Beranda / Romansa / Beautiful Pain / Bab 1. Birthday Party

Share

Beautiful Pain
Beautiful Pain
Penulis: Abigail Kusuma

Bab 1. Birthday Party

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-09 15:22:07

Sebuh pesta ulang tahun meriah dihadiri ribuan tamu undangan tampak begitu memukau. Dekorasi indah pesta ulang tahun itu sangat indah. Lampu kristal dan taburan bunga lily layaknya seperti berada di pesta ulang tahun putri raja.

Skyla Audrey Russel—putri sang billionaire asal Italia itu terkenal selalu hidup dalam kemewahan. Tak tanggung-tanggung hanya demi pesta ulang tahun yang ke 23, Audrey mengeluarkan uang jutaan dollar. Tapi apa pedulinya bagi Audrey? Uang bukanlah masalah. Bahkan hotel di mana Audrey berulang tahun saja adalah hotel mewah milik keluarga sang ibu. Ya, Audrey memang kerap dijuluki wanita yang sempurna. Tidak ada satu pun hal kekurangan yang dimiliki Audrey. Dan tak sedikit banyak yang iri pada kehidupan Audrey.

“Ma, Xander ada di mana? Kenapa sampai sekarang Xander belum juga datang? Dia ingat ulang tahunku atau tidak?” Audrey menjauh dari kerumunan para tamu undangan. Wanita itu menghampiri kedua orang tuanya yang tengah mengobrol dengan kedua orang tua Xander—tunangannya.

“Audrey, sabarlah, Sayang. Pasti Xander akan segera datang.” Miranda—ibu Audrey memberikan nasihat pada Audrey agar jauh lebih bisa bersabar.

“Tenanglah, Princess. Xander mungkin sedang berada di jalan.” Athes—ayah Audrey mengelus pipi Audrey, menenangkan putrinya itu untuk tidak cemas terutama di saat pesta ulang tahun putri kesayangannya itu.

Audrey menghela napas kasar. Tak dipungkiri raut wajah Audrey begitu kecewa. Ini bukan pertama kali Xander datang terlambat di pesta ulang tahunnya. Bisa dikatakan setiap kali Audrey mengadakan pesta ulang tahun; maka Xander akan selalu datang terlambat.

Bahkan Xander biasanya datang disaat pesta hampir berakhir. Alasannya? Jelas aja Xander akan mengatakan sibuk dengan pekerjaan. Walau weekend sekalipun, Xander akan tetap bekerja. Lagi dan lagi, Audrey harus bisa jauh bersabar menghadapi Xander. Rasa cinta yang terlalu kuat membuat Audrey seakan tak memedulikan apa pun.

“Marco di mana putra kita? Kenapa lama sekali?” Angela—ibu Xander berbicara pelan pada sang suami. Bukan hanya Audrey saja yang kesal karena Xander belum datang tapi Angela juga kesal. Padahal sebelumnya Angela sudah mengingatkan putranya itu untuk tidak datang terlambat di pesta ulang tahun Audrey.

“Ck! Anak itu memang benar-benar keterlaluan,” geram Marco emosi.

“Marco, mungkin saja Xander terjebak macet atau mungkin ada pekerjaan penting yang tidak bisa Xander hindari,” sambung Miranda yang berusaha bersikap bijak.

“Aku akan menghubungi putraku.” Marco mengeluarkan ponselnya dari balik jas, lalu menghubungi nomor putranya itu.

Saat Marco tengah menghubungi putranya; tatapannya tak sengaja mengikuti tatapan semua orang—yang teralih pada sosok pria bertubuh tinggi tegap memasuki ballroom hotel. Tampak senyuman di wajah Audrey terlukis melihat sosok pria tampan yang terbalut jas berwarna hitam. Aura dingin dan tegas begitu memesona. Sorot mata yang tegas itu selalu membuat Audrey tersihir.

“Xander!” Audrey langsung menghamburkan tubuhnya ke tubuh Xander. Sayangnya pelukan Audrey itu tak terbalas. Xander bergeming kala Audrey memeluknya.

“Kau dari mana saja, Xander? Kenapa kau baru datang sekarang?” seru Marco seraya mematikan ponselnya yang tadi tengah menghubungi putranya itu. Tatapan mata Marco menatap Xander penuh tuntutan.  

“Xander, kau dari mana, Sayang? Mommy sudah memintamu untuk tidak datang terlambat. Tapi kenapa kau datang terlambat, Nak?” tegur Angela menatap putranya itu.

“Maaf, ada meeting yang tidak bisa aku hindari.” Xander menjawab dengan nada dingin.

Xander Foster—tunangan Audrey itu memang terkenal sangat sibuk. Sebagai salah satu pengusaha muda ternama di Roma, Xander nyaris tak memiliki waktu untuk bersama dengan Audrey. Pria berdarah Amerika dan Italia itu memang selalu mengutamakan pekerjaannya ketimbang Audrey. Terbukti pekerjaan Xander lebih penting ketimbang ulang tahun Audrey.

“Kenapa kau selalu saja beralasan pekerjaan, Xander?” sembur Marco emosi.

“Paman Marco, aku mohon jangan memarahi Xander lagi. Terpenting Xander sudah datang, Paman. Aku mengerti kalau Xander sibuk dengan pekerjaannya, Paman,” jawab Audrey pelan dan lembut meminta Marco untuk tidak lagi marah pada Xander.

Well, jika ditanya tentang cinta Audrey pada Xander; maka luasnya samudera pun kalah dengan besarnya cinta Audrey pada Xander. Meski ribuan kali Xander mengecewakan Audrey rasanya Audrey tidak akan mungkin meninggalkan Xander. Kesabaran Audrey melebihi wanita mana pun yang ada di dunia ini. Seperti saat ini meski kesal sekalipun tapi Audrey akan berusaha mengerti Xander.  

“Marco, apa yang dikatakan Audrey benar. Tidak usah diperpanjang lagi. Yang penting Xander sudah datang,” sambung Miranda berusaha bersikap bijak.

Marco akhirnya diam tak ingin memperpanjang masalah. Marco menyadari dia tak ingin merusak moment ulang tahun Audrey. Ditambah sejak tadi pun sorot kamera teralih ke arah Xander dan Audrey. Itu yang membuat Marco memilih untuk tak lagi mempermasalahkan Xander yang datang terlambat.

“Xander, lain kali kau harus meluangkan waktumu lebih banyak untuk Audrey. Kau boleh sibuk dengan pekerjaanmu tapi kau harus bisa membedakan mana prioritas utama,” tegur Athes pada Xander.

Xander terdiam kala mendengar ucapan Athes yang menyebut-nyebut tentang ‘Prioritas’, ingin rasanya Xander menjawab dengan tegas ucapan Athes. Tetapi Xander menyadari jawabannya akan tetap percuma. Pada akhirnya Xander tahu dirinya akan kembali dipaksa.

“Maaf. Lain kali aku akan berusaha datang tepat waktu.” Hanya kalimat itu yang bisa Xander ucapkan. Nada bicaranya tegas, dingin, dan matang.

***

-To Be Continued

Hi, welcome di novel kedua yang ada di Goodnovel.  Maaf novel pertama sempat hiatus, karena ada alasan tertentu yang membuat novel itu hiatus, tapi tenang novel Beautiful Pain akan sampai tamat di sini. 

Follow I*: abigail_kusuma95 (Info seputar novel ada di I*)

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Rna 1122
ntar ujung"nya juga nyesel lu yaaa
goodnovel comment avatar
Ct Jerr
akhirnya dpt jg baca kisah Xander dan Audrey disini ...
goodnovel comment avatar
nur rizkiana
novel pertama apa judulnya,thor??maaf
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Beautiful Pain    Bab 129. Ending Scene (TAMAT)

    Beberapa bulan kemudian … Tokyo, Japan. “Rikkard … Rachel … jangan bermain di air mancur. Nanti kalian terjatuh.” Audrey hendak menghampiri kedua anaknya yang tengah asik bermain di air mancur. Akan tetapi gerak Audrey terhenti kala Xander menahan lengannya.“Sayang, ada pengawal yang menjaga anak-anak kita. Tidak usah mencemaskan mereka.” Xander menarik tangan Audrey, masuk ke dalam pelukannya, dan mengecupi puncak kepala sang istri. Musim semi di Tokyo sangatlah indah. Bunga-bunga sakura bermekaran tumbuh dengan sangat sempurna.Audrey tersenyum samar. Rikkard dan Rachel memang anak yang sangat aktif. Dua kakak beradik itu kerap membuat Audrey sedikit pusing akibat dua anaknya terlalu aktif. Well, meski demikian tentu hidup Audrey penuh warna. Kehadiran Rikkard dan Rachel melengkapi kebahagiaannya dengan Xander. “Xander, aku senang sekali Serry dan Frank sudah menikah. Aku berharap mereka bisa segera mendapatkan anak dan hidup bahagia seperti kita,” ujar Audrey hangat mengingat

  • Beautiful Pain    Bab 128. Extra Part VIII

    Pagi yang cerah membaur dengan suara kicauan burung. Sinar matahari menyinari bumi begitu indah. Tampak Audrey sibuk di ruang makan membuat pudding cokelat dan strawberry kesukaan anak-anaknya. Hari ini kedua anaknya akan pulang dari rumah orang tuanya. Itu kenapa Audrey khusus membuatkan pudding. Satu hari tak bertemu kedua anaknya itu membuat Audrey benar-benar merindukan kedua anaknya. Walau sebenarnya memang kedua anaknya kerap menjadi rebutan kedua orang tuanya dan kedua orang tua Xander.“Nyonya, apa Anda membutuhkan bantuan?” tanya seorang pelayan pada Audrey.“Tidak usah. Ini sudah selesai.” Audrey menyimpan pudding buah ke kulkas “Kau kerjakan pekerjaanmu yang lain saja.”“Baik, Nyonya. Saya permisi.” Pelayan itu menundukan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Audrey.Saat Audrey sudah memasukan pudding buah ke dalam kulkas, Audrey berbalik, dan hendak melangkah keluar meninggalkan dapur, menghampiri Xander yang berada di ruang kerjanya. Namun tiba-tiba tanpa sengaja

  • Beautiful Pain    Bab 127. Extra Part VII

    Pelupuk mata Audrey bergerak-gerak, menandakan wanita itu akan segera membuka matanya. Malam yang sunyi dan gelap, membuat Audrey tertidur sangat nyaman. Akan tetapi, suara ketukan pintu yang berasal dari luar menjadi pemicu Audrey yang terlelap itu langsung terbangun dari tidur lelapnya.Audrey membuka mata, menyeka sedikit kedua matanya, lalu melihat ke samping—Xander sudah tidak ada di sana. Tampak Audrey mengembuskan napas panjang. Tatapan Audrey melihat ke tubuhnya sendiri—yang sudah memakai gaun tidur. Audrey ingat setelah pergulatan panasnya dengan sang suami, Audrey langsung tertidur pulas. Kalau sekarang dirinya sudah memakai gaun tidur, pasti suaminya itu yamg memakaikannya.“Xander pasti ada di ruang kerjanya.” Audrey menghela napas dalam. Audrey yakin kalau tadi ketika dirinya tidur, suaminya pergi ke ruang kerja. Padahal Audrey sudah dibuat lemas oleh sang suami. Tapi malah suaminya masih saja memiliki energy untuk memeriksa pekerjaan.Suara ketukan pintu masih terdengar.

  • Beautiful Pain    Bab 126. Extra Part VI

    Menjadi ibu rumah tangga sekaligus memimpin perusahaan membuat Audrey sempat kesulitan. Ditambah perusahaannya yang ada di Jepang benar-benar berkembang pesat. Membuat Audrey harus mengawasi dengan teliti.Dulu, Audrey memang fokus membesarkan perusahaannya di Jepang karena Audrey pikir dirinya akan menetap selamanya di Jepang, tapi siapa sangka kalau apa yang Audrey pikirkan salah. Takdir tetap membawanya kembali pada Xander. Menikah lagi dengan pria yang sejak dulu dia cintai.Beberapa tahun terakhir ini, sejak Rachel lahir, Audrey memang sangat fokus pada membesarkan kedua anaknya. Tentu, Audrey tidak melepas tanggung jawabnya akan perusahaannya. Selama ini, Audrey dibantu oleh Tina—asistennya—dalam mengurus perusahaan yang ada di dalam atau luar negeri.Tak hanya Tina saja, Xander pun kerap membantunya. Sedangkan Zack dan Rainer, dua adik Audrey itu memang fokus pada pendidikan di Boston. Adapun cabang perusahan yang Zack dan Rainer urus adalah cabang perusahaan di Amerika.“Sayan

  • Beautiful Pain    Bab 125. Extra Part V

    “Rikkard, Rachel, ayo ini sudah waktunya kalian berangkat sekolah. Hari ini Mommy dan Daddy akan mengantar kalian ke sekolah.” Audrey berseru meminta Rikkard dan Rachel untuk cepat menghampirinya.Khusus hari ini, Audrey dan Xander memang akan mengantar Rikkard dan Rachel sekolah. Audrey dan Xander sengaja menyekolahkan Rikkard di satu sekolah dengan Rachel. Tujuan utama tentu agar Rikkard bisa selalu menjaga Rachel.“Ya, Momny. Aku dan Kak Rikkard sudah siap.” Rachel menghampiri Audrey bersama dengan Rikkard. Gadis kecil itu sudah rapi dan cantik dengan seragamnya. Rambut pirang Rachel diikat ke atas, membuat gadis itu seperti boneka hidup. Pun di samping Rachel ada Rikkard yang sangat tampan memakai seragam sekolahnya. Diusia yang masih 6 tahun, Rikkard memiliki tubuh yang tinggi menurun dari Xander.“Anak Mommy sangat tampan dan cantik.” Audrey mencium pipi Rachel dan Rikkard bergantian. Memeluk dengan erat kedua anaknya itu.“Aku cantik seperti Mommy. Kak Rikkard tampan seperti Da

  • Beautiful Pain    Bab 124. Extra Part IV

    Piazza Navona, Roma, Italia. “Rikkard, jaga adikmu. Jangan jauh-jauh dari adikmu.” Audrey berseru melihat Rikkard yang tengah berlari-lari bermain dengan Rachel. Meski ada empat pengawal yang menjaga Rikkard dan Rachel tetap saja Audrey mencemaskan kedua anaknya itu.“Sayang, mereka aman. Kau tenang saja.” Xander membelai pipi Audrey dan memberikan kecupan di sana.“Audrey, biarkan Rikkard dan Rachel bermain. Rikkard pasti menjaga adiknya dengan sangat baik. Lagi pula mereka tidak pergi jauh dari kita,” sambung Angela hangat.“Benar, Sayang. Kau tidak usah khawatir,” ucap Miranda lembut mengingatkan putrinya.Audrey tersenyum dan menganggukan kepalanya. Kini Audrey bersama dengan suami, anak, serta orang tua dan mertuanya berada di Piazza Navona. Mereka tengah duduk bersantai menikmati cuaca pagi yang cerah. Berada di tempat ini adalah permintaan Audrey.Audrey merasa jenuh selalu duduk di restoran mahal. Kali ini Audrey ingin lebih menikmati hidup dalam kesederhanaan. Piazza Navona

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status