Share

Bab 4

Author: PenaSenja
last update Last Updated: 2025-09-08 12:38:45

Brak..

Valerie memejamkan mata mendengar suara pintu kamar mandi di tutup rapat. Detik kemudian dia membuka mata dan menatap nanar kedua tangannya yang mulai keriput kedinginan.

"Apa kau tak menyadari, tanganku sekarang sudah kusam, Ed? Aku melakukan ini karna aku mencintaimu, tapi kenapa kau tak melihat perjuanganku?"

Ya, karna cinta Valerie melakukan pekerjaan yang tak pernah dia lakukan sebelumnya. Jangankan membersihkan kamar mandi, Valerie bahkan tak pernah merapikan ranjangnya. Semua dilakukan oleh seorang pelayan, tapi setelah menikah Valerie rela bekerja, karna Edward tak suka kamarnya dibersihkan oleh pelayan.

"Sabar Valerie, Edward hanya marah karna kecerobohanmu juga."

Tak sampai satu jam, Valerie membersihkan kamar mandi, bersama dengan Edward yang kembali masuk ke kamar setelah mandi di kamar lain.

"Aku sudah siapkan pakaianmu, Ed."

Valerie menoleh saat tak mendengar jawaban Edward. Detik kemudian Valerie melebarkan bola matanya dan mengepalkan tangan melihat tanda merah di dada suaminya.

Valerie tau, tanda merah itu dibuat oleh Emily. Namun, seperti biasa Valerie hanya diam dan berpura-pura tak melihat meski yang sebenarnya hatinya sakit bukan main. Selain sering melihat, Valerie juga tau apa jawaban Edward saat dia bertanya.

"Ed, siang nanti apa aku boleh bertemu dengan Fiona dan yang lain? Mereka mengajakku makan siang di restoran favorit kami."

“Terserah kau ingin bertemu dengan siapapun. Asal jangan pernah sekalipun mengatakan pada mereka tentang pernikahan kita! Aku tak mau orang lain tau," sahut Edward menekan kata-katanya.

Valerie tersenyum dan mengangguk paham. Kata-kata itulah yang selalu keluar dari bibir Edward jika Valerie ingin keluar dan bertemu kawan-kawannya. Selain itu, jawaban dia yang menjadi orang ketiga saat dia bertanya kenapa selalu menemui Emily.

Edward tak pernah peduli, dan tak juga banyak berbasa-basi bila berbicara dengannya. Ia justru selalu menghindarinya selama ini.

“Tuan, Tuan besar dan Nyonya sudah menunggu Anda berdua di meja makan,” ucap sang pelayan yang berdiri di depan pintu.

“Ya, Bibi, kami akan segera turun!” sahut Valerie. Edward hanya diam mendengarnya.

Tak butuh waktu lama, mereka berdua pun keluar dari kamar menuju meja makan. Di sana semua orang sudah berkumpul termasuk Rachel yang menatap penuh kebencian ke arahnya.

Valerie tau sejak dulu Rachel tak pernah menyukainya, meski begitu Valerie tak perduli dan acuh.

“Selamat pagi, Sayang!”

“Pagi, Mom!” sahut Edward membalas sapaan ibunya.

“Duduklah, Bibi memasak menu kesukaanmu pagi ini.”

Edward tersenyum mendengar ucapan ibunya. Dia segera duduk di kursi dan meraih piring miliknya. Begitu juga dengan Valerie yang duduk di sampingnya.

"Kantong matamu terlihat hitam, Valerie. Apa kau tak tidur semalam?”

Valerie sedikit terkejut mendengar pertanyaan ayah mertuanya. Detik kemudian dia meraba wajahnya dan menggeleng pelan.

"Tidak, Dad. Aku baik-baik saja."

"Valerie hanya lelah, karna semalam dia baru..." Rachel tak melanjutkan ucapannya dan justru tersenyum miring ke arah Valerie yang terlihat pucat seketika.

Bagaimana tidak, Valerie baru mengingat apa yang dia lakukan semalam.

"Lelah? Memangnya kau pergi semalam, Valerie?"

Valerie spontan menggelengkan kepala mendengar pertanyaan Edward. Bola matanya kembali menatap Rachel dingin dan berkata, "Aku tidur malam karna menunggumu pulang, Ed. Tapi Rachel berpikir aku pergi ke tempat club."

Mendengar jawaban Valerie, Rachel menyunggingkan sudut bibirnya sinis dan berdecih dalam hati. Otak kecilnya terus berpikir untuk menyingkirkan Valerie. Rachel tau percuma saja dia mengatakan yang sebenarnya, karna ayahnya pasti akan membela Valerie.

"Untuk apa kau menunggu putraku pulang? Seharusnya kau bersukur memiliki suami yang rajin bekerja dan tak menuntutmu macam-macam," ucap Martha kesal.

"Ya, maafkan aku." Valerie hanya bisa mengatakan itu, karna saat ini jantungnya berdetak kencang tak karuan. Valerie takut mereka tau apa yang dia lakukan semalam.

Karna tak fokus dan gugup, Valerie tanpa sengaja menumpahkan gelas di sampingnya.

“Apa kau bisa berhati-hati dan tak ceroboh, Valerie?!” seru Martha sedikit meninggikan nada suaranya.

Mendengar itu, Rachel tersenyum miring melihat wajah Valerie. Dia sangat suka melihat Valerie di marahi oleh ibunya. Rachel tau, saat ini Valerie sedang ketakutan.

“Maaf, aku tak sengaja.”

“Maaf? Harusnya kau belajar memperbaiki diri, bukan melakukan kesalahan terus menerus. lihatlah wanita lain di luar sana, selain mereka pintar memasak mereka juga pintar—”

“Cukup Martha!” sela Ardonio dingin. "Jangan membuat keributan di meja makan."

Seketika Martha pun diam dan mendengus melihat tatapan suaminya yang selalu membela Valerie.

Bagi Martha, Valerie hanya beban di keluarganya. Martha kesal karna Valerie menikah dengan Edward dan hanya membawa pakaian serta satu mobil. Padahal Valerie putri dari keluarga kaya raya, tapi Valerie tak membawa apapun.

Martha pikir dulu Valerie akan menjadi menantu idaman, royal kepadanya, tapi ternyata dia salah. Valerie tak pernah memberikan apapun padanya. Jangankan menuruti keinginannya, Valerie bahkan tak pernah memberikan sesuatu padanya.

Berbeda dengan Edward yang sama sekali tak perduli dengan semua itu. Dia tetap tenang di kursi menghabiskan sarapan. Jangankan membela Valerie, Edward bahkan tak menoleh ke arah Valerie sedikitpun.

Ketenangan Valerie tak berlangsung lama ketika seorang penjaga berlari menghampiri mereka dan berkata, “Tuan, Kami menemukan mobil Nona Valerie di luar pagar.”

Seketika jantung Valerie berdetak kencang, keringat dingin membasahi keningnya saat ini. Ekor matanya melirik Edward sekilas. Berbeda dengan Rachel yang justru tersenyum penuh kemenangan.

"Bagaimana mobil Valerie ada di luar?"

“Kami tidak tau, Tuan, tapi kami yakin tak ada pencuri semalam. Semuanya baik-baik saja, hanya mobil Nona Valerie yang berada di luar,” sahut sang penjaga masih dengan kepala menunduk.

“Apa semalam kau benar-benar pergi dan meninggalkan mobilmu di sana, Valerie?” ucap Rachel penuh ejekan.

"Valerie pergi? Kemana?" sahut Martha.

Mendengar itu Valerie semakin gugup. Kedua tangannya bahkan sudah berkeringat dingin saat ini.

“Semalam aku hanya ingin keluar mencari angin, Ed. Itu sebabnya aku meninggalkan mobilku di sana."

Edward menyipitkan matanya melihat Valerie yang terlihat gugup. Entah kenapa, dia merasa bahwa Valerie berbohong padanya sekarang.

"Kau yakin, Valerie, atau ini hanya alasanmu saja yang sedang menyembunyikan sesuatu?" jawab Edward tanpa mengalihkan pandangannya dari Valerie dan membuatnya semakin gugup.

"Sudahlah, lanjutkan sarapan kalian. Daddy tak suka ribut saat makan. Lagipula ini juga bukan kesalahan Valerie, Edward. Dia hanya ingin pergi sebentar, bukan berhari-hari."

Valerie sedikit bernafas lega mendengar ucapan ayah mertuanya. Namun, itu tak membuat jantung Valerie berhenti berdebar kencang, karna Edward masih menatap tajam ke arahnya.

"Aku tidak akan memaafkanmu bila tau kau melakukan kesalahan, Valerie. Kau ingatkan, aku tak suka dibohongi, apalagi dengan orang di sekitarku."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Belenggu Cinta, Dendam Cinta Tak Direstui   Bab 6

    “Sial!” Valerie bersungut-sungut menyadari kebodohannya. Padahal dia sudah berjanji tak akan menenggak wine bila bertemu dengan mereka, tapi apa yang terjadi, dia justru hampir menghabiskan dua botol wine. Valerie tak tau di sudut ruangan, sepasang mata sejak tadi menatap ke arahnya. Ia bahkan tau gerak-gerik yang dia lakukan. “Ck, aku mau pulang. Edward pasti mencariku sekarang.” Valerie tak menggubris gerutuan sahabatnya. Dia meraih tas miliknya, lalu melangkah lebar menuju ke belakang. “Kau mau kemana? Pintu keluar di sebelah sana, Valerie!’ Valerie hanya mengangkat salah satu tangannya mendengar pertanyaan salah satu sahabatnya. Dengan langkah gontai, dia bertanya pada pelayan di mana kamar mandi. “Terima kasih.” Tanpa ragu Valerie berjalan cepat menuju kamar mandi. Sampai di kamar mandi, Valerie memuntahkan isi perutnya di dalam closet. “Astaga, apa aku sudah gila? Bagaimana jika Edward tau?” gumamnya menyesali kebodohannya. “Sial, harusnya aku tak datang kemari.” S

  • Belenggu Cinta, Dendam Cinta Tak Direstui   Bab 5

    Melihat Edward pergi begitu saja meninggalkan dirinya, jantung Valerie semakin berdetak kencang. Entah apa yang akan terjadi bila Edward tau apa yang dia lakukan semalam. Mungkinkah Edward akan menceraikannya? “Aku yakin, semalam kau baru bertemu dengan seorang pria, Valerie! Lihatlah kau tak bisa menyembunyikan kebohonganmu dariku, Valerie.”“Jangan campuri urusanku, Rachel. Pikirkan saja kekasih miskinmu itu, dia pasti sedang membutuhkan uang saat ini!” balas Valerie tak kalah dingin, lalu melangkah lebar masuk ke dalam meninggalkan Rachel. Mendengar ucapan Valerie, Rachel mengeratkan rahangnya emosi. “Edward pasti akan tau siapa kau sebenarnya, Valerie, dan dia pasti akan menceraikanmu!”Valerie menghentikan langkahnya dan berbalik. “Edward tidak akan pernah menceraikanku, Rachel. Kau tau ‘kan apa alasannya? Jadi urusi saja kekasih miskinmu itu.”“Dia tak miskin, Valerie!” sentak Rachel tak terima.Valerie pun terkekeh mendengarnya. Perlahan dia kembali mendekati Rachel dan meng

  • Belenggu Cinta, Dendam Cinta Tak Direstui   Bab 4

    Brak.. Valerie memejamkan mata mendengar suara pintu kamar mandi di tutup rapat. Detik kemudian dia membuka mata dan menatap nanar kedua tangannya yang mulai keriput kedinginan. "Apa kau tak menyadari, tanganku sekarang sudah kusam, Ed? Aku melakukan ini karna aku mencintaimu, tapi kenapa kau tak melihat perjuanganku?" Ya, karna cinta Valerie melakukan pekerjaan yang tak pernah dia lakukan sebelumnya. Jangankan membersihkan kamar mandi, Valerie bahkan tak pernah merapikan ranjangnya. Semua dilakukan oleh seorang pelayan, tapi setelah menikah Valerie rela bekerja, karna Edward tak suka kamarnya dibersihkan oleh pelayan. "Sabar Valerie, Edward hanya marah karna kecerobohanmu juga." Tak sampai satu jam, Valerie membersihkan kamar mandi, bersama dengan Edward yang kembali masuk ke kamar setelah mandi di kamar lain. "Aku sudah siapkan pakaianmu, Ed." Valerie menoleh saat tak mendengar jawaban Edward. Detik kemudian Valerie melebarkan bola matanya dan mengepalkan tangan meliha

  • Belenggu Cinta, Dendam Cinta Tak Direstui   Bab 3

    “Bukan urusanmu, Rachel" "Bukan urusanku? Kau lupa siapa kau di sini, Valerie? Aku rasa kau tak bodoh kan." Rachel kembali melempar senyum penuh kemenangan kearahnya. Valerie semakin gugup menyadari kebodohannya. Dia melirik ke bawah, melihat penampilan dirinya yang ternyata sangat berantakan. Pantas saja Rachel mengatakan mencurigainya. “Kau pikir bisa menipu semua orang dan Edward, Valerie? Cih....pantas saja Edward tak pernah mencintaimu, karna kau memang wanita jalang dan murahan, Valerie!” “Tutup mulutmu, Rachel!” Rachel terkekeh melihat wajah dingin Valerie. “Kenapa, Valerie? Kau memang wanita jalang ‘kan? Itu sebabnya Edward jijik denganmu.” Valerie memejamkan mata erat mendengar ucapan Rachel. Dadanya bergemuruh naik turun, tapi mengingat bagaimana penampilannya dan malam yang semakin larut, Valerie menekan emosinya. Valerie tau apa yang akan terjadi jika dia membalas Rachel. Tak hanya penghuni mension yang akan bangun, tapi mereka juga akan melihat penampilann

  • Belenggu Cinta, Dendam Cinta Tak Direstui   Bab 2

    "Apa maksudmu?" Valerie segera mendorong tubuh besar Zack lebih keras, lalu berguling ke samping. Secepat kilat, Valerie meraih pakaian dan kembali memakainya. Dia tak perduli dengan Zack yang menatap ke arahnya. Valerie yakin Zack juga tak bisa melihat bentuk tubuh dan wajahnya. “Kalau boleh tau siapa namamu, Nona?” ujarnya, tapi Valerie tak berniat menjawabnya sama sekali, dia justru meraih tas miliknya di atas meja, lalu melangkah lebar menghampiri pintu. Namun, sebelum membuka pintu Valerie berkata, “Jangan pernah mengingat apa yang terjadi malam ini! Semua yang kita lakukan karena saling membutuhkan! Anggap saja semua ini tak pernah terjadi.""Kau yakin, Nona? Aku justru berpikir kau lah yang akan terus mengingat permainanku malam ini.""Cih, mimpi. Kau pikir kau siapa, sampai aku harus mengingat apa yang terjadi malam ini? Kau lupa, kau bukan pria pertama untukku? Jadi, mana mungkin aku akan mengingat apa yang terjadi malam ini.""Baiklah, kita lihat siapa yang akan mengingat

  • Belenggu Cinta, Dendam Cinta Tak Direstui   Bab 1

    Terdengar suara rintihan lirih seorang wanita di bawah lampu yang gelap. Jari tangannya menancap pada kain seprei ketika rasa indah semakin membakarnya. Hujan deras dan petir yang menyambar di luar sana, seolah menjadi saksi keduanya. Begitu juga dengan hembusan angin dan dinginnya AC yang tak mampu membuat tubuh keduanya tak berkeringat. Zack justru semakin intens menyentuh tubuh molek wanita di bawah kungkungannya. Tangan besarnya sesekali merayap, menjengkali tubuh putih bak porselen, Valerie. Wanita bernama lengkap Valerie Vanessa Joscelyn, yang nekat datang ke kamar hotel dan melakukan hal gila malam ini. Entah apa yang Valerie pikirkan, hingga memiliki niat bercinta dengan seorang pria asing yang tak dikenalnya. Sebelumnya Valerie tak pernah berpikir untuk melakukan hal gila ini, apalagi melakukannya. Namun, sejak dia tau pria yang dicintainya mencintai wanita lain, Valerie berpikir untuk melakukan hal gila ini. Cemburu, motif utama Valerie, dan marah yang telah menunt

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status