Home / Rumah Tangga / Berbagi Suami / Elsa Yang Terus Dikorbankan

Share

Elsa Yang Terus Dikorbankan

Author: Si Nicegirl
last update Last Updated: 2025-06-13 10:06:01

"Bagaimana kalau Elma benar-benar mengira Rangga adalah suaminya dan meminta Rangga melakukan hubungan suami istri? Apa Mama akan membiarkan putri kesayangan Mama itu berzina?"

 

Untuk sesaat mama Tian terlihat mengkerutkan keningnya, mungkin saja sedang mencerna pertanyaan Elsa tadi. Dan Elsa sangat berharap mama Tian berhenti memaksakan ide gila itu padanya, pada mereka.

 

"Apa kamu pikir orang yang sedang sakit dapat melakukan itu? Dan terlebih lagi Elma tidak dapat menggerakkan kedua kakinya, apa kamu kira adikmu itu akan kepikiran ke arah itu? Tidak Sa, Elma pasti hanya akan fokus pada kesembuhannya. Dan saat ia sembuh nantinya ingatannya akan kembali pulih, jadi Rangga akan tetap aman dan menjadi milikmu sepenuhnya.”

 

"Bagaimana kalau hal itu terjadi, Ma?" Kali ini Rangga yang bertanya. Ia adalah pria yang selalu berpikiran logis, jika menyangkut kebutuhan biologis, mau sakit atau pun tidak, rasa itu pastilah ada. Itu sudah menjadi kebutuhan setiap makhluk yang bernyawa.

 

"Kamu lah kuncinya, Rangga. Kalau kamu bersikeras menolaknya maka hubungan intim itu tidak akan terjadi ya kan?"

 

"Astaga, kenapa Mama malah menimpakan itu padaku?"

 

"Ya intinya kan juniormu itu! Kalau tidak merespon sentuhan Elma juga semua akan aman-aman saja nantinya. Hubungan intim tidak akan terjadi jika juniormu itu tidak bangun!" Mama Tian masih saja keras kepala dengan pendiriannya itu.

 

"Aku tidak mau mengambil resiko itu, Ma!" tolak Rangga dengan tegas.

 

"Kenapa? Apa kamu tidak yakin dengan dirimu sendiri? Kamu tidak yakin dapat menolak ajakan Elma itu?" tanya Mama Tian sambil menyipitkan kedua matanya.

 

"Bukan seperti itu, Ma."

 

"Lalu apa? Kenapa berat sekali untuk kalian mengabulkan permintaan Mama ini? Kalau bukan karena nyawa Elma yang sedang dalam bahaya, Mama juga tidak akan memaksakan ide gila ini pada kalian. Sekarang kalian lihat Elma yang terbaring di sana, apa kalian berdua tega melihatnya terus seperti itu?"

 

"Elma pasti sembuh, Ma. Aku yakin itu. Elma adalah anak yang kuat, bahkan jauh lebih kuat dari aku. Elma pasti akan mampu melewati semua ini dengan sangat baik," bujuk Elsa.

 

"Apa kamu lupa dengan yang dokter katakan tadi kalau kita harus menjaga mental Elma? Bagaimana Elma bisa sembuh kalau setiap kali adikmu itu bangun dia akan kembali teringat pada anak dan juga suaminya, kembali histeris?"

 

"Kita akan memikirkan cara yang lain ya, Ma. Untuk sekarang kita lihat dulu perkembangan Elma, bagaimana?"

 

"Ini satu-satunya cara untuk mempercepat proses penyembuhan Elma, Sa! Mama malah berdoa semoga saja saat Elma bangun nanti Elma akan melihat Rangga sebagai suaminya agar Elma tidak terlalu sedih lagi."

 

"Ma!" pekik Elsa dan Rangga secara bersamaan.

 

"Lakukan itu atau kalian bisa menganggap Mama dan juga Elma telah mati!"

 

Syok dengan ucapan mama Tian, sambil menekan dadanya Elsa terhuyung ke belakangnya, untung saja Rangga dapat menahan tubuhnya,

 

"Kenapa, Ma? Kenapa aku yang selalu harus mengalah? Tidak dulu dan tidak juga sekarang. Kenapa aku yang harus selalu berkorban?" tanya Elma dengan suara yang terdengar pilu. Sorot matanya tidak dapat menyembunyikan betapa terlukanya hatinya saat itu.

 

Seandainya saja Elma bukan saudara kembar Elsa, mungkin saja Elsa akan mengira kalau ia hanyalah anak pungut saja, atau anak tiri mama Tian.

 

Karena sejak dulu, kasih sayang yang mama Tian berikan padanya jauh berbeda dengan yang diberikan pada Elna. Dan alasannya terdengar sangat konyol, semua karena sejak bayi tubuh Elma jauh lebih kecil dari Elsa.

 

"Kamu masih bertanya kenapa kamu harus berkorban sekarang? Pikirkan kesehatan adikmu, Sa! Atau kamu memang sengaja ingin membuat adikmu itu cepat bertemu dengan pencipta-Nya? Kamu ingin menyingkirkan adik yang kemungkinan besar akan menjadi bebanmu karena suaminya yang telah meninggal itu?" tukas mama Tian tanpa ampun.

 

"Ya Tuhan, tentu saja tidak, Mama. Aku tidak akan memiliki pikiran sepicik itu. Dan aku sama sekali tidak menginginkan kematian Rania. Aku akan sangat sedih kalau sampai hal buruk itu terjadi," sanggah Elsa.

 

Ia menekan dadanya yang terasa sakit atas tuduhan tak berdasar dari mama Tian, juga pengorbanan besar yang harus Elsa lakukan demi bisa menyelamatkan nyawa adik kembarnya itu.

 

"Kalau begitu kenapa masih ragu mengambil keputusan? Apa Rangga jauh lebih penting dari Elma? Apa pertalian darah tidak kalah penting dari hanya sekedar ikatan pernikahan? Hidupmu jauh lebih banyak kamu habiskan dengan aelma alih-alih suami kamu itu, Sa!"

 

Tuhan ... Kenapa Elma memiliki seorang ibu yang tak berperasaan seperti mama Tian, yang hanya mementingkan Elma saja, tanpa peduli sama sekali dengan perasaan Elsa dan juga Rangga?

 

Tidak terima dengan ucapan mertuanya itu, Rangga pun kembali bersuara lagi,

 

"Hanya sekedar pernikahan Mama bilang? Pernikahan adalah ikatan suci, Ma. Aku telah berjanji atas nama Tuhan di depan Almarhum Papa untuk selalu setia pada Elsa, untuk menjaga dan melindungi Elsa. Aku tidak akan menduakannya, Ma. Aku tidak akan membagi cintaku pada wanita yang lain!" tegas Rangga, ia semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Elsa.

 

"Yang minta kamu untuk mengkhianati Elsa siapa, Rangga? Mama hanya meminta kesediaanmu untuk menjadi suaminya Elma. Mama tidak meminta kalian bercerai. Jika ada cara lainnya Mama juga tidak akan meminta kalian untuk melakukan hal gila seperti ini. Tapi hidup dan matinya Elma saat ini bergantung pada kebesaran hati kalian, apa Mama harus berlutut semalaman di depan kalian agar kalian mau membantu Mama menyelamatkan nyawa Elma?"

 

"Ma ... "

 

"Pergilah kalian!" hardik mama Tian, tanpa ragu ia memotong apapun yang akan Rana ucapkan.

 

"Mama ... "

 

"Pergi Mama bilang! Dan jangan beraninya kalian memperlihatkan wajah kalian di depan Mama! Dan harap kalian ingat satu hal, jika Elma mati maka Mama akan ikut mati juga bersamanya. Untuk apa Mama hidup jika harus menanggung beban kesedihan akibat dari kematian Papamu dan juga adikmu dalam waktu yang berdekatan? Dan terutama Mama tahu betul kalau nyawa Elma masih bisa diselamatkan seandainya saja kalian mau menekan ego kalian!"

 

"Mama!" pekik Elsa sambil menepis tangan Rangga untuk bersimpuh di kaki mama Tian,

 

"Mama jangan bicara seperti itu. Aku tidak mau kehilangan Mama juga, aku tidak mau mendapatkan murka Mama, aku tidak mau di cap sebagai anak durhaka, Mama," isaknya lirih sambil terus memeluk kedua kaki mamanya itu.

 

"Kamu selalu saja membantah ucapan Mama. Kamu bahkan tidak mau mengabulkan permintaan yang bisa saja menjadi permintaan terakhir Mama! Kamu egois sekali, Sa!"

 

"Aku akan melakukannya, Ma! Aku akan mengikuti keinginan Mama untuk menjadi Elma dan membiarkan Mas Rangga menjadi suaminya, aku akan melakukan apapun, Ma. Jadi tolong, jangan berkata seperti itu lagi.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Berbagi Suami   Keputusan Elsa

    "Kamu selalu saja membantah ucapan Mama. Kamu bahkan tidak mau mengabulkan permintaan yang bisa saja menjadi permintaan terakhir Mama! Kamu egois sekali, Sa!" "Aku akan melakukannya, Ma! Aku akan mengikuti keinginan Mama untuk menjadi Elmq dan membiarkan Mas Rangga menjadi suaminya, aku akan melakukan apapun, Ma. Jadi tolong, jangan berkata seperti itu lagi.” Sontak saja kesediaan Elsa membuat Rangga tersentak. Sebelumnya Eksa telah sepakat untuk menolak rencana gila itu, tapi sekarang Eksa kembali luluh, bahkan menyatakannya dengan sangat tegas tanpa mendiskusikannya kembali pada Rangga. "Sa! Apa kamu sudah gila?" "Aku akan gila kalau sampai aku juga kehilangan Mama, Mas. Kehilangan Papa saja sudah cukup berat untukku, apalagi kehilangan satu-satunya orang tua yang aku miliki sekarang ini? Aku mohon kamu mengerti keputusanku, Mas. Please, mengertilah kesulitan yang tengah aku hadapi ini." 

  • Berbagi Suami   Elsa Yang Terus Dikorbankan

    "Bagaimana kalau Elma benar-benar mengira Rangga adalah suaminya dan meminta Rangga melakukan hubungan suami istri? Apa Mama akan membiarkan putri kesayangan Mama itu berzina?"Untuk sesaat mama Tian terlihat mengkerutkan keningnya, mungkin saja sedang mencerna pertanyaan Elsa tadi. Dan Elsa sangat berharap mama Tian berhenti memaksakan ide gila itu padanya, pada mereka."Apa kamu pikir orang yang sedang sakit dapat melakukan itu? Dan terlebih lagi Elma tidak dapat menggerakkan kedua kakinya, apa kamu kira adikmu itu akan kepikiran ke arah itu? Tidak Sa, Elma pasti hanya akan fokus pada kesembuhannya. Dan saat ia sembuh nantinya ingatannya akan kembali pulih, jadi Rangga akan tetap aman dan menjadi milikmu sepenuhnya.”"Bagaimana kalau hal itu terjadi, Ma?" Kali ini Rangga yang bertanya. Ia adalah pria yang selalu berpikiran logis, jika menyangkut kebutuhan biologis, mau sakit atau pun tidak, rasa itu pastilah ada. Itu sudah menjadi kebutuhan setiap makhluk yang bernyawa."Kamu lah ku

  • Berbagi Suami   Kembali Goyah

    “Tadi Elma tersadar lalu menanyakan Samu dan Jingga. Mama tidak tahu harus jawab apa, tapi sepertinya Elma teringat kalau suami dan putrinya itu telah meninggal, jadi Elma langsung melompat turun dari tempat tidur dan terjatuh,” jawab mama Tian di sela isakannya.Elsa menghela napas lega karena ternyata Elma telah kembali menjadi dirinya sendiri lagi. Jadi, Elsa tidak akan merasa bersalah karena tidak dapat meminjamkan Rangga untuk membantu proses penyembuhan adiknya itu.“Aku lumpuh, Sa … Aku tidak hanya kehilangan anak dan suamiku tapi aku juga lumpuh! Kenapa Tuhan begitu kejam padaku?” isak Elma sambil memukuli dada Elsa dengan kepalan tangannya.“Kamu tidak lumpuh, El. Kakimu hanya belum terbiasa bergerak lagi. Dua bulan kamu hanya berbaring di atas tempat tidur tanpa sekalipun menggerakkan anggota badanmu.” Elsa berusaha menenangkan adiknya itu.“Dua bulan? Jadi mereka sudah meninggal selama dua bulan dan aku hanya tertidur saja? Jahat sekali aku, Sa! Istri dan ibu macam apa aku

  • Berbagi Suami   Tidak Mau Berbagi

    Melihat Elsa yang hanya terdiam dan asik dengan pikirannya sendiri, Rangga kembali menegaskan,"Mas tanya sekali lagi, apa kamu bukan putrinya? Mamamu bisa dengan mudahnya memohon kebahagiaan Elma meski dengan cara mengambil kebahagiaanmu! Lalu bagaimana denganmu? Bagaimana dengan kebahagiaanmu sendiri?”Ya, Elsa tahu benar kasih sayang mamanya memang selalu timpang sebelah dan selalu condong kepada Elma. Tapi tetap saja dia mamanya, wanita yang telah melahirkannya. Dan Elsa akan menjadi anak yang durhaka kalau sampai menyakiti hati mamanya itu.Sejak dulu, satu-satunya hal yang tidak ingin Elsa lakukan adalah menyakiti hati mamanya. Ia sangat menyayangi orangtuanya, terutama wanita yang telah melahirkannya itu. Jadi, meski tahu akan merasakan sakit di hatinya lagi, Elsa tetap akan menuruti apapun keinginan mama Tian, apapun.“Mas, ini hanya untuk sementara waktu saja. Tolong berpura-puralah menjadi suami Elma dan menganggap Elma sebagai aku. Selama ini aku tidak pernah meminta apapun

  • Berbagi Suami   Berbagi Suami

    Sambil menghapus air mata dengan jemarinya, mama kembali berdiri tegak. Ia menatap Elsa dan Rangga secara bergantian, “Apa kamu mau melakukan apapun demi bisa membuat Elma kita kembali tersenyum lagi?” tanyanya.“Iya, Mama. Selama aku bisa aku akan melakukan apapun untuknya,” jawab Elsa tanpa mengetahui maksud terselubung dari pertanyaan mamanya itu.“Termasuk menyerahkan suamimu itu pada Elma?”Tentu saja hal itu membuat tidak hanya Elsa tapi juga Rangga tersentak. Bahkan Rangga langsung merangkul pinggang Elsa seolah tidak ingin melepaskannya hanya karena Elma.“Tidak, Ma! Aku akan melakukan apapun kecuali yang satu ini!” tegas Elsa.Menyerahkan suaminya pada adiknya itu? Ia tahu selama ini kasih sayang mama padanya memang timpang sebelah, tapi ini yang terburuk sampai-sampai mamanya itu mengabaikan perasaan Elsa hanya demi Elma.“Hanya untuk sementara, Sa. Hanya sampai kondisi Elma berangsur normal, dan ingatannya sedikit demi sedikit kembali membaik lagi. Dan Mama harap saat itu E

  • Berbagi Suami   Alter Ego

    “Tolong selamatkan putri saya, Dok. Jangan sampai dia cacat, dia akan semakin terpukul apalagi setelah mengetahui kalau anak dan suaminya telah tiada nantinya,” pinta mama di sela isakannya. "Kami telah melakukan semua yang terbaik untuk pasien, Bu. Sekarang hanya tinggal keinginan hidup yang besar dan juga dukungan dari keluarga yang akan sangat membantunya, juga doa yang tidak pernah terputus untuknya yang akan membantunya keluar dari zona nyamannya.” “Sudah pasti kami akan selalu mendukungnya, Dok. Sampai kapanpun kami akan tetap berada di sisinya,” ujar Elsa dengan suara serak. Dan ternyata zona nyaman Elma berlangsung dengan lumayan lama hingga satu bulan sudah kecelakaan itu terjadi, barulah Elma membuka kedua matanya. Saat itu Elsa, mama dan juga Rangga sedang menjaganya bersama-sama karena hari Minggu jadi Rangga tidak bekerja. Gerakan tangan Mama yang sedang membersihkan lengan Elsa dengan waslap basah terhenti di udara saat melihat gerakan spontan jemari putri bungsunya i

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status