Share

Part 42 Disapa Rindu

Author: Lisani
last update Huling Na-update: 2025-06-15 13:11:10

Helaan napas panjang sang kapten membuat Serda Ken menoleh. Sesuatu yang terasa amat asing di telinga pemuda berusia 21 tahun itu. Bisa dikata, ini baru kedua kalinya ia mendengar helaan napas seperti itu dari seorang Kapten Yudha.

Nampaknya, bukan hanya Serda Ken yang menyadari. Sertu Fatur pun peka dan turut memberi kode pada rekan bungsunya.

Yudha sama sekali tidak menyadari interaksi keduanya. Pikiran Kapten Tim Alfa itu tertuju pada hal lain. Bukan memikirkan strategi atau hal yang berhubungan dengan pekerjaannya, melainkan sedang memikirkan Tari.

Flashback on

Napas keduanya terengah. Yudha mengusap bibir Tari yang baru saja ia lepaskan. Sementara Tari sendiri, masih berusaha mengatur napasnya. Yudha mengulum senyum melihat tangan kanan Tari mencengkram kuat lengan seragamnya.

"Aku berangkat besok malam."

"HA?!!! Besok?! Harus secepat itu, Mas?!"

"Kenapa? Mau ikut?"

"Bukan," sahut Tari menggeleng.

"Lalu?" desak Yudha.

"Aku belum bisa keluar dari rumah sakit selama prosedur i
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Norfarrazura Sazal
bagus. Tak sabar tggu episod seterusnya
goodnovel comment avatar
Jue Julia Awang
good story... where are you Yudha..
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Benih Rahasia Kapten Yudha   Part 141 Kabar Buruk

    "Papa tidak sarapan?" tanya Lusiana saat melihat suaminya terlihat buru-buru ingin pergi berangkat."Lain kali saja, Ma. Papa baru dapat pesan dari Pras, semalam Kamil dibawa ke rumah sakit," jawab Rudi.Lusiana membelalak. "Kok bisa? Kemarin Kamil baik-baik saja," tanya Lusiana yang menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana pria itu selalu meledek putranya.Rudi tampak ragu mengatakannya. Namun, ia juga tahu kalau masalah ini, cepat atau lambat akan sampai ke telinga istrinya. Lebih baik tahu darinya, daripada mendengar informasi dari orang lain."Yudha menarik semua sahamnya di AG Tekstil," jawab Rudi."APA?!!"Bukan hanya Lusiana yang terkejut, Arbian pun sama terkejutnya. Pria yang baru saja turun hendak sarapan itu sama sekali tidak menduga keputusan tiba-tiba adiknya ini. Apa Yudha sengaja ingin balas dendam?Kamil tentu saja terkejut sekaligus panik. Keuangan di AG Tekstil selama lima tahun terakhir tidak pernah goyah. Itu karena Yudha tidak pernah sedikitpun menyentu

  • Benih Rahasia Kapten Yudha   Part 140 Tamu Spesial

    Setelah melakukan kewajibannya dengan memberikan laporan resmi, Yudha bergegas kembali ke rumah dinasnya. Tak ada senyum dan sambutan hangat seperti dulu. Justru, telinganya disapa suara-suara sumbang yang sedang penasaran ke mana perginya Tari. Sekarang, hal itu kembali terulang."Malam, Kapten Yudha," sapa salah seorang wanita yang merupakan istri seniornya."Malam," sahut Yudha yang terpaksa berhenti sejenak sebelum melangkah ke teras rumahnya.Empat ibu-ibu itu tampak celingak-celinguk ke arah rumah dinasnya. "Kalau sedang ada perlu sama istri saya, Ibu-ibu bisa sampaikan sama saya. Nanti akan saya teruskan pesannya," ucap Yudha.Wanita yang bertubuh sedikit gempal bertanya, "Memangnya, Bu Yudha ke mana, Kapten? Belakangan, banyak kowad baru yang mutasi ke sini, mengira Kapten Yudha ini masih lajang. Mereka nggak percaya kalau Kapten udah laku.""Kalau begitu, tolong sampaikan sama mereka, punya mata jangan cuma dipajang, tapi harus jeli. Saya tidak pernah melepaskan cincin nikah

  • Benih Rahasia Kapten Yudha   Part 139 Keresahan Rian

    "Sama seperti kejahatan yang lambat laun akan tercium bau busuknya. Rahasia tidak memiliki tempat. Pada akhirnya akan muncul ke permukaan," ucap Rian menoleh menatap Yudha. Pria galak dan dingin itu, kini tampak resah dan tidak berdaya. Rasa bersalah dan kebohongan yang ia tutupi serapat mungkin, kini sudah terbongkar. Meski hanya beberapa orang saja yang mengetahuinya, tapi Yudha merasa jika sebentar lagi semua orang akan tahu. Ini hanya masalah waktu. Saat semua orang tahu anak dalam kandungan istrinya adalah benih rahasia yang selama ini ia sembunyikan, maka akan muncul banyak persepsi. Hal yang paling Yudha takutkan, bila persepsi orang-orang menghakimi istrinya. Tari akan dianggap gadis gampangan karena rela menggadaikan tubuhnya demi uang. Bukan dalam konteks jual diri, tapi karena menjadikan rahimnya sebagai pertukaran uang. Mereka yang tidak tahu apa-apa, hanya percaya dengan apa yang mereka pikirkan. Meski menjelaskannya hingga mulut berbusa, mereka tidak akan memahami. P

  • Benih Rahasia Kapten Yudha   Part 138 Kejujuran Yudha

    Sejam kemudian, Tari kembali sadar. Tari teringat perkataan Letkol Pasha saat pria itu datang. Pria itu benar-benar lega melihat Yudha selamat lalu menatap pilu padanya. 'Dia berusaha kabur dari komplotan itu hanya untuk bisa bertemu dengan Ibu Tari. Saya tidak tahu bagaimana Kapten Yudha menyakiti Anda, tapi tolong beri kesempatan dia untuk menjelaskannya. Dalam situasi seperti ini, harusnya dia berusaha kembali dan melaporkan apa yang terjadi. Tetapi, dia justru terjun ke sungai dan datang ke sini.'"Bagaimana perasaan kamu? Masih pusing?" tanya Yudha."Aku mau minum," jawab Tari.Yudha lekas mengambilkan segelas air. Seperti saran dokter, Yudha meminta Tari meminum sirup kurma. Tari tak menolak karena ia sadar jika tubuhnya lemah.Setelah merasa baikan, Tari tersenyum. Senyum yang membuat Yudha punya keberanian lebih untuk bercerita. "Aku masih penasaran, Mas. Kenapa kamu bisa senekat ini? Kamu juga kenapa bisa terluka begini? Siapa yang mau nyakitin kamu? Aku mau kamu jujur. Jan

  • Benih Rahasia Kapten Yudha   Part 137 Dari Hari ke Hati

    Arbian menghadang langkah Rian yang hendak masuk. Pria itu memberi isyarat agar Keyla masuk lebih dulu. Meski cemberut, Kayla tetap beranjak. "Prof. Sovie meninggal dunia," ucap Arbian dan sontak Rian membelalak. "Kau tidak penasaran mengapa dia meninggal? Bukankah, kau sempat bertemu dengannya, sebelum dia memutuskan keluar negri dan mengganti kewarganegaraannya?" tanya Arbian lagi. Rian melirik kolam ikan dan mengajak Arbian pindah ke sana. Rian tidak ingin ada yang mendengarkan obrolan mereka. Apalagi topik yang pria itu bahas adalah masalah sensitif. "Sebenarnya, apa yang ingin Anda ketahui?" tanya Rian tanpa basa-basi. Arbian tersenyum dan kembali berkata, "Saya ingin tahu sejauh mana adik saya bertindak. Ayana pernah memberitahu saya, kalau Yudha juga pernah beberapa kali berkomunikasi dengan Prof. Sovie. Tepatnya, konsultasi program bayi tabung." "Itu masalah pribadi Kapten Yudha. Saya tidak berhak mengatakannya, sekalipun saya mengetahuinya," ucap Rian. "Tapi kam

  • Benih Rahasia Kapten Yudha   Part 136 Akhirnya Bertemu

    Yudha mengerjap dan mendapati Arbian menyilang lengan di dadanya. Pria itu tetap diam, tapi tidak dengan tatapannya yang tajam. Satu kata yang tepat untuk menggambarkannya saat ini. Marah."Kenapa bukan Tari?" gumam Yudha. Seingatnya, ia diserang dan berusaha kabur. Tujuannya tidak lain adalah menemui Tari. Yudha sadar tidak punya banyak waktu. Ia juga tidak punya nyawa cadangan. Setidaknya, sebelum semua kemungkinan buruk itu terjadi, Yudha ingin mengungkapkan kebenaran pada Tari. Istri berhak tahu dari mana semua ini berawal. Termasuk alasan mengapa hasil tes DNA itu tidak cocok."Tari sedang makan siang bersama papa dan atasanmu. Sudah puas tidurnya?" sindir Arbian.Bagaimana tidak menahan kesal hingga ke ubun-ubun. Dini hari mereka mendapat kabar Yudha menghilang setelah diserang. Sempat terpikir jika mungkin Mayor Ammar salah melihat. Mungkin saja Yudha tidak melompat, melainkan sengaja dijatuhkan oleh pelaku.Arbian masih ingat dengan jelas, saat mereka melihat kondisi mobil Y

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status