Bella Saphira segera meraih ponselnya, ketika di lihat nama yang tertera di layar ponsel bukan nama James Arthur. "Sial, Ternyata bukan dari James. Padahal sudah aku pikir dari James," decak Bella Saphira hanya bisa mendengus kesal karena yang melakukan panggilan video call adalah CEO Ricky yang terkenal playboy itu. "Melihat foto profilmu yang menjijikkan itu sudah membuat aku mual," batin Bella Saphira yang tidak ada niat untuk mengangkat panggilan video call dari CEO Ricky yang sejak tadi meneror dirinya dengan banyak panggilan masuk secara bertubi-tubi. Kesal dan terganggu akan ulah Ricky, Bella Saphira memilih untuk menaruh ponselnya ke tempat semula. Kini ia sibuk menghapus kotoran wajahnya dengan toner untuk di pakaikan alas bedak. Ricky yang tidak mendapatkan respon dari Bella Saphira. Ia mendengus kesal berulang kali. "Dasar jalang yang sok jual mahal," umpat Ricky yang kembali menghubungi Bella Saphira untuk kesekian kalinya. Namun tidak di hiraukan oleh Bella Saphira y
Ricky mengerutkan dahinya. Ia tertawa pelan atas apa yang di lakukan Bella Saphira yang berusaha memancing emosi dengan mengatakan kata hallo dalam tempo yang panjang. "Percuma kau memanasi aku Bell," ucap Ricky dengan nada sensualnya yang sudah tidak sabar untuk memberikan pelajaran kepada Bella Saphira.Bella Saphira merasakan sekujur tubuhnya meremang atas apa yang di katakan oleh CEO Ricky di balik ponsel. "Dasar sinting," pekik Bella Saphira yang kesal. Ia memilih mematikan ponselnya. Karena sudah waktunya ia harus bekerja. Ricky tidak habis akal, Ia sudah mengoder tempat super VVIP dengan pelayan bernama Bella Saphira untuk melayani dirinya dan William Randolph. "Kali ini aku akan menikmati tubuhmu tanpa gangguan lagi," batin Ricky yang sudah bernafsu kuat dengan tatapan mata menuju ke layar ponsel yang sudah berwarna hitam. *** Bella Saphira yang kini sudah bekerja, Ia kaget mendapatkan ada yang memesan ruangan super VVIP. Karena setahu Bella Saphira, Jarang ada yang ma
"Percuma meronta-ronta manis," ucap Ricky yang meremas kedua dada Bella Saphira dengan kedua telapak tangannya yang besar. Merasakan tidak ada kelembutan dari remasan tersebut. Ricky mengerutkan dahinya. "Kau memakai bra yang cukup tebal," lanjut Ricky yang tidak merasakan kenikmatan dalam meremas kedua dada Bella Saphira berapa kali dengan remasan kuat. Bella Saphira masih memberontak untuk melepaskan diri. "Lepasin... Aku akan melaporkan kalian berdua atas tuduhan perlecehan," seru Bella Saphira dengan suara nyaring yang di tulikan oleh Ricky dan William Randolph yang tertawa nyaring. "Lepasin.... Lepasin..." pekik Bella Saphira yang masih merontah-rontah untuk melepaskan diri dari pelukan erat William Randolph. "Aku suka wanita kasar seperti mu," ucap Ricky yang berusaha membuka kancing kemeja Bella Saphira satu persatu. "Lepasin," seru Bella Saphira dengan suara nyaring yang masih di tulikan oleh Ricky maupun William Randolph. "Wow, ternyata kau memakai bra yang cukup tebal
"Kita lanjutkan lain waktu," saran William Randolph yang tidak ingin bermasalah dengan pemilik cafe Norm. Karena akan menyusahkan mereka kedepannya. Apalagi sampai di black list dari daftar buku tamu. "Kau benar," balas Ricky yang keluar dari ruangan dengan wajah hitam sedangkan William Randolph berapa kali melirik Bella Saphira dengan tatapan penuh kebencian. "Aku bersumpah akan membalaskan semua dendam ini," batin William Randolph yang menatapi Bella Saphira dengan tatapan kemarahan. Bella Saphira juga tidak takut dengan tatapan kemarahan dari William Randolph. Ia membalas menatapi William Randolph dengan tatapan penuh kebencian. Setelah William Randolph dan Ricky sudah keluar. Bella Saphira bergegas keluar dari dalam ruangan. Ia tidak mau berlama-lama di dalam ruangan tersebut. "Sial, Kenapa bisa seperti ini?" decak Bella Saphira di ruang ganti pakaian. Ia memakai pakaian seadanya untuk menutupi tubuh polosnya daripada tidak mengenakam apapun sama sekali yang akhirnya akan memb
Mobil yang di kemudikan Ricky sampai ke halaman rumah mewah William Randolph. Melihat William Randolph masih duduk diam membisu. Ricky mulai bersuara untuk menyadarkan William Randolph yang sedang melamun sejak tadi. "Keluar dari mobil aku," seru Ricky yang menendang William Randolph dengan sebelah kaki. Ia tidak ingin William Randolph berduduk lama-lama di dalam mobilnya. Karena akan merusak suasana hatinya yang sedari ingin berpesta menjadi tidak jadi. William Randolph yang di tendang keluar oleh Ricky. Ia berjalan lesu masuk ke dalam rumah dengan tubuh tidak bertenaga. Bahkan sangat sulit untuk melangkahkan kedua kakinya. Takut-takut akan mendapatkan pertanyaan yang menakutkan oleh ayahnya. Seperti yang di tanyakan oleh Ricky. Melihat William Randolph yang berjalan tidak bertenaga. Seorang pria tua yang duduk di sofa menampakkan wajah tidak senangnya akan kelakuan William Randolph yang hobi pulang malam akhir-akhir ini. "Darimana saja kau?" seru Robert Randolph dengan mengetuk
Untuk membalaskan rasa sakit hatinya Cintya menghubungi berapa teman preman untuk memberikan pelajaran kepada Bella Saphira tanpa sepengetahuan James Arthur. "Yakin," tanya preman di balik ponsel dengan wajah bahagia karena ia bisa mencicipi tubuh indah Bella Saphira tanpa gangguan lagi. Terutama dari James Arthur yang suka menghalangi. "Tentu saja, Kita hanya perlu memberikan sedikit pelajaran untuknya. Jadi tidak perlu cemas, Asal kalian tidak membocorkan kepada James Arthur atas apa yang kita lakukan kepada wanita jalang itu!" balas Cintya dengan peringatan kepada para teman-teman yang berprofesi sebagai preman. Wajah preman itu langsung berseri-seri mendengar jawaban dari Cintya "Ok, Tidak perlu cemas. Kami akan bungkam dan kau atur saja kapan di mulai, jadi kita semua bisa siap." "Ok, Nanti aku hubungi lagi. Pastikan jangan bocorkan kepada James Arthur," balas Cintya yang mengakhiri pembicaraan. Karena mendengar suara langkah kaki ibunya yang semakin mendekat. Cintya berpur
Pria tua itu memperhatikan bentuk celana dalam Bella Saphira yang berenda transparan. "Kau memang wanita nakal," ucap pria tua itu yang langsung membungkam mulut Bella Saphira dengan pakaian dalam yang ia tarik paksa barusan. Lalu memaksa Bella Saphira untuk menatapnya. Bella Saphira yang tidak berdaya dengan bibir yang terbuka dan di isi pakai dalam. Ia menatapi pria tua itu dengan tatapan jijik. Ingin sekali Bella Saphira meludahi wajah pria tua itu yang memperlihatkan wajah penuh nafsu. Melihat expresi wajah Bella Saphira yang di anggap sangat nakal. Pria tua itu menyentuh bibir Bella Saphira dengan jemari jempol. Lalu membalikkan tubuh Bella Saphira. "Aku tidak sabar mencicipi yang bagian ini," ucap pria tua itu dengan menghembuskan nafas panasnya di telinga Bella Saphira. Lalu menjilati telinga Bella Saphira dengan lidah basahnya. Sementara jari tangannya sudah melahap bagian bawah yang sudah basah. "Hmmmmp...." desah Bella Saphira mendadak. Ketika jemari pria tua itu membuka
"Menakjubkan," puji pria tua itu yang kembali meremas kedua dada Bella Saphira dengan jemari keriput. Lalu memasukkan puncak dada ke dalam mulut untuk di hisap. "Akh..." pekik Bella Saphira yang berusaha menyingkirkan kepala pria tua yang menghisap dadanya berulang kali. Lalu mengigit puncak dadanya yang di sertai dengan permainan lidah panas dari pria tua itu. James Arthur mendorong tubuh Bella Saphira untuk menempel ke arah badan pria tua. Pria tua itu sengaja menjatuhkan diri terlentang di atas lantai dengan posisi memeluk tubuh Bella Saphira yang masih mulus. "Lepasin," seru Bella Saphira yang berusaha melepaskan diri dari pria tua yang memeluk tubuhnya dengan kepala menghisap salah satu dadanya. Sedangkan James Arthur memegang pinggang Bella Saphira untuk menungging. Lalu memposisikan asetnya ke arah anal Bella Saphira. Sebenarnya James Arthur ingin memasuki celah inti Bella Saphira yang masih virgin. Tapi mengingat harga tubuh Bella Saphira yang ia pertaruhkan di meja judi