"Aku pastikan kalian berdua akan membayarnya dengan harga mahal," ucap pria tua itu dengan ancamannya yang di tulikan oleh James Arthur. James Arthur berdiri sombong di hadapan pria tua itu dengan berkacak pinggang dan memperlihatkan tatapan mencibir. Melihat sikap James Arthur yang sombong dan banyak tingkah, pria tua itu hanya bisa menahan kekesalan di dalam hati. "Aku tidak takut akan ancaman mu, kau itu hanya seorang pecundang dan tidak lebih. Ingat bukti masih ada di tangan aku," ucap James Arthur dengan nada ancamannya. Lalu membalikkan badan untuk melihat Bella Saphira sudah memakai baju atau belum. Melihat Bella Saphira sudah memakai pakaian. James Arthur segera mendekati Bella Saphira dengan wajah tidak berdosa. "Kita kabur dari sini," ucap James Arthur yang meraih tangan Bella Saphira untuk bergegas keluar dari dalam kamar sebelum utusan dari pria tua itu mengejar mereka berdua dan berakhir tragis. Pria tua yang kini tersungkur di lantai. Ia tidak bisa melakukan apapun
"Kita pergi kencan," balas Bella Saphira yang sudah lama tidak pernah jalan bersama dengan James Arthur. Awalnya James Arthur ingin menolak karena ia sudah ada janji dengan Cintya. Tapi mengingat Bella Saphira sudah menghasilkan banyak uang untuknya hari ini. Ia bersedia kencan dengan Bella Saphira dan mengabaikan panggilan dari Cintya yang sedari tadi menghubungi ponselnya tiada henti-hentinya. "Maafkan aku Cintya, Aku hari ini tidak bisa bersama dengan dirimu dulu. Ada yang lebih penting," batin James Arthur yang penuh sesal untuk mengabaikan panggilan ponsel dari Cintya dan beruntungnya ia tidak menghidupkan ringtone ponsel. Jika tidak, Entah bagaimana expresi dan perasaan Bella Saphira yang kini duduk di sampingnya dengan wajah bahagia. Membayangkan hal buruk saja sudah membuat James Athur ketakutan bukan main. James Arthur masih belum siap kehilangan Bella Saphira, Karena Bella Saphira merupakan wanita yang masih berguna untuk di jual dan juga menunggu pria yang berani membeli
Cintya tersenyum miring, Ia yakin misinya akan sukses tanpa sepengetahuan James Arhur untuk memberikan pelajaran kepada Bella Saphira sekaligus menjual tubuh Bella Saphira secara diam-diam untuk di cicipi oleh pria lain. "Jangan salahkan aku, Tapi salahkan kebodohanmu itu. Siapa suruh kau mencintai pria yang aku cintai," ucap Cintya dengan tawa jahatnya di dalam kamar tidur. Cintya sungguh tidak sabar untuk memberikan pelajaran kepada Bella Saphira yang berani bermain api dengannya. *** Di salah satu taman, Bella Saphira berjalan bersama dengan James Arthur dengan memeluk lengan James Arthur secara erat. "Sudah lama kita tidak berjalan seperti ini," ucap James Arthur yang berpura-pura menikmati kebersamaan dirinya dengan Bella Saphira. Padahal di dalam hati, Ia mencemaskan keandaan Cintya entah bagaimana kabarnya. Setelah di cuekkan tanpa mengangkat panggilan ponsel dari Cintya. "Semoga dia tidak marah padaku," batin James Arthur yang gelisah tapi masih bersikap romantis kepada
"Ini sungguh gawat, Aku yakin James Arthur pasti marah padaku. Bagaimana ini?" lanjut Cintya dengan wajah paniknya. Ia segera menghubungi ponsel James Arthur tapi ponsel James Arthur sudah habis daya batrai sehingga panggilan dari Cinyta tidak bisa masuk ke dalam ponsel James Arthur sama sekali. James Arthur yang kini sibuk menonton film action di ruangan tamu. Tidak menyadari panggilan ponsel Cintya dengan di panggilan super panik. Cintya yang tidak putus asa, Ia masih rajin menghubungi James Arthur meskipun tidak ada panggilan yang bisa masuk ke dalam ponsel James Arthur. Sekian mencoba dan tiada hasil, Hati Cintya semakin gelisah dan cemburu berat dengan hayalan yang sudah kemana-mana. "Mustahil keduanya sedang," ucap Cinyta dengan kalimat mengantungnya. Perasaan cemburu semakin menguasai pikiran Cintya untuk melakukan hal yang lebih nekat. "Aku tidak akan membiarkannya," lanjut Cintya yang meraih jaket di lemari, Lalu bergegas keluar dari rumah dengan alasan menjemut Bella Sa
Cintya menatapi Bella Saphira dengan tatapan tidak percaya. Ketika Bella Saphira mengurai pelukkan darinya secara kasar. "Ada apa?" tanya James Arthur yang berjalan mendekati keduanya dengan tubuh yang basah dan handuk melingkar di pinggang. Bella Saphira menoleh ke arah belakang. Ia menatapi James Arthur dengan tatapan penuh cinta dan hal itu semakin membuat Cintya semakin emosi tinggi. "Keparat jalang ini," umpat Cintya dalam hati dengan di sertai dengan dendam kesumatnya. "Cintya datang untuk menjemput aku pulang dengan alasan ibu merindukan aku," ucap Bella Saphira jujur. James Arthur menampakkan wajah terkejutnya di hadapan Bella Saphira dan ujung matanya melirik Cintya yang kesal hingga mengigit bibir bawah untuk menahan amarah yang di pastikan akan memuncak keluar. "Kamu akan ikut dia pulang?" tanya James Arthur yang berpura-pura perhatian kepada Bella Saphira karena ingin melihat reaksi Cintya yang berani-beraninya mencuekkan dirinya dengan sengaja tidak mengangkat panggi
"Kau itu di nasehati di dengar, Bukan semakin menjadi-jadi. Tolong sadar diri," cibir Bella Saphira dengan nada sarkasanya yang semakin menambah dendam di hati Cinyta bekali-kai lipat untuk kesekian kalinya. Kasihan melihat Cintya di marahi sejak tadi oleh Bella Saphira, Ia mulai bersuara. "Sudah... sudah... Jangan bertengkar lagi," timpal James Arthur yang berusaha merelai keduanya untuk tidak berkelahi satu sama lain yang ujungnya akan mempermalukan diri sendiri dan juga akan menganggu tetangga sekitar. "Jangan berlama-lama untuk pulang ke sini!" perintah Bella Saphira dengan tegurannya kepada James Arthur yang mengantar Cintya kembali kerumah. "Iya," balas James Athur yang membalas perkataan Bella Saphira dengan kecupan mesra dan hal ini tidak di sukai oleh Cintya yang melihat kedua sedang berciuman di sertai dengan pangutan di bibir. Bella Saphira semakin menjadi-jadi, Ia memperlihatkan ciuman panasnya kepada Cintya yang berdiri menatap dirinya sejak tadi. Cintya menatapi ked
Melihat Cintya masih marah dengan mendiamkan dirinya. James Arthur mengambil insiatif untuk menjelaskan apa yang di lakukan hari ini bersama dengan Bella Saphira di luar. "Hari ini aku menjual tubuh jalang itu dan lumayan mendapatkan uang. Besok kita pergi bersantai bersama-sama. Soal waktu dan tempat akan aku kabarin," ucap James Arthur dengan nada santainya untuk menghibur Cintya. Apa yang di katakan oleh James Arthur tidak sampai ke dalam hati Cintya yang masih gusar, akibat kecemburuan di dalam hatinya kepada Bella Saphira yang menginap di apertemen James Arthur. "Sudah malam, Sana masuk ke dalam rumah!" perintah James Arthur dengan nada lembutnya kepada Cintya yang masih duduk dengan wajah sedih. Melihat Cintya yang tidak ada niat untuk turun dai dalam mobil. James Arthur mendekati wajah Cintya. Lalu melumat bibir ranum itu dengan pangutan, Lalu melepaskannya secara mendadak. "Hanya malam ini Bella Saphira menginap di apertemen, Kau harus sabar dan jangan berpikir yang tidak-
Setelah James Arthur pergi dari dalam kamar. Bella Saphira kembali melanjutkan tidurnya di atas ranjang yang berukuran cukup besar. Di perjalanan yang hendak menjemput Cintya. James Arthur melirik ponselnya yang ada panggilan masuk yang merupakan panggilan dari ibunya. "Ada apa mom," sahut James Arthur ramah kepada wanita di balik ponsel yang merupakan ibu kandungnya. "Mom ingin kau pulang ke sini sebentar," ucap wanita itu di balik ponsel dengan suara tegasnya. Lalu mematikan panggilan tanpa melanjutkan pembicaraan selanjutnya yang membuat James Arthur terheran-heran atas sikap ibunya yang tidak biasanya. James Arthur menatapi layar ponselnya yang sudah menjadi hitam dan ia juga penasaran kenapa ibunya memanggil dirinya pulang hari ini. Juga tidak biasanya melakukan panggilan singkat seperti ini. "Aku harus menghubungi Cintya dulu, Sebelum dia salah paham lagi dan berakhir dengan perpisahan." James Arthur menekan layar ponselnya untuk mencari nama Cintya yang ia tulis dengan nam