Pembukaan tak seperti biasanya, maksut saya sang tokoh utama nampak tak seperti biasanya.
Aya keluar dari kamar kosnya, sudah rapi dengan seragam putih abu-abunya itu.
"Aya, Lo mau berangkat ?" Sapa Adya."Ya iyalah kak udah rapi begini, kak Caca mana kak ?" Kata Aya.
"Oh si Caca udah duluan tadi dijemput sama si pacar." Kata Adya
"Oh pacarnya yang om-om itu ya ?" Tanya Aya.
"Bukan om-om Ay, cuma beda beberapa tahun aja belum jadi om-om lah buat kita." Kata Adya sambil tertawa.
"Lo mau berangkat bareng gue ga ?" Tanya Adya kepada Aya."Wahh pas banget aku lagi males naik bus maksudnya uangku lagi menipis biasalah akhir bulan." Kata Aya.
"Yaudah ayok berangkat." Kata Adya.
Mereka pun berpamitan kepada Ibu Yuni, lalu berjalan menuju luar kosannya tempat motor Adya diparkirkan. Adya melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
Adya dan Aya sudah sampai didepan gerbang sekolah Aya. Adya membantu Aya melepaskan helm yang dikenakannya.
"Makasih kak, hati-hati dijalan." Kata Aya."Siap Ay, jaga diri jaga hati gue pamit." Kata Adya, lalu dibalas anggukan oleh Aya.
"AYA!!" Teriak Ola.
"Apa ?" Kata Aya.
"Cowo baru ye ? Sayang banget ga satu sekolahan." Kata Ola.
"Pala Lo cowo itu cewe wahai Ola cantik." Kata Aya.
"Wtf? Seriously ? Bentukan kek cowo asli Ay mana pake motor sport yang biasanya dipake cowo gitu jaketnya juga, dia juga pake celana." Kata Ola.
"Emang gitu bentukannya, dia cewe tulen aslinya. Makannya itu don't judge people bye the cover! Ya itu motor dikasih mama papa nya yang udah gada Ol, ya kalau dia pake rok ga bisalah harus pake celana." Kata Aya.
Mereka berjalan menuju kelas sambil membicarakan banyak hal. Datanglah Ronald menghampiri mereka berdua.
"Aya." Kata Ronald."Hi kak ada apa ?" Tanya Aya.
"Lo kemana aja gue jarang lihat Lo ?" Tanya Ronald.
"Halah kamu aja asik sama yang lain." Kata Aya dalam hati.
"Ga kemana-mana kemarin aku lihat kakak cuman ya gitu ga sempet nyapa kakak." Kata Aya.
"Besok Sabtu Lo sibuk ga ?" Tanya Ronald.
"Iya, pergi sama temen." Kata Aya.
"Ga ga ga gada kak, di cancel." Kata Ola.
"Kalau ga sibuk gue mau ajak Lo nonton sih Ay, mau ga ?" Kata Ronald.
"Wahh mau mau mau banget ya Ay." Kata Ola.
"Ehh" kata Aya.
"Ok Ay besok Sabtu ya." Kata Ronald.
Ronald meninggalkan mereka,
"Apa banget sih Ol ?" Tanya Aya."Halah, ini tu kesempatan emas Ay gue tau Lo suka sama itu kakel." Kata Ola.
"Iya iya sih, yaudah makasih. Terus yang rencana kemarin bareng temen-temen gimana ?" Tanya Aya.
"Ya gampang ntar gue yang ngomong sama mereka." Kata Ola.
Aya dan Ola sudah berada di kelas, Abbey dan kawan-kawan menghampiri tempat Aya dan Ola.
"Gimana kabar Lo ?" Tanya Fahrezi."I'm okay bruh." Kata Aya sambil tersenyum lebar.
"Emang ada apa sih sama Aya ?" Tanya Ola.
"Biasalah Ol itu si Atha dkk ganggu Aya lagi." Kata Farel.
"Gue ga habis pikir sama mereka, padahal si Aya ga pernah gangguin mereka." Kata Abbey.
"Bener tuh, kalau ditanya pasti jawabnya gini 'dia kan anak buangan'. Apa hubungannya anjir." Kata Ola.
"Kita harus memanusiakan manusia, karena apapun itu bakal balik lagi ke diri kita. Apa yang kita tanam sekarang itu yang akan kita tuai di kemudian hari." Kata Abbey.
"Wadidaw ni abangnya." Kata Nabil.
"Cakep cakep kata-kata Lo selalu ngena dan pas Bey." Kata Aya.
"Gue udah ngomong sama mereka baik-baik katanya ga akan buat ulah lagi sama Lo ay, tapi ada syaratnya..." Kata Abbey.
"Apa emang ?" Tanya Aya.
"Si Atha harus pacaran sama si Nabil." Kata Abbey.
"Loh kok gue Bey ? Ya soal wajah si gapapa emang cakep tapi kalau kelakuan sangat tidak mencerminkan wajahnya, kontras banget njir." Kata Nabil.
"Halah tapi kan Lo mau juga sama yang bentukan kek Atha." Kata Abbey.
"Iya, yaudah gapapa iya." Kata Nabil pasrah.
"Yaudah sono Lo ngomong sama Atha." Kata Farel.
"Iya ni iya." Kata Nabil, lalu pergi menuju tempat Atha.
"Yaudah makasih kalian, tapi gue kasian sama si Nabil." Kata Aya.
"Gapapa Ay, toh si Nabil dan semua cowo mana yang gamau sama yang bentukan kek si Atha." Kata Farel.
"Biasalah cowo cuma suka dari luarnya." Kata Abbey.
"Nanti lihat dalamnya terkejut lah itu orang." Kata Fahrezi.
"Ahahaha bener bgt anjir, gue pernah gitu kaget banget waktu sifat aslinya yang banyak jahat." Kata Farel.
"Ga semua orang yang goodlooking kek gitu kok. Semua orang ada sisi baik buruknya, sama kek si Atha pasti ada sisi baiknya." Kata Ola.
"Bener banget Ol, itu emang fakta sih." Kata Aya.
Mereka kembali ke tempat duduk masing-masing, guru sudah memasuki ruang kelas mereka.
Kring~kring Bel istirahat jam ke2 sudah berbunyi
Istirahat pertama Aya hanya duduk-duduk dikelas-gajelas, sambil menikmati novel yang ia baca"Ay, mau makan di kantin ga ?" Tanya Ola.
"Iyaa." Kata Aya.
Mereka berjalan keluar menuju kantin. Seperti biasa suasana kantin sangat rusuh, Aya dan Ola yang melihat pemandangan itu menjadi malas dan tidak selera makan.
"Rame Ay, gue males." Kata Ola."Kita duduk dulu aja, nanti kalo udah lumayan sepi kita baru pesen." Kata Aya.
Mereka sedang mencari tempat duduk yang masih kosong.
"Aya Ola, sini duduk sama kita." Kata Najwa."Yang lain kemana, kok cuma ada Lo sama Rara ?" Tanya Ola.
"Mereka masih nugas dikelas, biasalah kelupaan ngerjain tugas." Kata Rara, lalu dibalas anggukan oleh Najwa.
"Ehh kalian belum pesen, mau nitip ga ?" Tanya Najwa.
"Belum, hehe masih nunggu sepi yakan Ay." Kata Ola, lalu dibalas anggukan oleh Aya.
"Lo mau pesen lagi ? manjiw manjiw Wa." Kata Aya.
"Iya, masih laper soalnya, mau pesen apa ni ?" Kata Najwa.
"Gue nasi rames sama telur goreng, minum air putih anget." Kata Aya sambil menyodorkan uang kepada Najwa.
"Gue nasi goreng sama telur goreng, minumnya es matcha. Punya Aya biar gue yang bayarin." Kata Ola, lalu memberikan uang kepada Najwa.
"Makasih." Kata Aya.
"Tumben." Kata Najwa.
"Besok dia mau jalan guys, gue tau ini tanggal tua jadi uang si Aya menipis. Uang Lo buat besok waktu jalan sama itu kakel!" Kata Ola.
"Siapa sih, cerita dong." Kata Rara.
"Ntar gue ceritanya, Najwa pesen dulu." Kata Ola, lalu dibalas anggukan oleh mereka bertiga.
Makanan sudah sampai mereka pun langsung saja menyantap makanannya.
"Ehh gue baru inget, tadi gimana lanjutan cerita Aya ?" Tanya Najwa.Lalu Ola menceritakan tentang kejadian tadi pagi, ketika Aya dan Ola bertemu dengan Ronald.
"Pepet teros Ay." Kata Rara.
"Gue bukan mau ngomporin atau gimana Ay. Setau gue rumor yang beredar tentang itu kakel banyak cewe yang deket sama dia." Kata Najwa.
"Denger cerita si Awa mending Lo siapin hati buat kedepannya Ay, kita gatau kedepannya kek gimana." Kata Ola, lalu dibalas anggukan oleh Aya.
Mereka sudah menyelesaikan makannya, Rara dan Najwa kembali ke kelas mereka. Ola sudah lebih dulu kembali ke kelas.
Aya sekarang berada di toilet, rasa sakit itu kembali muncul.Ia berjalan keluar toilet menuju kelas dengan rasa sesak, pusing, dan nafas yang terengah-engah.
Ia melihat Raditya berjalan menghampiri dirinya, "Aya." Sapa Raditya.Belum sempat ia menjawab sapaan Raditya....Bruk pingsanRaditya langsung saja membawa tubuh Aya menuju ruang UKS.15menit berlalu, Aya terbangun dari pingsannya.
"Lo kenapa sih Ay ?" Tanya Raditya."Ga tau deh kak." Kata Aya.
"Jangan banyak pikiran, Lo juga harus periksa soal kondisi Lo ini." Kata Raditya.
"Iya kak, makasih sarannya. Aku mau ke kelas dulu ya kak." Kata Aya.
"Sini biar gue anterin." Kata Raditya.
"Ga usah kak, kakak ke kelas aja nanti kakak telat." Kata Aya.
"Yaudah deh Ay, hati-hati." Kata Raditya.
Aya sekarang sudah berada dikelas, untung saja guru belum memasuki ruang kelasnya.
"Guru belum datang ?" Tanya Aya."Belum, jamkos semoga." Kata Ola.
"Lo darimana aja ?" Tanya Farel.
"UKS." Kata Aya.
"Katanya tadi "I'm Okay bruh" tapi Lo malah sakit." Kata Nabil.
"Yahh kan tadi pagi sekarang beda lagi. Tapi sekarang gue udah baikan kok." Kata Aya sambil tersenyum.
"SELAMAT SIANG ANAK-ANAK."
Para murid langsung bergegas menuju bangku masing-masing.Kringgg kringgg~ bel pulang sekolah berbunyi, para murid bergegas untuk pulang.
"Lo mau pulang bareng gue ga ?" Tanya Ola."Ini pasti cuma basa-basi." Kata Aya.
"Ya iyalah Ay, mana mungkin mamakku bawa kau sama aku." Kata Ola.
"Kebiasaan." Kata Aya.
"Gue duluan, bye." Kata Ola, lalu dibalas anggukan oleh Aya.
Aya bergegas menuju tempat kerjanya dengan berjalan kaki, ia sedang malas naik angkutan umum.
Tin tin "Aya." Kata Ronald."Iya kak ?" Tanya Aya.
"Ayok bareng gue aja." Kata Ronald.
"Beneran ?" Tanya Aya.
"Iya bener Ay." Kata Ronald.
Aya pun menaiki motor Ronald, "udah." Kata Aya. Ronald lalu melajukan motornya dengan kecepatan sedang.
Mereka sudah sampai ditempat kerja Aya.
"Makasih kak." Kata Aya."Sama-sama. Oh iya, buat besok Sabtu jam 10.00 gue minta alamat rumah Lo dong." Kata Ronald.
"Oh siap kak, dijalan .......... gerbang ijo." Kata Aya.
"Wihh deket ternyata sama tempat kerja Lo." Kata Ronald.
"Hehe iya kak, yaudah aku masuk duluan." Kata Aya.
"Iya Ay, jaga diri baik-baik." Kata Ronald.
Ronald pun melajukan motornya dengan kecepatan sedang. Aya pun memasuki tempat kerjanya dengan tersenyum-senyum sendiri.
-sekian chapter 5 mungkin ga seasik chapter yang lain༎ຶ‿༎ຶ
Semoga kalian menikmati ceritaku ini."Makasih banyak-banyak buat kalian yang udah baca ceritaku꒰⑅ᵕ༚ᵕ꒱˖♡." Author.
"Semua orang ada sisi baik buruknya, tinggal darimana kita menilainya." Aya Septiana.
Pagi hari Aya sudah terbangun, bersiap untuk pergi dengan Ronald (pikirnya).Aya keluar kamar dengan pakaian rapi, sepertinya dia lupa sesuatu"Aya mau kemana ?" Tanya Caca."Jalan sama doi." Kata Aya dengan percaya dirinya."Aya ini masih hari Rabu (•‿•)." Kata Caca."Wah iya ? Beneran ? Kok kakak engga pake seragam ? Ih yang bener ? Kok aku lupa." Kata Aya."Iya Ay beneran ga boong gue. ni gue mau numpang di kamar mandi Lo, kamar mandi gue kerannya rusak." Kata Caca."Saking senengnya tuh jadi lupa hari." Kata Adya yang tiba-tiba muncul.
Hari Sabtu-waktunya Aya dan Ronald pergi menonton bioskop.Tepat pukul 09.00 Aya terbangun, dan melihat jam dindingnya sudah menunjukkan pukul 9 tepat. Aya langsung saja bergegas menuju kamar mandi.Selesai Aya mandi, ia langsung saja memakai pakaian yang tadi malam sudah ia pilih.Like that, xixi."Siap, tinggal nunggu kak Ronald." Kata Aya dengan diri sendiri.Sebelum keluar dari kamar Aya melihat ponselnya terlebih dahulu, sepertinya banyak pesan masuk sudah lama sekali ia tak memegang ponselnya itu.Kak Ronald10 pesan belum dibaca-Aya-Jam setengah sepuluh gue otw-Aya-Aya cantik-Hei-Gue udah di depan kosan Lo -AYA -Buruan Ayyy (╥﹏╥)-Aya-BuruAya yang meli
Pagi hari yang cerah, ini hari Minggu tepat pukul 08.00Aya bergegas menuju kamar mandi. Ia bekerja hari ini. Sudah siap semua ia bergegas menuju keluar kamar. "Kerja Lo Ay ?" Tanya Caca."Iya kak, kak Adya ada ?" Tanya Aya."Pergi, gatau deh kemana mungkin kerja." Kata Caca."Yahh mau pinjem motor padahal." Kata Aya."Motor Adya gede Ay, emang Lo bisa ?" Tanya Caca."Bisalah, masa engga. Ehh aku duluan kak nanti telat. Bye." Kata Aya. Ia langsung bergegas menuju halte terdekat. Oh iya Aya tak berpamitan dengan bu Yuni, yahh hari Minggu biasanya bu Yuni pergi ke tempat ibadah.Sebelum berangkat Aya tak lupa untuk memakai masker, entah mengapa hari ini ia sangat ingin mengenakan masker. Dan satu lagi, ada hal yang aneh dengan dirinya karena ia sedikit takut dengan manusia-manusia lain kali ini. Ia pun berlari menuju halte, dan syu
"AAAAAAAAAAAAAA." Teriak Aya berhasil membuat penduduk kosan terbangun dan mengetuk pintu kamar Aya."Aya Lo kenapa ?""Aya ada apa ?""Aya buka woi.""Aya Lo gapapa kan di dalem ?""Kenapa woi ?"Aya membuka pintu kamarnya, diluar sudah ada para penduduk kosan. "Gue gapapa, sans elah." Kata Aya."Teriak histeris gitu." Kata Adya."Iya mana keringetan, ngos-ngosan kyk habis lari aja Lo." Kata Caca."Lo kenapa hei, gue kaget anjir." Kata Yola."Iya anjir kenapa woe." Kata Lola."Mimpi buruk. Maap maap ni ye kalau buat kalian semua bangun." Kata Aya."Gue kira kenapa anjir.""Gue kira kemalingan.""Balik dulu guys."Kata para penduduk kos lalu berjalan menuju kamar mereka masing-masing.Aya pun masuk ke kamar, berusaha menenangkan dirinya terlebih dahulu. "Random banget ya mimpinya tadi, mana serem kan gue jadi takut." Gumam Aya. Selesai menenangkan diri ia l
10 hari ini Aya semakin dekat dengan Raditya, kedekatannya dengan Raditya membuat Ronald menjauh. Ronald sekarang lebih sering bersama dengan Alvena, yang dikabarkan ia adalah sepupu dari Ronald.Walau Aya dekat dengan Raditya, namun rasanya kepada Ronald masih tetap sama. Tak berkurang, bahkan selalu bertambah. Bagaimana rasanya dengan Raditya ? Tak ada, ia hanya menganggap Raditya sebagai kakak, tak lebih tak kurang.Pagi ini, seperti biasa ia menunggu Raditya datang untuk menjemputnya. Namun setelah lama menunggu Raditya tak kunjung datang. Ia pun memutuskan untuk berangkat dengan bus.Namun, rasanya ada yang mengganjal. Tak biasanya Raditya seperti ini, tak memberikan kabar kepada Aya. Ada apa dengan Raditya ?Ditengah perjalanan, bus tiba-tiba berhenti.Para penumpang pun bertanya-tanya, tak biasanya bus berhenti seperti ini."Didepan ada kecelakaan." Kata salah seorang penumpang yang ada di bus terse
11 hari penuh misteri dan tanda tanyaRasanya masih seperti hari kemarin, dengan keceriaan yang penuh. Aya bangun lebih pagi kali ini, ia bergegas untuk menyiapkan alat-alat untuk sekolah. Lalu setelah menyelesaikan itu, ia memutuskan untuk mandi.Rasanya ada yang aneh saat ini, ketika dipertengahan ia mandi. Ada apa ya ? Ia bertanya-tanya kepada dirinya sendiri. Ada hal aneh yang tak dapat dijelaskan. Sepertinya, ahh sudahlah. Ia menghiraukan rasa itu.Seperti biasa ia menunggu Raditya. Setelah menunggu cukup lama. Namun, yang datang malah Ronald."Kak Ronald, ada apa ?" Tanya Aya."Ayok naik, buruan." Kata Ronald."Aya nunggu kak Raditya ka." Kata Aya."Buruan naik Ay!" Perintah Ronald."Iya." Aya pun segera naik ke motor Ronald."Pegangan Ay." Kata Ronald.Aya pun memegang pundak Ronald, namun tangan Ronald mengarahkannya untuk melingkarkan tangan Aya ke perutnya.
Hari ini Raditya berangkat sekolah dengan mengendarai kesayangannya itu. Namun, dihari ini ada yang beda. Ia tak lagi menjemput Aya. Semua sudah selesai. Sepertinya.Ia sudah menyerahkan semuanya kepada Ronald. Karena ia tau bahwa mereka berdua saling menyukai satu sama lain. Raditya memilih untuk mengalah, karena jika dipaksakan pasti akan menyakitkan.Raditya merasa menjadi orang yang sangat menyedihkan jikalau ia masih seperti ini. Menjadi pembatas bagi dua remaja yang saling suka. Ia berusaha untuk ikhlas dan menerima.Cukup kemarin, ketika bolos pertama kali dengan Aya. Menjadi yang terakhir, tak ada episode berkelanjutan mengenai cerita mereka. Cerita Aya dan Raditya usai sebelum dimulai.Aya menunggu Raditya didepan kosannya. Namun, yang datang malah Ronald."Naik Ay." Kata Ronald."Loh, kok bukan kak Radit." Batin Aya.Ah sudahlah, ia hanya naik saja. Mungkin Radity
Kini ia sendiri, meratapi nasib yang telah lama ia lalui. Layaknya sebuah drama di layar kaca. Namun ekspektasi tak seindah realita. Banyak bayang, banyak angan yang ada didalam kepalanya.Aya Septiana, remaja perempuan yang dipaksa untuk dewasa oleh keadaan dan orangtuanya. Bagaimana jika semangatnya yang dulu hilang. Pasti ia akan kehilangan semuanya, termasuk dirinya."Aya." Panggil Raditya.Iapun terbangun dari tidurnya. Melihat sosok Raditya yang duduk disampingnya sambil menatapnya dalam. Seperti sudah tau semua apa yang ia rasa. Ia pun membalas tatapan Raditya, tatapan penuh tanya. Kenapa bisa Raditya sampai disini bersamanya."Tadi lo yang share lock ke gw, makannya gw tau lo ada disini." Kata Raditya."Eh, iya ka lupa." Kata Aya, sambil cengengesan."Duh masih muda suka lupa. Gapapa deh yang penting ga lupa sama gw." Kata Raditya."Hihh, apa." Kata Aya."Lah apa ? Emang lo mau kema