Pria tampan yang dijumpai Niken didepan lif lantai dua puluh adalah anak kedua dari Agung Pratama pengusaha sukses yang merajai dunia bisnis dari segala macam bidang.
Alfiansyah putra Agung Pratama ia memiliki seorang kaka yang bernama Alka Dwi Putra Agung Pratama.
Alka adalah Ayah biologis dari anak yang dikandung oleh Niken.
Alka merengut kehormatan Niken ketika mereka dalam keadaan tidak sadar akibat pengaruh minuman keras yang tak sengaja diteguk oleh Niken. Namun pada saat malam itu Alka sendiri dengan sengaja meminum minuman haram tersebut akibat lamarannya ditolak oleh Amel yang merupakan cinta pertama Alka.
Diusia 20 tahun Niken hamil akibat ulah Alka yang mengira Niken adalah Amel kekasih yang sangat ia cintai.
Akibat peristiwa tersebut Niken hamil. kejadian tersebut diketahui oleh Zarah saudara sepupu Alka yang merupakan sahabat Niken.
Ketika Niken menagisi dirinya setelah peristiwa kehormatannya direngut di Villa milik keluarga sahabatnya tersebut Zarah memutar sisi tv yang ada di ruangan keluarga villa tersebut.
Nampak Alka terburu buru keluar dari dalam kamar yang ditempati oleh Niken tanpa mengunakan pakian lengkap. Pada saat itu hanya ada Alka yang terlihat disisi tv ruagan tersebut.
Zarah memastikan Alka adalah pelaku yang merengut kehormatan sahabatnya tersebut.
Sebagai sesama perempuan Zarah ibah melihat sahabatnya yang menagis meratapi nasibnya pada saat itu.
Tanpa berpikir panjang Zarah mengajak Niken menemui Alka dan menyuruh Alka agar betangung jawab atas perbuatannya.
Pada saat itu Alka menolak betagung jawab dan menyodorkan cek bernilai ratusan juta agar Niken tak mempermasalahkan kejadian tersebut.
Perlakuan Alka tersebut membuat Niken sakit hati dan merasa direndahkan sebagai seorang wanita.
Dengan emosi yang memuncak Niken menampar Alka dan merobek cek yang diberikan oleh Alka.
"Suatu saat kamu akan memohon kepadaku, " ucap Niken penuh amarah kedua telapak tangannya memutih akibat Niken mengepalkan tangannya tanpa sadar kuku panjang milik Niken menusuk tangannya sendiri dan mengeluarkan darah.
Pada saat itu Zarah panik melihat tangan Niken yang berdarah.
"Kak Alka. Jaga sikap kaka," ucap Zarah dengan suara meninggi.
Alka hanya nampak acuh dengan darah yang mentes dari tangan Niken.
Ia berjalan dengan memasukan kedua tangannya dimasing masing saku celana yang ia kenakan.
Seblum berlalu meninggal ruanganya Alka berucap. "Toh temen kamu itu tidak bakalan hamil hanya dengan sekali berhubungan," ucap Alka santai.
Zarah terpaku atas ucapan kaka sepupu yang selalu ia kagumi selama ini. "Kak Alka bagaimana jika kejadian tersebut menimpa aku saudara mu?!"Zarah menarik tangan Alka agar berbalik menatap dirinya.
"Turunan kita adalah keluarga baik baik jadi tidak mungkin kejadian itu menimpah kamu," ujar Alka lagi.
Niken sudah tidak bisa menahan sesak yang ia rasakan, gelombang berat tiba tiba memenuhi sesak didalam dadanya setelah mendengar ucapan Alka barusan.
Niken mengahpus jejak air matanya dengan kasar. "Baiklah aku tidak butuh pertangung jawaban dari pria pengecut seperti dirimu suatu saat aku pastikan kamu akan memohon dan mengibah pada aku. Dan pada saat itu semua sudah terlambat tuan Alka yang terhormat." Niken menunjuk kewajah Alka ketika ia berbicara.
Alka bisa melihat kilatan amarah yang ada dimata sayup yang dihiasi bulu mata lentik milik Niken. Namun entah mengapa Alka seolah tak bergeming melihat Niken dan Zarah saudara sepupunya itu menagis dihadapannya.
Tanpa menunggu Zarah Niken melangkah dengan terburu buru meninggalkan ruangan Alka yang dihiasi ornamen klasik tersebut.
Sesampai dipelataran parkir Niken tak memiliki tujan dunia yang ia pijak serasa berhenti berputar. Yang ada dalam benaknya kini wajah Ayah yang masih memperlakukan dirinya sebagai anak kandung dikeluarga itu. Wajah ibu dan Abang yang selalu mengatai dirinya adalah anak pembwa sial pun teryiang ditelinganya seolah olah suara mereka terdengar berulang ulang kali. Niken tak sadarkan diri ia terjatuh pingsan ditepi jalan.
Niken dikelilingi oleh warga yang melintas. Mereka berusaha mencari identitas Niken namun naas Tas Niken tertinggal di Mobil milik Zarah, Sehingga warga yang akan Menolong tak bisa menghubungi keluarganya.
Berutung saat itu ada dua pasang suami istri paruh baya melintas dijalan tersebut tanpa berpikir panjang kedua pasang suami istri tersebut menolong Niken. Mereka terpaksa berbohong dan mengaku mengenal Niken agar bisa membawa Niken pergi dari tempat tersebut.
Jika suka dengan cerita ini silahkan tinggalkan jejak yah kaka" sekalian
Niken meninggalkan Bram yang masih berada di tempat acara berlagsung. Tagisan yang sejak tadi ditahan oleh Niken membuat dadanya terasa sesak, ingin ia menjerit menumpahkan segala emosi yang ia tahan namun, tingkat kewarasan Niken masih ada.Kini Niken berjalan tertatih sambil memegang hils yang ia gunakan tadi. Rasa keram yang tiba tiba menyerang kandungan nya membuat Niken malakukan itu.Niken duduk disebuah halte bus untuk beristirahat, ia menoleh kearah hotel mewah yang tempat acara ulang tahun yang ia datangi bersama Bram.Niken tersenyum getir ketika ia sadar bahwa Bram tak berusaha mengejar dirinya ataupun membela dirinya tadi."tuhan jangan engkau tambah lagi beban hidup ku. Hamba tak kuat lagi menjalani ini semua," ucap Niken dalam hatinya.Hilir mudik orang melintas dihalte itu hampir semua orang memandang aneh kepada Niken. Dengan mengunakan gaun yang mewah dan memegang hils nya orang orang mengira Niken wan
Sesampai dipelataran hotel yang dituju dimana pesta ulang tahun kerabat bisnis Bram akan di adakan Niken terlihat gugup sebelum keluar dari dalam mobil milik Bram. Rasa minder dan tidak percaya diri tiba tiba saya menyerang perasaan Niken. Bram menunggu sambil memperhatikan Niken yang terlihat berulang kali menarik nafasnya untuk menghilangkan rasa gugup nya. Melihat Niken yang belum bergerak untuk turun dari dalam mobil Bram sengaja batuk agar Niken menoleh melihatnya. Benar saja ketika mendengar suara Bram menoleh sambil memaksakan senyumnya, seolah mengerti degan jeritan dalam hati Niken Bram mengulurkan tagan nya membantu Niken turun dari dalam mobil. Dengan ragu Niken meraih tagan kekar Bram yang terlihat kokoh. Sekali lagi Niken menarik nafasnya dalam berusaha meyakinan diri untuk memasuki tempat acara tersebut. Niken dan Bram berjalan beririgan memasuki hotel mewah tersebut Niken menarik tagan nya dari gengam
Sesampainya dirumah keluarga Dady Brasco Niken turun dari mobil dan masuk kedalam rumah menuju kamarnya degan wajah dipenuhi air mata. Mami Rena terheran heran melihat Niken sperti itu, selama beberapa bulan tinggal bersama Niken baru kali ini mami Rena melihat Niken pulang dalam keadaan menagis. Mami Rena ingin menanyakan lagsung kepada Niken namun, ia harus tepat waktu untuk menghadiri acara keluarganua. Akhirnya niat untuk bertemu Niken ia urungkan. Pukul 6 sore Bram kembali kerumahnya degan pikiran campur aduk. Ia menyesali perbuatannya yang kasar terhadap Niken. Dengan menyembunyikan rasa bersalah nya ia naik kekamar Niken yang berada dilantai dua berdekatan dengan kamar mimik nya. Tok! Tok! Tok! Bram mengetuk pintu kamar Niken. Beberapa menit menunggu tak ada sahutan dari dalam Ia mencoba membuka daun pintu yang dipenuhi aksesoris wanita tersebut. Klek! Suara pintu t
Bram berjalan memasuki area pusat perbelanjaan dengan mengandeng tangan Niken tujuan Bram lantai 5 dimana ada sebuah butik dengan merek ternama yang ia ingat ketika menemani kekasihnya dahulu berbelanja. Berulang kali Niken menarik tangannya agar gengaman tangan Bram terlepas namun tatapan mata Bram yang memberikan isyarat agar Niken menuruti langkahnya membuat Niken pasrah. dilantai lima kini Niken dan Bram berada Niken bertanya tanya dalam hati mengapa Bram mengajaknya ke butik tersebut. "Tolong pilihkan gaun yang cocok dengan gadis itu." Ucap Bram seraya menunjuk ke arah Niken yang sedang bingung sendiri. "Nona mari saya bantu untuk mencoba baju yang cocok untuk anda," ucap pelayan toko tersebut dengan ramah. "Saya...!?" tanya Niken bigung. Pelayan toko tersebut menjawab dengan menganggukan kepalanya. "Tapi saya tidak mau beli baju mba," ucap Niken datar. "Mamih belum bilang kekamu malam nanti kit
Dua bulan sudah Bram tinggal satu atap bersama Niken dirumah orang tua Bram akhir ahir ini Bram sesekali menyapa Niken yang terlihat sibuk, entah itu ketika Niken sibuk didapur untuk memasak sesatu yang kini menjadi hobinya atau ketika Niken tengah sibuk membatu merapikan taman semua tak luput dari perhatian Bram. Niken selalu membuat orang disekelilingnya tertawa sehingga tak heran ketika para asiten rumah tangga yang bekerja dirumah itu mengetahui Niken akan pergi keluar negri mereka turut bersedih. Mereka sudah terbiasa dengan kehadiran Niken ditengah mereka Niken selalu membuat orang merasa nyaman bila berada didekatnya sikap yang ramah dan selalu sopan membuat orang mudah menyayangi dirinya. Begitu pun dengan Bram meski ia tak begitu intens dekat dengan Niken namun ia memperhatikan semua sikap Niken. Akhir akhir ini Bram selalu saja cepat pulang kerumahnya membuat kekasihnya semakin marah. Namun Bram tak ambil pusing toh hubugan nya dengan Wanita itu
Tak seperti biasanya malam ini Bram memilih untuk pulang kerumah kediaman orang tuanya lebih cepat. Sesampai dirumahnya Bram menyapa kedua orang tuanya yang sedang duduk dimeja makan. "Malam mam,Dad," sapa Bram ketika ia memasuki ruang keluarga yang letaknya tak jauh dari posisi Bram saat ini. "Malam sayang.tumben kamu cepat pulang biasanya...," ucapan Mami Rena terhenti ketika Niken datang membawa makanan yang dimasaknya. "Wanginya..," puji mami Rena Niken meletakan hidagan yang telah ia siapkan. malam ini Niken memasak ikan dan membuat sayur cah kangkung dan ayam goreng ala Niken.. "Silahkan disantap mam,dad," ucap Niken mepersilahkan. Dady Bras sudah tidak sabar ingin mencicipi masakan Niken. Seperti yang sudah sudah ketika Niken memasak hidangan untuk kelurga angkatnya maka kedua pasang suami istri itu melahap makanan tanpa sisa. "Bram sini kita makan malam bersama. Semua ini Niken yang masak," ucap Da