Share

Bertaruh Hati Demi Anak Tiri
Bertaruh Hati Demi Anak Tiri
Author: Suci Komala

Duka Di Atas Luka

Author: Suci Komala
last update Huling Na-update: 2023-06-22 21:02:53

"Dua pasien dalam keadaan gawat!" 

Shreya--yang baru tiba di rumah sakit untuk melakukan check-up kandungan--mendadak disuguhkan dengan dua mobil ambulan yang sedang menurunkan pasien.

Tenaga medis tampak berjuang mendorong brankar dengan cepat.

Entah mengapa, seketika perasaan wanita itu dirundung gelisah.

Ia pun menyipit memperhatikan pakaian yang dikenakan pasien brankar kedua. Bahkan, kakiknya tanpa sadar sampai ikut mendekat ke ruang ICU.

Deg!

Kedua mata Shreya melotot tak percaya ketika melihat sosok pria yang begitu familiar--tampak lemah dengan darah bercucuran.

"Ya, Tuhan, Mas Alex!"

"Itu suami saya!" lanjutnya berseru sembari mengikuti langkah tim medis.

Namun, apalah daya, Shreya harus menunggu di luar.

Tangis pun pecah diiringi doa dalam hati. Shreya berharap sang suami selamat meski pria itu sempat menyuruhnya untuk mengugurkan janin yang mereka tunggu selama tiga tahun pernikahan, serta memilih pergi bersama wanita selingkuhannya.

Mengingat wanita itu, Shreya mendadak melangkah menuju ke salah seorang sopir ambulan tak jauh darinya. "Pak, apa korban yang satunya seorang wanita dan berada di mobil yang sama dengan korban pria?" tanyanya.

Meski bingung, sang sopir pun menjawab, "Iya, benar, Nyonya."

Shreya seketika lemas.

'Kalian benar-benar ingin sehidup semati?' ucapnya menertawai diri sendiri dalam hati.

Tak ada kata yang terlontar lagi dari mulut Shreya setelahnya.

Wanita itu memilih duduk di ruang tunggu sembari memijit kening.

Namun, tak lama menunggu, Shreya justru mendapat kabar jika Alexander bersama wanita selingkuhannya itu meninggal.

Belum kering luka yang Alexander toreh, kini luka itu diiringi duka yang mendalam.

Jujur, Shreya tak pernah inginkan kematian untuk membalas sakit hatinya. Ia masih ingin anaknya merasakan figur seorang ayah.

Pemeriksaan kandungan pun Shreya urungkan. Ia memilih masuk ke ruang ICU dan segera menghubungi keluarga Alexander.

Tiga puluh menit berselang, keluarga Alexander akhirnya tiba. Wajah Ibu mertua Shreya tampak amat cemas.

"Apa yang terjadi Aya?" tanyanya.

"Mas Alex kecelakaan, Bu, dan ... Mas Alex meninggal," ucap Shreya sambil terisak.

"Tidak mungkin!"

Shreya menyaksikan sang mertua terduduk di lantai.

Namun, tiba-tiba saja wanita paruh baya itu berdiri dan menghardiknya. "Ini pasti gara-gara kamu! Kamu memang pembawa sial. Perusahaan putraku bangkrut dan sekarang ... putra kesayanganku meninggal! Seharusnya, dulu aku tidak merestui kalian!"

Ucapan pedas dari putranya saja belum hilang, ditambah lagi mulut sang mertua yang membuat hati Shreya makin terhimpit rasa sakit.

Ditunjuknya brankar di samping Alexander yang hanya terhalang tirai. "Bu, perusahaan itu bangkrut karena memang putra ibu tidak mampu membayar hutang kepada para Mafia," ucap Shreya membela diri, "Dan harus ibu tau ... Mas Alex selingkuh dan wanita yang meninggal itu adalah selingkuhannya."

Plak!

Tamparan keras berhasil mendarat di pipi kiri Shreya.

Shreya memegang pipinya seiring dengan napasnya yang memburu.

"Itu tidak mungkin! Pasti gara-gara kamu yang hamburkan uangnya. Dan apa tadi kamu bilang? Selingkuh? Wajar saja dia selingkuh! Toh kamu belum bisa kasih dia keturunan. Atau jangan-jangan ... kamu mandul? Hahahahaha ... kasian!"

Shreya memejamkan matanya begitu mendengar hinaan sang mertua lagi.

Namun, tanpa kata, ia memilih pergi dengan tangan yang masih memegang pipi.

Tiada guna dirinya berada di sana karena hanya menambah luka dan beban pikiran. 

Jikalau saja Alexander masih hidup pun, tidak akan ia dianggap karena tidak ada lagi cinta untuk dirinya.

Hanya saja, langkah Shreya terhenti saat melihat seorang gadis remaja meraung menangisi jasad wanita selingkuhan Alexander.

Sungguh tangisan yang membuat pilu bagi siapa yang mendengar.

Shreya menarik napasnya dalam, sangat berat.

Tak terasa air mata pun kembali berderai. Namun, ada pemandangan aneh kala Shreya melihat sosok laki-laki di samping jasad si wanita tanpa raut sedih.

Mata mereka tak sengaja bertemu dan tiba-tiba saja ...

Bruk!

Shreya jatuh pingsan.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Diana sKuat
Naah lho, gadis n cowo itu siapa?
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Bertaruh Hati Demi Anak Tiri   Keluarga Bahagia_End

    Mendengar itu Pricilla berjalan mundur. Tak hanya Pricilla yang merasa kecewa, tetapi juga semua keluarga terlebih-lebih Shreya. "Tunggu!" titah Nathalie, membuat Pricilla menghentikan langkah. "Aku belum selesai bicara!" tukas Nathalie. Pricilla mencoba tersenyum walau bulir bening hampir saja menetes. "Ah, apa itu, Dek?""Sayangnya, tidak mungkin jika Liki tidak memaafkan Kakak.""Jadi, Adek maafin Kakak? Serius?"Nathalie mengangguk. "Iya, dua rius malah!"Nathalie memeluk Pricilla erat. Kata maaf terlontar dari mulut keduanya. "Makasih udah siapin ini untukku, Kak. Seandainya Kakak gak bikin pesta ini pun Adek pasti maafin Kakak, kok. Tapi, waktunya aja yang lama. Hehehe ...," ujar Nathalie dengan polosnya. Pricilla melerai pelukan. "Yaaah ... kalo gitu rugi, dong, Kakak bikin pesta ini!""Iiih, si Kakak, ya, gak, lah. Kan, aku seneng."Pricilla mengatakan jika semua ide datangnya dari Shreya. Mulai dari konsep, kostum dan lainnya. Sedangkan dirinya hanya pendanaan saja. Itu

  • Bertaruh Hati Demi Anak Tiri   Kado Terindah

    "Ini tolong susunnya yang betul, ya?""Masakan sama kuenya udah aman, kan?""Coba yang itu, tolong kursinya tata yang rapi!"Itulah Pricilla saat dirinya disibukkan dengan acara yang ia persembahkan untuk Nathalie. "Sayang, istirahat dulu. Acaranya, kan, nanti malam. Kamu sampe lewatin makan siang, loh!" kata Jody. "Nanti saja, Kak. Aku mau mastiin acara ini bener-bener terselenggara mewah dan sempurna!""Gak, gak, bisa! Pokoknya kamu harus makan dulu. Kalo kamu sakit gimana?"Pricilla hanya diam. "Kakak gak mau, ya, gara-gara ini kamu sakit!" lanjut Jody. Akhirnya Pricilla menyerah. Ia memakan makanan yang Jody bawa. Semua tak luput dari pengawasan Jody. Pricilla yang sebenarnya sudah merasa kenyang pun mau tidak mau melahap semuanya. "Haaah, selesai. Kenyang banget, Kak."Jody tersenyum. "Bagus!""Kalo gitu, sekarang antar aku ke butik."Jody menepuk kening. "Istirahat, Yang! Malah ke butik."Pricilla hanya tersenyum memperlihatkan barisan giginya yang putih dan rapi. "Sekalian

  • Bertaruh Hati Demi Anak Tiri   Nathan-Cinta Pada Pandang Pertama

    Satu minggu sudah berlalu. Satu minggu juga Nathalie tidak memberi Pricilla kesempatan untuk berbicara empat mata dengannya."Ma, hari ini Lili izin menginap lagi di rumah Nela, ya?" kata Nathalie. Perkataan Nathalie mencuri perhatian Felix, Lorenza, Jody dan Pricilla yang sedang sama-sama menikmati sarapan. Shreya menggeleng. "Tidak boleh?""Loh, kenapa?"Shreya menyimpan sendoknya. "Mama mau kalau weekend kita semua kumpul. Kita gunakan waktu senggang untuk bercengkrama.""Abang gak ada, gak asyik!" ucap Nathalie cepat. "Kan, ada Kakakmu. Mumpung dia menginap di sini," balas Shreya. Nathalie hanya menunduk dan mengaduk sup yang ada di mangkuk saja. Sikap Nathalie tak luput dari pandangan Pricilla. "Ma, nanti sore kita pulang," kata Pricilla. "Loh, katanya mau seminggu lagi di sini."Pricilla tersenyum. "Maaf, semalam lupa kasih tau Mama. Kakak kasian sama Kak Jody bulak-balik kantornya jauh."Embusan napas kasar yang terkesan lega terdengar dari mulut Nathalie. Remaja itu berd

  • Bertaruh Hati Demi Anak Tiri   Bentuk Protes Nathalie

    Di sekolah, mood Nathalie belum seutuhnya kembali sampai-sampai apa yang guru jelaskan di depan kelas tak sepenuhnya ia dengar. "Lili, coba jelaskan kembali apa yang Ibu terangkan barusan!"Nathalie terkesiap. "Sa-saya, Bu?""Iya, kamu!"Nathalie tersenyum canggung. "Ma-maaf, Bu. Sa-saya tadi tidak fokus.""Sekali lagi kamu tidak perhatikan, silakan ke luar kelas! Mengerti?!""Ba-baik, Bu."Guru tersebut kembali mengulang menjelaskan. Beruntung, Nathalie bisa kembali fokus dan mampu menjawab semua pertanyaan yang guru tersebut ajukan. Bel istirahat diperdengarkan. "Kenapa lu?" tanya Nela --teman Nathalie. "Tumben amat lu lemot.""Lagi bete gue, La.""Cerita di kantin, yuk! Laper, nih!" Setelah mengambil ponsel di masing-masing loker, keduanya ke kantin. Baru saja tiba di kantin, ponsel Pricilla berdering pertanda satu panggilan masuk. Kak Cilla, nama yang tertera di layar ponsel. Rasa benci yang masih menggelayut membuat Nathalie menolak panggilan. "Lu mau makan apa?" tanya Nela

  • Bertaruh Hati Demi Anak Tiri   Sesal Pricilla

    Di apartemen. Ada Pricilla yang sedang sibuk menyiapkan keperluan Jody untuk bekerja. "Sayang, maaf, ya? Kakak harus kerja hari ini," ucap Jody. Pricilla yang sedang memilih dan memilah kemeja pun menjawab, "Iya, tidak apa-apa. Aku yang harus berterimakasih sama Kakak atas waktunya. Hampir satu minggu Kakak temani aku.""Iya, Sama-sama, Sayang."Sebelum berangkat ke kantor, Pricilla meminta Jody agar mengantarnya ke rumah Shreya. Setelah menikmati sarapan keduanya pergi. *"Kak, sebelum ke rumah mama, antar aku ke toko kue Nenek Melani," pinta Pricilla. "Buat oleh-oleh?"Pricilla menggeleng. "Lalu?"Rupanya Pricilla ingin meminta maaf kepada Melani atas semua kesalahan yang sudah ia perbuat. Jody tersenyum mendengar itu. Tiba di toko kue, rupanya Melani yang menyambut. "Wah, ada ka--""Nenek!" Pricilla memeluk Melani membuat wanita tua itu tercengang. "Maafin aku, ya, Nek? Maaf atas semua kesalahan yang sudah aku perbuat."Melani tersenyum dan membalas pelukan. Diusapnya rambu

  • Bertaruh Hati Demi Anak Tiri   Keputusan Nathan

    Mata Jody perlahan terbuka. Senyumnya mengambang melihat Pricilla yang tidur sembari memeluknya tanpa sehelai benangpun. Dilihatnya jam yang terpasang di dinding. Ternyata jarum jam sudah menunjuk pada angka tujuh malam. Rasa lelah yang meraja rupanya membuat mereka tidur sangat pulas. Maklum saja, pergulatan siang tadi berlangsung berjam-jam.Pricilla menggeliat. Perlahan mata indahnya terbuka. Cup! Jody mengecup pucuk kepala Pricilla. Pricilla mendongak. "Eh, Kakak udah bangun?""He'em, dari tadi."Pricilla hendak bangun. Namun, ia urungkan saat menyadari tubuhnya polos. Wanita itu memilih menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Jody. "Ih, malu," cicit Pricilla. Jody tersenyum. Sembari mengeratkan pelukan, ia bertanya, "Malu kenapa, sih, Yang? Toh, Kakak udah liat semuanya."Plak! Pricilla memukul dada Jody. "Gak usah disebutin juga, Kak, ih!""Sakit, Yaaang!" Jody mengusap-usap dadanya yang dipukul. Pricilla yang tak enak hati tentu saja meminta maaf sembari turut mengusap

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status