Home / Romansa / Belenggu sang Pewaris Dingin / Bab 5 Tempat Pertemuan

Share

Bab 5 Tempat Pertemuan

last update Last Updated: 2023-09-01 18:19:11

Marsha kembali pulang ke rumahnya, saat hampir tiba dirumah, Marsha melihat dua pria berbadan besar di depan pintu rumahnya.

"Kenapa harus hari ini," keluh Marsha.

Marsha tidak bisa masuk kedalam rumahnya, dia bersembunyi ke dalam gang kecil, jika sampai terlihat oleh mereka, maka habislah Marsha. 

Kedua pria itu tidak kunjung pergi, mereka malah duduk di depan rumah Marsha sambil merokok, terlihat asap mengepul di udara, sudah beberapa batang rokok habis, kedua pria itu tidak juga bergerak disana.

Jika bukan karena besok Marsha berencana bertemu dengan lelaki kaya itu, pastilah Marsha akan menghadapi mereka, tapi Marsha tidak ingin wajahnya babak belur hari ini saja. Tapi dia juga tidak bisa terus-terusan diluar. 

"Apa yang harus aku lakukan, aku harus mencari cara agar bisa menghadapi mereka," pikir Marsha.

Marsha mulai muncul dan berjalan perlahan. Kedua pria itu langsung menunjukkan sikap arogannya, dia membuang puntung rokok itu, sambil berdecak marah.

"Eh, wanita sialan! Bayar hutangmu!" Pria dengan perangai yang lebih galak mendekat ke arah Marsha.

"Tenanglah, hari ini aku mendapatkan tangkapan yang besar, jika kamu bersabar sampai besok, aku akan membayar hutangku semuanya," ucap Marsha sambil melangkah mundur.

Marsha menjaga jarak dari pria itu, agar jika mereka menyerang, Marsha bisa berlari dengan cepat.

"Kamu pikir kami bisa ditipu!"

"Aku sungguhan. Besok aku akan bertemu dengan pria kaya. Jika kalian tidak percaya. Kalian bisa datang kesini," menyerahkan kartu hotel.

Pria itu melihat, sepertinya perkataan Marsha ada benarnya, pria yang satu lagi merebut kartu nama itu dari temannya. Melihat nama hotelnya, dia tahu hotel itu sangat terkenal dan mewah. 

Keduanya tersenyum sumengeriah, dan salah satunya mulai menginterogasi Marsha. "Apa kau yakin bisa mendapatkan uangnya." Menatap sinis.

"Sangat yakin. Bukan sudah aku katakan kalian juga bisa ikut. Jadi hari ini aku hari memakai masker agar terlihat wajahku bersinar. Jika kalian menghalanginya, kalian akan rugi besar," ucap Marsha.

Mereka berpikir, melihat Marsha berbicara dengan percaya diri, akhirnya mereka berdua memutuskan untuk melepaskan Marsha hari ini. 

Setelah orang-orang jahat itu pergi, Marsha menghembuskan nafas dengan kasar. Sampai kapan dia harus terus bersembunyi seperti, dia seperti buronan yang selalu dicari kemanapun dia pergi. 

Sudah tiga tahun, Marsha harus bersembunyi dari penagih hutang itu. Dia harus hidup berpindah-pindah untuk menghindari para penagih hutang, dan setiap kali mendapatkan perlakuan kasar. 

Marsha masuk kedalam rumah, jika dilihat itu bukan seperti rumah, semua barang-barang Marsha berantakan dimana-mana, bahkan sebagian masih di kardus karena baru saja dia pindah. Marsha menggelengkan kepala, merasa hidup memang sangat sulit.

Perut Marsha bahkan tidak bisa diajak untuk bersahabat, dia begitu lapar. Dengan kesal Marsha mencari sesuatu yang dapat dimakan, hanya ada sebungkus mie instan di dapur, Marsha tidak punya pilihan selain memasak mie itu.

Setelah mengisi perutnya, Marsha berbaring di tempat tidurnya, pikirannya terus melayang-layang, besok dia akan menemui pria tua dan menawarkan dirinya.

***

Keesokan harinya.

Marsha seperti biasa kembali bekerja, kali ini jadwalnya bekerja di kantor sebagai office girl, dia harus mengerjakan pekerjaannya dengan cepat hari ini agar bisa pergi ke salon untuk berdandan.

"Pekerjaan telah selesai, hari ini aku izin pulang," ucap Marsha mengambil barang-barangnya.

"Aku tidak bisa mengizinkan kamu seenaknya, bahkan pemilik perusahaan ini belum pulang," seru Bu siti sebagai penanggung jawab.

"Please. Hari ini sangat penting bagiku, jika aku berhasil, aku akan membalas kebaikanmu," pamit Marsha langsung pergi.

Meski Ibu siti berteriak untuk kembali bekerja, Marsha tidak peduli.

Marsha berjalan dengan terburu-buru sehingga dia menabrak orang.

"Aduh, maaf," ucap Marsha menundukkan kepala.

Pria itu menatap dengan dingin, melihat Marsha dari kaki sampai rambut, seterusnya dia berjalan sangat angkuh.

Marsha menghela nafas, bertemu dengan pria itu sangat menekan dirinya, pantas saja pria itu sukses di usia muda. Pria itu hanya tergila-gila dengan pekerjaan dan tidak pernah tersenyum sama sekali.

Marsha sudah tidak peduli dengan pria itu, hidupnya saja sudah sangat sulit.

Marsha pergi ke salon yang terdekat. "Apa kamu bisa membuat orang terlihat sexy?" tanya Marsha pada tukang salon.

Tukang salon itu mempunyai penampilan yang sangat menjolok, bahkan bagian dadanya terbuka lebar, hanya bagian puting saja yang tidak terlihat di dadanya.

"Tentu Nona, aku akan membuat sangat sexy, semua pria akan tergoda denganmu," senyumnya meyakinkan.

Marsha menyerahkan dirinya untuk dihias, dia hanya berharap terlihat cantik, setelah cukup lama, make up nya telah terpoles diwajah.

"Silahkan Nona berkaca, aku yakin Nona pasti menyukainya," ucapnya.

Marsha membuka matanya, wajahnya sudah terlihat di cermin, sungguh dia terlihat berbeda. Lipstik berwarna merah yang melekat di bibirnya terkesan seperti wanita pemberani, bulu mata lentik, polesan merah di pipinya, mengubahnya menjadi wanita sepenuhnya.

"Wauuu. Aku suka ."

Marsha membayar tukang salon itu, tinggal memilih gaun yang tepat. Setelah pergi dari salon, Marsha membeli gaun di mall.

Gaun merah yang terbuka di bagian atasnya, dan bagian bawahnya terbelah, hingga menampakkan setengah paha Marsha.

"Apa ini cukup menggoda?" tanya Marsha pada karyawan toko.

"Nona sungguh cantik dan sexy, apa Nona akan pergi ke suatu tempat dengan penampilan itu?" Karyawan toko tampak penasaran.

"Ah, aku akan menggoda seorang pria," saut Marsha sambil bercermin dan membolak-balikkan gaunya, melihat arah sisi kiri dan kanan, melihat postur tubuhnya. 

"Pacar Nona pasti akan langsung tergoda," puji karyawan toko.

"Bukan pacar, tapi pria yang sudah berumur, menurutmu apakah dia akan menyukai wanita muda seperti diriku," ucap Marsha menunjuk diri.

Karyawan toko berubah ekspresi, tatapannya sinis. Mengira bahwa Marsha pasti wanita malam.

Marsha yang sudah merasa cocok langsung melakukan pembayaran. 

Marsha keluar dari mall, tepat jam 7.00 malam, Marsha memesan taxi online lewat ponselnya, setelah menemukan taxi, dia langsung bergegas pergi ke hotel.

Marsha tiba tepat di depan hotel, dia turun dengan gaun merahnya, Marsha melihat ke hotel. Kakinya masih ragu melangkah. Jika Marsha masuk ke dalam, maka takdir tidak akan bisa diubah. Marsha harus menikah dengan pria tua. Bahkan wajahnya saja Marsha belum tahu setua apa pria itu, mungkin saja pria tua itu memakai kursi roda, atau pria tua dengan sikap yang kasar, Marsha harus menerimanya.

Marsha mengubah pikirannya, dia berbalik badan dan menjauh dari hotel itu.

Dia tidak pergi melainkan berjalan-jalan disekitar hotel. Ketika dia berjalan, ada air mancur di depan hotel. Marsha mendekati air mancur itu. Dia berdiri tepat di depan air mancur.

Sesekali air mancur menyembur ke atas, lalu turun lagi ke bawah, seperti hujan besar saja. Marsha melihat bayangan di air mancur.

Marsha mengingat masa kecilnya, dia yang hidup sendirian di dunia ini tanpa orangtua, kerabat, bahkan tanpa uang. Setiap hari menjalani kehidupan yang sulit. Sungguh hari-hari menyesakkan itu membuat Marsha meneteskan air matanya.

Air mata itu bahkan belum sempat terjatuh, dua pria yang tempo hari mendatangi sudah datang.

"Dimana uangnya." Tagihnya dengan bengis.

"Tunggu disini, aku akan segera kembali," ucap Marsha.

Marsha pergi meninggal kedua pria itu, tapi salah satu dari mereka menahan Marsha. "Berapa lama kami menunggu," tahannya dengan kuat.

"Jika kamu ingin uangnya, maka kamu harus sabar." Marsha menepis.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Belenggu sang Pewaris Dingin   Bab 22

    Marsha melihat Axton, langsung buru-buru menyantap makanannya. Dengan cepat Axton melangkah menghampiri Marsha. "Muntahkan! Cepat muntahkan. " Dengan suara keras Axton menarik sendok yang ada di mulut Marsha.Nasi goreng yang ada di dalam mulut dikunyah cepat, kemudian di telannya. Marsha membuka mulutnya. "Sudah habis. "Axton kesal. Ia menarik Marsha ke ke arah toilet, lalu meminta Marsha agar segera memuntahkannya. "Keluarkan!" Axton menepuk punggung Marsha."Kamu gila! makananya sudah masuk ke dalam perutku, " menepis tangan Axton. Axton menekan Marsha ke dinding, dan berkata. "Jika kamu tidak memuntahkannya, aku akan menghukummu! " teriak Axton dengan keras.“Sungguh sial, menyingkirlah!” ucap Marsha dengan jengkel.Huekkkk. Marsha memasukkan jari telunjuknya ke dalam mulut agar ia bisa muntah, semenatara Axton menunggu dengan melipat tangan. Hueekk. Akhirnya makanan itu berhasil keluar, Axton memberikan sapu tangannya pada Marsha. Namun Marsha menolaknya. Dengan

  • Belenggu sang Pewaris Dingin   Bab 21

    Marlon tidak lain adalah paman Axton.Marlon sedang mengadakan rapat dewan mendadak yang diagendakan untuk melengserkan Axton dari posisinya. Marlon memprovokasi Axton dengan dalih menikahi seorang wanita rendahan, bahkan mempekerjakannya sebagai direktur. Memberitahu bahwa Axton merencanakan sesuatu untuk menyingkirkan para direktur. "Wanita yang tidak tahu asal usulnya ditunjuk sebagai direktur baru. Bukankah menurut kalian ini sudah keterlaluan. CEO Axton bahkan tidak merundingkan pada kalian. " Marlon mempermasalahkan tentang pernikahan Axton. Para direksi mulai kesal. Salah satu direksi berkata. "Axton sangat kelewatan, kita harus menghentikannya sebelum perusahaan mengalami kerugian.""Benar, benar. " Semua direksi yang berkumpul setuju. "Lebih baik kita menggantikan Axton, dan memilih CEO yang baru, tanpa Axton perusahaan pun akan tetap berkembang. "Marlon tersenyum puas. Ia akan berhasil dengan rencananya. Dan memiliki perusahaan Axton. Akhirnya pemimpin rapat memula

  • Belenggu sang Pewaris Dingin   Bab 20 Menolak Bekerja

    Bibi Axton dan putranya tengah menikmati makan steak bersama, dan bergosip."Aku sangat yakin kalau ada yang janggal diantara Axton dan wanita itu. Pasti Axton merencanakan sesuatu. ""Cepat atau lambat kita akan mengetahuinya," ucap Tom."Ayahmu akan meminta untuk bergabung ke perusahaan, pastikan kamu tidak membuat masalah. "***Pernikahan telah usai. Selain berdebat tentang makan mie, tidak ada yang terjadi antara Marsha dan Axton, keduanya berpisah tempat tidur. Marsha terkejut melihat lemari pakaiannya yang ternyata sudah diisi beberapa baju, tas dan juga sepatu. Semua terlihat cantik. Terlebih lagi Marsha melihat baju yang pernah ia lihat di mall."Baju ini, kenapa bisa kebetulan ada disini. " Marsha mengambilnya dari lemari. Lalu Marsha melihat sebuah pesan yang ditulis Axton untuknya diatas sebuah piyama dengan warna lembut di dalam lemari. Marsha mengambil kartu ucapan itu dan membacanya.“Aku membeli beberapa baju, jika butuh yang lainnya, katakan saja pada Pak Han.

  • Belenggu sang Pewaris Dingin   Bab 19 Pernikahan

    Keesokan harinya. Tiga orang wanita masuk ke kamar Marsha. Sedangkan Marsha masih tertidur pulas. "Nyonya, bangun, " salah satu wanita menyentuh Marsha. Marsha perlahan membuka mata, melihat ada orang asing di kamarnya, ia segera duduk dan bersiaga dengan mengambil bantal serta memegangnya dengan erat. "Siapa kalian? " Berteriak. Pak Han muncul kemudian berkata. "Cepatlah bersiap," ucap Pak Han. Marsha ingat bahwa hari ini ia akan menikah dengan Axton. Marsha meletakkan bantal ke tempat semula, kemudian ketiga wanita itu mengarahkannya untuk ke kamar mandi. Marsha didandani sedemikian cantik, gaun penganntinya bahkan sudah disiapkan. Marsha tidak berkomentar, hanya menurut.Setelah selesai. Marsha bercermin, ia tidak menyangka bahwa hari ini ia akan menikah. "Nyonya, anda sudah ditunggu diluar. ""Baiklah, aku akan turun. "Pak Han diluar menunggu. Marsha menyeret gaunnya agar tidak menyentuh tanah, lalu menghampiri Pak Han. "Aku akan mengantarmu," ucap Pak Han me

  • Belenggu sang Pewaris Dingin   Bab 18 Kondisi Memburuk

    Toko itu memang menakjubkan, isinya semua pakaian mahal. Akhirnya Marsha hanya memilih kaos oblong dan murah. Setelah selesai memilih baju, ia pun menuju kasir. Petugas kasir terkejut karena Marsha hanya membeli satu baju dengan harga paling murah dan bahkan dengan diskon.Petugas kasir itu pun bertanya. "Apa yakin anda akan memilih baju ini. ""Iya."Kasir membeli kembaliannya dan Marsha mengucap terima kasih.Ketika itu, Marsha yang sudah mendapatkan bajunya berjalan keluar dan berada tak jauh dari tempat Axton sekarang berdiri. Marsha melewati Axton karena fokus berjalan. Axton bukannya memanggil malah memilih mengekor dari belakang. Marsha yang tengah menuruni eskalator, tanpa sadar melihat seorang bocah kecil tanpa dampingan orang tua dan hampir terjatuh. Marsha panik, takut sesuatu yang buruk terjadi pada bocah kecil itu. Ia pun berniat mendekat untuk menolong.Marsha berlari agar segera sampai ke tempat dimana bocah kecil itu berada, ia tak sempat melihat ke langkahnya berpi

  • Belenggu sang Pewaris Dingin   Bab 17 Marah-Marah Terus

    Terlihat senyuman di wajah Marsha dengan kedua pipi terdorong naik."Hati-hati di jalan."Axton pergi, Marsha melihat punggung Axton lebar dari belakang. Laki-laki memang sulit di tebak. Kadang baik kadang acuh, itulah laki-laki Marsha. Sambil menunggu Marsha memilih merapikan dapur. Piring dan mangkok yang berserakan dikumpulkan ke wastafel lalu dicucinya. Marsha suka bernyanyi ketika ia senang. Dengan penuh semangat Marsha juga mengelap meja. Dan menyapu rumah. Axton kembali dengan banyak paper bag di tangannya. Semua jenis makanan dibeli Axton untuk Marsha sendiri. Axton hendak naik ke lantai dua, tapi ia mendengar suara Marsha dari arah dapur. Axton belok menuju dapur.lirik lagu yang dinyanyikan Marsha. "Tujuh belas agustus tahun empat lima, itulah,,," nyanyiannya terhenti ketika Axton muncul."Kenapa berhenti, lagunya bagus."Axton meletakkan paper bagnya di atas meja makan. Sadar diri. Marsha tahu kalau suaranya jelek, sebab sejak sekolah nilai seninya dalam vokal sel

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status