Share

Set Perhiasan

Author: Miss Secret
last update Last Updated: 2025-10-26 08:05:19

Aku tersenyum kecil, berusaha agar tidak terlihat gugup. “Iya, Ma. Tadi kehujanan pas dari proyek, jadi terpaksa mandi di kantor sebelum pulang.”

Mama Ethan mengerutkan kening. “Oh, pantesan, bau sabunnya beda, bukan yang biasa kalian pakai di rumah.”

Jantungku berdegup lebih cepat. Aku menunduk sedikit, pura-pura merapikan tas.

“Sabun kantor Ma, mungkin aromanya memang lebih kuat.”

Mama hanya mengangguk pelan, tapi tatapannya terasa menelisik. Aku segera membuka pintu menunduk sopan. “Ayo, Ma, masuk. Cuacanya lagi dingin. Kelamaan di luar, takutnya masuk angin.”

Beliau berjalan lebih dulu, sementara aku menarik napas panjang, menahan gugup yang mulai naik ke tenggorokan. Aroma sabun dari tubuhku tiba-tiba terasa begitu mencolok, seakan seluruh ruangan bisa mencium rahasia yang baru saja kubawa pulang.

Detik berikutnya, kami sudah duduk di ruang tamu. Mama meletakkan tas tangannya di atas meja, lalu menatapku dengan lembut, tapi sorot matanya membuatku gelisah.

"Mama mau minum apa?"

"
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Benih Terlarang Bos Brondongku   Dua Bulan Berlalu

    Tak terasa sudah dua bulan berlalu, dan selama dua bulan ini aku menjalani hubungan terlarang dengan Devan.Aku terbangun dengan dada yang terasa sesak. Sinar matahari yang menembus tirai tak memberi kehangatan apa pun, justru terasa menyilaukan.Tubuhku masih di samping Mas Ethan, tapi rasanya, aku hidup di dua dunia yang berbeda.Aku menatap langit-langit kamar, mencoba mengatur napas yang terasa berat. Sudah sebulan aku menjalani kebohongan ini, berpura-pura menjadi istri setia di rumah, sementara di balik layar, aku terus berjumpa dengan Devan. Entah sudah berapa kali, dan berapa banyak kami melakukan dosa. Rasanya tak terhitung.Hubungan kami makin rumit. Dia bukan lagi sekadar masa lalu yang kutemui di kantor, tapi kini menjadi alat untukku keluar dari masalah.Meskipun tak dapat dipungkiri, jika setiap kali aku bersamanya, aku merasa hidup. Namun, setiap kali pulang, rasa bersalah itu menamparku tanpa ampun.Apalagi ketika Mas Ethan tersenyum, menatapku dengan lembut, seolah ak

  • Benih Terlarang Bos Brondongku   Set Perhiasan

    Aku tersenyum kecil, berusaha agar tidak terlihat gugup. “Iya, Ma. Tadi kehujanan pas dari proyek, jadi terpaksa mandi di kantor sebelum pulang.”Mama Ethan mengerutkan kening. “Oh, pantesan, bau sabunnya beda, bukan yang biasa kalian pakai di rumah.”Jantungku berdegup lebih cepat. Aku menunduk sedikit, pura-pura merapikan tas.“Sabun kantor Ma, mungkin aromanya memang lebih kuat.”Mama hanya mengangguk pelan, tapi tatapannya terasa menelisik. Aku segera membuka pintu menunduk sopan. “Ayo, Ma, masuk. Cuacanya lagi dingin. Kelamaan di luar, takutnya masuk angin.”Beliau berjalan lebih dulu, sementara aku menarik napas panjang, menahan gugup yang mulai naik ke tenggorokan. Aroma sabun dari tubuhku tiba-tiba terasa begitu mencolok, seakan seluruh ruangan bisa mencium rahasia yang baru saja kubawa pulang.Detik berikutnya, kami sudah duduk di ruang tamu. Mama meletakkan tas tangannya di atas meja, lalu menatapku dengan lembut, tapi sorot matanya membuatku gelisah."Mama mau minum apa?""

  • Benih Terlarang Bos Brondongku   Bau Sabun

    Dalam kobaran gairah yang tak tertahankan, kami mulai saling melepaskan pakaian. Ciuman Devan tak pernah putus, bahkan ketika tangannya bergerak cepat menarik ujung kemejaku. Aku dengan mata terpejam dan napas memburu, meraba-raba dasi Devan, menariknya hingga simpulnya longgar, lalu melepaskannya dengan tergesa-gesa."Kamu mulai nakal, ya?""Kamu dulu yang mulai."Gerakan kami terasa kasar dan terburu-buru, didorong oleh kebutuhan yang mendesak. Aku mulai melepaskan kancing kemeja Devan, satu per satu, hingga kemeja putih kulemparkan begitu saja ke lantai.Devan memutus ciuman, hanya untuk bergerak ke leherku mengecup dan menghisap kulit lembutku. Pada saat yang sama, dia juga menarik kemejaku hingga terlepas dari tubuhku, menampakkan renda halus bra yang kukenakan."Cantik," desah Devan dengan suara berat, menunjukkan hasrat yang sulit ditahan.Saat aku berusaha melepaskan rok yang ketat, Devan membantuku, tangannya menyentuh kulit pinggangku secara tidak sengaja, membuatku tersen

  • Benih Terlarang Bos Brondongku   Milikku Seorang

    Darahku seketika rasanya langsung berhenti mengalir. Tanganku, yang baru saja sempat bebas dari genggaman Devan, masih menggantung kikuk di pangkuan. Aku pun buru-buru menariknya ke atas meja, meraih gelas air untuk menutupi rasa gugup.“Oh nggak, cuma lagi tek pijit-pijit pelan, tadi pegel aja, tadi abis pegang laptop lama,” jawabku cepat, mencoba tertawa kecil.Suara tawaku terdengar canggung bahkan di telingaku sendiri. Siska mengangguk pelan, tapi matanya bergerak cepat ke arah Devan, pandangan yang sulit ditebak, seakan penuh rasa ingin tahu.Akan tetapi, Devan tetap tenang. Pria itu bahkan bisa tersenyum tipis sambil menjawab, “Tadi Cleo bantu presentasi laporan proyek, wajar aja tangannya agak capek. Saya yang nyuruh, makanya saya kasih kompensasi buat traktir makan siang dia di sini.”Nada bicaranya datar, tapi ada sesuatu di dalam suaranya yang membuatku ingin menatapnya. Aku menahan diri.Siska hanya tersenyum lagi, tapi kali ini senyumnya berbeda.“Oh gitu, ya. Kayaknya Mba

  • Benih Terlarang Bos Brondongku   Tangan Di Bawah

    "Mas Ethan?"Dia datang bersama dua orang, satu pria berkemeja gelap, dan seorang wanita cantik berambut panjang dengan gaun biru lembut. Aku bisa menebak, wanita itu pasti Siska, nama yang beberapa hari lalu sempat disebut Mas Ethan sebagai “rekan investor.”“Kenapa?” tanya Devan pelan, mencondongkan tubuhnya sedikit.“Ethan ...."Devan langsung menoleh cepat, pandangannya mencari arah yang dimaksud. Begitu melihat sosok Ethan yang baru duduk di meja seberang, wajahnya menegang. Namun, dia terlihat cepat menguasai diri. “Tenang. Jangan panik.”Aku menggigit bibir, mataku terus menatap piring yang kini tampak tak berarti. Pikiranku kacau. Apa yang harus kulakukan?Keringat dingin mulai membasahi pelipisku. Apalagi saat tawa Mas Ethan terdengar samar dari seberang meja, diikuti suara lembut wanita yang duduk di sebelahnya.Aku menarik napas panjang, mencoba menstabilkan diri. Jantungku masih berdebar, tapi naluri sebagai seorang istri yang sedang menyembunyikan rahasia membuatku cepat

  • Benih Terlarang Bos Brondongku   Aku, Kamu, dan Suara Hujan

    Devan kemudian kemudian memainkan gundukan kenyal milikku dengan lidah kasarnya. Hingga membuatku mengerang kecil."Ahhhh, Devan."Aku mengerang, hingga tanpa sengaja meremas milik Devan yang sudah mengeras di bawah sana. Ciuman Devan yang penuh pemujaan di dadaku, seketika berhenti tatkala menyadari itu. Devan menegakkan kepala, tatapannya terlihat begitu sayu, pertanda jika laki-laki itu sudah dipenuhi oleh gairah.Apalagi mengetahui tanganku sudah menempel di atas celananya, dan beberapa kali meremas aset miliknya. Dia buru-buru melonggarkan celananya serta melepas ikat pinggangnya. Lalu menurunkan celana itu."Bisa nggak mainin?" Aku yang juga sudah dipenuhi oleh nafsu setan, menuruti perintah Devan. Aku pun mengangguk, lalu memegang batang miliknya yang sudah tak tertutup apapun."Ahhhh."Devan mengeram saat kejantanannya masuk ke dalam mulutku. Apalagi, ketika aku menggerakkan kepala naik dan turun. Eraman pun berulang kali terdengar dari bibir Devan."Kau memang luar biasa, Sa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status