Share

Bayangan

Author: Fafafe 36
last update Last Updated: 2024-12-29 13:30:49

Malam itu, Raka baru saja keluar dari kantor setelah lembur menyelesaikan proyek besar yang sudah mendekati tenggat waktu. Jalanan sudah lengang, hanya beberapa mobil berlalu lalang di depan gedung kantor tempatnya bekerja.

Ia berjalan menuju mobilnya di area parkir basement. Langkahnya terhenti sejenak ketika mendengar suara langkah kaki di belakangnya. Raka menoleh, namun hanya melihat barisan mobil yang terparkir rapi.

"Mungkin cuma perasaanku," gumamnya sambil membuka pintu mobil.

Namun, sebelum ia masuk, matanya menangkap sesuatu yang aneh di kaca spion, sebuah amplop kecil terselip di wiper mobilnya. Raka meraihnya dengan hati-hati dan membuka amplop itu di dalam mobil.

"Berhati-hatilah, Raka. Tidak semua orang yang tersenyum padamu benar-benar tulus. Aku selalu memperhatikanmu."

Raka mengernyit. Tulisan tangan itu tampak rapi tapi memberi kesan misterius. Siapa yang menulis ini? Kenapa ada kesan mengancam?

Ia meletakkan surat itu di dashboard dan menyalakan mesin mobil, mencoba
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat   Perpisahan yang Menyembuhkan

    Malam itu, hujan turun dengan deras. Raka duduk di balik meja kerjanya dengan wajah yang kusut. Berkas-berkas hasil penyelidikan Rey berserakan di hadapannya. Semua petunjuk, semua bukti, mengarah pada satu hal yang tak pernah ia duga, Elina.Rey masuk dengan jas basah kuyup, napasnya terengah-engah. "Raka, gue udah nemuin semuanya. Tapi lo harus siap denger ini."Raka menatap Rey dengan mata penuh kecemasan. "Katakan, Rey."Rey menarik napas panjang sebelum berbicara. "Elina bukan orang yang lo kira. Dia bukan sekadar gadis biasa yang lo temui di restoran itu. Dia… adalah adik kandung dari seseorang yang selama ini lo hindari. Dia adik kandung Rian."Raka terdiam. Kepalanya terasa berputar, jantungnya berdegup kencang. "Apa maksud lo, Rey? Rian udah lama pergi. Kenapa Elina nggak pernah bilang apa-apa sama gue?""Karena Rian meninggalkan pesan untuk Elina sebelum dia pergi. Pesan itu adalah… untuk mendekati lo. Untuk memastikan lo tidak pernah menemukan satu kebenaran penting yang Ri

  • Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat   Jejak

    Langit malam masih pekat ketika Raka tiba di salah satu kafe kecil di pinggiran kota. Tempat itu jauh dari keramaian, cocok untuk sebuah pertemuan yang bersifat rahasia. Lampu temaram dan musik jazz pelan menambah kesan misterius pada suasana malam itu.Seorang pria dengan jaket kulit hitam duduk di sudut ruangan, wajahnya sedikit tertutup oleh topi. Raka langsung mengenalinya dan berjalan mendekat."Rey?" panggil Raka pelan.Pria itu menoleh, senyum kecil terukir di wajahnya. "Raka. Lama kita nggak ketemu, ya."Rey, sahabat lama Raka saat SMA, kini adalah seorang detektif swasta. Raka tahu jika ada seseorang yang bisa ia percaya untuk mengusut masalah ini, orang itu adalah Rey.Mereka bersalaman erat sebelum duduk berhadapan."Gue nggak nyangka lo bakal jadi detektif, Rey," ucap Raka dengan senyum kecil.Rey mengangkat bahu santai. "Hidup membawa gue ke jalan ini. Jadi, masalah apa yang bikin lo sampai manggil gue jam segini, Raka?"Raka mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan foto

  • Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat   Bayangan

    Malam itu, Raka baru saja keluar dari kantor setelah lembur menyelesaikan proyek besar yang sudah mendekati tenggat waktu. Jalanan sudah lengang, hanya beberapa mobil berlalu lalang di depan gedung kantor tempatnya bekerja.Ia berjalan menuju mobilnya di area parkir basement. Langkahnya terhenti sejenak ketika mendengar suara langkah kaki di belakangnya. Raka menoleh, namun hanya melihat barisan mobil yang terparkir rapi."Mungkin cuma perasaanku," gumamnya sambil membuka pintu mobil.Namun, sebelum ia masuk, matanya menangkap sesuatu yang aneh di kaca spion, sebuah amplop kecil terselip di wiper mobilnya. Raka meraihnya dengan hati-hati dan membuka amplop itu di dalam mobil."Berhati-hatilah, Raka. Tidak semua orang yang tersenyum padamu benar-benar tulus. Aku selalu memperhatikanmu."Raka mengernyit. Tulisan tangan itu tampak rapi tapi memberi kesan misterius. Siapa yang menulis ini? Kenapa ada kesan mengancam?Ia meletakkan surat itu di dashboard dan menyalakan mesin mobil, mencoba

  • Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat   Malam Itu

    Sore itu, Raka mengantar Elina pulang. Mereka berpisah dengan senyum di wajah masing-masing, tanpa menyadari bayang-bayang misterius yang terus mengawasi mereka.Raka melajukan mobilnya menuju rumah dengan pikiran yang dipenuhi kehangatan dari pertemuannya dengan Elina. Namun, di persimpangan jalan, sebuah motor besar melaju cepat dan memotong jalannya secara tiba-tiba. Raka terpaksa menginjak rem mendadak, tubuhnya terdorong ke depan bersama suara decitan ban yang memekakkan telinga.Pengendara motor itu berhenti sejenak di depan mobil Raka. Helm hitam pekatnya menutupi wajahnya, membuat Raka tidak bisa melihat siapa sosok di balik helm tersebut. Mereka saling berhadapan beberapa detik sebelum motor itu melaju kencang dan menghilang di tikungan."Apa-apaan itu?" gumam Raka sambil memukul setirnya pelan. Jantungnya masih berdetak cepat akibat kejadian barusan.---Sesampainya di rumah, Rania menyambut Raka dengan wajah penuh kekhawatiran."Raka, kamu kenapa? Mukamu pucat banget!" ujar

  • Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat   Awan Gelap

    Suasana pusat perbelanjaan siang itu cukup ramai. Elina berjalan santai di lorong toko, ditemani seorang pria bertubuh tinggi dengan kemeja biru muda yang tampak rapi. Mereka sesekali tertawa kecil sambil berbincang.Di sudut lain, Raka yang kebetulan datang untuk membeli hadiah ulang tahun Adam berhenti sejenak. Pandangannya terpaku pada sosok Elina yang sedang tersenyum cerah di hadapan pria asing itu. Detak jantungnya berpacu lebih cepat."Siapa dia…?" gumam Raka lirih.Pria itu tampak mengambil tas belanjaan Elina dengan sigap, lalu berjalan bersamanya menuju kafe terdekat. Raka mengepalkan tangannya, napasnya terasa berat. Ia ingin mendekat, tapi kakinya seperti terpaku di tempat."Elina… Kenapa kamu nggak pernah cerita tentang dia?" desisnya dengan nada kecewa.Tanpa pikir panjang, Raka berbalik arah dan melangkah pergi dengan cepat.---Elina duduk sambil menyeruput segelas kopi di hadapan pria bernama Rendi, seorang sepupunya yang baru saja pulang dari luar negeri. Mereka memb

  • Bertemu Kamu Saat Sudah Terikat   Akhir Sebuah Rahasia

    Ruang tamu rumah keluarga Raka terasa lebih hangat malam itu. Semua anggota keluarga telah berkumpul, termasuk orang tua Elina. Yoga dan Rania duduk berdampingan, sementara ayah dan ibu Elina, Pak Arman dan Bu Ratna, duduk di seberang mereka. Raka dan Elina duduk di tengah, keduanya tampak cemas namun saling menggenggam tangan untuk saling menenangkan.Suasana terasa tegang sebelum akhirnya Pak Arman memecah keheningan."Terima kasih sudah mengundang kami malam ini, Yoga. Aku pikir ini memang saatnya kita bicara terbuka."Yoga mengangguk pelan, sorot matanya tajam namun penuh kehati-hatian. "Terima kasih sudah datang, Arman. Kita sudah terlalu lama membiarkan rahasia ini membebani kita. Ini saatnya kita biarkan anak-anak kita berjalan di jalan yang mereka pilih sendiri."Rania menatap suaminya dengan penuh dukungan. Sementara itu, Elina menatap ayahnya dengan wajah bingung. "Papa, maksudnya apa? Apa yang sebenarnya terjadi antara keluarga kita dan keluarga Raka?"Pak Arman menarik nap

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status