Beranda / Romansa / Bermalam Dengan CEO / 4. Ayah Bayi yang Dikandung Aleena

Share

4. Ayah Bayi yang Dikandung Aleena

Penulis: vitafajar
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-16 23:46:48

Cahaya menyilaukan mengganggu tidur Aleena sehingga dia memutuskan untuk menyudahi waktu istirahatnya. Saat kedua mata Aleena terbuka sempurna, di situlah dia menyadari bahwa saat ini dirinya berada di ruangan yang asing. 

"Dimana aku?" 

Aleena ingat bahwa sebelumnya dia berada di jalanan. Kepalanya tiba-tiba terasa sakit hingga akhirnya dia sudah tidak ingat lagi kejadian setelahnya. 

Aleena berusaha untuk mengubah posisi tidur menjadi duduk. Dia melihat sekeliling, beberapa saat Aleena tersadar bahwa saat ini dirinya berada di sebuah ruangan di rumah sakit. 

Apa yang terjadi? Kenapa tiba-tiba dia berada di tempat ini? 

Aleena memejamkan kedua mata, meski sudah tidak terlalu sakit, tetapi dia masih merasa tidak nyaman di kepalanya. 

Dengan perlahan, Aleena menyibak tirai yang berada di sampingnya, dia langsung disuguhkan dengan seorang pasien lain yang sedang beristirahat. Aleena kembali menutup tirai tersebut dan berusaha untuk turun dari ranjang. Tepat ketika kedua kaki Aleena menyentuh lantai yang dingin, tirai tersibak dan nampak seorang wanita berpakaian perawat. 

"Nyonya sudah bangun?" Perawat itu buru-buru membantu Aleena untuk kembali duduk di tepi ranjang. 

Aleena teringat dengan calon bayi yang sedang dikandungnya, "Bagaimana dengan bayi saya? Apa dia baik-baik saja?" 

"Bayi Anda dalam kondisi yang baik, Nyonya." 

Aleena menghela napas lega, dia otomatis memegang perutnya yang masih rata. Biarpun bayi ini diperoleh dengan cara yang tidak biasa, tetapi Aleena sudah memiliki perasaan sayang terhadap bayi ini.

"Siapa yang membawa saya ke sini?" Aleena penasaran.

Perawat itu terlihat agak kebingungan, tetapi tetap menjawab, "Tentu saja suami Anda, Nyonya. Saat ini suami Anda sedang keluar. Mungkin akan kembali sebentar lagi." 

Aleena berkerut bingung, tetapi dia langsung tertuju pada Darius. Seorang suami berarti adalah pria. Satu-satunya pria yang dikenal oleh Aleena selain sang ayah adalah mantan tunangannya itu. 

Aleena langsung saja bangun, hendak beranjak dari sana. Lebih baik dia segera pergi sebelum Darius kembali. Aleena tidak yakin bahwa pria itu tulus menolongnya. 

"Nyonya, jangan banyak bergerak! Kondisi tubuh Anda masih lemah. Lebih baik beristirahat malam ini." Perawat langsung menahan gerakan Aleena, membuat wanita itu kembali berposisi duduk di atas ranjang. 

Aleena menggeleng lemah, dia harus pergi sejauh mungkin dari keluarga dan orang-orang yang mengenalnya. Aleena sudah terlanjur sakit hati, dengan perlakuan mereka. Dia bertekad untuk pergi sejauh mungkin dan hidup bahagia berdua dengan calon bayinya.

"Saya harus pergi sekarang. Dimana barang-barang saya?" 

"Di dalam lemari itu, Nyonya. Tapi, Anda benar-benar harus beristirahat sekarang. Kondisi Anda masih sangat lemah. Sebentar lagi kami akan memindahkan Anda ke ruang naratama." 

Mendengar hal itu, seketika Aleena membelalak. Buru-buru dia menggoyangkan kedua tangan, "Tidak, tidak. Saya tidak bisa berlama-lama di sini. Apalagi sampai harus masuk ke ruang naratama. Saya tidak memiliki cukup uang untuk membayarnya." 

Kekayaan Darius tidak seberapa dibandingkan dengan keluarganya. Menyewa satu kamar VVIP, hal itu berarti bukan Darius yang menolongnya. 

Aleena langsung turun dan membuka nakas di samping ranjang. Sesuai dengan yang dikatakan oleh perawat bahwa di sana terdapat koper besar miliknya. 

"Nyonya, tidak perlu memikirkan masalah biaya. Semua tagihan rumah sakit, sudah dibayar lunas." 

Untuk kesekian kalinya, Aleena terkejut dengan perkataan perawat. Dia tidak melihat ada siapapun di sana, lalu siapa yang membayar tagihannya?

"Apa? Siapa yang sudah membayarnya?" 

Belum sempat perawat menjawab, Aleena langsung berkata, "Aku tidak peduli dengan orang yang membayarkan tagihannya. Sekarang, aku hanya ingin pulang ke rumah. Bisakah kamu membantuku untuk turun?" 

Aleena tentu saja tidak benar-benar merealisasikan perkataannya. Dia sudah diusir dari keluarga Anderson. Tidak akan mungkin sang ayah menerimanya kembali. 

Perawat tidak bisa berbuat apapun selain mengikuti keinginan Aleena. Setelah mengurus semuanya, Aleena buru-buru pergi meninggalkan rumah sakit. 

Lebih baik terlunta-lunta di jalanan daripada berada di rumah sakit tetapi tidak jelas dengan siapa. Lagipula Aleena sudah merasa cukup kuat untuk bisa melanjutkan perjalanan. Siapa yang akan tahu jika ternyata dia ditolong oleh seorang penjahat yang memang sedang mencari mangsa untuk memperdagangkan orang? Di zaman seperti sekarang, begitu banyak orang dengan pikiran jangka pendek yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan uang. 

Tepat ketika Aleena pergi, seorang pria dengan mengenakan setelan jas hitam melangkah masuk ke ruang IGD rumah sakit. Dia segera menuju sebuah ranjang dan menyibak tirainya. Seketika itu juga dia melihat ranjang yang kosong tanpa ada seorang wanita yang sebelumnya dia tolong. 

Perawat wanita langsung datang menghampiri pria itu, dengan sedikit membungkuk, dia berkata, "Tuan Ethan, Anda sudah datang? Baru saja Nyonya tadi pergi." 

Kening Ethan berkerut tidak senang, "Kenapa kamu biarkan dia pergi?" 

Nada suaranya tenang tetapi perawat bisa merasakan aura kemarahan di dalam diri Ethan. Perawat menunduk takut, tidak berani untuk mengangkat wajahnya. 

"Maafkan saya, Tuan. Saya sudah mencoba untuk menahannya tetapi Nyonya tetap bersikeras untuk pergi. Saya rasa masih ada waktu jika kita mencarinya sekarang," perawat langsung memerintahkan petugas keamanan untuk mencari Aleena. 

Ethan sama sekali tidak peduli, dia segera pergi dari sana. Meninggalkan area Rumah Sakit dengan mobil Bugatti miliknya. 

Sepanjang perjalanan, pikiran Ethan hanya tertuju pada wanita yang ditolongnya. Jika saja dia tidak memiliki ingatan yang kuat, mungkin dia tidak akan menyadari bahwa wanita itu adalah wanita yang bermalam dengannya. 

Ethan tadinya tidak mau terlibat apapun, tetapi ketika dia melihat Aleena yang kehilangan keseimbangan, buru-buru Ethan mendekat dan membawanya ke rumah sakit. Di sanalah dia mengetahui bahwa Aleena sedang mengandung.

Ethan tidak tahu anak siapa yang dikandungnya, dia pun langsung meminta untuk dilakukan tes paternitas. Namun, belum sempat dia mendapatkan jawaban, dirinya malah kehilangan wanita itu lagi. 

Cengkraman tangan Ethan di kemudi setir kian mengerat. Dia sangat kesal hingga memukul setir mobilnya. 

"Sial!" 

Semenjak hari itu, suasana hati Ethan semakin buruk. Pencarian terhadap Aleena selalu ditemui jalan buntu. Setiap dia berhasil menemukannya, tetapi ketika datang sudah tidak ada. 

"Wanita licik yang pintar bersembunyi." Itulah julukan yang Ethan berikan pada Aleena. 

"Aku akan mengikatmu jika aku menemukanmu nanti!" Dan itulah janji yang diucapkan Ethan. 

Tiba-tiba pintu ruangannya diketuk, Ethan mempersilakan orang itu masuk. Dia dalam posisi sibuk dengan tumpukan berkas di mejanya ketika pria berwajah asia itu mendekati mejanya. 

"Ini adalah hasil yang Anda minta, Tuan." 

Ethan mengangkat wajah, dia menatap asistennya tanpa ekspresi, meski tanpa berkata-kata, tetap sangat jelas terlihat bahwa Ethan memang sudah sangat menantikannya. 

"Berikan padaku!" 

Finn segera memberikan sebuah map berwarna hijau itu. 

Dengan sedikit tergesa-gesa, Ethan membuka dan membaca hasilnya. Beberapa saat setelahnya, air muka Ethan berubah, senyum tipis terlihat di sana. 

Finn menunggu sampai akhirnya sebuah instruksi diberikan padanya. 

"Segera cari wanita itu sekarang juga! Periksa bagian imigrasi dan jangan biarkan dia bisa kabur dengan calon anakku dari negara ini!" 

***

Bersambung~

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Bermalam Dengan CEO   66. Badai Kembali Datang

    Dua minggu sebelum Aleena dan Harry bertemu. Sebelum artikel-artikel yang memunculkan berita miring mengenai Eloise, tiba-tiba Harry mendapatkan sebuah panggilan dari nomor tanpa nama, dia mengangkat panggilan tersebut tanpa curiga. "Halo, dengan siapa saya bicara?" Harry diam saat orang itu berbicara, dan setelahnya, ekspresi wajah Harry berubah serius. "Baik, saya akan ke sana dalam satu jam." Harry berjalan menuju ruang private yang berada di sebuah restoran mewah di mall terbesar yang ada di pusat kota. Sepanjang perjalanan, dia tidak henti bertanya-tanya alasan pria itu memintanya untuk datang. Padahal mereka sama sekali tidak dekat, mereka pun sama-sama bersaing untuk mendapatkan hati Aleena. Dia sudah bersiap dengan kata-kata penolakan jika seandanya nanti Ethan menyuruhnya untuk pergi menjauhi Aleena. Namun, yang terjadi saat ini sangat berbanding terbalik dengan yang dia pikirkan sepanjang perjalanan menuju kemari. Ethan malah memberikan sebuah flashdisk berisi beberapa

  • Bermalam Dengan CEO   65. Salah Paham

    "Tidak ada!" Aleena melihat Ansel lalu kembali berkata, "Jangan dengarkan kata-katanya! Terkadang anak-anak memiiki imajinasi di luar dugaan orang dewasa."Aleena langsung buru-buru mengambil mainan dari tangan putranya kemudian menuntunnya duduk di kursi makan. Dia mengambilkan makanan untuk Ansel dan tidak menyadari melakukan hal yang sama untuk Ethan. Melihat sikap Aleena yang tiba-tiba gugup, seketika membuat Ethan merasa lucu. Dia segera bergabung dengan keduanya. "Ansel, makanlah dengan baik. Usahakan jangan berantakan, mengerti?"Merasa dirinya diperhatikan, Aleena mengangkat wajah dan saat itu dia bertemu tatap dengan Ethan. "Ada apa?" Aleena bertanya tanpa sadar nada suaranya menjadi ketus."Kenapa marah padaku? Apakah karena sebenarnya ada hadiah untukku tapi kamu terlalu malu untuk mengatakan yang sejujurnya?" ucap Ethan sebelum memasukkan sepotong steak ke dalam mulutnya.Aleena hendak membantah tetapi langsung diurungkan. Melihat ada Ansel di antara mereka, tidak baik u

  • Bermalam Dengan CEO   64. Hadiah dari Aleena

    "Sayang, aku mohon dengarkan aku dulu. Jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan. Eloise pasti memiliki alasan kenapa dia melakukannya," Helena berusaha untuk membujuk Ivander supaya mempercayai perkataannya. Dia tidak bisa membiarkan suaminya mencoret nama Eloise dari daftar pewaris keluarga Anderson. "Aku sudah memberikan waktu pada kalian membuktikan bahwa Eloise tidak bersalah. Kuperintahkan untuk segera membereskan kekacauan yang sudah kalian buat. Tapi, apa ini? Eloise dipenjara dan membuat keadaan perusahaan semakin kacau! Kalian mau membuatku hancur, ya?!" Wajah Ivander sudah sangat merah saking besar amarah yang dirasakannya. Pria itu nampak seperti bisa menghancurkan apapun yang ada di depannya. Baru kali ini dia melihat kemarahan Ivander yang tidak biasa. Sampai-sampai dia merasa khawatir dengan keselamatannya di masa depan.Namun, Helena penuh dengan rasa percaya diri yang tinggi. Dia berusaha untuk tetap tersenyum di depan sang suami. Helena mencoba memegang lengan Ivan

  • Bermalam Dengan CEO   63. Penangkapan Eloise 

    Aleena buru-buru melepaskan diri dari Ethan sehingga membuat Ansel yang berada di tengah-tengah mereka menjadi kebingungan. Dia berusaha untuk mengubah ekspresi wajahnya seperti biasa. "Ansel, karena Papa sudah ada di sini, sebaiknya Ansel tidur. Hari sudah malam, sudah waktunya untuk kita beristirahat," ucap Aleena seraya merebahkan diri di samping Ansel. "Mama, kenapa wajah Mama merah? Apakah Mama sakit?" Mendengar kalimat Ansel, seketika Aleena mengangkat wajah dan menatap Ethan. Buru-buru dia mengalihkan pandangan, dia tidak berani untuk menatap suaminya. Rasanya seperti jantung akan meledak jika bertemu pandang dengannya. "Tidak, mama hanya lelah dan ingin istirahat saja. Lebih baik sekarang kita tidur, ya?" Aleena benar-benar menghindari kontak mata dengan Ethan. Dia langsung menarik selimut, menutupi tubuhnya dan Ansel. Dalam hati berharap bahwa tidak akan ada lagi pertanyaan serta hari langsung berganti menjadi pagi. Baru saja Aleena mendengarkan embusan napas Ansel yang

  • Bermalam Dengan CEO   62. Ketidaksengajaan yang Semakin Mendekatkan Mereka

    Aleena tersenyum saat pandangan matanya bertemu dengan Ansel. Dia baru saja menemani putranya konsultasi dengan psikolog. Hasilnya pun sudah sesuai dengan dugaan bahwa Ansel mengalami gangguan trauma pasca penculikan. Namun, melihat bocah itu yang sudah mau berinteraksi dengan orang lain, meski belum sembuh benar sudah merupakan hal yang baik. Mereka diminta untuk terus menemaninya kemanapun bocah itu pergi.Aleena berpikir bahwa masih belum terlambat, dia pasti akan mengusahakan yang terbaik untuk putranya. Berharap ke depannya juga akan ada beberapa terapi ataupun pengobatan supaya bisa mengembalikan keceriaan di wajah Ansel. Melihat suasana sekitar dan ternyata dirinya masih tidak mendapati Ethan berada di sana, seketika Aleena diliputi perasaan kecewa. Pria itu sudah berjanji untuk menyusul mereka di rumah sakit tetapi sekarang nyatanya janji itu hanya omong kosong belaka."Ma, ayo, kita pulang!" ajak Ansel setelah dia menghabiskan ice cream di tangannya.Aleena langsung memasan

  • Bermalam Dengan CEO   61. Ancaman Menantu pada Mertua

    Setelah mengatakannya, Aleena langsung berdiri dan meninggalkan Ethan yang masih termenung memikirkan kata-katanya. Dalam hatinya ada sedikit rasa malu karena secara tidak langsung, dia telah mengungkapkan perasaannya. Saat sampai di depan pintu lift, Aleena terdiam sejenak dan melihat tempat dimana Ethan masih duduk tanpa bergerak sedikitpun. Seketika itu juga hatinya diliputi perasaan kecewa sebab berharap bahwa pria itu akan mengejarnya dan menanyakan lebih jelas tentang perasaannya. Tetapi, yang terjadi adalah Ethan masih duduk di kursi taman tanpa berniat untuk mengejarnya.Aleena tersenyum merutuki kebodohannya. Mana mungkin Ethan melihatnya sebagai seorang wanita ketika tembok yang menghalangi mereka begitu tinggi dan sulit untuk dihancurkan. Pada akhirnya dia memilih untuk masuk ke dalam lift meninggalkan Ethan sendirian.Tanpa diketahui oleh Aleena, Ethan terdiam sebab memikirkan kata-katanya. Dia tidak mau menjadi salah paham dan mengira Aleena sudah mulai bisa membuka hati

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status