James Arthur yang kini hidup bahagia dengan Cintya. Ia tidak menyadari ada yang mengawasi dirinya secara diam-diam dari arah belakang dan juga tidak tahu Bella Saphira sudah lolos dari cengkeraman William Randolph.Apa yang di lakukan oleh William selama berapa hari tidak membuahkan hasil yang seperti saran dari Ricky. Tapi William Randolph tidak menyerah sama sekali. Ia masih rajin mencari keberadaan Bella Saphira tanpa menyerah sedikitpundan kemudian memberikan hukuman lebih berat dari sebelumnya. Untuk menutupi apa yang di lakukan selama ini, William Randolph bekerja dengan giat di perusahan demi mendapatkan uang dalam jumlah banyak.“Jalang sialan, Aku pasti akan menemukan mu cepat atau lambat. Aku pastikan kau tidak akan bisa kabur lagi,” batin William Randolph yang masih dendam kesumat kepada Bella Saphira yang melarikan diri darinya.***Bella Saphira yang menjalani perawatan di rumah sakit, Ia sama sekali tidak mendapatkan ketenangan seperti yang di katakana oleh Erick Stephen
Melihat Bella Saphira yang berpura-pura bodoh dan tidak mengerti. Joseph melayangkan satu tamparan lagi ke tempat yang sama. Kuatnya tamparan kedua menyebabkan tubuh Bella Saphira jatuh tersungkur ke lantai yang dingin.Bella Saphira yang masih syock atas apa yang terjadi barusan, Ia menyentuh sebelah wajahnya yang mati rasa akibat tamparan kedua dari ayah tiri.Melihat keandaan yang membahayakan dan bisa menyebabkan dirinya di curigai atas kerjasama dengan Cintya selama ini. Ella Segera berdiri dari tempat duduknya untuk melerai pertengkaran anak dan ayah tiri.“Sudah…. Jangan marah Bella lagi, Mungkin dia ada alasan untuk melakukan semua ini. Sebaiknya kita dengar dulu penjelasanya,” tutur Ella dengan wajah sedih yang di buat-buat untuk menutupi apa yang ia lakukan selama ini dan juga berpura-pura memasang badan untuk melindungi Bella Saphira dari pukulan Joseph.Melihat Ella membela anak tidak tahu diri, Joseph yang semula emosi. Kini semakin emosi tinggi hingga jantungnya berdeta
Mendengar apa yang di katakan oleh Ella, wajah keduanya langsung pucat pasih.James Arthur maupun Cintya saling melihat satu sama lain, Mereka berdua berharap salah dengar dengan apa yang di katakan oleh Ella barusan."Kalian berdua tidak perlu cemas seperti itu," ucap Ella yang menarik Cintya untuk duduk di samping James Arthur.“Untuk apa dia ke sini lagi, Lebih baik aku minta ayah menjual dia ke meja judi untuk di gilir oleh para pria hidung belang dengan begitu kita akan mendapatkan banyak uang,” seru Cintya yang mengeluarkan pendapatnya secara mendadak tanpa menyadari Bella Saphira yang berdiri di depan pintu yang tertutup sedikit sudah mendengar semuanya.“Hmmm idemu boleh juga, daripada capek-capek kerja. Lebih baik menjadikan Bella Saphira sebagai wanita jalang yang di jual di klub malam,” sambung James Arthur yang mendukung perkataan Cintya.Apa yang di katakan oleh James Arthur benar-benar sulit di percaya oleh Bella Saphira. Ia menutup mulutnya dengan air mata berlinang der
Mendapatkan teguran dari bos. Supir itu memasang wajah masa bodoh."Aku tidak ingin kehilangan uang, jadi kalian tahu akibatnya. Karena aku tidak pernah main-main dalam hal seperti ini," ucap supir yang mengeluarkan kalimat mengancam kepada ketiga rekannya.Bos preman masih berdecak kesal atas ancaman supir yang terkesan memojokkan dirinya sejak tadi untuk menikmati betapa sempinya liang wanit barusan yang sudah ia setubuhi secara paksa untuk pertama kalinya.Selesai membereskan semuanya, bos preman turun duluan dari dalam mobil. Ia berjalan ke arah gudang kosong di tempat itu menjadi tempat transaksi akan terjadi."Mana jalang itu," seru William Randolph dengan suara baritonnya.Sadar pelanggan di depannya sedang marah karena terlambat sampai lokasi. Bos preman itu segera memberikan aba-aba kepada rekannya untuk menyeret Bella Saphira keluar dari dalam mobil.Bella Saphira yang di seret keluar secara paksa. Ia menunjukkan wajah ketakutan ketika melihat William Randolph di hadapannya
"hmmmpp hmmmpp hmmmpp," jerit Bella Saphira berulang kali dengan suara yang tidak bisa keluar. Merasa permainan ini kurang seru, William Randolph melepaskan tali yang mengikat tangan Bella Saphira. Lalu mencabut lakban hitam itu secara kasar. Plakk Bella Saphira yang sudah kesal bukan main. Ia melayangkan satu tamparan kuat ke arah wajah William Randolph untuk melampiaskan kekesalan di dalam hatinya. "Bajingan kau," seru Bella Saphira dengan suara nyaring. William Randolph menyentuh wajahnya yang mati rasa akibat kuatnya tamparan dari Bella Saphira. Kemudian menunjukkan tatapan kemarahan. "Aku tidak sudih menjadi jalang untuk mu, apa yang telah kamu lakukan sudah aku ketahui semuanya. Kau pria pengecut yang hanya bisa mengandalkan kekuatan orang lain," lanjut Bella Saphira dengan kata-kata penuh makian kepada William Randolph yang kini berwajah hitam kelam. William Randolph yang kesal akan hinaan Bella Saphira, ia mengangkat tubuh Bella Saphira keluar dari dalam gudang kosong.
Ujung mata Adam Levine melirik ke arah Bella Saphira. Ia segera menutup AC di dalam mobil, karena melihat Bella Saphira kedinginan dan juga gemetaran sejak tadi."Baiklah," balas Adam Levine yang mengantarkan Bella Saphira ketempat tujuan.Sebelum keluar dari dalam mobil, Bella Saphira berulang kali minta maaf kepada Adam Levine yang sudah banyak membantu dirinya selama ini.Adam Levine tidak mengeluarkan suara apapun, selain tersenyum tipis yang ramah."Terima kasih atas bantuan mu hari ini," ucap Bella Saphira yang pamit dari hadapan Adam Levine.Adam Levine menatapi sosok Bella Saphira yang rapuh berjalan masuk ke dalam rumah yang di samping klub malam. Melihat Bella Saphira kembali dengan keandaan sehat dan utuh. Erick Stephen segera memeluk Bella Saphira dengan erat."Kemana saja kamu hari ini?" tanya Erick Stephen dengan nada kasih sayang.Bella Saphira membalas pelukan Erick Stephen, ia menutup kedua matanya yang terasa lelah dan berat."Aku pergi ke cafe terdekat untuk menena
Suara Shimon mengaketkan kedua kembar yang sedang bermain petak umpet sampai memberantakan barang di sekitarnya."Aku akan bereskan sekarang juga," ucap Lilica dengan bibir mencebiknya. Sedangkan kembaran satu segera merapikan semua barang di lantai tanpa berani mengeluarkan suara sedikitpun. Ia tidak mau membuat abangnya marah karena hal sepele."Sana pergi sekolah," lanjut Lilica yang mendorong Shimon keluar dari ruang tamu.Tubuh shimon tidak bergerak. Kedua matanya menatapi bocak perempuan yang mengemaskan itu. Bocak yang mendorong tubuhnya sampai berwajah merah."Sana pergi," lanjut bocak perempuan itu yang masih berjuang keras untuk mengusir shimon dari ruang tamu."Aku sudah rapikan semua barang di lantai," seru Leo dengan suara nyaring.Shimon semakin mempertajam tatapan kedua matanya. Kedua kembar yang beda gender seketika menyusut ke belakang kakek Erick Stephen untuk meminta pertolongan."Lain kali aku melihat lantai penuh mainan tidak di rapikan, aku buang semuanya ke temp
"Jika bukan anda yang menolong aku di saat itu, Shimon pasti jadi yatim piatu dan bisa-bisa lebih di jual ke peradangan anak oleh mereka karena kesalahan aku. Aku hanya ingin Shimon hidup dengan tenang," ucap Adam Levine yang pamit dari hadapan Erick Stephen.Erick Stephen mengusap dagunya dengan sebelah alis mata naik. Ia tahu Shimon sudah mendengar semuanya sejak tadi."Tidak perlu bersembunyi, ayo keluar!" ucap Erick Stephen yang sudah tahu Shimon mengumping pembicaraan mereka berdua."Seperti biasa istingmu sangat kuat pak tua," cibir Shimon yang kesal dengan Erick Stephen yang selalu bisa tahu keberadaan dirinya yang setiap kali mencuri dengar pembicaraan."Itu karena kau tidak bisa menyembunyikan hawa di tubuh mu," balas Erick Stephen terkekeh renyah. Ia adalah mantan pembunuh profesional. Sehingga hal seperti ini merupakan makanan sehari-hari untuknya.Shimon berdecak kesal, tidak pernah satu kali pun ia menang melawan Erick Stephen."Aku tidak ingin kau terjun ke dunia seperti