Share

Beauty and The Police : Sweet Revenge
Beauty and The Police : Sweet Revenge
Penulis: Mr. Expresso

Prolog

Di tengah hingar bingar kehidupan malam jalanan kota metropolitan, seorang wanita tengah berdiri di antara kerumunan manusia yang bersorak menyaksikan balapan jalanan yang akan segera di mulai. Mata itu hanya tertuju pada seorang pria dengan motor kuningnya yang menjadi salah satu peserta balap. Dia hanya diam dengan jubah hitamnya yang membuatnya terasingkan.

Deru angin malam yang dingin tak menyurutkan antusiasme setiap orang untuk menyaksikan balapan yang hendak berlangsung. Balapan dimulai setelah seorang gadis berdiri di antara dua peserta dan menjatuhkan sapu tangan yang di pegangnya, Kedua peserta meninggalkan garis start, meninggalkan para penonton di pinggir jalan yang bersorak meriah menunggu untuk menyambut sang pemenang. Salip menyalip tak lagi terelakan dengan terus menaikan laju kecepatan pada angka spido meter seolah nyawa dan harga diri yang menjadi taruhan. Tak berselang lama, satu motor dengan warna merah datang terlebih dahulu lalu di susul si pesaing dengan motor kuningnya. Penonton langsung berhamburan ke tengah jalan menyambut sang pemenang.  

Namun berbeda dengan penonton lain yang sibuk bersorak dalam euporia menyambut sang pemenang, sosok misterius itu hanya terdiam di tempat dengan mata sibuk mengawasi satu orang yang terlihat kesal karena kalah dalam balapan. Tak kurang pria yang sudah membuka helmnya itu sampai memukul badan motor dalam melampiaskan amarah. Tak untuk waktu yang lama sosok misterius itu mulai mengambil langkah, namun bukannya mendekat pada tempat sang pemenang yang tengah dielu-elukan penonton lain, kakinya berjalan ke arah berbeda di mana seorang pria dan motor kuningnya yang seolah terasingkan berada. Namun niatnya tak sampai terlaksana saat lamat-lamat suara sirene mobil polisi mulai terdengar. Semua orang yang ada di sana nampak panik dan langsung berhamburan ke segala arah, masing-masing sibuk menyelamatkan diri dari kejaran polisi.

Di ketahui ada tiga mobil dengan beberapa motor polisi yang menggerebek aksi balap liar yang tengah berlangsung. Sang wanita sempat terdiam, terlebih pria yang sebelumnya hendak dia datangi juga kini sudah bergegas kabur menggunakan motornya sama seperti yang lain. Tanpa berpikir panjang, wanita berjubah hitam itu berbalik lalu berjalan cepat agar tak menimbulkan kecurigaan. Suara letusan peluru juga kalimat peringatan yang menyuruh berhenti mulai terdengar, pertanda para abdi negara tersebut tengah memulai aksinya.

"Berhenti di situ!" titah seorang pria yang sudah dipastikan salah satu dari polisi yang menggerebek.

Si wanita yang merasa perintah tersebut ditujukan untuknya pun mulai berhenti melangkah. Berselang beberapa waktu saat merasa tak terjadi apapun sekedar diamankan, sosok itu mulai menoleh ke belakang dan mendapati pria dengan seragam khasnya itu tengah mencoba mengamankan orang lain, yang mana bisa disimpulkan jika kalimat sebelumnya bukan ditujukan untuknya.

"Angkat tangan atau saya tembak kamu." Kembali si polisi mengertak dengan mengacungkan pistolnya. Tak lama polisi itu mulai berjalan dan memborgol lengan si pria.

Menyadari hal itu si wanita berjubah memilih mengubah rute pelariannya dengan berjalan ke arah lain, tepat pada seberang jalan di mana sebuah taman berada. Bermodalkan jalan cepat yang mana berupaya untuk tidak terlihat mencurigakan, kini sosok itu sudah mencapai trotoar dan masuk ke area taman.

"Berhenti di situ!" kembali kalimat printah itu terdengar dan bisa di tebak jika kalimat itu berasal dari orang yang sama.

Masih dengan prinsip jika perintah tersebut bukan ditunjukkan untuknya, wanita itu mencoba terus mengacuhkan mengingat kejadian yang sama saat dia salah sangka seperti sebelumnya. Bersamaan dengan dia yang memilih mempercepat langkahnya, suara dengan nada berat itu kembali terdengar dengan sedikit lebih keras. Kini dia yakin jika polisi itu memang tengah mengejarnya. Menyadari hal itu, bukan lagi sekedar langkah yang cepat untuk berupaya meloloskan diri, wanita itu sudah berlari sekuat tenaga menghindari kejaran seorang polisi.

Benar saja seorang polisi yang ditebak sebagai orang yang sama kini tengah mengejar. Kembali-kalimat perintah yang menyuruh berhenti berulang kali terdengar namun tetap tak dihiraukan. Sadar pengejaran ini tidak akan berlangsung sebentar mengingat di antara keduanya tidak ada yang berniat menyerah, gadis misterius itu memilih terus berlari sampai matanya menemukan sepeda yang terparkir di samping pohon. Tanpa membuang waktu, dinaikinya tergesa sepeda itu tanpa menghiraukan apa pun, bahkan sang pemilik sepeda yang muncul dari balik pohon dan tengah buang air kecil pun ikut terkejut dan mengejarnya sepedanya yang dicuri.

"Oi maling, sepeda gue itu" teriak sang pemilik sambil mengejar.

Tak pernah terpikir malam yang identik sebagai waktu untuk beristirahat menjadi saat yang cukup mendebarkan dengan agenda mencuri sepeda dan kabur dari kejaran seorang polisi. Beruntung dua orang yang tengah mengejar sudah tidak terlihat lagi batang hidungnya, membuat sosok itu bisa sedikit bernapas lega. Sepertinya berjalan-jalan santai sejenak menikmati malam -meski dengan sepeda curian- bukan ide yang buruk. Tentu saja sepeda yang digunakan pada akhirnya tidak akan benar-benar dia bawa, mungkin nanti akan ia tinggalkan masih di taman yang sama agar sang pemilik bisa menemukannya. Namun seolah sedari awal semesta tak membiarkan semua berjalan lancar, kali ini pun niatan untuk menikmati udara malam berubah kacau saat sesuatu yang tidak pernah disangka tiba-tiba datang menabrak.

BRAAAKKK......

Entah dari mana datangnya, sebuah tubuh yang tiba-tiba melompat  hingga tepat membuat sepeda yang digunakan kehilangan keseimbangan dan berakhir jatuh di atas rumput taman. Sungguh sialan, entah akan sampai kapan penderitaan bertubi-tubi ini akan berakhir, dan sepertinya bisa dia bilang jika ini tidak akan berakhir cepat. Belum genap satu menit meresapi rasa sakit akibat menghantam tanah, satu lengannya sudah ditarik paksa untuk dipiting dan di borgol. Kontan saja hal tersebut membuat sosok itu harus meringis kesakitan.

Bukan hanya sekali, seolah si polisi yang kini mencoba memborgol itu memang tengah menguji kesabarannya, beberapa kali lengannya yang tengah dipiting kembali ditekan sehingga menimbulkan rasa sakit yang sama. Saat itu hanya satu yang ingin dia lakukan.....

"Awww, sakit sialan"

Yaitu mengumpat.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status