Belenggu sang Pewaris Dingin

Belenggu sang Pewaris Dingin

Oleh:  Shine The Angel  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
20Bab
228Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Karena hidup yang begitu susah, Marsha berharap dewa kekayaan menghampirinya. Marsha melemparkan dirinya untuk mengikuti perjodohan dengan orang kaya, Marsha tidak peduli pria itu tua atau bahkan cacat, yang terpenting baginya hanyalah hidup mewah. Dia berhasil mendapatkan pria kaya tampan bernama Axton Fritsch, namun menjadi kaya tidaklah mudah. Dalam tiga bulan Marsha harus bisa mengandung, jika tidak maka Marsha akan diceraikan. Akankah Marsha bisa menikmati kekayaan suaminya atau hanya tawanan semata saja?

Lihat lebih banyak
Belenggu sang Pewaris Dingin Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
20 Bab
Bab 1 Penawaran Diri
Seorang gadis berjalan dengan terhuyung, berusaha mencari tempat nyaman untuk bersantai sambil menikmati secangkir cocktail, di tengah dentuman musik club terdengar suara sorakan para pengunjung, sesekali gadis itu ikut bersorak dan bertepuk tangan sambil menggoyangkan badannya."Marsha! sudah berapa botol yang kau minum." Ucap seorang wanita yang baru saja datang.Marsha Helena gadis berparas cantik dan berambut panjang, kulitnya putih dan halus bagaikan salju, ditambah tubuhnya yang ramping menambahkan kesempurnaan bagi tubuh Marsha. Meski begitu, dirinya tidak beruntung dalam kehidupan ini."Hai, ternyata teman sejatiku telah datang, akan aku pesan satu botol lagi." Marsha mengangkat tangannya, dan meminta bartender memberikannya satu botol cocktail."Cukup! Kamu sudah sangat terlihat mabuk." Ucap Mery menahan tangan Marsha lalu menjauhkan gelasnya dari Marsha.Mery adalah teman serumah Marsha, mereka sudah lama berteman, karena itu tanpa segan Mery memperingati Marsha agar berhent
Baca selengkapnya
Bab 2 Gadis Office Girl
Setelah pulang dari club, Marsha masih sangat mabuk, dia dan Mery langsung berbaring di sofa yang ada di tengah ruang tamu.Menjelang pagi, suara aktivitas dari luar sana sudah terdengar, berbeda dengan Marsha, sudah sekitar pukul 10.00 wib suara alarm telah berbunyi kencang hingga memekakkan telinga. Mimpi indah yang baru dimulai bagai disiram air panas lalu hilang seketika. Mata yang masih enggan terbuka itulah Marsha.Gadis berparas cantik dengan rambut panjang, status mahasiswa, usia 24 tahun dan memiliki cita-cita sebagai orang kaya baru. Menikah dengan orang kaya adalah tujuan satu-satunya dalam hidup Marsha."Marsha," teriak Mery keras.Ponsel yang ada di meja terus berbunyi banyak dan cepat. Notifikasi pesan datang bertubi-tubi memperingatkan agar Marsha segera ke kantor.Mery yang lebih dulu bangun terkejut melihat jam di alarm, sudah jam 10 pagi, mereka terlambat untuk bekerja. Mary dan Marsha bekerja di kantor yang sama sebagai office girl. Marsha mulai menggeliat di baw
Baca selengkapnya
Bab 3 Dalam Masalah
Sekretaris Deo berjalan menuju Marsha lalu memintanya untuk segera keluar dari sana."Pergi dari sini," ucap Sekretaris Deo."Baiklah," sautnya.Setelah itu, ruangan menjadi sedikit hening, pria yang yang berperawakan tegas itu mulai angkat bicara."Apa kau sudah menemukannya?" "Belum Tuan, tapi kami sudah memiliki kandidat wanita sebagai istrimu," ucapnya sambil membuka layar notebooknya.Sekretaris Deo menunjukkan beberapa gambar wanita, semuanya terlihat cantik dan pintar.Axton mulai melihat satu persatu, tetapi rasanya tidak ada wanita yang cocok untuk menjalankan rencananya."Apa salah satu wanita ini bisa melakukannya, aku tidak ingin ada masalah nanti," ucap Axton."Kalau itu, kita bisa mengancamnya atau memintanya untuk bungkam." Sekretaris Deo tidak bisa menjamin."Aku ingin segera kau menemukan yang tepat, aku tidak ingin menunggu lebih lama lagi," ucap Axton sambil mengusap dagunya.Acton lalu beranjak dari kursinya, dia berdiri di dekat jendela sambil menatap ke arah lua
Baca selengkapnya
Bab 4 Penyelamat Yang Tampan
Marsha meronta-ronta dan berusaha melepaskan diri, karena merasa kesal pria botak itu menampar Marsha dengan sangat kuat sampai Marsha terpental ke tanah."Jadilah anak baik. Kalau tidak, pisau ini akan menikam perutmu," ancam pria botak.Saat itu, Marsha melihat ada mobil melintas, dia menunggu disaat mobil itu lebih dekat ke arahnya. Dia mendorong pria botak itu dan berlari ke arah mobil sampai menabrakkan dirinya.Brakk."Apa itu," Pengemudi di dalam mobil terkejut. "Tuan, tunggu disini, aku akan melihatnya.""Mmm."Pengemudi turun dan melihat seorang wanita tertabrak oleh mobilnya, namun wajahnya masih belum terlihat. Dia mendekati wanita yang sedang mencoba untuk bangkit, pengemudi menundukkan untuk bertanya keadaan wanita itu."Hei Nona, apa kau baik-baik saja."Marsha merasa sakit, tapi bukan itu yang penting sekarang. Dia harus meminta pertolongan."Tolong pak, ada orang jahat yang mengejarku dan temanku," ucap Marsha dengan cepat."Kau,"Rupanya pengemudi itu adalah sekretar
Baca selengkapnya
Bab 5 Tempat Pertemuan
Marsha kembali pulang ke rumahnya, saat hampir tiba dirumah, Marsha melihat dua pria berbadan besar di depan pintu rumahnya."Kenapa harus hari ini," keluh Marsha.Marsha tidak bisa masuk kedalam rumahnya, dia bersembunyi ke dalam gang kecil, jika sampai terlihat oleh mereka, maka habislah Marsha. Kedua pria itu tidak kunjung pergi, mereka malah duduk di depan rumah Marsha sambil merokok, terlihat asap mengepul di udara, sudah beberapa batang rokok habis, kedua pria itu tidak juga bergerak disana.Jika bukan karena besok Marsha berencana bertemu dengan lelaki kaya itu, pastilah Marsha akan menghadapi mereka, tapi Marsha tidak ingin wajahnya babak belur hari ini saja. Tapi dia juga tidak bisa terus-terusan diluar. "Apa yang harus aku lakukan, aku harus mencari cara agar bisa menghadapi mereka," pikir Marsha.Marsha mulai muncul dan berjalan perlahan. Kedua pria itu langsung menunjukkan sikap arogannya, dia membuang puntung rokok itu, sambil berdecak marah."Eh, wanita sialan! Bayar h
Baca selengkapnya
Bab 6 Pertemuan Di Hotel
Marsha dengan hati gugup masuk ke dalam hotel. Dia mendatangi resepsionis dan memberikan kartu berwarna hitam. Petugas resepsionis mengecek data Marsha, lalu meminta rekannya agar menghantarkan Marsha ke nomor kamar yang dituju.Marsha berjalan dengan anggun. Dia melihat-melihat sekilas lalu berfokus ke depan."Ini kamarnya, silahkan masuk." Petugas hotel pergi setelah mengantarkan Marsha.Marsha berjalan masuk kedalam ruangan itu, anehnya ruangan itu gelap, pandangan Marsha tidak jelas melihat. Tetapi Marsha bisa melihat seorang pria tinggi sedang berdiri dekat jendela. Marsha sedikit ragu untuk menyapa."Kamu sudah datang," suara berat menyambar ke telinga Marsha."Sesuai janji, aku datang tepat waktu." Marsha berjalan mendekat."Jangan bergerak!"Sontak Marsha terkejut, kakinya menjadi lemas dan tubuhnya kaku. Jika pria itu butuh seorang wanita, seharusnya dia menoleh dan melihat seperti apa wanita yang akan dinikahinya. Bukannya bersikap acuh."Bukankah seorang pria dan wanita b
Baca selengkapnya
Bab 7 Bercinta
Axton membawa Marsha ke kasur, perlahan membuka penutup tubuh Marsha.Marsha bisa merasakan sentuhan itu, rasanya sangat panas. Axton mengecup leher Marsha, dan turun ke bagian dada Marsha, milik Axton sudah tidak bisa berkompromi lagi. Dia yang didalam sudah merasa sesak dan hendak ingin diluncurkan.Marsha sendiri sudah mulai basah, suara erangan memenuhi ruangan.Suara desahan mulai memenuhi seisi kamar, sejurnya Marsha belum berpengalaman, ini kali pertamanya dia merasakan disentuh oleh lawan jenis. Arghhh. Desahan kuat dari sudut bibir Marsha membuat milik Axton sudah bergerak liar di daerah milik Marsha.Axton melirik wajah yang saat ini sudah berubah menjadi merah merona, Marsha sedikit merasa malu dan tertekan. Axton juga terpesona dengan tubuh Marsha, kulit putih dan mulus sungguh membangkitkan gairah keperkasaanya.Axton ikut menggeram lalu menyodok semakin kencang. Axton bergerak semakin brutal hingga kasur bergoyang kuat.Saatnya Axton menelusuri bagian itu, Axton denga
Baca selengkapnya
Bab 8 Membawa Bersama
Axton membawa Marsha ke mansion miliknya.Marsha mengekor dari belakang, Axton disambut oleh para pelayan-pelayan yang ada di rumah.Ketika Marsha masuk ke dalam. Ada wanita paruh baya duduk di sofa sambil bercengkrama lewat ponselnya.Saat melihat Axton datang wanita itu langsung menutup ponselnya."Siapa wanita ini?" tanya dengan sinis.Nada suaranya agak lain. Marsha yang berpikir itu Ibu Axton membungkuk memberi salam."Selamat pagi Ma." Mencoba bersikap manis."Berhentilah bicara yang aneh-aneh, dia itu bukan Ibuku, dia itu hanya seorang bibi, " ucap Axto melirik Marsha.Wanita itu bibi Axton bernama Mery penampilannya sangat rapi seperti ibu pejabat saja.Lalu dari atas nampak seorang pria turun yang seumuran dengan Axton."Wanita baru lagi," ucapnya remeh.Pria itu sepupu Axton bernama Tom, anak dari bibinya."Perkenalkan dia calon istriku, kami akan segera menikah." Ax
Baca selengkapnya
Bab 9 Bekerja di Kantor
Marsha tidak menunggu lagi, dia langsung mendorong Axton dan bergegas pergi dari sana. Melihat tingkah Marsha membuat Axton semakin tertarik dengan Marsha. ***Ngiiingg.Suara dengungan terdengar di telinga Marsha, pandangannya kabur, kepalanya terasa diputar-putar."Bangun Nona!"Marsha mengerjapkan beberapa kali matanya. Diliatnya langit-langit kamar tidurnya, kemudian diliatnya dua wanita berpakaian seragam pelayan."Masih jam berapa ini, kalian membangunkanku, cepat pergi sana!" Marsha kembali berbaring dan menarik selimutnya.Dua wanita itu tidak menyerah, dia kembali membunyikan alaram dan meletakkan di telinga Marsha."Maaf Nona, ini perintah dari tuan Axton. Mulai dari sekarang anda harus bangun lebih awal."Marsha mengabaikan perkataan pelayan itu, dia tetap menutup matanya dengan rapat.Kedua wanita saling menatap satu sama lain, setelah itu mereka saling mengangguk.Kedua p
Baca selengkapnya
Bab 10 Makan yang Tertunda
Marsha ditinggalkan di kantor, Axton sudah pulang lebih dulu.Marsha sedang menunggu bus, dia menatap ke arah jalan. Kenapa tidak ada yang berubah? Marsha masih menunggu bus. Seharusnya dia sudah menjadi nona cantik dan menikmati hari-harinya dengan tenang, namun nyatanya dia dipaksa untuk bekerja.Axton tidak berada di rumah, dia berada di villa pribadinya, villa yang hanya dia yang tahu.Marsha harus banyak belajar jika ingin bertahan di dunianya.Setibanya dirumah, Marsha melihat Mery duduk di ruang tengah dengan tatapan mematikan."Buatkan aku jus," perintah Mery langsung.Marsha langsung mendesah berat. "Aku bukan pembantu, aku ini calon istri keponakanmu." Marsha kembali berjalan."Dasar wanita jalang!" Mery menarik rambut Marsha dengan kuat. "Beraninya wanita sepertimu membantahku," teriaknya keras.Beberapa pelayan merasa takut jika kemarahan Mery mengenai mereka."Ck, aku hanya ingin tenang, ta
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status