampusnya, lal
Beberapa bulan kemudian, semuanya telah berbeda pada dalam diri Aristela, dia sudah cuek dengan yang namanya Abraham dan Syahrul, bahkan Syahrul pernah meneleponnya untuk bertemu, tetapi Aristela mengingatkan pria itu akan janjinya bahwa tidak akan pernah mengganggunya lagi serta Aristela menekankan jika mereka tidak ada yang perlu dibahas untuk hubungan yang tidak akan pernah jelas itu.Lalu bagaimana dengan Abraham? Aristela hanya bicara jika seperlunya, begitupun Abraham kepada Aristela, mereka sama-sama cuek tetapi Aristela lebih lagi karena sudah menganggap pria itu biasa saja dan tidak ingin terlalu bercengkerama, takut jika pria itu alergi berada di dekat wanita murahan.Hari-hari Aristela kembali pada aktifitas sebelumnya, di mana gadis tersebut bekerja di toko bunga dengan senang karena para karyawan yang ramah dan tidak memandangnya sebagai anak pemilik toko, semuanya profesional.Jam istirahat mulai tiba dan Aristela memutuskan untuk memakan makanan pesa
Sebelum Zahair benar-benar pulang, pria itu langsung teringat jika putrinya memakan es krim Aristela, dia pun kembali dan memberikan es krim yang telah ia beli."Tadi anak saya makan es krim kamu bukan? Nah ini sebagai penggantinya," ucap Zahair tapi ditolak halus oleh Aristela."Untuk Zeline saja, Om. Lagipula saya mau pulang kerja lagi ini, sudah mau habis waktu istirahat saya, kalau begitu saya duluan juga yah, salam," balas Aristela kemudian meninggalkan kedua orang yang terus memandangi punggungnya sampai menghilang."Kakak itu cantik banget yah, Pah? Zeline mau punya mamah seperti Kakak itu," ucap Zeline tiba-tiba tetapi Zahair menggeleng pelan kemudian menoel hidung anaknya dengan gemas."Kan ada Papah, enggak perlu ada mamah baru lagi karena Papah bisa ngasih apa saja yang Zeline mau, coba minta, nanti Papah turutin," balas Zahair dan mata Zeline berbinar."Beneran?"Zah
Zahair merupakan duda beranak satu, the sugar daddy adalah panggilannya jika gadis-gadis maupun para janda melihatnya. Zahair merupakan CEO dari perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan serta kosmetik yang merupakan turunan dari sang ayah yang sudah menikmati masa pensiunnya.Sebelum sang istri meninggal, Zahair benar-benar fokus pada pekerjaannya, tetapi ketika Indira diambil oleh Tuhan, Zahair membagi waktunya untuk sang putri, walau sebelumnya juga ada, tetapi tidak sebegitu banyaknya waktu yang ia habiskan bersama Zeline, karena ia tidak mau membuat anaknya kesepian.Di malam hari, Zeline terus membicarakan Aristela dan ingin bertemu dengan gadis tersebut, Zahair berulangkali mengatakan bisa besok hari, tetapi Zeline malah menunjukkan kecemberutannya."Katanya Papah mau ngasih apa pun kalau Zeline enggak nakal," tutur Zeline."Kak Aristelanya mungkin enggak mau diganggu, Nak.""Kan kit