Share

Beginning

Author: ayspcy
last update Last Updated: 2021-04-03 00:04:31

Ketika kau mulai memikirkannya, itu pertanda kau mulai peduli padanya.

***

Masih di hari yang sama. Lee Jeno, tengah sibuk dengan pemikirannya sendiri. Bahkan ia tak menyadari kehadiran sahabat-sahabatnya. Bagi Jeno, dengan berada di antara mereka bisa membuatnya sedikit melupakan hal-hal yang mengusiknya akhir-akhir ini.

"Yo Jeno Lee, Na Jaemin!" seru Huang Renjun, sambil menepuk pundak Jeno dan Na Jaemin bersamaan.

Mereka berdua terkesiap dan sedikit terkejut. "Aish! Berisik!" tegur Jeno.

Renjun mengernyitkan dahi. "Ada apa dengannya?" tanyanya pada Jaemin sambil menunjuk Jeno menggunakan dagu.

"Urus saja temanmu itu, dari tadi dia melamun terus. Raut wajahnya seperti sedang menahan lapar," jawab Jaemin sambil melirik seseorang di sampingnya —Jeno.

Lelaki berkacamata itu lanjut membaca buku yang ada di tangannya. Sedang, Jeno yang merasa tersindir, langsung melirik sekaligus menepuk pundak yang membuatnya meringis dan mengalihkan pandangannya dari buku.

"Kurang kerjaan sekali dirimu, Jen." Selanjutnya Jaemin hanya menggerutu —lebih tepatnya marah-marah tertahan.

Lee Haechan; pemuda itu malah melantur. "Siapa yang lapar? Aku juga lapar, ayo kita ke kantin," ucapnya dengan polos.

Sebelum Haechan melangkah, ada yang mencekal lengannya. "Astaga Echan-ie! Siapa juga yang ingin pergi ke kantin? Ck," ucap Renjun dan menepuk dahinya sendiri.

"Eung? Bukan ya? Tadi kata Jaemin, Jeno lapar 'kan? Ayo kita ke kantin," sahut Haechan santai.

"Ah, molla!" ucap Renjun sambil menghela napas kasar dan mengacak rambutnya. Mimpi apa ia sampai memiliki sahabat seperti Haechan?

"Apa salahku?" tanya Haechan bingung. Ia memerhatikan Jeno yang sedari tadi hanya diam.

Sedangkan Jaemin hanya melirik malas ke arah Haechan dan Renjun. Lalu ia berdiri dari duduknya. "Sudah jangan hiraukan perkataanku tadi. Ayo kita ke kelas," ucapnya.

Haechan menurut saja apa kata Jaemin, Jaemin panutanku! Batinnya.

"Baiklah, ayo. Aku tidak ingin melakukan hukuman yang selalu kita hindari," tukas Renjun. Ia berjalan menuju kelas, diikuti Jaemin dan Haechan. Kebetulan pagi ini dimulai dengan kelas Pak Sehun, dosen yang terkenal killernya.

Meninggalkan Jeno yang masih diam di tempat dan memikirkan seseorang yang sudah menjadi masa lalunya, sekaligus seorang gadis yang dilihatnya tadi pagi di taman maupun di parkiran depan Kampus.

Kenapa aku jadi memikirkannya lagi? Dan juga gadis yang kutemui di taman. Ada apa denganku? Batin Jeno.

Aneh bukan?

Lelaki pemilik mata bak bulan sabit itu masih sibuk dengan pemikirannya sendiri. Hingga Jaemin kembali untuk mengajaknya. "Ya! Lee Jeno. Ayo ke kelas, kenapa kau masih melamun saja?" sentaknya.

"Eung? Ah, iya Jaem tunggu sebentar." Jeno meraih tasnya dan berjalan beriringan dengan Jaemin menuju kelas.

***

Di kelas Bisnis.

Sehun sedang menjelaskan materi di depan, sesekali ia mencatat poin penting di papan tulis. Semua mahasiswa/i dengan seksama mendengarkan apa yang dosen itu sampaikan.

Namun, tidak pada Mark. Ia sedang memerhatikan mahasiswa pindahan. Siapa lagi kalau bukan Jeno.

"Oh! Dia yang sudah membuat Karina melamun tadi. Apa dia mengenal Karina? Atau malah sebaliknya?" Mark memikirkan sesuatu.

"Ah, membuatku penasaran saja," lanjutnya bergumam.

Sedang, Jeno merasa ada yang menatapnya, ia pun langsung menoleh tepat ke arah Mark. Tatapan mereka saling betemu. Detik itu juga ia mengernyit, pasalnya pandangan orang itu penuh selidik.

"Dia kenapa ya?" gumam Jeno, terdengar oleh Jaemin di sampingnya.

"Ada apa Jen?" bisik Jaemin.

"Itu ada yang sedang menatap ke arahku. Kau tahu dia siapa Jaem?" jawab Jeno sedikit berbisik dan mengarahkan pandangannya ke Mark.

Jaemin mengikuti arah pandang Jeno. "Oh itu. Dia wakil ketua perkumpulan mahasiswa/i di kampus kita Jen. Mark Lee namanya. Sahabatnya ratu es kampus kita, eh lebih tepatnya seperti kekasihnya karena ke mana-mana selalu berdua," bisiknya.

Jeno menoleh ke arah Jaemin. "Ratu es? Siapa?" tanyanya sambil mengernyitkan dahinya.

"Tadi di parkiran bukannya kau sedang memerhatikan Karina? Aku kira kau sudah mengenalnya," sahut Jaemin.

Jeno berpikir sebentar. Ah yang itu? Itu 'kan gadis yang tidak sengaja bertatap muka denganku di taman tadi pagi. Karina namanya? hmm. Batinnya.

Karena merasa diabaikan oleh Jeno, Jaemin kembali memperhatikan Sehun yang sedang menjelaskan materi kuliah di depan kelas.

Kenapa aku jadi penasaran seperti ini? Lanjut Jeno dalam hati.

Sedang, Mark masih terus memikirkan kemungkinan Karina dan Jeno saling mengenal.

Aku akan mencari tahu nanti! Batin Mark.

Kelas pertama pun berakhir. Seluruh mahasiswa/i berhamburan keluar ruangan, begitu juga dengan Karina Jung.

Gadis itu berjalan dengan tergesa-gesa hingga tak sadar kalau di depannya ada seseorang yang tengah melangkah ke arahnya.

BRUUK!

"Aww! Aduuuh!!" pekik Karina meringis sambil mencoba untuk berdiri dengan terburu-buru.

Seseorang yang membuat gadis itu terjatuh, hanya diam berdiri di depannya tanpa ada niatan untuk membantunya berdiri.

"Aish! Kalau jalan itu lihat-lihat! Punya mata untuk dipakai bukan dijadikan pajangan!" bentak Karina sambil menepuk-nepuk celananya.

Jeno; ya pemuda itu hanya mengernyitkan dahinya ketika melihat Karina mengomel. Hingga gadis itu melanjutkan langkahnya sedikit berlari tanpa melihat ke arah Jeno.

"Bukankah dia gadis itu? Ternyata cerewet," gumam Jeno. Ia pun melanjutkan langkah kakinya.

Ya, mereka masih memasang dinding pertahanan yang begitu kokoh. Bagi keduanya, tidak ada yang lebih penting dibandingkan masalahnya sendiri.

Sedang di sisi lain. Karina terlihat menggerutu disepanjang koridor menuju kelas sahabatnya —Mark.

"Sangat menyebalkan! Karina Jung, jalan itu yang benar!" monolognya sambil marah-marah.

Gadis itu ingin bercerita tentang kejadian tadi pagi dan di parkiran pada Mark. Sebab sepertinya keduanya saling berkaitan. Namun, ia tidak sadar bahwa yang ia tabrak tadi adalah Jeno —seseorang tersebut.


Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Beautiful In White   Bonus Chapter

    Kau di sini, tempat di mana aku menyimpan semua tentangmu, semua rasa cinta dan sayang yang kau sampaikan padaku. Kau di sini dan akan selalu di sini, di hatiku.***Seminggu setelah pernikahan Jeno dan Karina.Di pagi hari, saat matahari sudah tidak malu lagi untuk menampakkan sinarnya. Dengan suasana yang sangat hening hingga suara burung pun sangat terdengar oleh telinga. Ditemani dengan semilir angin yang berhembus, mengiringi langkah seorang pria dengan pakaian tidak terlalu formal dan seorang wanita mengenakan dress berwarna putih, dengan se-bouquet bunga di tangannya.Sang pria merangkul sang wanita dan mendekati batu nisan yang bertuliskan nama Hwang Hyunjin. Mereka sedang berada di Pemakaman daerah Gwanak, S

  • Beautiful In White   Epilog

    Kebahagiaan yang hakiki adalah kau mencintai orang lain, tapi orang itu mencintai yang lainnya dan kau ikhlas melepaskannya asalkan orang itu bahagia dan kau menemukan cinta sejati sebagai gantinya.***Suara kendaraan yang bising dan saling bersahutan dengan semilir angin. Matahari pun tampak tidak malu-malu untuk menunjukan sinarnya.Di kota Seoul, distrik Gangnam, seorang laki-laki sedang merasakan hangatnya sinar mentari pagi dengan pemandangan kota yang hiruk pikuk orang berlalu-lalang dan sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Laki-laki itu menunjukan senyum cerahnya, menandakan bahwa ia sedang bersemangat untuk memulai harinya.Akhirnya aku kembali ke negara ini. Aku sangat merindukannya. Tempat ini mengingatkanku

  • Beautiful In White   Kehilangan

    ...Aku ingin kau tahu, diam-diam, aku selalu menitipkan harapan yang sama dikala senja datang: aku ingin hari depanku ada kau di dalamnya.***Di kediaman keluarga Jung.Beberapa orang di rumah tersebut sedang sibuk dengan tugas mereka masing-masing. Jisung, Giselle, Chenle dan Ningning sibuk memeriksaCCTVyang terhubung di pekarangan rumah Karina.Renjun, Haechan dan Hendery sibuk dengan membantu Jaemin melacak keberadaan Winter melalui nomer ponsel yang Jeno berikan.Sedang Jaehyun sibuk dengan ponselnya menghubungi Johnny, Irene dan Dejun. Lalu Jeno dan Mark sibuk dengan menyusun strategi yang akan mereka jalankan untuk menyelamatkan Karina.

  • Beautiful In White   Unexpected

    Dia tahu segalanya tentangmu. Tapi kau terlalu sibuk dengan apa yang kau sukai. Dia telah memberikanmu waktu tapi kau tetap tidak menyadarinya.***Seorang wanita dengan pakaian minimnya menghampiri Karina yang sedang duduk meringkuk dengan tangan diikat dan mata ditutup menggunakan penutup mata. Jangan lupakan mulutnya yang dibungkam dengan kain sehingga ia susah untuk berbicara.Wanita dengan pakaian minim itu adalah Winter Kim.Winter memberikan perintah melalui gerakan matanya pada orang suruhannya. Orang-orang itu membuat Karina berdiri dan duduk di kursi yang ada di dekatnya.Wanita licik itu menghampiri Karina dan membuka ikatan di mata gadis itu. Sehingga Karina pun

  • Beautiful In White   Kidnapping

    Penyesalan yang akan kau sesali selama hidupmu adalah, kau tidak pernah mengatakan bahwa kau mencintai dirinya ketika dia masih bersamamu, jika ia sudah tak bersamamu yang tersisa hanyalah sebuah kenangan.***"Kak, kau sudah se—" ucapan Jisung terhenti karena Karina tidak ada di depan rumah.Jisung bingung ke mana Karina pergi dan siapa yang kakaknya temui tadi. Saat Jisung hendak berbalik menuju ruang keluarga, langkahnya terhenti karena suara ponsel yang sangat ia kenal.Iya, itu bunyi suara dari ponselnya. Ia pun mengambil ponsel tersebut. Kenapa ponselku di tinggal di depan pintu? Ke mana Kak Karina? batin Jisung.Dan tertera di ponsel nama seseorang yang Jisung k

  • Beautiful In White   Suspicion

    ... adalah hati, sesuatu yang tak bisa aku kendalikan. Ia yang tidak bisa aku perintah seperti tubuh yang lainnya, ia yang tidak bisa aku atur untuk jatuh cinta kepada siapa.***Di kediaman keluarga Lee.Dua hari setelah Jeno menyatakan perasaannya pada Karina.Di kamar Hendery, ia sedang mengernyitkan dahinya karena bingung sekaligus aneh melihat adik satu-satunya itu tersenyum sendirian. Padahal ia sedang menonton film dengan adegan sedih. Aneh bukan?"Ada apa dengannya?" gumam Hendery.Hendery mencoba untuk mengagetkan Jeno dengan melemparkan bantal sofa ke wajah adiknya itu. --bantal terlempar-- "Ya!" sentak J

  • Beautiful In White   Revealed

    Tuhan mengirim aku bukan untuk menyakitimu. Meskipun pada akhirnya bukan aku yang mampu membahagiakanmu.***Giselle dan Chenle sedang berada di sebuah Kafe. Mereka akan membahas apa yang Chenle dapatkan dari hasil intaiannya terhadap Mark."Jadi bagaimana? Apa yang kau dapat dari mengikuti Mark tempo hari?" tanya Giselle.Chenle menyeruputcoffee-nya, lalu menjawab pertanyaan Giselle. "Aku sudah mendengarkan semua penjelasan dari Mark..." Ia manaruh gelasnya, "bahwa semua kecurigaan kita selama ini benar. Mark sangat mengenal Winter, karena mereka —berstatus saudara sepupu."Giselle tersentak kaget, ternyata yang ia duga selama ini benar, Mark ada kaitan

  • Beautiful In White   Acquiesce

    "Hai Na. Sudah pulang? Ayo berangkat. Kita harusfittingbaju pertunangan untuk lusa," ajak seseorang.Karina mengangguk. "Heum, ayo."Seorang pria mengenakan kaos putih ditutupi dengancoatberwarna hitam, tidak lupa dengan kacamata, bernama lengkap Hwang Hyunjin. Ia sedang menjemput kekasihnya yang sebentar lagi akan berubah status menjadi tunangan.Hyunjin sudah berkuliah, sedangkan Karina masih duduk di bangku sekolah tingkat senior. Usia mereka hanya terpaut 2 tahun. Mereka pun menuju salah satu mobil yang terparkir di parkiran sekolah."Kau ingin makan atau langsung ke butik?" tanya Hyunjin sambil menyetir."Langsung saja. Kita bisa makan b

  • Beautiful In White   Flashback 2

    Kaubilangmencintaikutapihanya karenajarakdenganmudahnyakaumencampakanku.***Lee Jeno terlihat melakukan rutinitasnya setiap pagi, yaitu mengunjungi taman dekat komplek rumahnya. Ada alasan kenapa Jeno selalu mengunjungi taman tersebut, lebih tepatnya hanya diam berdiri dan menatap bangku di antara dua pohon yang berada di taman.Tempat itu adalah tempat terakhir di mana kisah masa lalu Jeno berjalan. Tapi, ada yang berbeda saat itu. Jeno tidak sengaja melihat seseorang yang sedang menatapnya seperti orang ketakutan dan berlari begitu saja.---

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status