Beranda / Romansa / Bersinar Usai Bercerai / Bab 1 : Tak Sengaja Bertemu Mantan Suami

Share

Bersinar Usai Bercerai
Bersinar Usai Bercerai
Penulis: Anquin Dienna

Bab 1 : Tak Sengaja Bertemu Mantan Suami

Penulis: Anquin Dienna
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-03 15:38:25

"Baik, kita sudahi rapat kali ini. Saya tunggu laporan selanjutnya di minggu depan," ujar Davika disertai senyuman yang selalu terkembang di bibir ranumnya. Tak hanya parasnya yang cantik, Davika juga tipikal orang yang ramah terhadap siapa pun. 

Wanita berjilbab peach itu membereskan beberapa file dan laptop di ruang rapatnya. Di usia 35 tahun, ia mencapai puncak kejayaan kariernya. Wanita itu berhasil menghidupkan kembali butik fashion yang pernah dirintis kedua orangtuanya menjadi salah satu butik terbaik di beberapa kota di Jawa Barat dan Banten. Selain itu, ia juga menjadi salah satu distributor terbaik dari brand skincare B ERL Cosmetics dengan penjualan perbulan mencapai 6000-8.000 produk. Tak hanya itu, Davika juga menjadi salah satu selebgram yang sering dilirik beberapa brand ternama untuk menjadi brand ambassador produk-produknya.

"Bu, ada beberapa brand menghubungi manajer Ibu dan meminta Ibu menjadi model untuk mengiklankan produk-produknya di i*******m. Bagaimana?" tanya Raissa, sekretarisnya, saat Davika ke luar dari ruang rapat.

"Simpan dulu proposalnya di meja saya ya, Sa. Nanti saya coba pelajari terlebih dahulu. Mungkin keputusannya besok atau lusa," sahut Davika seraya meraih ponselnya di dalam tas.

"Baik, Bu. Kalau begitu saya permisi." Davika mengangguk seraya tersenyum ramah pada Raissa. 

Senyum wanita itu terkembang setelah melihat layar ponselnya. Baru saja ia mendapatkan berita dari Umi Masriyah bahwa Keenan menjadi salah satu Hafidz terbaik di Pondok Pesantren Al-Madinah. Ah, Keenan anak lelaki yang paling ia sayangi selama 15 tahun itu benar-benar anugerah terbaik yang Allah berikan padanya. Selain parasnya yang rupawan, Keenan juga anak yang shaleh, baik, penurut, serta pintar. 

"Alhamdulillah, terimakasih Umi untuk informasinya. Tolong sampaikan kepada Keenan bahwa saya sangat bangga padanya, Um. Terima kasih sudah jadi cahaya di kehidupan Mami, dan minggu depan Mami akan berkunjung ke pondok. Jaga kesehatan ya shaleh!" Begitulan isi pesan balasan yang Davika ketik di layar ponselnya. Sebenarnya ia ingin sekali menelepon Keenan.

"Sudah Umi sampaikan Mam. Kata Keenan, dia ingin menelepon Mami, apakah Mami bisa menerima telepon dari Keenan sekarang?" tanya Umi Masriyah di dalam pesan w******p yang Davika terima.

"Silakan, Um." 

Tak lama muncul panggilan video dari ponsel Umi Masriyah. Memang di Pondok Pesantren Al-Madinah para santri tidak diizinkan memiliki ponsel. Oleh karena itu, Keenan hanya bisa berkomunikasi dengan sang ibu lewat telepon umum di pondok atau video call lewat ponsel wali kelasnya.

"Assalamualaikum, anak shaleh. Bagaimana kabarnya?" sapa Davika ramah.

"Alhamdulillah, Keenan baik Mam. Mami sehat?" tanya anak lelaki bermata sipit dan berhidung bangir itu.

"Alhamdulillah, Mami juga sehat, Sayang." Davika tiba-tiba menitikkan air mata.

"Mami kok nangis sih, harusnya Mami seneng dong Keenan jadi hafidz terbaik. Ini kado buat Mami yang udah sayang banget sama Keenan dan selalu berjuang buat Keenan." Anak lelaki berlesung pipi itu menguar senyum bahagia. Ia sangat menyayangi Davika, ibunya. Begitu banyak luka yang ibunya tanggung dan kini saatnya ia membuat ibunya bahagia dengan berbagai prestasinya.

" Oya, Mami janji ya minggu depan berkunjung ke sini, Keenan kangen," pinta Keenan manja. Meski ia laki-laki, tetapi Keenan memang tipikal anak yang sangat dekat dengan ibunya. Wajar saja karena selama 10 tahun ini ia memang hanya mengenal kasih sayang Davika. Ayahnya? Ah, entahlah Keenan sudah tak mengingatnya.

"Iya, Sayang. Mami pasti dateng ke pondok." 

Setelah berbincang selama kurang lebih lima belas menit, ibu dan anak itu memutuskan sambungan video call. Davika mulai mengecek jadwalnya di g****e calendar. Ternyata hari ini ia ada janji dengan pemodal yang ingin membuka cabang La Moda di Bali. Mereka memilih meeting di Restaurant Hotel Morella. Wanita itu segera turun ke basement dan mengendarai mobilnya.

Sesampainya di lobby hotel ia langsung disambut sekretaris Devanno. Davika langsung menghampiri investor sekaligus general manager yang sudah bekerja sama dengannya hampir 5 tahun lamanya.

"Duduk, Vik," perintah Devanno.

"Gimana Van? Udah sampe mana pembangunan butik di Bali?" tanya Davika setelah memesan menu.

"Sebentar lagi rampung, Vik. Tinggal penyelesaian beberapa ornamen dan menata pakaian-pakaian yang akan di pajang." Devanno berbicara sambil menyeruput americanno coffee latte kesukaannya. Lelaki tampan berwajah blasteran Indonesia - Korea itu menyunggingkan senyuman khasnya. Ia mulai menjelaskan lebih detail mengenai proyek butik yang akan mereka buka sekitar dua atau tiga mingguan lagi. 

"Vik, menurutku apa enggak sebaiknya kamu juga buka store cabang B Erl di Bali? Kita buat tokonya bersebelahan dengan butik La Moda. Kemarin aku survei ternyata bangunan sebelah La Moda masih kosong dan belum ada penyewa. Gimana?" Air muka Devanno tampak serius. 

"Nanti kita rapatkan secara terpisah ya, Van. Baiknya, sekarang kita fokus dulu dengan peresmian La Moda di Bali. Aku juga emang kepikiran sih buat buka cabang B Erl di sana, apalagi agen dan reseller aku juga sebagian ada yang domisilinya di sana." Davika memasukkan potongan tenderloin steak ke mulutnya.

"Sorry, Vik. Ada saus di bibirmu." Devanno refleks mengelap saus di bibir Davika dengan tissue. Hal itu sontak membuat Davika sedikit tersentak. Ada rasa aneh yang menjalar di hati Davika.

"Enggak apa-apa Van biar aku aja." Davika langsung menghentikan Devanno dan mengambil tissue dari lengan lelaki jangkung itu. Ia tak mau mengembangkan perasaan lebih pada Devanno. Trauma masa lalunya masih menjadi momok yang menakutkan baginya. Ia tak mau kembali diperbudak oleh cinta. Toh, cinta dari mantan suaminya pun bisa hilang dengan mudahnya setelah mendapatkan bunga baru.

Setelah itu, keduanya sibuk dengan makanan masing-masing sambil sesekali berbincang dan membahas proyek La Moda. 

"Thanks ya, Van. Kamu udah banyak banget bantu aku dari awal aku rintis butik ini." Davika tersenyum tulus.

"It's okey. Aku juga bantu kamu karena memang proyek ini cukup menjanjikan. Terbukti kan? Selama 5 tahun ini La Moda selalu diburu oleh pecinta fashion. Sejujurnya lelaki yang usianya terpaut lebih tua tiga tahun dari Davika itu sudah lama menaruh hati pada Davika. Namun, ia hanya bisa menyimpan rapat-rapat perasaannya karena Davika takpernah welcome pada laki-laki.

Sebenarnya, bukan Davika tak peka. Wanita itu juga menyadari tentang Devanno yang memiliki perasaan lebih padanya. Namun, Davika terlalu takut untuk menjalin hubungan baru. Padahal, perpisahannya dengan sang mantan suami sudah berlalu selama hampir sepuluh tahun. 

"Davika?" Sebuah suara laki-laki yang cukup Davika kenal membuat perbincangan antara dua pengusaha itu terhenti.

"Kak Rafi?" Mata wanita itu membulat sempurna. Devanno menatap Rafi dengan raut wajah tak bersahabat. Lelaki itu merasa terusik karena ia tahu betul Rafi adalah mantan suami yang membuat Davika trauma terhadap laki-laki.

"Vik, ikut Kakak sebentar!" Tanpa persetujuan Davika, Rafi dengan seenaknya mencengkram lengan Davika. Wanita itu belum sadar sepenuhnya karena terkejut dengan kedatangan mantan suaminya. Devanno langsung menghalau keduanya dan menarik paksa lengan wanita pujaannya.

"Sorry, Bro. Saya dan Davika masih ada bisnis yang perlu didiskusikan. Jika Anda ingin berbicara dengannya tunggulah sampai kami selesai." 

Setelah menunggu selama hampir satu jam, Rafi memaksa Davika untuk berbicara dengannya.

"Vik, Kakak enggak akan basa-basi, Kakak ingin kita kembali bersama." Mata Davika kembali membulat sempurna. Seketika memoar luka yang ia hapus selama 10 tahun kembali menerjang ingatannya.

================

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Bersinar Usai Bercerai   Extra Part

    "Duduk,Vik." Devanno menatap istrinya yang baru saja masuk dan membuka pintu kamar. Davika langsung menghampiri Devanno dan terduduk di samping lelaki berhidung bangir itu sesuai dengan perintah imamnya. Dengan jantung yang bertalu, Devanno meraih kedua tangan wanitanya dan menatap Davika dalam. "Vik, thanks ya kamu udah mau jadi istriku."Devanno mengucapkan kalimat itu seraya mencium punggung tangan istrinya. "Kamu tahu, Vik, memilikimu adalah salah satu anugerah terbesar yang Allah berikan untukku. Aku akan selalu memastikan tak ada air mata yang akan kamu keluarkan di dalam bahtera rumah tangga kita." Lagi, lelaki tampan berlesung pipi itu menyunggingkan senyuman secerah mentari pagi sehingga membuat ketampanannya naik berkali-kali lipat."Makasih juga buat kesabaranmu menanti hatiku terbuka untuk menerima kamu, Van," balas Davika seraya tersenyum tulus."Aku enggak keberatan nunggu kamu, Vik. Jauh di dalam sini selalu ada namamu dalam doaku." Devanno menunjuk ke dadanya seray

  • Bersinar Usai Bercerai   Bab 48 : Happy Ending

    Bab 48 : Happy EndingPesta pernikahan itu berlangsung dengan sangat meriah. Pernikahan Davika dan Devanno dilangsungkan di sebuah gedung pernikahan terkenal daerah Bandung dengan mengusung konsep mewah dan elegan. Dekorasi utama gedung pernikahan tersebut menggunakan perpaduan warna gold dan hitam. Dari arah pintu masuk, para tamu undangan disuguhkan dengan foto-foto pre-wedding Davika dan Devanno dengan bermacam-macam pose jarak jauh tanpa bersentuhan. Walaupun tanpa bersentuhan, foto-foto itu tetap menarik perhatian dan memberikan kesan mendalam bagi orang yang melihatnya. Jika diamati, pose-pose itu menyiratkan bagaimana perjuangan Devanno memendam perasaan selama hampir lima tahun lamanya pada sosok Davika. Foto terakhir menampilkan remake pose saat Davika menerima lamaran Devanno di depan kantor La Moda.Saat memasuki aula utama, para tamu yang hadir disuguhkan dengan pemandangan dekorasi pernikahan yang memikat mata. Lampu gantung berwarna gold panjang menjuntai menghiasi lang

  • Bersinar Usai Bercerai   Bab 47 : Mengejar Restu

    Bab 47 : Mengejar Restu Devanno mengantar Davika pulang selepas makan bersama. Lelaki berhidung mancung itu tersenyum semringah selama perjalanan mengantarkan Davika ke kediamannya yang berada di sebuah cluster mewah daerah Dago. Senyuman semanis gula-gula tercetak sempurna di bibir lelaki tampan itu. “Aku pulang dulu ya, Vik. Besok aku jemput lagi.” “Enggak usah, Van. Besok aku bisa naik go-car atau grabcar,” tolak Davika. Ia tidak mau bergantung atau menyusahkan Devanno.“Lho kok punya punya calon suami malah pengen naik ojek online.” Devanno mencebik.“Belom resmi, di restoran kan aku udah bilang kamu minta izin dulu ke orangtuamu dan minta izin pada mamaku dan Kak Aldo. Kalo udah dapet restu, baru deh beneran jadi calon suami.” Kalimat yang diucapkan Davika memang lembut dan tanpa tekanan. Akan tetapi rasanya langsung menohok Devanno. Perempuannya ini memang paling pintar mendebat apa pun yang diucapkan Devanno.“Iya-iya, secepatnya aku minta izin. Besok pun kalau kamu minta ak

  • Bersinar Usai Bercerai   Bab 46 : Berbuah Manis

    Bab 46 : Berbuah Manis Tak mau berlama-lama, Davika langsung menyambar ponsel dan tasnya menuju lobi kantor La Moda. Ia penasaran dengan apa yang dikatakan Raissa tentang kedatangan Devanno. Bagaimana mungkin Devanno datang sebagai tunangannya? Dalam rangka apa? Kenapa ekspresi Raissa harus mengulum senyum seperti tadi? Berbagai pertanyaan menari-nari di kepala Davika.Wanita cantik bertubuh proporsional itu segera menekan lift menuju lantai dasar. Hari ini Davika terlihat lebih anggun dengan setelan outer blazer berbahan dasar katun tweed motif kotak-kotak berwarna dasar putih, cream, dan cokelat susu. Blazer itu dipadukan dengan rok slimfit berwarna cokelat tua berbahan dasar leather. Di kaki jenjangnya terpasang sepatu boots berwarna putih membuat penampilannya semakin terkesan berkelas. Wajah selebgram sekaligus owner butik La Moda itu tampil segar dengan konsep make up natural look. Wajah nge-glazed-nya dilapisi beberapa produk make up dari brand B Erl Cosmetics. Salah satu pro

  • Bersinar Usai Bercerai   Bab 45 : Aksi Percomblangan

    Bab 45 : Aksi Percomblangan“Papi ….” Sejenak Rafi menggantungkan kalimatnya, terasa berat. Namun, apa boleh buat. Pada akhirnya Rafi memang telah kalah, kalah dari permintaan sederhana Keenan. Setitik air kembali terjatuh di pelupuk matanya. Baiklah asalkan Keenan mau kembali ke pelukannya, Rafi akan menghapus keinginannya untuk kembali merajut kasih dengan Davika. Setidaknya Rafi bisa memperbaiki hubungannya dengan Keenan dan menyelamatkan garis keturunan keluarga besarnya. Rafi menghidu napas beberapa kali sebelum menjawab pertanyaan Keenan.“Papi janji, Papi enggak akan ganggu Mami Keenan lagi.” Dengan hati yang patah, akhirnya Rafi melontarkan janjinya pada putra semata wayangnya. Janji yang sebaiknya tak Rafi ingkari, jika tak ingin berimbas pada kepercayaan Keenan padanya. Terasa sangat berat, tetapi rasanya sedikit melegakan. Karena buah dari janjinya, Keenan kembali bersikap manis padanya. “Keenan pegang janji Papi, ya. Keenan harap Papi akan menemukan kebahagiaan lain, m

  • Bersinar Usai Bercerai   Bab 44 : Kejujuran Keenan

    Bab 44 : Kejujuran Keenan“Kangen?" Keenan tersenyum mengejek dan menggantung kalimatnya membuat udara yang Rafi hirup semakin terasa menyesakkan. “Rasa itu udah lama hilang semenjak Papi melupakan Keenan dan Mami sepuluh tahun lalu."Anak lelaki itu menatap ayahnya dalam. Kali ini tanpa air mata atau pun rasa sesak yang membelit dada. Keenan sudah berhasil melepaskan beban luka di pundaknya. Ia bisa dengan tegar memandang sang ayah tanpa rasa takut atau pun trauma. Keenan sudah bertekad untuk melepaskan masa lalu, agar ibunya pun bisa melakukan hal yang sama."Keenan akui, dulu saat Keenan masih TK atau SD mungkin sampai kelas tiga Keenan masih sering merindukan Papi. Sampai-sampai Keenan sering bolak-balik masuk rumah sakit karena asma Keenan kambuh tiap kali Keenan ingin bertemu Papi.” Bayangan luka masa lalu itu mulai mengoyak pertahanan Keenan. Kilasan-kilasan memoar itu berkelindan di kepala menyisakan pil pahit yang terasa menempel di kerongkongan.“Seiring berjalannya waktu,

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status