Share

Part 13 Kesempatan PDKT

“Maaf, Ayana. Soal pendamping itu keputusan mutlak dariku. Keluargaku bahkan tidak berhak mengatur hidupku. Kalau ada yang menentang, terserah mereka. Aku tidak peduli,” tukas Yudha melirik pintu kafe. “Masih mau di sini atau mau ikut pulang?”

“Ha?”

“Bahaya kalau seorang gadis pulang sendiri malam-malam. Kalau mau diantar, ayo jalan!” ajak Yudha berdiri dari kursinya.

“Boleh,” sahut Ayana yang merasa sakit hatinya sedikit terobati. Yudha mau mengantarnya pulang. Setidaknya, malam ini adalah kesempatan PDKT bagi Ayana.

Tadi Ayana sudah berpesan pada supirnya agar tidak perlu menjemputnya. Ia sengaja tidak membawa kendaraan agar bisa diantar pulang oleh Yudha. Punggung tegap di hadapannya adalah tempat bersandar yang diimpikannya selama ini. Terlihat begitu kokoh dan pastinya lengan kekar itu bisa memberikan pelukan hangat nan rasa aman.

“Aku harus memikirkan cara agar kamu membatalkan niatmu menikahi gadis miskin itu, Yud. Kalau bukan kamu, mak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status