Share

Bab. 5. Keputusan Final

Author: Daeng Sanngin
last update Last Updated: 2025-03-03 20:44:04

“Sayang, kakak kalian masih beristirahat jangan ribut gitu dong,” ucapnya Bu Rasmi dengan lembut.

“Tapi, Ma kayaknya ada kesalahpahaman di sini! Bukannya Mas Dimas yang menjadi calon suaminya kakak, lah kenapa berubah menjadi bocah ingusan!” ejek Esra yang memperhatikan Akmal dari atas hingga ujung kaki.

“Gue memang bocah tapi gue sudah bisa buat bocah loh. Emang kalian mau berapa gue jabanin deh sekalian mumpung calon mamanya cantik,” gumamnya Akmal sambil tersenyum smirk.

Ada-ada saja ini Akmal sifat tengilnya muncul lagi. Dia kembali memperhatikan apa yang mereka bicarakan.

“Betul banget,kan dua bulan lagi kakak Erina menikah dengan Mas Dimas kenapa bisa dalam semalam calonnya langsung berubah! Ini sungguh lelucon yang tidak masuk akal,” sahutnya Elma.

Pak Irfan hanya tersenyum tipis mendengar ocehan kedua anaknya yang memang seperti itulah karakter mereka, jika tidak ada orang lain bersamanya.

Hubungan kekeluargaan mereka tidak kaku dimana anak takut-takut dan ragu mengutarakan perasaannya dan pemikirannya tapi tetap mereka mengedepankan kesopanan.

“Kita tunggu saja kakakmu bangun, barulah kita bisa pastikan apa yang sesungguhnya sudah terjadi,”

“Aku sungguh nggak percaya kalau kakak Erina sampai nekat ingin bundir segala hanya karena patah hati,” Esra kembali bersuara.

“Kakak itu wanita tangguh so enggak mungkin banget lah kalau sampai demi Dimas si cowok matre itu sehingga kakak memilih mengakhiri hidupnya! Itu sudah diluar prediksi BMKG,” Elma hanya geleng-geleng kepala mengingat perkataan Akmal.

“Maaf itu haknya kalian mau berbicara apa, berargumen apapun karena memang apa yang saya lihat semalam seperti itulah kenyataannya,” ujarnya Akmal yang akhirnya memiliki keberanian menatap ke arah Pak Irfan bapak Kapolda satu itu.

Mereka duduk saling berhadapan di atas sofa sambil menunggu Erina siuman. Akmal gelisah karena hari ini dia ada mata kuliah yang harus diikutinya,tapi karena ponselnya terjatuh ke dalam sungai sehingga dia kesulitan menghubungi ketua tingkat untuk meminta ijin tidak masuk hari ini.

“Esra kamu nggak ngajar Nak?” tanyanya Bu Rasmi.

“Aku hari ini libur Mah, besok siang baru masuk,” jawabnya Esra sambil memainkan ponselnya.

Bu Rasmi melirik ke arah Elma,” aku kuliah sore Ma, cuma satu mata kuliah,” balasnya Elma calon dokter anak itu.

Terjadi keheningan di dalam ruangan rawat VIP tersebut hanya terdengar dentingan jarum jam yang terpasang di dinding. Hingga Bu Rasmi mendengar suara lenguhan kecil dari arah ranjang.

“Putriku sudah bangun, Mas,” ucapnya sambil berjalan tergopoh-gopoh menuju ke arah ranjang dimana Erina sudah terduduk di atas ranjangnya.

Akmal bernafas lega karena Erina sudah bangun berarti dia bisa pamitan untuk pulang ke kosannya dan cepat-cepat pergi ke kampusnya.

“Alhamdulillah putri tidur kita sudah bangun,” gumamnya.

Erina menyapu setiap sudut ruangan itu dan tatapan matanya tertuju kepada seorang pemuda berusia 19 tahun duduk yang balas menatapnya juga.

“Mah, Pah aku dan Dimas sudah putus dan kami sepakat untuk mengakhiri segala hubungan yang pernah terjalin diantara kami,” ujarnya Erina tanpa beban sedikitpun yang tergambar dari wajahnya.

“Astaga dragon jadi apa yang dikatakannya benar adanya! Gue kirain hanya omongan tak bermutu,” celetuk Elma.

“Pasti karena ada orang ketiga kan yang menyebabkan hancurnya hubungan pertunangan kakak?” Tebaknya Esra.

Erina memicingkan matanya melihat ke arah adiknya itu,” maksudnya apa! Jangan-jangan kamu sudah tau kalau Dimas adalah pria paling brengsek dan matre yang kakak kenal!?”

Esra mengambil ponselnya terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan dari kakaknya.

“Ini beberapa rekaman video dan foto-foto yang tanpa sengaja aku ambil beberapa hari lalu, cuma maafkan aku nggak sanggup melihat kakak sedih, kecewa dan menderita gara-gara kelakuan minusnya,” Jelasnya Esra.

“Emang pria makondo saja! Pria semacam itu adalah pria yang tidak pantes mendapatkan cinta yang tulus dan gue yakin dia bakal menderita lebih lama dari apa yang kakak alami,” kesalnya Elma.

Bu Rasmi memeluk putri sulungnya itu,” astaghfirullahaladzim kenapa bisa kalian bisa memutuskan hubungan yang sudah lama kalian bina apalagi tidak lama kalian akan menikah.”

“Dimas bukan pria yang pantas untuk menjadi calon imanku di dunia hingga ke til Jannah, dia hanya memanfaatkan kebaikan Kita semua termasuk kebaikannya Papa, aku tidak ingin mengungkit dan mengingat masa lalu kami,” imbuhnya Erina.

“Jadi karena itu kamu memilih jalan pintas untuk mengakhiri hidupmu Nak? Untungnya ada Nak Akmal yang menyelamatkan kamu jika tidak mungkin hari ini Kita semua tidak akan pernah berkumpul seperti saat ini,” ucap Pak Irfan.

Erina menepuk kepalanya dengan pelan," amit-amit jabang bayi Pah kalau hanya demi seorang pria yang tidak layak dan pantas aku tangisi malah buatku harus bundir!"

Erina mengarahkan pandangannya ke arah Akmal yang kepalanya sudah besar sebesar biji jagung karena mendapatkan pujian dari calon mertuanya.

“Itu hanya salah paham Pah, semalam aku hanya berdiri di jembatan tapi tiba-tiba kepalaku puyeng,penglihatanku kabur hingga kakiku tergelincir jadi aku jatuh deh ke dalam sungai,” Erina pun menjelaskan kronologis kejadiannya narasinya hampir sama dengan apa yang dijelaskan oleh Akmal.

Semua orang menutup mulutnya saking terkejutnya kalau Erina harus dan wajib menikah dengan bocah yang usianya berbeda jauh dengannya.

“Kakak usia kalian itu berbeda empat belas tahun! Apa kakak mau menikahi bocah itu!? Malah lebih tuan gue,” ujarnya Elma sambil menghitung jari jemarinya.

“Kakak 33 tahun, gue 27 sedangkan Elma 21 tahun lah calon suaminya kakak 19 tahun! Ini sungguh sudah diluar nurul sumpah Kakak ini kayak cerita-cerita di novel online yang sering gue baca,’ ucapnya Esra.

“Aku sudah putuskan kalau kami akan segera menikah, aku gak mau diarak keliling kampung tanpa memakai pakaian apapun kalau aku menolak dan membatalkan rencana pernikahan kami,” cicitnya Erina yang pasrah dengan nasibnya.

Bu Rasmi melihat ke calon anak menantunya itu,” umur tidak jadi masalah bagi kami dan juga bukan menjadi patokan dan tolok ukur untuk meraih rumah tangga yang sakinah mawadah warahmah, contohnya Dimas dia lebih tua dari Esra tapi ternyata kelakuannya lebih mirip dengan anak SD.”

“Usia tidak menentukan apakah orang itu berpikir dewasa dan bijaksana. Umur itu hanya deretan jumlah angka-angka. Papa yakin Nak Akmal bisa membimbing kamu menjadi istri yang sholeha,” ucapnya Pak Irfan yang meyakini kalau Akmal bisa membahagiakan putri pertamanya.

Erni dan kedua adiknya terdiam mencerna setiap kata yang terucap dari kedua orang tuanya.

“Bagaimana dengan Olivia apa dia akan menerima kalau gue menikahi perempuan lain?”

“Jadi, kapan kedua orang tuamu menemui kami Nak?” Tanyanya Pak Irfan.

Akmal tersentak dari lamunannya ketika mendengar suara bariton dari pak Irfan.

“Maaf Pak kebetulan hpku rusak eh tenggelam maksudnya ke dasar sungai waktu menyelamatkan putrinya bapak, jadi kalau bisa saya meminta tolong untuk meminjam hp untuk menghubungi kedua orang tuaku,” pintanya Akmal.

Kedua orang tuanya Akmal malah bahagia mendengar kalau putranya akan menikah dengan seorang polwan cantik. Hanya kakaknya saja Akmal yaitu Arsyila yang ngomel-ngomel karena harus dilangkahi oleh adiknya itu. Arsyila merasa dia seharusnya duluan menikah mengingat usianya lebih tua lima tahun dari Akmal.

Beberapa hari kemudian….

Akmal menyapu setiap area kantor polisi tempat kerja calon istrinya. Dia janjian dengan Erina untuk mendatangi tempat percetakan undangan, gedung yang akan mereka sewa, fitting baju pengantin dan juga akan melakukan foto prewedding.

Akmal menghubungi nomor ponselnya Erina calon istrinya,” ya Allah seperti ini rasanya yah menjadi calon suami dari seorang polisi.”

Akmal tidak jadi menghubungi nomor ponselnya Erina karena wanita dewasa lebih mirip anak 20an itu sudah berjalan ke arahnya dengan wajah dinginnya.

“Maaf membuatmu lama,” ujarnya Erina.

“Gue baru nyampe kok, kita berangkat sekarang?”

Erina menatap jengah calon suami brondongnya itu, “Nggak! tapi tahun depan saja.”

Akmal nyengir lebar mendengar perkataan dari Erina,” kita pakai motor atau mobilnya Mbak?”

“Gue mau dibonceng sama calon suami gue, kayaknya sensasinya lebih asik dan seru,” ujarnya Erina seraya meraih helm dari dalam tangannya Akmal.

“Mbak gak risih atau malu gitu naik motor butut denganku?” Tanyanya Akmal.

“Nggak, malahan gue pengen rasakan gimana dibonceng sama calon suami sendiri,” Erina memakai helmnya kemudian naik ke atas jok motornya Akmal.

Akmal dengan senang hati memenuhi keinginan dari Erina, mereka sesekali bercanda bersama. Kelihatan mereka kayak sudah lama saling kenal padahal baru dalam hitungan hari.

“Mbak, kita mampir makan bakso dulu yah,” Akmal sedikit meninggikan volume suaranya karena bertabrakan dengan desiran angin.

“Bakso! Kayaknya asyik tuh. Oke!” balasnya Erina yang langsung ngiler mendengar kata bakso.

Erina cukup terhibur dan bahagia karena bisa merasakan rasanya dibonceng selama hidupnya dia biasa diantar jemput memakai mobil.

Erina merentangkan kedua tangannya,” angin gue happy putus dengan manusia benalu itu!”

Akmal hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah lakunya wanita dewasa tapi kayak anak abg saja.

Keduanya sudah berjalan masuk ke dalam warung bakso, tapi langkah mereka terhenti ketika tiba-tiba ada wanita seksi yang memeluk tubuh Akmal dari belakang.

“Sayang kok baru kelihatan, gue cariin di kampus tapi katanya hari ini kamu ngga masuk,”

Erina sampai membelalakkan matanya melihat perempuan muda itu yang seperti tokek saja nempel di tubuhnya Akmal.

“Perempuan ini siapanya Akmal?” Erina risih dan kesal melihat perempuan yang bergelantungan kayak kera di lengan kekarnya Akmal.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 66

    Erina menyelesaikan pekerjaan berkebunnya karena bibit cabai dan tomat sudah ditanamnya serta beberapa jenis bunga-bunga yang sangat cantik dan elok dipandang mata.Erina berjalan ke arah dalam dan mendapati suaminya sudah selesai mandi. Hal itu terlihat dari air yang mengalir dari ujung rambutnya yang sedikit gondrong hingga membasahi wajahnya.“Masya Allah, suaminya siapa sih ini gantengnya pake banget,” pujinya Erina yang selalu tak sungkan-sungkan mengungkapkan pujiannya di depan suaminya.Arshaka tersenyum lebar,” istriku selalu jujur sekali-kali bohong kenapa,” candanya Arshaka sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.“Tungguin Mas, aku mau bantuin keringkan rambutnya Mas,” pintanya Erina sambil berjalan perlahan menuju kamar mandi karena ingin membersihkan tubuhnya terlebih dahulu.“Nggak usah istriku repot-repot biarkan Mas saja yang melakukannya,” tolaknya secara halus Arshaka yang tidak ingin membuat istrinya sedih dan kecewa.Erina berhenti sejenak kemudian menjaw

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 65

    “Maksudnya Mas apa? Maaf kami nggak paham,” sahut Arshaka yang kebingungan.“Lah kenapa Mas Rian mencegah kami melaporkan tindakan kriminal yang dialami oleh teman kami? Apa Mas Rian nggak suka kalau kami menuntut keadilan untuk teman kami?” Tanyanya Bimo yang menyanggah ucapannya Rian.“Mas Rian, sahabat kami ini mengalami kasus percobaan pembunuhan dan perampokan kalau tidak dilaporkan ke polisi penjahatnya akan bebas berkeliaran di luar sana dan bisa saja mereka akan melakukan kejahatan lagi,” protes Damar yang keheranan.Rian pun mulai menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, semua orang menutup mulutnya saking terkejutnya mendengar penjelasan dari Rian tersebut.Bugh!!“Arghh!!” Teriaknya Arshaka yang meluapkan amarahnya, emosinya, dan kekesalannya melalui tinjuannya.Arshaka meninju tembok saking greget dan marahnya ketika mengetahui kalau adik iparnya hampir saja di perkaos oleh sahabatnya sendiri.“Brengsek! Apa yang terjadi padamu Nabil!?” murkanya Arshaka.Bimo dan Damar pun

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 64

    Rian keheranan ketika sudah berada di dalam sebuah kamar yang ditempati oleh Elma.“Apa yang terjadi di dalam sini?” Tanyanya Rian sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling tempat tersebut.Elma akhirnya bisa bernafas lega setelah kedatangan calon kakak iparnya.“Syukurlah Pak Rian sudah datang, aku mohon bantuin aku untuk mengamankan pria menjijikkan itu!” Pintanya Elma sambil menunjuk ke arah Nabil yang sudah terkapar tak berdaya.“Kamu tidak apa-apa kan? Tuan Muda Athalla juga kondisinya baik-baik saja kan?” Tanyanya Rian yang mengkhawatirkan kedua ibu dan anak itu.“Alhamdulillah, aku dengan putraku baik-baik saja. Bapak bisa kan membawa pergi jauh orang ini? tapi biarkan saja dia hidup seperti layaknya orang gila agar tidak ada lagi korban yang berjatuhan dari perbuatannya terkutuknya,” pintanya Elma sambil menidurkan anaknya yang terganggu ketika Elma menghajar Nabil.“Kamu sendirian yang menghajar pria lucknut itu!?” Tanyanya Rian dengan nada tidak percaya dengan apa yang d

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 63

    Apa yang terjadi di rumahnya Nabil berbeda halnya dengan yang terjadi di sebuah rumah minimalis sederhana di suatu kompleks perumahan kelas menengah.Alarm berbunyi nyaring membuat kedua pasangan suami istri yang baru saja terlelap beberapa jam harus kembali terjaga.Erina menyibak selimutnya,tapi baru hendak bangun sebuah tangan kekar melingkar di atas perutnya.“Sayang dingin,” ucapnya parau Arshaka.“Pake selimut toh Mas,” balasnya Erina sambil mencepol rambutnya.Arshaka masih memejamkan kedua kelopak matanya,” istriku yang dibawah juga bangun loh pengen ditidurkan boleh yah?” Pintanya Arshaka.“Mas Shaka, sudah hampir jam tiga loh, aku belum masak apapun,” protes Erina karena tubuhnya masih sedikit pegal gara-gara gempuran suaminya yang setiap hari semakin gesit lincah dan tangguh kokoh tak tertandingi.Arshaka bangun tapi tangannya belum berpindah dari pinggangnya Erina,” sekali saja, please yah sayang! Mas yang akan masak kamu istirahat saja setelah ini.” mohon bantuannya Arsha

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 62

    “Makasih banyak sudah diantar saking sayangnya sampai-sampai di antar sampai depan pintu lagi,” ucapnya Esra sebelum memasuki rumahnya untuk berpamitan dengan Rian. Rian terkekeh mendengarnya, “Kamu selalu ucapin makasih, apapun yang Abang berikan pasti kamu ngucapin makasih,” ujarnya Rian. Esra tersenyum manis,” kan memang gitu anjurannya dan kebiasaan yang diajarkan dalam agama kita yaitu mengucapkan ucapan makasih banyak kalau mendapatkan pertolongan dari siapapun nggak pandang bulu apakah itu calon suami atau istri.” “Iya yah Bu guru cantik, muridmu ini paham dengan apa yang kamu katakan. Kalau gitu Abang pamit yah, titip salam sama Mama Papa. Insya Allah besok pagi Abang yang akan menjemput dan mengantarmu ke rumah sakit,” Rian memperlihatkan senyuman terlebarnya. Esra melebarkan senyumannya mendengar balasannya Rian,tetapi tiba-tiba tanpa permisi dan meminta ijin terlebih dahulu, Rian langsung mencium pipinya Esra ketika Esra berbalik badan berniat berjalan masuk ke dalam

  • Berondong Pilihan Polwan Cantik    Bab. 61

    “Makasih banyak atas niat baiknya Bu Aisyah, tapi maaf bukan waktu yang tepat untuk menjawab permintaannya ibu lagian putri kami juga tidak ada saat ini dan kami tidak mengetahui keberadaannya,” imbuhnya Pak Irfan.Bu Rasmi memegangi punggung tangan calon besannya, “Kami sebagai orang tuanya tidak pernah mengambil keputusan apapun dalam hidup anak-anak kami tanpa meminta persetujuan dari mereka.”Bu Aisyah tersenyum simpul,” kami akan menunggu sampai Elma kembali dan kami akan membantu kalian mencari Elma dan cucu kita. Aku yakin mereka pasti baik-baik saja dan hanya bersembunyi dari kejaran Ebrahim yang dikiranya akan memisahkan mereka dan aku yang akan menjadi jaminannya kalau putraku Ebrahim tidak bakalan merebut hak asuh baby Athalla.”“Kami juga berjanji akan secepatnya menemukan calon istrinya putraku dan cucu pertama kami jadi kalian tenang dan jangan pernah berfikir yang aneh-aneh,” sahutnya Pak Kharis.“Yakin dan percayalah kalau Elma dan baby Athalla pasti baik-baik saja. Ma

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status