Share

Part 41 Ditinggal Tugas

Penulis: Lisani
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-06 20:05:06

Tiga malam berada di rumah sakit, tapi baru sekali Yudha menginap menemaninya. Entah kenapa Tari malah sering menunggu pria itu datang. Walau hanya melihat punggung Yudha yang tertidur pulas di sofa bisa membuat Tari tenang.

"Nungguin suaminya ya, Bu?" tanya perawat yang baru saja masuk.

Wanita yang lebih tua dari Yudha itu mengulum senyum. Tari sudah beberapa kali melirik pintu ruang inap. Kentara sekali sedang menunggu kedatangan seseorang.

"Tadi saya dengar dari Dokter Ayana kalau suaminya Ibu Tari tidak bisa datang. Katanya ada tugas latihan. Padahal ada yang penting dan mau dibahas dokter sama suami Ibu," jelas perawat itu.

Tari mengangguk dan merasakan perasaan aneh. Semacam perasaan tidak senang karena Yudha lebih memilih memberitahu Dokter Ayana ketimbang dirinya kalau pria itu tidak jadi datang.

"Memangnya suami Bu Tari tidak ngabarin?" tanya wanita itu lagi.

"Ponsel saya lowbat, Sus. Saya juga baru bangun," kilah Tari.

"Iya, ya. Kok saya sampai lupa. Padahal, pas su
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Benih Rahasia Kapten Yudha   Part 42 Disapa Rindu

    Helaan napas panjang sang kapten membuat Serda Ken menoleh. Sesuatu yang terasa amat asing di telinga pemuda berusia 21 tahun itu. Bisa dikata, ini baru kedua kalinya ia mendengar helaan napas seperti itu dari seorang Kapten Yudha.Nampaknya, bukan hanya Serda Ken yang menyadari. Sertu Fatur pun peka dan turut memberi kode pada rekan bungsunya. Yudha sama sekali tidak menyadari interaksi keduanya. Pikiran Kapten Tim Alfa itu tertuju pada hal lain. Bukan memikirkan strategi atau hal yang berhubungan dengan pekerjaannya, melainkan sedang memikirkan Tari. Flashback onNapas keduanya terengah. Yudha mengusap bibir Tari yang baru saja ia lepaskan. Sementara Tari sendiri, masih berusaha mengatur napasnya. Yudha mengulum senyum melihat tangan kanan Tari mencengkram kuat lengan seragamnya. "Aku berangkat besok malam.""HA?!!! Besok?! Harus secepat itu, Mas?!" "Kenapa? Mau ikut?""Bukan," sahut Tari menggeleng."Lalu?" desak Yudha. "Aku belum bisa keluar dari rumah sakit selama prosedur i

  • Benih Rahasia Kapten Yudha   Part 41 Ditinggal Tugas

    Tiga malam berada di rumah sakit, tapi baru sekali Yudha menginap menemaninya. Entah kenapa Tari malah sering menunggu pria itu datang. Walau hanya melihat punggung Yudha yang tertidur pulas di sofa bisa membuat Tari tenang. "Nungguin suaminya ya, Bu?" tanya perawat yang baru saja masuk. Wanita yang lebih tua dari Yudha itu mengulum senyum. Tari sudah beberapa kali melirik pintu ruang inap. Kentara sekali sedang menunggu kedatangan seseorang. "Tadi saya dengar dari Dokter Ayana kalau suaminya Ibu Tari tidak bisa datang. Katanya ada tugas latihan. Padahal ada yang penting dan mau dibahas dokter sama suami Ibu," jelas perawat itu. Tari mengangguk dan merasakan perasaan aneh. Semacam perasaan tidak senang karena Yudha lebih memilih memberitahu Dokter Ayana ketimbang dirinya kalau pria itu tidak jadi datang. "Memangnya suami Bu Tari tidak ngabarin?" tanya wanita itu lagi. "Ponsel saya lowbat, Sus. Saya juga baru bangun," kilah Tari. "Iya, ya. Kok saya sampai lupa. Padahal, pas su

  • Benih Rahasia Kapten Yudha   Part 40 Sampai Ludes

    Akibat ketahuan menjarah isi toples milik istri sang Kapten Galak, Serda Ken akhirnya mendapat hukuman. Tidak sendirian melainkan bersama yang lainnya. Pasalnya, mereka turut menutupi kelakuan si Bontot Tim Alfa. "Sumpah, badanku pegel semua, Bang," keluh Sertu Fatur memijat bahunya bergantian."Jangan kau, aku yang latihan kayak biasa ikutan pegelinu. Latihan kalau sama Kapten Yudha biasanya selalu seru, tapi beda kalau dia lagi badmood," ungkap Serka Hilman terkekeh.Serda Ken yang berjalan paling belakang dan nyaris terseok-seok, kini kembali menghela napas panjang. Sang Kapten belum mengampuninya. Ia harus meminta maaf pada istri kaptennya, barulah setelah itu ia akan dimaafkan."Jangan bersedih, Ken. Bukankah tadi kita diundang makan malam sama Kapten Yudha? Kalau kuenya seenak tadi, bayangkan dengan masakannya?" hibur Rian.Langkah para rekannya terhenti. Karena terlalu lelah, mereka sampai lupa jika tadi skor latihan mereka mencapai target. Hanya saja sempat terlupakan karena

  • Benih Rahasia Kapten Yudha   Part 39 Saat Butuh Saja

    Di tempat lain, Ayana tersenyum setelah mendapat pesan balasan dari Yudha. Ia senang karena selama mempersiapkan prosedur bayi tabung, bukan Tari yang berkomunikasi dengannya. Melainkan Yudha langsung.Data pasien di hadapannya membuat senyum Ayana luntur. Kalau saja tidak ingin kehilangan kepercayaan Yudha. Ayana sebenarnya tidak sudi membantu menanamkan benih itu ke dalam rahim Tari.Di sisi lain, jika ia nekat untuk mengandung benih itu, maka dirinya akan dalam masalah. Keluarganya akan murka jika dirinya sampai hamil diluar nikah. Yudha juga pasti akan membencinya.“Andi Ayudia Batari. Saya yakin kamu melakukan semua ini hanya untuk mendongkrak status hidup kamu. Upik Abu bermimpi jadi seorang cinderella. Dia bahkan hanya seorang mantan cleaning servis dan pekerja serabutan. Apa sih, yang Yudha lihat dari gadis ini?” gumam Ayan masih tak habis pikir.Ayana merasa jika Tari begitu licik. Kembali gadis itu menghela napas panjang sambil bersa

  • Benih Rahasia Kapten Yudha   Part 38 Perintah Bu Kapten

    “Doyan!!” sahut mereka kompak. Bahkan, Rian yang bisanya kalem malah ikut-ikutan.Serka Hilman berdeham lalu berkata, “Kami hanya menjalankan perintah. Tadi Bu Kapten minta kami habiskan.”Tari mengulum senyum sembari mengangguk. Padahal, yang Tari maksud adalah minuman mereka. Ya sudahlah.Wanita itu kemudian meletakkan air mineral kemasan gelas di hadapan mereka. Jangan sampai para tamunya kena batuk karena kebanyakan mengkonsumsi makanan manis.“Kuenya enak banget, Bu Kapten,” ucap Ken serius.Tanpa Yudha dan Tari duga. Empat jempol sersan itu memuji sajian di atas meja. Satu-satunya yang tampak gugup adalah Ken. Pasalnya, kantong samping celananya yang tadinya kosong, kini berisi beberapa kue.“Apa iya, kue tari seenak itu? Baru juga ditinggal sebentar langsung ludes?” batin Yudha duduk meminum minumannya. Segar sekali.Sembari memasang sepatunya, Yudha berkata, “Kalau hasil la

  • Benih Rahasia Kapten Yudha   Part 37 Kunjungan Tim Alfa

    Walau hanya rumah dinas sederhana, tapi Tari benar-benar bahagia. Ia memiliki wewenang untuk mengatur semua hal di rumah itu. Termasuk semua kebutuhan harian Yudha.Rumah itu tidak memiliki banyak perabot. Perabot yang ada pun, benar-benar dipilih sesuai fungsi dan ukuran ideal untuk kebutuhan mereka berdua.Ruang tamu hanya diisi satu set kursi rotan, satu vas bunga besar di sudut ruangan dan foto-foto Yudha dan timnya selama ini.Bagian yang paling disenangi Tari tentu saja adalah dapur. Ia sungguh tak menyangka jika kakak iparnya menghadiahkan beberapa perangkat khusus untuk membua kue. Dapur minimalis itu bahkan sudah seperti dapur toko kue.Yang membuat Tari sempat tercengang adalah, kulkas di dapurnya adalah kulkas dua pintu. Padahal, ia dan Yudha hanya tinggal berdua saja. Pemborosan, bukan?Yudha hanya minta agar Tari tidak ikut campur masalah pribadinya. Tidak, selama Yudha tidak meminta pendapat Tari. Seperti halnya kotak furniture

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status