Share

Bab 3. Drunk

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2022-08-09 15:23:07

Suara detuman musik memekak telinga. Sebuah klub malam terkenal di Roma itu menjadi tempat di mana para pengusaha, model, dan artis berkumpul menikmati indahnya hiburan dunia malam. Klub malam yang sering dijumpai banyak orang dari kalangan atas itu kerap menjadi tempat one night stand bagi para pria dan wanita yang bosan dengan pasangan mereka.

Aroma tembakau bercampur dengan anggur mahal serta suara dentingan gelas sloki memenuhi klub malam ini. Terlihat seorang wanita cantik duduk dengan anggun menikmati minumannya di salah satu tempat khusus tamu VIP. Tamu yang siap merogoh kocek tidak sedikit hanya untuk membuka table di tempat khusus para tamu VIP. 

“Xander kau menyebalkan!” Audrey menegak vodka di tangannya hingga tandas. Entah sudah berapa kali dia minum vodka itu. Benak Audrey begitu kacau. Xander—sang tunangan terus ingin menunda pernikahan mereka. Terlebih perkataan Xander kemarin sangat menusuk hati Audrey. Kata-kata yang sering sekali Xander ucapkan tapi selalu diabaikan olehnya. 

Tampak tatapan semua pria terus tertuju pada Audrey yang duduk sendiran. Gaun panjang berwarna merah, dengan belahan dada yang tinggi membuat Audrey sangat memukau. Penampilan yang menawan. Paras cantik. Rambut pirang terjuntai indah. Audrey bak sosok putri raja yang berada di tengah-tengah klub malam. 

“Nona, Anda sudah mabuk. Apa Anda bersama dengan sopir?” Seorang pelayan bertanya dengan sopan pada Audrey. 

“Aku tidak mabuk. Kau tidak usah mengurusiku. Aku mampu mengurus diriku sendiri. Sekarang pergilah,” ucap Audrey yang sengaja mengusir pelayan itu. Pun sang pelayan tak berani mengganggu Audrey. Pelayan itu segera pamit undur diri dari hadapan Audrey. 

Audrey mengambil ponselnya. Tatapan wanita itu terlalih pada fotonya dengan Xander yang ada di layar ponselnya. Senyuman di wajahnya terlukis. Senyuman yang seperti menertawakan dirinya sendiri. Selama ini dirinya menginginkan Xander. Tapi tidak dengan pria itu. Lagi dan lagi sang tunangan selalu menolak dirinya. Lelah? Jelas iya! Audrey lelah. Namun, meski lelah Audrey tak akan pernah melepas Xander. Pria itu adalah cinta pertama dan Audrey ingin pria itu juga menjadi cinta terakhirnya.  

Saat Audrey tengah memerhatikan fotonya dengan Xander; otak Audrey mendorongnya untuk mencari nomor Xander di kontak ponselnya, dan segera menghubungi sang tunangan. Namun, sayangnya tak ada jawaban. Seperti biasa Xander kerap mengabaikannya. Menjawab telepon darinya adalah hal yang tersulit. Sibuk dan sibuk. Itu yang akan selalu dikatakan oleh Xander. Ketika Audrey baru saja ingin menutup panggilan itu, tiba-tiba Audrey mendapatkan jawaban telepon.

“Hallo, Xander?” sapa Audrey setengah mabuk saat panggilan terhubung. 

“Audrey, kau di klub malam?” seru Xander dari seberang sana yang tentunya menyadari kalau Audrey berada di klub malam. 

“Xander, kau menyebalkan. Kenapa kau selalu saja menunda pernikahan kita?” racau Audrey. Wanita itu sudah berada di dalam pengaruh alkohol. 

“Shit, Audrey! Jangan pergi ke mana-mana. Aku akan menjemputmu.” Nada bicara Xander terdengar menggeram emosi kala tahu Audrey berada di klub malam. 

Panggilan terputus. Audrey mengangkat bahunya tak acuh kala Xander lebih dulu memutuskan panggilan itu. Xander mau menjemputnya? Mustahil! Di jam seperti ini, tunangannya itu pasti sibuk dengan pekerjaannya. Audrey sudah sangat hafal dengan sifat Xander.

Audrey kembali menegak vodka-nya. Alkohol adalah obat di mana Audrey jauh lebih tenang. Khusus malam ini, Audrey sengaja mendatangi klub malam demi menghilangkan penat di kepalanya.  

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Beautiful Pain    Bab 129. Ending Scene (TAMAT)

    Beberapa bulan kemudian … Tokyo, Japan. “Rikkard … Rachel … jangan bermain di air mancur. Nanti kalian terjatuh.” Audrey hendak menghampiri kedua anaknya yang tengah asik bermain di air mancur. Akan tetapi gerak Audrey terhenti kala Xander menahan lengannya.“Sayang, ada pengawal yang menjaga anak-anak kita. Tidak usah mencemaskan mereka.” Xander menarik tangan Audrey, masuk ke dalam pelukannya, dan mengecupi puncak kepala sang istri. Musim semi di Tokyo sangatlah indah. Bunga-bunga sakura bermekaran tumbuh dengan sangat sempurna.Audrey tersenyum samar. Rikkard dan Rachel memang anak yang sangat aktif. Dua kakak beradik itu kerap membuat Audrey sedikit pusing akibat dua anaknya terlalu aktif. Well, meski demikian tentu hidup Audrey penuh warna. Kehadiran Rikkard dan Rachel melengkapi kebahagiaannya dengan Xander. “Xander, aku senang sekali Serry dan Frank sudah menikah. Aku berharap mereka bisa segera mendapatkan anak dan hidup bahagia seperti kita,” ujar Audrey hangat mengingat

  • Beautiful Pain    Bab 128. Extra Part VIII

    Pagi yang cerah membaur dengan suara kicauan burung. Sinar matahari menyinari bumi begitu indah. Tampak Audrey sibuk di ruang makan membuat pudding cokelat dan strawberry kesukaan anak-anaknya. Hari ini kedua anaknya akan pulang dari rumah orang tuanya. Itu kenapa Audrey khusus membuatkan pudding. Satu hari tak bertemu kedua anaknya itu membuat Audrey benar-benar merindukan kedua anaknya. Walau sebenarnya memang kedua anaknya kerap menjadi rebutan kedua orang tuanya dan kedua orang tua Xander.“Nyonya, apa Anda membutuhkan bantuan?” tanya seorang pelayan pada Audrey.“Tidak usah. Ini sudah selesai.” Audrey menyimpan pudding buah ke kulkas “Kau kerjakan pekerjaanmu yang lain saja.”“Baik, Nyonya. Saya permisi.” Pelayan itu menundukan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Audrey.Saat Audrey sudah memasukan pudding buah ke dalam kulkas, Audrey berbalik, dan hendak melangkah keluar meninggalkan dapur, menghampiri Xander yang berada di ruang kerjanya. Namun tiba-tiba tanpa sengaja

  • Beautiful Pain    Bab 127. Extra Part VII

    Pelupuk mata Audrey bergerak-gerak, menandakan wanita itu akan segera membuka matanya. Malam yang sunyi dan gelap, membuat Audrey tertidur sangat nyaman. Akan tetapi, suara ketukan pintu yang berasal dari luar menjadi pemicu Audrey yang terlelap itu langsung terbangun dari tidur lelapnya.Audrey membuka mata, menyeka sedikit kedua matanya, lalu melihat ke samping—Xander sudah tidak ada di sana. Tampak Audrey mengembuskan napas panjang. Tatapan Audrey melihat ke tubuhnya sendiri—yang sudah memakai gaun tidur. Audrey ingat setelah pergulatan panasnya dengan sang suami, Audrey langsung tertidur pulas. Kalau sekarang dirinya sudah memakai gaun tidur, pasti suaminya itu yamg memakaikannya.“Xander pasti ada di ruang kerjanya.” Audrey menghela napas dalam. Audrey yakin kalau tadi ketika dirinya tidur, suaminya pergi ke ruang kerja. Padahal Audrey sudah dibuat lemas oleh sang suami. Tapi malah suaminya masih saja memiliki energy untuk memeriksa pekerjaan.Suara ketukan pintu masih terdengar.

  • Beautiful Pain    Bab 126. Extra Part VI

    Menjadi ibu rumah tangga sekaligus memimpin perusahaan membuat Audrey sempat kesulitan. Ditambah perusahaannya yang ada di Jepang benar-benar berkembang pesat. Membuat Audrey harus mengawasi dengan teliti.Dulu, Audrey memang fokus membesarkan perusahaannya di Jepang karena Audrey pikir dirinya akan menetap selamanya di Jepang, tapi siapa sangka kalau apa yang Audrey pikirkan salah. Takdir tetap membawanya kembali pada Xander. Menikah lagi dengan pria yang sejak dulu dia cintai.Beberapa tahun terakhir ini, sejak Rachel lahir, Audrey memang sangat fokus pada membesarkan kedua anaknya. Tentu, Audrey tidak melepas tanggung jawabnya akan perusahaannya. Selama ini, Audrey dibantu oleh Tina—asistennya—dalam mengurus perusahaan yang ada di dalam atau luar negeri.Tak hanya Tina saja, Xander pun kerap membantunya. Sedangkan Zack dan Rainer, dua adik Audrey itu memang fokus pada pendidikan di Boston. Adapun cabang perusahan yang Zack dan Rainer urus adalah cabang perusahaan di Amerika.“Sayan

  • Beautiful Pain    Bab 125. Extra Part V

    “Rikkard, Rachel, ayo ini sudah waktunya kalian berangkat sekolah. Hari ini Mommy dan Daddy akan mengantar kalian ke sekolah.” Audrey berseru meminta Rikkard dan Rachel untuk cepat menghampirinya.Khusus hari ini, Audrey dan Xander memang akan mengantar Rikkard dan Rachel sekolah. Audrey dan Xander sengaja menyekolahkan Rikkard di satu sekolah dengan Rachel. Tujuan utama tentu agar Rikkard bisa selalu menjaga Rachel.“Ya, Momny. Aku dan Kak Rikkard sudah siap.” Rachel menghampiri Audrey bersama dengan Rikkard. Gadis kecil itu sudah rapi dan cantik dengan seragamnya. Rambut pirang Rachel diikat ke atas, membuat gadis itu seperti boneka hidup. Pun di samping Rachel ada Rikkard yang sangat tampan memakai seragam sekolahnya. Diusia yang masih 6 tahun, Rikkard memiliki tubuh yang tinggi menurun dari Xander.“Anak Mommy sangat tampan dan cantik.” Audrey mencium pipi Rachel dan Rikkard bergantian. Memeluk dengan erat kedua anaknya itu.“Aku cantik seperti Mommy. Kak Rikkard tampan seperti Da

  • Beautiful Pain    Bab 124. Extra Part IV

    Piazza Navona, Roma, Italia. “Rikkard, jaga adikmu. Jangan jauh-jauh dari adikmu.” Audrey berseru melihat Rikkard yang tengah berlari-lari bermain dengan Rachel. Meski ada empat pengawal yang menjaga Rikkard dan Rachel tetap saja Audrey mencemaskan kedua anaknya itu.“Sayang, mereka aman. Kau tenang saja.” Xander membelai pipi Audrey dan memberikan kecupan di sana.“Audrey, biarkan Rikkard dan Rachel bermain. Rikkard pasti menjaga adiknya dengan sangat baik. Lagi pula mereka tidak pergi jauh dari kita,” sambung Angela hangat.“Benar, Sayang. Kau tidak usah khawatir,” ucap Miranda lembut mengingatkan putrinya.Audrey tersenyum dan menganggukan kepalanya. Kini Audrey bersama dengan suami, anak, serta orang tua dan mertuanya berada di Piazza Navona. Mereka tengah duduk bersantai menikmati cuaca pagi yang cerah. Berada di tempat ini adalah permintaan Audrey.Audrey merasa jenuh selalu duduk di restoran mahal. Kali ini Audrey ingin lebih menikmati hidup dalam kesederhanaan. Piazza Navona

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status