Share

3. Takdir Tidak Sayang Padaku.

Pertanyaan Husna berhasil mematik amarah Andaru tanpa melihat wanita lemah di depannya dengan sekali tarikan tubuh Husna terpelanting mengenai tembok di belakang tubuhnya.

"Argh!!!"

"Beraninya kau bertanya padaku hah?! Panggil aku tuan. Kau paham?" Andaru melepaskan cengkraman rahang Husna kasar.

"M— maaf,"

"Baik kamu ingin tahu jawabannya? Karena kamu tidak pantas menjadi istriku. Mulai detik ini kamu bukan istriku, aku haramkan kamu."

"Tidak perlu di ulang. Aku tidak tuli dan pikun, kamu sudah menalak aku saat di rumah. Lalu untuk apa malam pertama itu? Jika kamu ingin menalak aku?" Dengan keberanian yang tersisa Husna memberanikan diri bertanya walau ia tahu konsekuensinya.

Andaru terdiam mendengar perkataan Husna, ia sendiri tidak tahu apa yang ia pikirkan saat penyatuan dengan Husna wanita yang sangat ia benci dalam hidupnya.

"Kenapa diam?"

"Berani bertanya? Kau pikir siapa dirimu hah? Bagiku kau adalah wanita membawa sial. Sejak kau hadir di rumah hidupku seperti neraka, neraka!! Semua ini gara-gara kamu anak kampung. Aku tahu kenapa tidak menolak perjodohan itu? Wanita hina seperti dirimu hanya membutuhkan ini bukan?!" Andaru melempar beberapa lembar uang kearah wajah Husna hingga berhamburan ke lantai.

"A— aku,"

"Diam. Sekali lagi kau bersuara di depanku. Aku pastikan saat ini adalah hari terakhir kamu di dunia ini!!"

"Sayang kenapa tidak kamu usir dia? Setidaknya kita bisa menikah secepatnya."

Wanita yang tidak di ketahui namanya bergelayut manja pada Andaru.

"Kau mengerti yang aku katakan wanita kampung?Sekarang kamu bukan lagi istriku, paham?!"

Husna mengangguk tanpa tahu kata-kata yang mana di maksud Andaru. Sebab yang ia ingat adalah perlakuan tidak manusiawi dan kata talak.

"Lalu untuk apa kamu mengajakku bulan madu? Membohongi nenek hanya demi kepentinganmu sendiri."

"Kau bodoh atau apa hah? Tentu untuk menutupi bulan maduku yang sebenarnya."

Husna merebahkan tubuhnya setalah melaksanakan kewajibannya, mengadukan nasibnya pada sang pemilik kehidupan. Takdir cinta dan kehidupannya yang penuh dengan ujian tiada henti, sejak kecil hidup di panti asuhan dan bertemu dengan nenek Abila yang menjadikan dirinya sebagai pengasuhnya. Entah apa yang di pikirkan oleh nenek Abila sampai menjodohkannya dengan cucu termuda dari keluarga Adhicandra.

"Tidak perlu berdiam diri. Tujuan kami membawamu kesini untuk melayani kami. Pergi dan masak aku sudah lapar."

Suara intimidasi dari seseorang mengejutkan Husna yang tengah memikirkan nasibnya setelah kepulangannya dari Bali nanti.

Tanpa menjawab Husna gegas ke dapur untuk memasak untuk makan malam mereka.

"Ih!! Bener- bener dia ya. Apa dia tidak punya mulut untuk menjawab perkataan aku, gitu? Daru, aku mau kita makan di luar. Perempuan yang kamu bawa itu bikin kesel."

"Ya sudah kita makan di luar. Ayo sayang kita pergi sekarang."

Mereka pergi tanpa memberitahu Husna yang sibuk menyiapkan makan malam. Kurang dari satu jam semua makanan tersaji di atas meja namun sayangnya Husna tidak menyadari jika dirinya hanya seorang diri di resort.

"Tuan makan malam sudah tersaji."

Berulang kali Husna mengetuk pintu kamar Andaru namun tidak ada suara terdengar dari dalam, menyadari jika Husna berada di dalam resort seorang diri dengan langkah lelah menutup semua makanan yang tersaji.

Dua jam ia menunggu kepulangan Andaru dengan wanita yang tidak lain kekasih Andaru tidak kunjung pulang. Matanya yang sulit terpejam membuatnya keluar dari kamar berniat melihat keadaan di luar yang indah dengan lampu yang menghiasi setiap resort.

"Mereka disini, tanpa memberitahuku yang menunggunya di resort dan makanan yang aku masak tadi?" gumam Husna melihat bagaimana Andaru yang tidak hentinya memperlakukan wanitanya begitu istimewa.

"Kanapa kau ada disini? Tugasmu di resort bukan mengikuti kami, paham?! Atau kamu memperhatikan kekasihku? Dengar wanita kampung, kau tidak akan bisa bersaing denganku. Tahu apa penyebabnya? Aku Vlora Wijaya adalah kekasih Andaru Adhicandra. Kamu jangan mimpi untuk mendapatkan kekasihku karena kamu tetap lah seorang pembantu ingat itu."

Vlora tersenyum miring melihat wajah sendu Husna.

"Sayang kamu ngapain sama pembantu itu? Ayo, kita kesana. Tunggu dulu!!"

Andaru menghentikan langkahnya dan berpaling ke arah Husna. Di tatapnya wanita yang menundukkan wajahnya.

"Jangan katakan apa pun pada nenek. Jika kamu menyayangi nenek dan kamu masih ingin tinggal di rumahku maka bersikaplah sewajarnya seperti seorang pembantu. Jangan berkhayal karena diantara kita sudah tidak ada lagi ikatan apa pun dan aku sudah menjatuhkan talak padamu. Berbeda jika kita berada di rumah kau harus bersikap selayaknya sebagai istriku." ucapnya dingin, setelah mendorong tubuh Husna hingga terjatuh. Andaru memeluk Vlora pergi begitu saja dari hadapan Husna.

"Tidak sepantasnya seorang pria memperlakukan wanita dengan kasar terlebih pada istrinya." ucapnya mengulurkan tangan untuk membantu Husna namun, penolakan Husna membuat pria yang tidak lain adalah Hasta Putra Adiwangsa menarik kembali tangannya.

"T– terima kasih," ucapnya lirih.

"Jangan ikut campur, bung! Ini urusan aku dan wanita kampung itu. Paham?!" Andaru tidak terima ucapan pria bertopi di depannya.

"Akan menjadi urusanku jika main kekerasan. Negara ini negara hukum, aku bisa melaporkan perbuatan kamu ke polisi." Hasta tersenyum miring melihat gelagat wanita di samping Andaru.

"Kau pikir bisa melaporkan aku? Sepertinya kau tidak tahu siapa aku! Satu lagi wanita sialan itu istriku. Jadi apapun yang aku lakukan padanya tidak ada hubungannya denganmu, berhenti ikut campur bung, bisa jadi kau yang akan aku laporkan." ancam Andaru.

"Aku tunggu jika kau ingin melaporkan aku, pak Andaru Adhicandra." Hasta berbalik tetapi suara Andaru berhasil mengejutkan Hasta.

"Anda mengenal saya? Tapi anda juga perhatian pada istri saya, apakah anda menyukainya? Maka ambillah, dia hanya sampah buat saya! Sampah tempatnya di tempat sampah dan berkumpul dengan sampah yang lainnya." Andaru menarik sudut bibirnya ke atas.

"Kau–" Hasta menghentikan ucapannya saat melihat Husna menggelengkan kepalanya.

"CK! Sepertinya kalian cocok. Bagus kalau begitu, aku tahu aka yang akan aku lakukan setelah ini." usai mengatakan Andaru berlalu dari hadapan mereka.

Air matanya meluncur begitu saja dari kelopak matanya berusaha sekuat apapun hatinya tetap merasakan sakit yang tidak terkira. Ucapan Andaru adalah cambuk yang mampu mengguliti kulit tubuhnya menghancurkan hingga ke dasar hatinya.

"Menangislah, jangan kau simpan rasa yang akan membuatmu sesak. Bangkit dan menata masa depanmu yang masih panjang."

Suara seseorang yang tiba-tiba di sampingnya, seorang pria menyodorkan sapu tangan padanya. Husna memberanikan diri menatap pria bertopi, suaranya tidak setegas saat berhadapan dengan Andaru kini suara itu terdengar lembut.

"Hapus air matamu. Pria seperti dia tidak pantas kamu tangisi." imbuhnya sebelum pergi.

Husna mencari sosok yang baru saja memberikan sapu tangan untuknya namun nihil Husna tidak menemukannya.

"Mencari Ku? Masuklah sudah malam, wanita baik-baik tidak akan berdiri di tempat seperti ini." Hasta tersenyum meski Husna tidak melihatnya.

"Kenapa anda begitu baik terhadap saya?" Husna menundukkan wajahnya tidak ingin menatap pria yang bukan mahramnya.

"Berbuat baik apa hanya pada orang yang di kenalnya saja?"

"M– maaf,"

"Masuklah nanti kamu sakit,"

Tanpa menjawab Husna berbalik kembali ke resort tidak ingin melihat dua sejoli yang saling berbagi saliva.

'Apakah takdir tidak sayang padaku? Tidak cukupkah aku menderita sajak kecil, dan sekarang aku kembali mengalaminya lagi?' lirihnya dalam hati.

"Wanita kurang ajar!! Apa yang kamu lakukan dengan pria itu hah? Kau memang wanita murahan!!"

Plaaaaakkkk!!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status