Share

Wanita Bergaun Merah

Author: Cesca
last update Last Updated: 2022-03-31 16:19:32

Aamanda melihat wanita dengan dress merah itu lantas tiba di podium perikahannya dan Ryan. Senyumnya tersungging di bibir merah merona itu. 

“Selamat atas pernikahannya, Pak Ryan Atmajaya! Saya ikut senang karena Bapak sudah menikah dengan wanita yang Bapak cintai,” ujar wanita itu kemudian mengulurkan tangannya ke arah Ryan. Dia juga menekan kata ‘dicintai’ sambil meilirik wanita yang ada di samping Ryan itu.

“Astaga! Apa yang kamu bicarakan ini, Anasthasya. Aku ini dijodohkan oleh orang tuaku jadi jangan berharap bahwa dia adalah wanita yang aku cintai,” timpal Ryan lalu terkekeh kecil. “Omong-omong terima kasih ucapannya. Kamu memang sektretaris yang baik,” lanjut Ryan, kemudian laki-laki itu membawa Anasthasya ke dalam dekapannya dengan intens.

‘Kamu cantik sekali malam ini,’ bisik Ryan dengan rendah.

‘Tentu, tak mungkin aku kalah cantik dari istrimu,’ timpal Anasthasya dengan menyunggingkan senyumannya, kemudian dia melepaskan dekapannya dari Ryan.

Semua gelagat Ryan dan Anasthasya terlihat oleh mempelai wanita, Amanda. Wanita itu terlihat berpikir keras, karena bagaimanapun juga Amanda tak pernah melihat Ryan sesantai itu dalam menghadapi tamu undangan, tak pernah seramah sampai memeluk seperti itu, Ryan tak pernah se-sumringah itu ketika bersama dengan tamu undangan.  Amanda baru mengetahui keramahan Ryan dan kebahagiaan di wajah Ryan ketika laki-laki yang sduah berstatus sebagai suaminya itu bertemu dengan Anasthasya, sekretarisnya di kantor.

Amanda juga baru mengetahui jika Ryan memiliki sekretaris yang begitu cantik dan seksi, berbeda 180 derajat dengannya yang buntal dan tak berbentuk. Amanda merasa miris, dia kini tahu bahwa apa yang dikatakan Ryan memang benar, dia tak ada apa-apanya dibandingkan wanita lainnya.

“Hai! Selamat atas pernikahanmu dan Ryan, aku ikut bahagia,” celetuk Amanda yang sudah berada di hadapan Amanda.

Perkataan Anasthasya itu membuat Amanda tersentak dari lamunannya. Dia kemudian menjabat tangan Anasthasya yang sudha terulur. “Terima kasih banyak, Anasthasya. Aku juga bahagia karena bisa bersanding dengan Ryan,” timpal Amanda dengan ramah.

“Benar, kamu harus berbangga hati karena banyak dari wanita di luar sana ingin menjadi istri Ryan, karena kamu tahu sendiri bagaimana kerennnya Ryan? Mapan, tinggi, ganteng, bagaimana semua orang tidak tergila-gila kepadanya?” ujar Anasthasya dengan ekspresif.

“Apakah kamu salah satu di antara wanita yang seperti itu?” sergah Amanda dengan cepat bertanya secara tajam yang sontak membuat Anasthasya terdiam.

Sejenak Anasthasya terdiam, lalu wanita itu segera menyunggingkan senyumannya dan menatap intens Amanda. “Of course. Siapa juga yang tidak tertarik pada Ryan Atmajaya? Aku tidak bisa munafik jika aku memang kagum dengan semua yang ada pada Ryan. Tetapi kamu kan sudah mendapatkannya, jadi aku tak bisa melakukan apa pun lagi. So, sekali lagi selamat atas pernikahan kamu dan Ryan. Jaga dia baik-baik, karena banyak pelakor di luar sana!” ujar Anasthasya panjang lebar.

“Aku pergi dulu!” lanjutnya kemudian meninggalkan podium Ryan dan Amanda.

Semua perkataan Anasthasya masih begitu jelas memutar di benaknya. Wanita itu masih tidak bisa memeprcayai jika Anasthasya sendiri juga memilii perasaan pada Ryan, apalagi dengan peringatan yang dikatakan Anasthasya bahwa banyak wanita yang menganggumi Ryan. Lantas, Amanda pun bertekad untuk menjaga Ryan, suaminya itu dari wanita lain dan berusaha membuat Ryan jatuh cinta kepadanya, bagaimanapun caranya.

Di sisi lain, Amanda yang berkutat dengan pikirannya itu mengabaikan Ryan yang berkutat dengan ponselnya. Ryan tersenyum-senyum menatap ponselnya setelah mendapatkan pesan dari seseorang, lantas dia pun segera membalas pesan tersebut. ‘’Tunggu aku, Sayang!” begitulah pesan yang dituliskan Ryan.  

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Berbagi Suami Dengan Simpanan   Cinta Anjasmara

    "Harusnya kamu tidak datang ke kamar, Anjasmara! Kamu membuat semuanya berantakan!" Anasthasya mengeluh kesal. Tangannya bersedekap di dada dan pandangannya dialihkan ke jendela kaca, pemandangan jalanan lebih indah ketimbang Anjasmara yang sedang mengemudikan mobil. "Bukankah sudah aku katakan bahwa aku tidak akan menyerah, Anasthasya? Sudah aku katakan bahwa aku mencintaimu dan aku akan membuktikan ucapanku," pungkas Anjasmara. "Lagipula berulang kali aku katakan bahwa Ryan sudah memiliki istri dan kamu tidak berhak sama sekali mengusik rumah tangga mereka meski kamu masih memiliki perasaan kepada Ryan." Anasthasya tak menimpali. Diamnya Anasthasya menjadi jawaban bagi Anjasmara. Anjasmara tampak kesal dengan hal itu lalu ia memilih menepikan mobil hitam yang dikemudikannya dan hal itu cukup mengejutkan Anasthasya yang ditelan keheningan. "Apa kamu gila? Kita bisa menambrak kalau kamu tidak berhati-hati!" Anasthasya menaikkan oktaf suaranya dan tatapannya kian tajam kepada Anjas

  • Berbagi Suami Dengan Simpanan   Hati yang Retak

    "Ryan, Sayang? Bagaimana keadaanmu? Sudah lebih baik?" Anasthasya melontarkan pertanyaannya setelah ia duduk di tepi ranjang. Perlahan diusapnya surai legam Ryan. "Ba-Bagaimana kamu bisa di sini, Anasthasya? Di mana Amanda?" Ryan tampak terkejut dengan keberadaan Anasthasya.Wajah Anasthasya seketika kusut usai mendengar pertanyaan dari Ryan itu. "Kamu tidak suka kalau aku datang ke sini? Kamu bahagia sama Amanda?"Ryan menyandarkan tubuhnya pada bantalan ranjang. Lalu menggenggam tangan Anasthasya. "Bukan seperti itu maksudku, Anasthasya. Aku hanya terkejut saja karena kamu datang tiba-tiba. Kenapa tidak memberitahuku dahulu?" "Aku sudah meneleponmu dan Amanda yang mengangkatnya. Aku mendengar kamu sakit jadi aku ke sini," jelasnya. Ryan tersenyum manis lalu perlahan diusapnya pipi Anasthasya. "Aku sudah lebih baik, Anasthasya. Kamu tenang saja," pungkas Ryan. "Kalau begitu sebaiknya kamu kembali ke apartmen bersamaku, Ryan. Aku merindukanmu," ujar Anasthasya dan tanpa permisi

  • Berbagi Suami Dengan Simpanan   Back To Me Ryan!

    Amanda membereskan beberapa barang-barang yang ada di meja Ryan. Perhatian Amanda teralihkan pada ponsel Ryan yang tidak henti bergetar. Dilihatnya nama Anasthasya terpampang jelas di layar. Amanda mendengus kesal dan diketahuinya bahwa perempuan itu rupanya telah menelepon Ryan berulang-ulang kali. Tidak hanya itu, pesan demi pesan yang Anasthasya kirimkan juga lebih dari sepuluh. "Apa-apaan dia?" Amanda berdecak kesal. Amanda lantas segera mengangkat panggilan suara itu dan dengan kesalnya ia segera menyahut tanpa menunggu Anasthasya berucap. "Untuk apa kamu menelepon suamiku?" Amanda berbicara dengan lantang. Ia sama sekali tidak takut. Ia bukan lagi Amanda yang lemah. Ia bukan lagi Amanda yang mudah ditindas. Amanda kini seseorang yang tegas dan tegar. ["Huh? Dia hanya suamimu, Amanda. Tetapi, dia mencintaiku. Apa kamu kurang jelas mengetahui cinta Ryan yang jelas-jelas hanya untukku?"] Anasthasya berucap tanpa rasa takut sedikitpun. ["Sudahlah aku menelepon bukan untuk berce

  • Berbagi Suami Dengan Simpanan   Sebagaimana Istri

    Amanda mengetuk pintu pintu ruang kerja Ryan. Tetapi tak ada sahutan sedikitpun dari Ryan yang ada di dalam. Alhasil, Amanda memutuskan untuk masuk ke dalam ruang kerja Ryan tanpa menunggu sahutan dari si pemilik ruangan. Ia dapati Ryan sedang terlelap di depan laptopnya, di meja sampingnya terdapat dua gelas sisa kopi. Amanda menggelengkan kepalanya lirih. "Pasti begadang lagi," gumam Amanda. Sudah dua hari Ryan banyak menghabiskan waktu di ruangan dan begadang untuk menuntaskan pekerjaannya. Sebenarnya, Amanda iba dengan Ryan dan ia pernah menawarkan bantuan kepada Ryan tetapi ditolak begitu saja. Amanda membangunkan Ryan dengan menggoyangkan lengan pria itu. Tetapi ketika Amanda menyentuh lengan Ryan, suhu Ryan ternyata sangat amat tinggi. "Astaga, Mas! Kamu demam sekali," ujar Amanda sembari menempelkan tangannya pada kening Ryan. Amanda merasa kasihan dengan Ryan dan segera dibangunkannya Ryan yang masih lelap itu. "Mas! Mas ayo pindah ke kamar dulu. Kamu demam, aku akan k

  • Berbagi Suami Dengan Simpanan   Godaan

    Anasthasya mondar-mandir di kediaman pribadinya. Sesekali ia melirik ponselnya dan tak ada satu pun pesan dari Ryan. Pria itu pun tak meneleponnya. Entah mengapa Ryan tidak menghubunginya sama sekali. Apakah Ryan terlalu bahagia bersama istrinya itu? Apakah Ryan mulai jatuh hati kepada istri sahnya ketimbang Anasthasya, yang notabenenya adalah kekasih sejak dulu? Anasthasya merutuk kesal. Ia kembali ke tepi ranjang dan melemparkan guling juga bantalnya. "Awas kalau kamu berpaling dariku, Ryan!" ucap Anasthasya kesal. Anasthasya kembali menatap ponselnya dan masih tak ada satupun balasan. Ia akhirnya berusaha menghubungi Ryan, tetapi ponsel pria itu malah tidak aktif. "Sialan!" Lagi-lagi Anasthasya mengumpat kesal dan melemparkan ponselnya sendiri ke atas ranjang.Ia lantas bangkit dari ranjang dan berniat keluar dari kamarnya yang sudah temaram itu. Namun, langkah Anasthasya berhenti setelah ponselnya bergetar. Ia pun terburu-buru kembali ke tepi ranjang dan menyambar ponselnya berh

  • Berbagi Suami Dengan Simpanan   Bibir Merah Jambu

    Amanda menyiapkan bakso yang telah ia beli bersama dengan Joan sesaat lalu dan ia berikan kepada Ryan. Amanda juga menyiapkan satu mangkok bakso lagi untuknya. "Ayo Mas, dimkan dulu baksonya! Mumpung masih hangat," ujar Amanda.Ryan tak menimpali dan tak berkutik. Pria itu masih berkutat dengan pekerjannya. Sesekali Ryan memijit kepalanya gusar. Ryan bukan hanya gusar perihal pekerjaannya yang menumpuk tetapi juga rasa aneh yang menjalar di dadanya, rasa kesal dan tak suka ketika melihat Amanda bersama dengan Joan. Kekesalannya laksana api yang mampu membakar kayu kapanpun ia mau. Ryan menutup laptopnya kesal. Ia meneguk air mineralnya kesal. Ingatannya kembali jatuh ketika mendengar Amanda tertawa bahagia bersama Joan. Keberadaannya bahkan tak dianggap saat itu juga. Apakah seperti itu rasanya diabaikan dan terabaikan? "Mas?" Suara Amanda kembali menyapa indera pendengaran Ryan, menggugah lamunannya. Ryan hanya berdehem sejenak dan menatap Amanda yang sudah menyantap baksonya. Ama

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status