Share

5

Di kelas XI IPA-3, Jenni sedang sibuk dengan selfie di kamera handphonenya. Salah satu kebiasaannya disaat waktu jeda seperti sekarang ini. mengumpulkan foto selfie untuk diupload dan dijadikan story di laman instagramnya. Di samping kanannya ada Rose yang sedang asyik mengulang pelajaran matematika yang berlangsung beberapa menit yang lalu. Serta tersisa Lisa yang sedang tertidur pulas. Kepalanya bertumpu pada mejanya sendiri. Benar-benar kebiasaan buruk Lisa yang sangat sulit untuk di hilangkan.

Selang beberapa menit setelahnya nampak dari arah pintu kelas terlihat Jimmy, Vie dan Rey yang perlahan menghampiri mereka bertiga. Jimmy tiba-tiba mengagetkan Rose yang tengah berkonsentrasi belajar dengan duduk tepat dihadapannya. “Katanya lo di marahi yah?” ucap Jimmy kepada Rose. Pandangannya kini fokus pada kedua bola mata Rose.

Mendengar gesekan kursi yang di timbulkan dari tingkah Jimmy spontan membuat Lisa jadi terbangun dan lanjut memperhatikan Jimmy yang tengah menatap Rose seolah menunggu jawaban atas pertanyaannya.

“Jimmy, lo ngagetin gue aja” celoteh Rose yang setengah kesal karena di ganggu ketika sedang serius belajar. Dengan pelan Rose mengelus dadanya. Mencoba menenangkan detak jantungnya yang masih tidak stabil.

“Gue nggak nyangka ternyata seorang Rose juga bisa terkena masalah,” sambung Jimmy yang diiringi dengan tertawaannya.

“Gue nggak kena masalah kok.” Rose berusaha untuk membela diri.

“Terus kalau begitu ada apa ?”

“Lo udah ngerjain PR?”

“Ha ? PR ap...”

Belum sempat Jim melanjutkan jawabannya tiba-tiba Vie datang dan menghampiri Lisa. “Hei, matematika!” ucapnya dengan wajah datarnya.

Sontak membuat Lisa menoleh dan terkejut. “Gue nggak papa kok, gue nggak dalam masalah.”

“Dia mau minjem catatan lo Lis, dia emang nggak tahu caranya ngomong lengkap. Hahahaha,” sambung Rey yang berdiri tepat di belakang Vie. Tingkah polos temannya itu berhasil membuat Rey tertawa puas.

Mendengar ucapan Rey, Lisa langsung sigap mengambil buku catatannya di tas. Dan segera menyerahkan buku itu kepada Vie.

“Pinjamin gue nanti aja.” Vie memberikan kembali buku catatan tersebut kepada Lisa. Pandangannya tidak lepas sedikit pun dari wajah cantik Lisa.

“Kenapa emangnya ?”

“Nggak kenapa-napa” jawab Vie kaku sambil melihat ke arah lain, seolah takut membalas tatapan mata Lisa.

Tingkah aneh Vie membuat Lisa menjadi heran. Lisa menarik napas panjang sebelum akhirnya memutuskan untuk melanjutkan tidurnya yang sempat terpotong tadi karena ulah Jimmy.

“Heii, makan yuk!” ajak Jimmy dengan nada semangatnya. Baru saja Lisa mencoba menutup matanya, namun tiba-tiba Jimmy mengangetkannya lagi. Hal itu membuat Lisa terbangun kaget.

“Lo terlalu dekat kali!” keluh Lisa yang mendapati Jimmy tepat di depan wajahnya ketika Lisa membuka matanya. Jarak keduanya hanya berkisar satu jengkal saja. Dengan cepat Lisa menggeser badannya agar menjauh dari Vie.

“Kenapa emang ? lo malu yah Lis ?”

Lisa hanya menelan air liurnya sembari merapikan rambutnya yang berantakan tanpa menghiraukan ucapan Jimmy barusan.

“Astaga, lihat deh dia. Nggak baik banget, nanti malah dijadiin kebiasaan. Udah ah gue lapar, yuk makan,” ajak Jenni kepada teman-temannya.

“Ayo” Jim menimpali.

“Lis ayo,” ajak Rey yang sudah berada di luar ruang kelas Lisa.

“Iya tunggu Rey.”

Buru-buru Lisa membereskan barang-barangnya yang berantakan di mejanya. Saat semuanya telah beres, ia segera mengamil dompetnya dan menyusul Rey yang sudah berada di depan.

“Lihatlah sekarang meski segalanya tampak menyebalkan dan kadang juga membingungkan tapi gue tetap harus selalu dan selalu berusaha buat melewati apapun itu. Bahkan badai besar sekalipun. Begitulah cara untuk tumbuh dan belajar. Menambah satu angka lagi di angka tujuh belas. Gue Lisa, kenalin gue Lisa delapan belas tahun. Seorang gadis kecil, yang mencoba untuk tumbuh dan menjadi lebih dewasa lagi. Menghadapi dunia yang semakin tidak dimengerti saja.” Lisa berlari dengan segala kegelisahaannya. Dengan banyak beban yang ia pikul ia mencoba untuk tetap kuat.

Bel berbunyi berulang kali tanda pelajaran telah usah dan waktunya untuk pulang ke rumah masing-masing. Lisa dan Rose berjalan beriringan di koridor sekolah. Meskipun melewati hari yang cukup panjang karena pelajaran Fisika yang cukup membosankan namun tak membuat sedikitpun rasa lelah di wajah keduanya.

“Rose hari ini lo nggak pergi les privat bareng Jimmy?”

“Tadinya sih mau pergi tapi gara-gara handphone gue kecemplung pas ke toilet tadi siang jadinya gue mesti ke tempat service handphone dulu. Soalnya kalau nunggu abis dari les baru ke tempat service takutnya malah nggak keburu. Nyebelin baget, masa layarnya mati nyala mati nyala terus. Lihat nih.” Sambil menyodorkan handphone ke arah Lisa.

“Gue kan jadi nggak bisa ngehubungin siapa-siapa lagi, and then itu tuh nyebelin banget tahu nggak Lis,” lanjut Rose.

“Hubungin Jimmy yah?” ucap Lisa seraya melihat ke arah Rose.

“Ya nggak lah Lis. Gue juga nggak sering-sering banget kok hubungin dia. Begitu pula sebaliknya. Eh tau nggak Lis, Jimmy itu sebenarnya lagi suka sama seseorang.”

“Mungkin lo kan orangnya.” Lisa lanjut melirik Rose dengan tatapan yang penuh selidik.

“Ya kali. Emang siapa sih yang bakalan mau cerita ke orang yang dia suka kalau dia tuh lagi naksir seseorang, kan lucu aja Lis. Pastilah bukan gue orangnya. Eh liat deh handphone gue layarnya hidup lagi. Nih handphone lama-lama horor juga yah, rada-rada ada setannya gitu. Masa main hidup terus mati semaunya aja. Hahahaha aneh,” ucap Rose seraya menunjukkan ponselnya kepada Lisa.

Lisa pun melirik Handphone Rose yang rada error itu. “Handphone lo benar-benar payah, sumpah deh,” seru Lisa sambil memperhatikan handphone Rose. Tiba-tiba layarnya berkedip-kedip tanda ada pesan whatsaap masuk, dan ternyata pesan dari Jimmy. Lisa yang tidak sengaja melihat pesan dari Jimmy itu, akhirnya langsung memalingkan pandangannya dari layar handphone Rose karena merasa tak enak hati jika harus melihat pesan milik oranglain.

“Hei, Lo di mana Rose?”

“Tadi waktu kelas gue selesai gue cariin tapi nggak ketemu”

“Kata Jenni lo balik duluan bareng Lisa yah”

“Hari ini lo nggak les privat ?”

“Oh iya gue lupa, tadi kan handphone lo rusak gara-gara kecemplung pas ke toilet. Gimana mau dibalas.”

Rentetan pesan singkat yang dikirim Jimmy kepada Rose beberapa menit yang lalu. Rose pun segera membalas pesan dari Jim. “Hari ini gue mau ke tempat service handphone dulu, jadi nggak ikut les privat.” Belum sempat Rose memencet tombol kirim layarnya mendadak mati lagi.

“Astaga, tuh kan mati lagi,” keluh Rose sambil menarik nafas panjang. “Padahal hari ini benar-benar materi favorit gue. Gue jadi nggak bisa ikutan karena harus memperbaiki handphone gue dulu,” lanjutnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status