Dua puluh menit berkendara, Chris dan Ilona pun tiba di pelabuhan San Diego. Ilona bingung mengapa Chris membawanya kesini. Selama perjalan Ilona terus saja bertanya kemana Chris akan membawanya namun, Chris hanya terus memberikan senyuman tanpa menjawab pertanyaan Ilona.
“Ayo,” ucap Chris.
Mobil telah berhenti. Chris dan Ilona turun dari dalam mobil. Chris tampak begitu tampan dengan pakaian kasual di tambah kaca mata hitam yang baru saja dia pakai. Ia menghampiri Ilona. Gadis itu tengah memandang dengan takjub pemandangan di depannya. Laut yang membentang luas dengan segala pesona alam yang begitu indah.
“C’mon.”
“Eh?” Ilona kembali dibuat terkejut saat Chris kembali memegang tangannya. Christian langsung menarik tangan Ilona. Berjalan memasuki tempat wisata laut yang cukup terkenal di San Diego.
Ilona menyapukan pandangannya. Di sisi
Jangan lupa mampir di cerita keduaku judulnya The Bastard Wants Me bergenre Adult Romance. Ayo dikepo dulu :)
Christian menuntun Ilona. Mereka berjalan berdampingan sambil berpegangan tangan hingga ke ujung dermaga. Christian tidak perlu mengantri hanya untuk membeli tiket seperti turis lainnya. Pria miliarder itu punya jalur khusus yang hanya diperuntukkan untuk para eksekutif. Terlebih, ia punya Travis. Pria paruh baya yang sudah lama mengenal sosok Christian Archer. Ia langsung memberikan kendaraannya untuk di gunakan oleh sang miliarder. “Mr. Chris,” sapa Travis. Ia menghampiri dua orang muda itu sambil membawa dua pasang pelampung yang masing-masing di berikannya kepada Ilona dan Christian. “Sini, biar aku yang pasangkan,” ucap Chris. Ia mengambil pelampung dari tangan Ilona. “Travis, bisa kau pegang ini?” “Oh tentu,” sahut Travis. Ia mengambil alat pelampung milik Christian. Christian langsung beralih memasangkan pelampung ke tubuh Ilona. Tangannya bergerak dengan
“Louis …,” seru Ilona. Ia melambaikan tangan. Louis yang tadinya sedang duduk di balik setir mobil, langsung melompat keluar ketika melihat Christian, tuannya tengah di apit oleh dua orang pria. Pria itu langsung membuka pintu belakang mobil kemudian Travis beserta seorang pria langsung memasukkan tubuh Christian kedalam mobil.“Apa yang telah terjadi pada Mr. Chris,” tanya Louis dengan wajah panik.Ia menatap Travis lalu melempar tatapan pada Ilona. Gadis itu langsung menggelengkan kepala.“Ia kena serangan panik saat sedang menjelajah laut dengan amphibi,” ujar Travis.Louis menarik napas panjang. Ia menoleh kedalam mobil. Chris tampak lemas. Ia masih belum sadar sepenuhnya. Louis pun menghampiri tuannya dan dengan hati-hati ia menyandarkan tubuh Chris kebelakang.“Louis, kita bawa saja dia k
“Aaaaarggh ….” Ilona menjerit. Suaranya menggema memenuhi ruangan ini. Ia berteriak. Menahan semua rasa sakit yang sedang diberikan oleh sang tuan. Tubuhnya bergetar sangat hebat. Jiwanya seolah ditarik ketika benda itu menyentuh biritnya. Kent kembali mengayunkan tangannya. Mengarahkan ikat pinggang berbahan kulit itu ke birit polos milik Ilona. Oh ya Tuhan, gadis itu kembali meringis, berteriak sambil mengepalkan tangan. “Berteriaklah.” Suara penuh dominasi itu terdengar begitu mengerikan. Pria itu seperti kesetanan. Murkanya meledak-ledak memerintah tangan kekarnya untuk terus terayun. TAAASSSHHH …. “Aaaarrgghhh!” Lagi-lagi Ilona berteriak. Gadis itu meremas seprai dengan kedua tangan yang terikat. Ia mengubur wajah kedalam kasur. Menggigit kain sutra tipis di bawahnya. Berusaha melampiaskan semua rasa sakit yang sedang
Archer’s Mansion08.22 PM______________Christian mengerjapkan mata. Kepalanya pening bagai terkena pukulan gada. Pria itu meringis sambil memegang kepala dengan kedua tangan. Kelopak matanya kembali terpejam saat sinar dari cahaya lampu menusuk netranya. Sambil mendesis panjang, pria itu mencoba mengingat apa yang telah terjadi padanya. Sontak ia menarik tubuhnya. Christian terduduk sempurna saat semua ingatannya telah terkumpul.
Archer’s Mansion07.23 AM__________ Terlihat Kenedict tengah menutup mata rapat-rapat. Pria itu terganggu dengan cahaya matahari yang tiba-tiba masuk. Bunyi gordeng yang di tarik paksa membuat Kent terpaksa membuka matanya. Ia mengernyit menatap siluet yang sedang berdiri menghadap jendela kamar. Kent mengerjap beberapa kali hingga akhirnya kelopak matanya terbuka sempurna. Kent menggeram. Siapa manusia yang berani membangunkan dirinya dari tidur? Tidak tahukah manusia di depan sana jika Kent tidur pukul lima pagi? Sial! “Kau?” Kent berucap dengan suara parau. Seseorang mendekat. Ia menarik senyum lebar di wajah. Entah apa yang membuatnya begitu ceria hari ini. Tak ada ketakutan disana, tergambar jelas dari wajah ovalnya yang seolah bersinar. Ia mendekat lalu tanpa di suruh, ia pun berlutut di samping ranjang. “Selamat pagi, Tuanku.” Ia menyapa dengan kepala tertunduk. Kent terkekeh. Ia memutar
Ilona menelan ludah susah payah. Menatap punggung tegap di depannya membuat ia bergidik geli. Betapa susahnya gadis itu mengatur pernapasannya yang kembali tersekat. Kent menoleh sebelum tangannya mendorong pintu menuju kamar mandi. Ilona kembali menelan ludah sambil menarik napas panjang. Kent menjulurkan tangan kirinya. Senyum yang perlahan berkembang di wajah Adonis itu bagai cambuk yang langsung mengarah ke wajah Ilona, bukan lagi ke biritnya. Semakin menatapnya, semakin Ilona merasakan gelisah dan juga perasaan takut yang tiba-tiba muncul. Takut pada pemikirannya dan takut pada apa yang akan di tunjukan oleh Kenedict dan juga bagaimana reaksi tubuhnya nanti. Mengingat gadis itu seringkali kesulitan mengontrol tubuhnya saat ia berada dalam tawanan mata berwarna hijau zamrud itu. Membayangkan tubuh telanjang Kent, ya Tuhan … Ilona sungguh tak bisa bernapas dengan baik. Otaknya seolah terboklir oleh bayangan tubuh tegap telanjang di depannya. ‘Fuck!’ Ilona
“Kau mau coba merasakannya?” Ilona membelalak. Alam bawah sadarnya berhasil menampar gadis itu mengembalikan kesadarannya. “No!” tolak gadis itu dengan telak. Ia menggelengkan kepala sambil melotot pada Kent. Sadar jika semua ini semakin menjeremuskan dirinya pada hal yang tidak senonoh, Ia pun memalingkan wajah. Menarik napas dalam-dalam lalu membuangnya dengan cepat. Gadis itu mengangkat kakinya dan pergi dari sana. Meninggalkan Kent di bawah shower dengan perasaan kecewa. “FUCK!” Kent menggeram. Ia menonjok dinding di depannya. Lagi-lagi kesempatan itu hilang. Harusnya ia tidak perlu bertanya lagi. Harusnya ia langsung menyerang Ilona. Menyerbu bibir merah muda itu dengan lumatan, pasti dia akan langsung luluh dan akhirnya dia sendiri yang akan menjerit memohon pada Kent untuk segera menyetubuhinya. “Fuck you, silly girl!” umpat Kent lagi. Ia memutar lutut. Dengan cepat mematikan shower lalu beranjak mengambil handuk sekedar untuk me
“Mr. Kent,” panggil Ilona. Ia menghampiri Kent yang sedang duduk di ruang tengah sambil menatap iPad di depannya. Pandangan yang awalnya fokus itu, kini teralihkan. Ia menatap gadis di depannya. Meneliti penampilannya dari ujung rambut hingga kebawah. Dress midi berwarna dasar kuning dengan motif bunga-bunga. Rok bagian bawahnya terbuka membentuk huruf A selutut. Kent semakin menurunkan tatapan. Ilona terlihat sangat manis dengan pakaian itu. Di tambah hak setinggi lima senti yang membungkus kaki mungilnya. “Mr. Kent?” panggil Ilona lagi. Kent bergeming. Ia langsung membuang muka. Kent berdehem kemudian. “Kenapa lama sekali, hah?” tanya Kent tanpa menatap Ilona. “Maaf, aku harus memilih pakaian yang layak. Dan setelah mencari agak lama, akhirnya aku menemukan pakaian ini. Hanya ini yang nyaman di tubuhku,” ujar gadis itu. “Terserah kau!” Kent langung mematikan iPadnya. Ia menarik napas lalu membuangnya dengan cepat. Pria itu berdiri dari tempa