Share

107

Penulis: Elysian
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-04 22:58:35

"Papa!"

Seira merangkak ke arah Shane begitu dia melihat Shane muncul di ambang pintu kamarnya. Shane memberi kode pada pengasuh untuk meninggalkan tempat itu. Pengasuh tersebut langsung mengangguk paham dan beranjak dari sana.

Sementara Melody dan Jena masih berbincang dengan Bu Nani di ruang depan, Shane mengangkat tubuh Seira yang terlihat sangat menggemaskan karena bobot badannya kian bertambah. Shane mengecup lembut kening Seira.

"Hey, Papa's princess."

Seira tertawa lepas selagi menempelkan wajahnya di leher Shane.

Shane membawa Seira ke ruang depan. Kehadiran Seira dalam gendongan Shane sukses mengalihkan pandangan Melody dari Bu Nani.

Mata Melody sedikit melebar tak percaya begitu dia melihat Seira. Shane berjalan mendekati Melody.

"Lihat? Dia mirip banget sama kamu," ucap Shane.

Untuk sesaat, Melody kehilangan kata-kata. Jena dan Bu Nani yang berdiri di sisi Melody saling pandang lalu mengangguk seolah paham. Pelan-pelan, mereka undur diri dari tempat itu untu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita   107

    "Papa!" Seira merangkak ke arah Shane begitu dia melihat Shane muncul di ambang pintu kamarnya. Shane memberi kode pada pengasuh untuk meninggalkan tempat itu. Pengasuh tersebut langsung mengangguk paham dan beranjak dari sana. Sementara Melody dan Jena masih berbincang dengan Bu Nani di ruang depan, Shane mengangkat tubuh Seira yang terlihat sangat menggemaskan karena bobot badannya kian bertambah. Shane mengecup lembut kening Seira. "Hey, Papa's princess." Seira tertawa lepas selagi menempelkan wajahnya di leher Shane. Shane membawa Seira ke ruang depan. Kehadiran Seira dalam gendongan Shane sukses mengalihkan pandangan Melody dari Bu Nani. Mata Melody sedikit melebar tak percaya begitu dia melihat Seira. Shane berjalan mendekati Melody. "Lihat? Dia mirip banget sama kamu," ucap Shane. Untuk sesaat, Melody kehilangan kata-kata. Jena dan Bu Nani yang berdiri di sisi Melody saling pandang lalu mengangguk seolah paham. Pelan-pelan, mereka undur diri dari tempat itu untu

  • Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita   106

    Melody mengerutkan kening. "Untuk siapa?" ia bertanya untuk memastikan bahwa dirinya tidak salah dengar. Shane masih dengan tenang berucap lagi. "You heard it. Seira." Melody tertawa hambar. "Aku gak ngerti sama jalan pikiranmu. Kenapa kamu mempertahankan harta keluargaku demi anakmu?" Shane menatap Melody selama beberapa saat kemudian mengalihkan wajahnya ke arah lain. Terjadi pergolakan di hatinya. Apa ini adalah saat yang tepat untuk memberitahu Melody semuanya, pikirnya. Tapi jika tidak sekarang, lalu kapan? Dari yang Shane amati, Melody terlihat lebih stabil saat ini dibandingkan ketika Shane pertama kali melihatnya di Lindara. Sorot matanya jauh lebih hidup dan cara bicaranya lebih tertata dan santai. "Mel, ada yang ingin aku beritahu ke kamu," ucap Shane akhirnya. Masih dengan raut sinisnya, Melody mendengus. "Apa lagi?" "Tentang pernikahanmu dengan Leo." Tubuh Melody menegang seketika. Entah bagaimana, mendengar nama Leo saja sudah cukup membuatnya tidak nyam

  • Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita   105

    Aluna menatap kapal penyeberangan yang sedang berlabuh di hadapannya. Satu tahun yang lalu dia menumpangi kapal yang sama untuk datang ke Lindara. Aluna masih ingat dengan jelas betapa takutnya dia hari itu sampai-sampai dia sempat berpikir untuk kembali saja ke rumah sakit. Akan tetapi rasa takutnya akan pergi sendiri ke tempat asing yang tidak ia kenali tidak sebesar rasa takutnya pada situasi di mana dia tidak bisa mengingat apapun. Waktu itu yang ada di kepala Aluna hanyalah pergi meninggalkan tempat itu sejauh mungkin agar tidak perlu berurusan dengan orang-orang yang tidak dia kenali. Sekarang Aluna sudah merasa sanggup mengatasi badai yang kerap kali berkecamuk di kepalanya. Sulit memang ketika dia masih mengingat beberapa kejadian, tapi di saat bersamaan dia masih bingung membedakan antara kenyataan dan mimpi. Contohnya seperti Shane dan Leo. Selama ini Aluna pikir kedua pria itu hanya ada di dalam mimpinya sampai Aluna bertemu Shane lagi. Aluna sama sekali tidak menging

  • Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita   104

    Shane baru saja tiba di unit apartemennya dengan membawa Seira yang terlelap di dalam gendongannya. Seharian ini dia menitipkan Seira pada Bu Nani di mansion keluarga Kusuma karena ada begitu banyak pertemuan bisnis yang harus dia hadiri. Pengasuh Seira mengundurkan diri dua hari lalu karena akan segera menikah. Sementara kedua orang tua Shane sedang berada di luar negeri. Shane membawa Seira ke kamar kemudian mengganti baju Seira dengan piyama yang nyaman. Gadis mungil itu sama sekali tidak terganggu dan tetap tertidur lelap sampai Shane meletakkannya di dalam boksnya. Setelah memastikan Seira tidak akan terbangun, Shane pergi ke kamarnya. Selagi menghangatkan air untuk mandi, Shane duduk di sisi bath tub sambil memeriksa ponselnya. Dia sama sekali tidak sempat memeriksa benda itu sejak tadi pagi. Untuk urusan pekerjaan dan hal-hal penting lainnya, orang-orang akan menghubunginya melalui sekretaris ataupun asisten pribadinya. Shane menemukan beberapa pesan belum terbaca di Whazzup

  • Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita   103

    Begitu Shane kembali, dari bandara ia langsung pergi menuju rumah orang tuanya untuk menjemput Seira. Untuk pertama kali semenjak kepergian Melody, Shane bisa benar-benar bernafas lega. Dia telah menemukan wanita itu meski sampai saat ini Melody belum mengenalinya. Sebenarnya Shane merasa berat meninggalkan Melody di Lindara. Dia ingin membawa wanita itu bersamanya. Hanya saja Shane tahu itu mustahil ia lakukan pada saat ini. Setibanya Shane di pekarangan rumah orang tuanya, Shane turun dari mobil kemudian berjalan memasuki rumah. Beberapa pelayan yang tengah membersihkan ruang tamu sontak membungkuk hormat padanya. Shane mengangguk singkat pada mereka. "Seira dan orang tua saya di mana?" "Tuan Adinata pergi ke luar negeri kemarin. Nyonya sedang menemani Nona Seira di pekarangan belakang," jelas seorang pelayan. Shane pergi ke pekarangan belakang. Benar saja. Ibunya sedang menemani Seira yang asyik duduk di atas rumput sambil bermain dengan mainan-mainannya. "Eh, anak Mami

  • Beri Kesempatan Untuk Pernikahan Kita   102

    Shane memarkir mobilnya di kawasan sebuah pantai setelah menempuh hampir satu jam perjalanan. Aluna memperhatikan ke sekitarnya melalui kaca mobil kemudian menoleh ke arah Shane. "Ngapain ke sini?" tanyanya bingung. Shane mengulum senyum. "Healing," jawabnya singkat lalu turun dari mobil. Shane hendak membukakan pintu untuk Aluna, namun wanita itu sudah lebih dulu turun dari mobil. Tanpa mengindahkan Shane yang menghampirinya, Aluna berjalan begitu saja ke arah laut.Semenjak datang ke Lindara, Aluna sekalipun belum pernah mengunjungi tempat ini. Tempat ini mengingatkannya pada pantai Putih. Pantai yang samar-samar ia ingat dalam kepingan-kepingan masa lalunya.Aluna menanggalkan sepatunya kemudian menapak ke sisi pantai. Debur ombak yang lembut perlahan membawa air laut hingga menyentuh kaki Aluna.Walau sedikit, Aluna bisa merasakan efek ketenangan yang diberikan oleh pantai ini. Sedari tadi pikirannya kacau. Pertemuannya dengan Raka mau tak mau harus membuat Aluna keluar dari ke

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status