Share

Pilihan Sulit

Author: ayspcy
last update Last Updated: 2021-04-03 13:01:53

Sesulit apapun pilihan yang ada di hadapanmu, kau hanya perlu ingat satu hal. Pilihlah yang membuatmu merasa nyaman.

***

"Kak, kau duluan saja. Aku ingin menunggu Mark sebentar," ucap Karina masih berada di basement toko buku.

Dejun mengangguk. "Baiklah, jangan lama-lama," sahutnya dan berjalan masuk ke dalam toko buku.

"Mark mana ya? Tadi 'kan ada di belakang mobil Kak Dejun," gumam gadis itu sambil mengedarkan pandangannya.

Karina sibuk mencari Mark, hingga tidak sadar bahwa lelaki itu ada di belakangnya. Ekspresi Mark mengatakan bahwa ia akan mengerjai Karina.

"Hai gadis cantik," goda Mark sambil mencolek pundak gadis di hadapannya.

Refleks Karina menoleh. "Mark Lee! Kau ini mengagetkan saja," pekiknya.

"Maaf, hm," ucap Mark sambil mengacak pelan surai hitam milik gadis itu.

"Di mana Kak Dejun? Kenapa dia meninggalkanmu sendirian?" tanya, lagi.

Mendengus sebal. "Sudah duluan!"

Mark mengangguk dan menggandeng tangan sahabatnya itu, lalu berjalan masuk ke toko buku. Bahkan tidak banyak orang yang lalu-lalang, melihat keduanya pasti berpikiran mereka pasangan kekasih.

'Mereka sangat romantis.'

'Relationship goals sekali mereka'.

'Sang pria sangat tampan. Aku ingin menjadi kekasihnya.'

Mereka hanya tidak tahu, jika hubungan pasangan yang mereka lihat itu hanya sebatas sahabat. Tidak lebih. Tapi, tidak ada persahabatan yang murni diantara laki-laki dan wanita, pasti salah satunya ada yang menaruh perasaan lebih bukan?

***

"Bagaimana? Sudah ketemu yang mau kau beli?" tanya Mark menghampiri Karina yang tengah asik di bagian rak buku-buku science.

Gadis itu mengangguk. "Sudah Mark. Kau bagaimana?" tanyanya kembali.

"Sudah, tidak ingin melihat-lihat novel Na?" tanya Mark. Ia tahu kalau Karina suka membaca.

Karina pun mengangguk. "Boleh, kajja Mark."

"Ah iya, tadi di kampus mau cerita apa?" tanya Mark sambil melangkahkan kakinya bersama sahabatnya itu menuju rak Novel.

Gadis itu seperti berpikir. "Oh iya, mulainya dari mana ya? Jadi begini..."

Mark menatap Karina dengan serius.

"Ini soal teman sekelasmu yang baru pindah dari Scotland itu Mark. Siapa namanya?" tanya Karina sambil mengingat-ingat siapa namanya.

Mark menaikkan sebelah alis matanya. "Jeno?" jawabnya.

"Ah iya Jeno." Karina menjetikkan jarinya di udara.

"Aku baru yakin setelah memastikannya. Sebelumnya aku pernah melihat dia di taman dekat rumahku."

Mark mendengarkan dan menjawab, "hm, lalu?" Ia masih serius mendengarkan Karina sambil ikut melihat-lihat novel.

Gadis itu menoleh ke arah Mark. "Lalu tadi pagi di parkiran depan kampus, ada yang memperhatikanku juga—"

"Iya Karina Juuung... lalu apa hubungannya?" jawab Mark gemas.

"Sabar Mark. Aku belum selesai bicara. Dengarkan saja, jangan dipotong-potong terus," protes gadis itu sedikit berbisik.

"Iya-iya. Aku dengarkan, lanjutkan," jawabnya.

"Menurutku, orang yang di taman dan orang yang memperhatikanku di parkiran depan kampus, adalah orang yang sama," ucap Karina sambil mengambil salah satu novel terbaru.

"Dan kau tahu Mark? Orang itu adalah Jeno. Aku baru menyadarinya saat melihat dia duduk di bangku dekat kelasku," lanjutnya.

Mark hanya mengangguk-anggukan kepalanya dan tidak menjawab ucapan gadis itu.

"Aku jadi penasaran Mark, dia sedang apa berdiri diam di taman dekat bangku yang di antara dua pohon besar itu. Kau tahu maksudku kan?" ujar Karina.

Mark masih diam dan membuat Karina mendengus sebal. "Sekarang boleh bicara."

"Iya aku tahu, tempat yang ada pohon besar. Dan kau selalu takut kalau melewati itu."

"Iya benar Mark. Dia seperti hantu diam di sana," lanjut gadis itu lagi.

"Mungkin dia juga sedang olahraga juga. Sudah tidak usah kau pikirkan lagi," ucap Mark.

Karina menganggukan kepala. "Baiklah," sahutnya.

"Tapi tetap saja membuatku penasaran," lanjut Karina lagi.

Mark terkekeh melihat sahabatnya. "Ya sudah nanti aku coba cari tahu. Supaya kau tidak penasaran lagi."

"Callgomawo Mark. Kau yang paling bisa kuandalkan," sahut Karina sambil tersenyum lebar.

Mark ikut tersenyum tapi kemudian ia mendesah pelan. "Apa kau tertarik dengannya? Hm?" godanya.

"Aish! Apa maksudmu eoh? Aku ini hanya penasaran, kau tahu itu kan," dengus Karina sambil mengerucutkan bibirnya.

"Aku hanya bercanda. Ayo kita bayar ini dulu dan menyusul Kakakmu," ucap Mark sambil menggandeng tangan Karina.

Karina dan Mark pun jalan ke kasir untuk membayar apa yang telah mereka beli.

***

Mark dan Karina menyusul Dejun yang sudah lebih dulu menunggu keduanya di sebuah Kafe tak jauh dari sana. Sebut saja White Cafe.

"Sudah dapat yang ingin kau beli?" tanya Dejun pada Karina.

"Hm," sahut Karina sambil mengangguk.

Dejun menoleh ke arah Mark. "Bagaimana denganmu?"

Mark mengangguk. "Sudah semua," jawabnya.

Iya, setelah beberapa menit Dejun masuk toko buku, kakak Karina itu lebih memilih keluar dan menunggu di Kafe dekat toko buku.

"Baiklah. Kalian ingin pesan minum dulu atau tidak?" tanya Dejun sambil menatap Karina dan Mark bergantian.

"Tidak usah, terima kasih. Sudah malam juga, aku ingin langsung pulang saja," sahut Mark

Karina pun ikut menggeleng tanda ia tidak ingin minum juga. Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.

"Na, Aku pulang ya," ucap Mark sambil berhadapan dengan Karina.

Sedangkan Dejun sudah duluan masuk ke dalam mobil.

Mark mengelus pucuk kepala Karina dengan lembut. "Hubungi aku kalau kau sudah sampai di rumah," ucapnya.

"Iya. Tapi setelah ini aku ingin ke rumah teman Kak Dejun sebentar," sahut Karina.

"Ya sudah, hati-hati. Ingatkan Kakakmu kalau terlalu malam pulangnya," sahut pemuda itu.

Dejun menurunkan kaca mobilnya. "Hei kalian berdua! Pasangan sahabat tapi seperti sepasang kekasih. Cepat nanti terlalu malam. Ayo Na," serunya.

Karina melirik tajam ke arah Dejun.

"Sebentar," ujar Mark sambil tersenyum ke arah gadis di depannya.

Karina mengernyit. "Wae?" ucapnya sambil merotasikan bola matanya malas.

Mark menggelengkan kepalanya. "Ya sudah sana masuk ke dalam mobil. Ingat ya untuk mengabariku kalau kau sudah tiba di rumah," ucapnya lagi.

Mark mendorong Karina pelan dan membukakan pintu mobil untuk gadis itu. Tidak lupa dengan tangan Mark yang melindungi kepalanya.

"Gomawo," ucap Karina sambil melambaikan tangan pada Mark.

"Hati-hati, Mark," ujar Dejun pada Mark.

Mark mengangguk dan melambaikan tangan pada Karina. "Sampai jumpa besok, Na."

Mobil Dejun pun melaju keluar dari parkiran toko buku.

Haruskah aku menceritakan semuanya? Menyimpan rahasia sebesar ini, selalu membuatku takut akan kehilangan Karina. Batin Mark.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Beautiful In White   Bonus Chapter

    Kau di sini, tempat di mana aku menyimpan semua tentangmu, semua rasa cinta dan sayang yang kau sampaikan padaku. Kau di sini dan akan selalu di sini, di hatiku.***Seminggu setelah pernikahan Jeno dan Karina.Di pagi hari, saat matahari sudah tidak malu lagi untuk menampakkan sinarnya. Dengan suasana yang sangat hening hingga suara burung pun sangat terdengar oleh telinga. Ditemani dengan semilir angin yang berhembus, mengiringi langkah seorang pria dengan pakaian tidak terlalu formal dan seorang wanita mengenakan dress berwarna putih, dengan se-bouquet bunga di tangannya.Sang pria merangkul sang wanita dan mendekati batu nisan yang bertuliskan nama Hwang Hyunjin. Mereka sedang berada di Pemakaman daerah Gwanak, S

  • Beautiful In White   Epilog

    Kebahagiaan yang hakiki adalah kau mencintai orang lain, tapi orang itu mencintai yang lainnya dan kau ikhlas melepaskannya asalkan orang itu bahagia dan kau menemukan cinta sejati sebagai gantinya.***Suara kendaraan yang bising dan saling bersahutan dengan semilir angin. Matahari pun tampak tidak malu-malu untuk menunjukan sinarnya.Di kota Seoul, distrik Gangnam, seorang laki-laki sedang merasakan hangatnya sinar mentari pagi dengan pemandangan kota yang hiruk pikuk orang berlalu-lalang dan sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Laki-laki itu menunjukan senyum cerahnya, menandakan bahwa ia sedang bersemangat untuk memulai harinya.Akhirnya aku kembali ke negara ini. Aku sangat merindukannya. Tempat ini mengingatkanku

  • Beautiful In White   Kehilangan

    ...Aku ingin kau tahu, diam-diam, aku selalu menitipkan harapan yang sama dikala senja datang: aku ingin hari depanku ada kau di dalamnya.***Di kediaman keluarga Jung.Beberapa orang di rumah tersebut sedang sibuk dengan tugas mereka masing-masing. Jisung, Giselle, Chenle dan Ningning sibuk memeriksaCCTVyang terhubung di pekarangan rumah Karina.Renjun, Haechan dan Hendery sibuk dengan membantu Jaemin melacak keberadaan Winter melalui nomer ponsel yang Jeno berikan.Sedang Jaehyun sibuk dengan ponselnya menghubungi Johnny, Irene dan Dejun. Lalu Jeno dan Mark sibuk dengan menyusun strategi yang akan mereka jalankan untuk menyelamatkan Karina.

  • Beautiful In White   Unexpected

    Dia tahu segalanya tentangmu. Tapi kau terlalu sibuk dengan apa yang kau sukai. Dia telah memberikanmu waktu tapi kau tetap tidak menyadarinya.***Seorang wanita dengan pakaian minimnya menghampiri Karina yang sedang duduk meringkuk dengan tangan diikat dan mata ditutup menggunakan penutup mata. Jangan lupakan mulutnya yang dibungkam dengan kain sehingga ia susah untuk berbicara.Wanita dengan pakaian minim itu adalah Winter Kim.Winter memberikan perintah melalui gerakan matanya pada orang suruhannya. Orang-orang itu membuat Karina berdiri dan duduk di kursi yang ada di dekatnya.Wanita licik itu menghampiri Karina dan membuka ikatan di mata gadis itu. Sehingga Karina pun

  • Beautiful In White   Kidnapping

    Penyesalan yang akan kau sesali selama hidupmu adalah, kau tidak pernah mengatakan bahwa kau mencintai dirinya ketika dia masih bersamamu, jika ia sudah tak bersamamu yang tersisa hanyalah sebuah kenangan.***"Kak, kau sudah se—" ucapan Jisung terhenti karena Karina tidak ada di depan rumah.Jisung bingung ke mana Karina pergi dan siapa yang kakaknya temui tadi. Saat Jisung hendak berbalik menuju ruang keluarga, langkahnya terhenti karena suara ponsel yang sangat ia kenal.Iya, itu bunyi suara dari ponselnya. Ia pun mengambil ponsel tersebut. Kenapa ponselku di tinggal di depan pintu? Ke mana Kak Karina? batin Jisung.Dan tertera di ponsel nama seseorang yang Jisung k

  • Beautiful In White   Suspicion

    ... adalah hati, sesuatu yang tak bisa aku kendalikan. Ia yang tidak bisa aku perintah seperti tubuh yang lainnya, ia yang tidak bisa aku atur untuk jatuh cinta kepada siapa.***Di kediaman keluarga Lee.Dua hari setelah Jeno menyatakan perasaannya pada Karina.Di kamar Hendery, ia sedang mengernyitkan dahinya karena bingung sekaligus aneh melihat adik satu-satunya itu tersenyum sendirian. Padahal ia sedang menonton film dengan adegan sedih. Aneh bukan?"Ada apa dengannya?" gumam Hendery.Hendery mencoba untuk mengagetkan Jeno dengan melemparkan bantal sofa ke wajah adiknya itu. --bantal terlempar-- "Ya!" sentak J

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status