"Kamu bukannya dari tadi teriak-teriak saja, mengganggu tetangga di sini. Mosa tadi sepertinya juga sudah mengusir kamu tetapi kamu saja yang ngeyel. Lebih baik kamu pergi!" usir tetangga Mosa."Mosa, keluarlah! Ada yang ingin aku sampaikan," teriak Roni kembali.Mina yang mendengar itu pun menengok Mosa untuk tidak menemui Roni lagi. "Sepertinya aku harus keluar sebentar, Bu. Daripada ribut-ribut di depan rumah, nggak enak sama tetangga," ucap Mosa. Lalu membuka pintu.Ceklek."Akhirnya kamu keluar, Mosa! Aku minta maaf, kalau …" "Pergi dari sini, Mas! Aku bilang pergi! Kasihan istri kamu yanh sedang hamil harus berpanas-panasan di sini. Dia tanggung jawab kamu. Jangan sampai kamu lali untuk kedua kalinya. Aku sudah memaafkan kamu. Jadi kamu nggak perlu lagi datang kemari untuk mencariku," usir Mosa."Aku ingin kita kembali, Mosa. Aku mohon!" pinta Roni sembari duduk bersimpuh di depan Mosa.Mosa mengambil langkah mundur."Oh, jadi Mbak ini adalah mantan istri suami saya?" tanya La
"Tapi apa lagi?" tanya Mina."Sudahlah, Bu. Tadi aku bawakan terang bulan pesanan ibu," sahut Mosa lalu mengambilkan kotak berisi terang bulan. Tetapi ia tidak mengatakan jika itu adalah pemberian dari Andre."Emang ada, ya?" "Ada. Itu dimakan saja," ucap Mosa lalu menuju ke kamarnya. Ia merebahkan dirinya di atas ranjang sambil melepas kepenatan hari ini atas perbuatan Roni.Mosa masih berfikir keras, mengapa Roni ingin dirinya kembali di saat sudah memiliki istri yang sedang hamil. Tetapi Mosa tidak sekali pun ada keinginan untuk kembali pada Roni. Sakit hati yang ia rasakan saat itu membuat luka yang mendalam. Bahkan sikapnya saat sudah berpisah pun masih menyakitkan. Tetapi tiba-tiba Roni kembali untuk meminta rujuk kepadanya membuat Mosa merasa sangat risih.Melihat sosok istri Roni yang tadi datang pun, ia merasa bahwa istri Roni lebih cantik daripada dirinya. Tetapi Mosa pun tidak ambil pusing untuk memikirkan itu. Segera ia memejamkan mata untuk mengistirahatkan diri agar ti
Di sekolah tempat Mosa mengajar pukul 12 siang.Saat waktu makan siang, Mosa bersama Raisa sedang menikmati makan siangnya di kantin sekolah."Raisa, ternyata Mas Roni itu sudah menikah lagi," celetuk Mosa."Oh ya? Kamu tahu dari mana?" tanya Raisa. "Kemarin dia ke rumah sama istri barunya yang lagi hamil. Tapi anehnya malah minta aku untuk rujuk," jawab Mosa."Gila tuh orang. Mungkin istrinya yang sekarang nggak sebaik kamu, Mosa. Maka dari itu minta kamu untuk rujuk. Memang perempuan seperti kamu baginya istimewa setelah mendapatkan perempuan yang tidak lebih baik dari kamu," sahut Raisa."Perem itu cantik dan Seksi. Tetapi mereka sepertinya memang sedang bertengkar. Bahkan bertengkar di depan rumahku saat aku dan ibuku masuk ke rumah. Malah mereka diusir sama tetanggaku karena telah membuat keributan," tutur Mosa."Memang aneh tuh orang. Sudah kamu jangan sampai kemakan omongan dia lagi, Mosa! Dia itu orang yang tidak bisa menjadi pemimpin yang baik. Bisa jadi istrinya sekarang
"Andre!" Mosa berseru."Iya, Mosa. Aku sudah yakin. Aku akan trus memperjuangkan kamu. Aku yakin kita bisa bersatu. Meskipun saat ini ibumu sedang berat. Tetapi kita harus berusaha untuk meyakinkan ibumu kalau aku bisa menjadi suami yang baik untukmu," sahut Andre lalu duduk di samping ayahnya."Kemarin ibuku baru bilang. Kalau aku harus fokus bekerja dahulu, jangan mengurus masalah hati. Karena aku yang dulu melihat mantan suamiku terlihat serius tetapi nyatanya dia membiarkan aku pergi. Oh ya aku mau bilang, Kemarin setelah kita bertemu mantan suamiku ke rumah. Dia meminta ku untuk rujuk. Tapi anehnya saat itu dia bersama istrinya yang sedang hamil," Mosa bercerita."Lalu kamu mau menerima dia kembali?" tanya Andre."Tentu tidak. Aku sudah pernah bilang sama kamu. Kalau aku tidak mau masuk ke lubang yang sama," jawab Mosa.Hati Andre kembali tenang setelah beberapa saat khawatir Mosa akan kembali pada Roni."Aku benar-benar mencintai kamu, Mosa. Ayahku mungkin sudah menyampaikan jik
"Duh, Mas Roni kenapa ke sini lagi sih?" gumam Mosa yang masih berdiam di kamar.Sedangkan Roni masih memanggil-manggil Mosa di depan pintu.Mina kemudian menghampiri Mosa. "Itu Roni ngapain sih kok ke sini lagi?""Entah, Bu. Dasar orang aneh memang. Sudah jelas pisah dan sekarang sudah ada istrinya malah ke sini," balas Mosa.Sementara itu di rumah makan, Andre dan Ayahnya sedang menunggu kabar dari Mosa."Mosa kok lama sekali ya, Dre? Coba kamu hubungi!" titah Ayah Andre."Sebentar! Aku kirim pesan saja dulu," sahut Andre lalu mengirim pesan kepada Mosa.[Mosa, apakah kamu sudah siap? Aku dan ayah menunggu.]Send.Mosa membuka pesan dari Andre. Ia baru ingat jika Andre dan Ayahnya akan datang untuk melamar. Tetapi ia lupa sejak menabrak orang di jalan. Dan di rumah ada Roni juga. Lalu Mosa membalas pesan dari Andre. [Maaf, Dre. Aku lupa, karena tadi sampai rumah ada Mas Roni. Sampai sekarang juga masih ada Mas Roni yang berteriak-teriak di depan rumah. Bagaimana sebaiknya ini?]Sen
"Mungkin ini terlalu mendadak, Pak. Mosa masih belum lama bercerai. Apa nanti kata orang kalau sudah menikah lagi?" balas Mina."Tetapi Mosa kan sudah habis masa iddahnya. Jadi apa masalahnya kalau Mosa akan menikah kembali, Bu?" tanya Ayah Andre."Saya hanya ragu, Pak. Saya tidak ingin keluarga saya yang rumah tangganya selalu hancur. Dari saya kemudian Mosa. Jujur saya kasihan dengan Mosa, Pak. Sebenarnya harapan saya Mosa bisa menikah tanpa bercerai seperti saya. Tetapi apalah daya, ternyata Mosa memiliki suami yang seperti itu. Kalau pun saya mempertahankan artinya saya membiarkan anak saya teraniaya," jawab Mina."Saya bisa menjamin anak saya bisa bertanggung jawab, Bu. Saya sudah mengenal anak saya. Baru kali ini dia benar-benar menyukai perempuan sampai langsung mau melamar. Andre ini tidak pernah dekat dengan perempuan apalagi dikenalkan kepada saya. Sebetulnya saya sendiri yang memperkenalkan pertama kali Mosa dan Andre. Tetapi sepertinya anak saya ini sudah terlebih dahulu m
Andre juga merasa sedih melihat orang yang disayanginya menangis. Tekad untuk bisa membahagiakan Mosa makin kuat. Dirinya tidak mau membuat Mosa menangis sedih, tetapi ingin membuat Mosa menangis bahagia. Tetapi saat ini cinta Andre masih terhalang restu ibunya Mosa. Ia juga tidak bisa memaksakan kehendak karena ia tahu ibunya juga sangat menyayangi anaknya.Ini hanya masalah waktu. Kalau memang Mosa adalah jodohnya tentu ke depan akan dipermudah, bukan malah dipersulit. Begitu batin Andre."Tapi, Bu," ucap Mosa."Sudah, Mosa. Apa lagi?" tanya Mina."Maaf, Bu. Saya kemari tidak ingin membuat Mosa menangis. Jujur melihat Mosa menangis hati saya ikut sedih. Saya ingin membuat dia menangis bahagia bukan karena tangisan sedih," sahut Mina.Mina menghela nafas panjang. Tak ada ucapan suasana menjadi hening."Kapan kalian akan menikah?" Tanya Mina.Semua mata tertuju pada Mina. "Maksud Ibu?" tanya Mosa."Sejak awal sebenarnya Ibu sudah suka sama Nak Andre. Hanya saja memang ada trauma di
Saat itu Roni merasa sedikit bersalah. Tetapi perasaannya saat melihat ibunya terbaring di rumah sakit seperti tidak bisa memaafkan Laila.Tetapi apa yang dikatakan Laila juga tidak bisa dibenarkan. Karena sudah memukul Laila kemudian Laila membalas hingga membuat ibunya masuk rumah sakit.Roni kemudian duduk di kursi tak jauh dari dirinya. Ia memikirkan apa yang harus dilakukan saat ini. Ia merasa berat kepada Ibunya dan anak yang ada di kandungan Laila.Sejenak Roni melupakan Mosa yang sebenarnya sedang dirindukan. Ia masih bergeming memikirkan apa yang sedang ingin ia lakukan saat ini. Mengingat ia sedang bingung.Pekerjaannya terbengkalai akhir-akhir ini. Meskipun ada panggilan dari luar kota untuk pengiriman tidak dilakukan oleh Roni. Pikiran Roni benar-benar kacau. Dimulai dari ulah Laila dan juga rindu yang salah pada Mosa. Sarni juga selalu memberikan nasihat pada Roni untuk terus mendekati Mosa dan bisa menjadikan Mosa sebagai istri kembali.Sehingga Roni sepertinya tidak la