Share

Pria Berhoodie

Penulis: ayspcy
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-02 14:05:46

Kau tetap musim semi bagiku, walau kisahmu telah menjadi musim dingin yang berkepanjangan.

***

Karina mengambil langkah ringan menyusuri koridor Gedung A. Ia sedikit melamun --memikirkan sosok yang ada di Taman Hangang tadi. Dari postur tubuhnya seperti laki-laki. Tapi, Karina agak ragu sebab orang itu memakai hoodie. Lalu tiba-tiba ingatannya beralih pada seseorang yang menatapnya di parkiran.

Dia siapa? Apa dia mengenalku? Atau aku yang mengenal dia? ucapnya dalam hati.

"Hey Na!!" seru sahabatnya sambil menepuk pelan pundak Karina. Siapa lagi kalau bukan Mark Lee.

Mereka berdua mengenyam pendidikan di Universitas yang sama --Yonsei University. Karina berada di collage of science semester lima. Sedangkan Mark di tahun senior jurusan school of business. Bahkan mereka sekolah di tempat yang sama sejak taman kanak-kanak. Tapi, Mark sempat pergi ke Kanada dan kembali ketika keduanya tengah duduk di bangku sekolah menengah atas.

"Bisa tidak kalau datang itu dengan pemberitahuan?!" pekik Karina terkesiap.

Mark tidak menghiraukan raut wajah sahabatnya itu. "Maaf... pasti ada yang sedang kau pikirkan," ucapnya sambil merangkul gadis itu dan melanjutkan langkahnya menuju kelas.

Karina sudah terbiasa dengan sikap Mark yang seperti itu. Begitu pun dengan Mark, ia biasa menerima sikap sahabatnya yang suka berubah-ubah. Namun, ketika dengan orang lain ia akan berubah tanpa ekspresi dan bersikap dingin.

"Tidak! —heum iya," jawab Karina sedikit plin-plan sambil tetap memikirkan siapa seseorang di parkiran tadi.

Mark tiba-tiba berhenti melangkah dan otomatis gadis yang dirangkulnya pun juga. "Kau sedang memikirkan apa? Oh kau sedang memikirkan hubungan kita? Kau sudah siap aku lamar?" ucapnya sedikit bercanda dan membuat Karina merotasikan bola matanya malas. Dasar Mark.

"Ya ampun Mark cringe, carilah kekasih agar kau tidak menggangguku terus," ketus Karina sebal.

Mark hanya terkekeh dan berkata, "ada apa, hm? Apa yang membuatmu gelisah?"

"Tidak ada yang penting," jawabnya sambil menggedikkan bahunya.

Mark mengacak-ngacak rambut Karina dan berkata, "ya sudah kalau begitu." Ia menaik-turunkan kedua alis matanya.

Gadis itu hanya melirik malas ke arah Mark. Karina tahu, Mark ingin menghiburnya tapi kerapkali candaan Mark selalu garing. Sedang, lelaki itu hanya memasang wajahnya yang bisa membuat siapapun meleleh -terkekeh like anak kecil.

"Astaga Mark!" jawab gadis bersurai dark blue itu kemudian dengan ketus.

Karina melanjutkan langkahnya mendahului Mark, sambil bergumam tidak jelas. Mark pun mengambil langkah lebar dan mensejajarkannya dengan gadis itu. Entah mengapa, Mark senang kalau Karina sudah menggerutu. Rasanya seperti ada ekspresi lain di wajah cantiknya selain datar atau judes.

Di sepanjang koridor menuju kelas masing-masing, mereka berdua berbincang tentang apa saja bahkan di luar topik awal pembicaraan. Begitulah Karina dengan Mark, bersama lelaki itu, apapun bisa dijadikan bahan obrolan.

Saat sedang memperdebatkan masalah film yang baru Mark tonton kemarin, Karina tidak sengaja melihat seseorang yang tadi memerhatikannya di parkiran. Ia pun menghentikan langkahnya dan membuat Mark di sampingnya mengernyitkan dahi karena bingung.

"Mark tunggu sebentar. Itu yang lagi duduk di ujung sana, dia siapa?" tanya Karina penasaran. Beruntung jarak mereka agak jauh, jadi tidak terlalu mengundang perhatian banyak orang.

Mark mengikuti arah pandangan mata Karina. Ia sedikit menyipitkan matanya. "Oh yang itu? Lee Jeno namanya. Mahasiswa pindahan dari Scotland, satu jurusan denganku. Ada apa?" sahutnya.

"Mahasiswa pindahan? Aku juga tidak tahu, jika aku tahu untuk apa aku penasaran seperti ini," jawab Karina.

Mark memiringkan kepalanya sambil tersenyum ke arah Karina. "Sebenarnya ada apa denganmu, Na?" tanyanya bingung.

Karina menggedikkan bahunya dan menjawab, "aku juga tidak tahu Mark. Hanya saja... aku penasaran."

"Heum, penasaran ya..." sahut Mark sambil mengangguk mengiyakan ucapan gadis itu.

Baru saja Karina dan Mark akan melanjutkan langkah mereka, dari arah belakang sudah terdengar ocehan-ocehan para sahabat mereka.

"Hai Na, Mark. Kalian kenapa diam di sini?" ujar seorang gadis bernama Ningning Yizhuo —salah satu sahabat Karina.

Di sebelah Ningning ada Giselle Uchinaga dan Zhong Chenle. Mereka juga teman dekat Karina sejak sekolah menengah atas. Juga, ketiganya berada di jurusan yang sama dengan Karina. Jadi, hanya Mark yang berbeda dan lebih senior sebenarnya.

Terlihat Karina yang tak terlalu memerhatikan ocehan sahabat-sahabatnya. Ia terus melihat ke arah seseorang yang sedang duduk di ujung sana bersama teman-temannya mungkin.

Sepertinya benar, dari postur tubuhnya, dia adalah orang yang sama saat di taman tadi. Batinnya.

"Hey Karina Jung! Kenapa melamun?" tanya Chenle dan mengalihkan pandangan ke arah Jaemin "Mark, dia kenapa?"

Mark hanya menggedikan bahunya. "Nanti juga akan sadar sendiri dari lamunannya, tarik saja tangannya dan bawa masuk ke dalam kelas. Aku akan ke kelasku juga. Aku titip Karina pada kalian," ucapnya lalu melenggang pergi begitu saja.

Laki-laki itu melangkahkan kaki menuju kelasnya, meninggalkan Karina yang tetap diam dan jangan lupakan Ningning, Giselle, Chenle yang dibuat bingung oleh sikap gadis itu.

"Ya! Kau mau ke mana Mark? Aish!" teriak Ningning.

Dan itu membuat Karina tersadar dari kegiatannya memperhatikan laki-laki di ujung sana.

"Jangan berteriak di dekat telingaku," ucap Karina ketus sambil menutup telinganya.

Beruntung ketiga sahabatnya itu sudah sangat paham bagaimana seorang Karina, jadi mereka sampai tak ambil hati. "Biarkan saja. Biar kau bangun dari lamunanmu," jawab Ningning sarkas.

Karina tidak membalas ucapan Ningning. "Mark mana?" tanya gadis itu dan matanya bergerak mencari-cari sosok Mark.

Giselle dan Chenle hanya menggedikan bahu mereka dan melangkahkan kaki menuju kelas, meninggalkan Karina dan Ningning yang masih diam berdiri di tempat. Jangan lupa ada kuis pagi ini dan mereka tak ingin mendapatkan tempat duduk di paling depan.

"Ayolah Na, melamun itu ada waktunya. Mark sudah menuju kelasnya. Memang kau sedang memikirkan apa? Aku jadi penasaran," ujar Ninging sambil meraih tangan Karina untuk masuk ke kelas.

Karina mengikuti Ningning masuk ke dalam kelas dengan sesekali menoleh ke belakang masih memperhatikan tempat di mana seorang Jeno duduk tadi.

Mark harus tahu ini. Batin Karina.

Sedang di sisi lain, Jeno merasa ada seseorang yang tengah menatapnya lama. Entah karena memang ia begitu apatis atau hanya malas menanggapi, jadi ia tak terlalu ambil pusing.

Namun, ia juga penasaran...

***

Kisah mereka pun baru akan dimulai. Akankah takdir baik atau sebaliknya yang akan menghampiri mereka, semua akan terjawab saat setiap prosesnya mampu mereka lalui.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Beautiful In White   Bonus Chapter

    Kau di sini, tempat di mana aku menyimpan semua tentangmu, semua rasa cinta dan sayang yang kau sampaikan padaku. Kau di sini dan akan selalu di sini, di hatiku.***Seminggu setelah pernikahan Jeno dan Karina.Di pagi hari, saat matahari sudah tidak malu lagi untuk menampakkan sinarnya. Dengan suasana yang sangat hening hingga suara burung pun sangat terdengar oleh telinga. Ditemani dengan semilir angin yang berhembus, mengiringi langkah seorang pria dengan pakaian tidak terlalu formal dan seorang wanita mengenakan dress berwarna putih, dengan se-bouquet bunga di tangannya.Sang pria merangkul sang wanita dan mendekati batu nisan yang bertuliskan nama Hwang Hyunjin. Mereka sedang berada di Pemakaman daerah Gwanak, S

  • Beautiful In White   Epilog

    Kebahagiaan yang hakiki adalah kau mencintai orang lain, tapi orang itu mencintai yang lainnya dan kau ikhlas melepaskannya asalkan orang itu bahagia dan kau menemukan cinta sejati sebagai gantinya.***Suara kendaraan yang bising dan saling bersahutan dengan semilir angin. Matahari pun tampak tidak malu-malu untuk menunjukan sinarnya.Di kota Seoul, distrik Gangnam, seorang laki-laki sedang merasakan hangatnya sinar mentari pagi dengan pemandangan kota yang hiruk pikuk orang berlalu-lalang dan sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Laki-laki itu menunjukan senyum cerahnya, menandakan bahwa ia sedang bersemangat untuk memulai harinya.Akhirnya aku kembali ke negara ini. Aku sangat merindukannya. Tempat ini mengingatkanku

  • Beautiful In White   Kehilangan

    ...Aku ingin kau tahu, diam-diam, aku selalu menitipkan harapan yang sama dikala senja datang: aku ingin hari depanku ada kau di dalamnya.***Di kediaman keluarga Jung.Beberapa orang di rumah tersebut sedang sibuk dengan tugas mereka masing-masing. Jisung, Giselle, Chenle dan Ningning sibuk memeriksaCCTVyang terhubung di pekarangan rumah Karina.Renjun, Haechan dan Hendery sibuk dengan membantu Jaemin melacak keberadaan Winter melalui nomer ponsel yang Jeno berikan.Sedang Jaehyun sibuk dengan ponselnya menghubungi Johnny, Irene dan Dejun. Lalu Jeno dan Mark sibuk dengan menyusun strategi yang akan mereka jalankan untuk menyelamatkan Karina.

  • Beautiful In White   Unexpected

    Dia tahu segalanya tentangmu. Tapi kau terlalu sibuk dengan apa yang kau sukai. Dia telah memberikanmu waktu tapi kau tetap tidak menyadarinya.***Seorang wanita dengan pakaian minimnya menghampiri Karina yang sedang duduk meringkuk dengan tangan diikat dan mata ditutup menggunakan penutup mata. Jangan lupakan mulutnya yang dibungkam dengan kain sehingga ia susah untuk berbicara.Wanita dengan pakaian minim itu adalah Winter Kim.Winter memberikan perintah melalui gerakan matanya pada orang suruhannya. Orang-orang itu membuat Karina berdiri dan duduk di kursi yang ada di dekatnya.Wanita licik itu menghampiri Karina dan membuka ikatan di mata gadis itu. Sehingga Karina pun

  • Beautiful In White   Kidnapping

    Penyesalan yang akan kau sesali selama hidupmu adalah, kau tidak pernah mengatakan bahwa kau mencintai dirinya ketika dia masih bersamamu, jika ia sudah tak bersamamu yang tersisa hanyalah sebuah kenangan.***"Kak, kau sudah se—" ucapan Jisung terhenti karena Karina tidak ada di depan rumah.Jisung bingung ke mana Karina pergi dan siapa yang kakaknya temui tadi. Saat Jisung hendak berbalik menuju ruang keluarga, langkahnya terhenti karena suara ponsel yang sangat ia kenal.Iya, itu bunyi suara dari ponselnya. Ia pun mengambil ponsel tersebut. Kenapa ponselku di tinggal di depan pintu? Ke mana Kak Karina? batin Jisung.Dan tertera di ponsel nama seseorang yang Jisung k

  • Beautiful In White   Suspicion

    ... adalah hati, sesuatu yang tak bisa aku kendalikan. Ia yang tidak bisa aku perintah seperti tubuh yang lainnya, ia yang tidak bisa aku atur untuk jatuh cinta kepada siapa.***Di kediaman keluarga Lee.Dua hari setelah Jeno menyatakan perasaannya pada Karina.Di kamar Hendery, ia sedang mengernyitkan dahinya karena bingung sekaligus aneh melihat adik satu-satunya itu tersenyum sendirian. Padahal ia sedang menonton film dengan adegan sedih. Aneh bukan?"Ada apa dengannya?" gumam Hendery.Hendery mencoba untuk mengagetkan Jeno dengan melemparkan bantal sofa ke wajah adiknya itu. --bantal terlempar-- "Ya!" sentak J

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status