Share

Bab 7. Terbongkarnya Identitas Erland

Pesta perayaan ke-50 tahun perusahaan Oberon tengah diadakan di sebuah hotel bintang lima. Tamu undangan dari kalangan bisnis berdatangan satu persatu. Tuan Sanjaya yang merupakan tangan kanan Tuan Besar Oberon, menyambut para tamu itu di depan pintu masuk ruang pesta. Beberapa pengawal pun berjaga di depan. Sementara Tuan Besar Oberon yang didampingi Eriska, cucu pertamanya berada di dalam pesta, menyambut tamu bisnis yang berada di ruang pesta.

“Eriska, kau harus fokus pada para tamu kita. Terutama CEO Star King. Jangan sampai dia datang dan kita tidak mengenalinya.”

Tuan Besar Oberon memanfaatkan pesta ini untuk memperluas relasi dan jaringan bisnisnya di dunia bisnis. Terlebih, dia ingin Perusahaan Oberon semakin berkembang dengan masuk dalam bisnis Fashion agar semakin sukses di Eropa. Karena itu, dia membutuhkan perusahaan sukses dalam dunia fashion seperti Star King.

Bukan hanya Tuan besar dan Eriska saja yang sibuk menyapa tamu. Emran yang merupakan wakil presdir pun ikut menyapa tamu terhormat di pesta itu bersama Yusita yang tampak menyombongkan dirinya sebagai istri wakil presdir. Apalagi banyak media datang ke pesta itu untuk meliput pesta perayaan Ke 50 Perusahaan Oberon yang cukup terkenal di Asia. Sebagian ada di dalam pesta dan sebagian ada di luar pesta.

Sementara Yuriana hanya duduk di sofa sembari minum jus. Namun matanya terus mengarah ke pintu masuk pesta, menunggu kedatangan suaminya. Meski dia tidak pernah melihat wajah Erland tapi dia tetap saja melihat ke arah pintu, berharap bahwa suaminya datang ke pesta ini dan menghampiri nya yang sendiri. Raut wajahnya pun menjadi gelisah memikirkan suaminya yang tak kunjung muncul.

‘Padahal Erka sudah balas pesanku dan bilang kalau dia akan membujuk Erland tapi sampai sekarang, Erland tidak muncul.’

Tiba-tiba wartawan yang berada di luar pesta, menjadi heboh ketika seorang pria dengan setelan jas coklat tua penuh wibawa dan kharismanya, berjalan masuk ke pesta. Pria itu adalah Erland. Dia datang bersama Erick adik bungsunya dan Paman Hans asistennya serta dua pengawal yang mendampingi Erland.

Kedatangannya begitu heboh karena sebagian tamu dan wartawan tahu siapa Erland. Namun Erland mengabaikan mereka. Dia melangkah masuk ke dalam pesta tanpa peduli dengan para wartawan dan tamu yang menghampirinya. Dia langsung mendatangi istrinya yang masih duduk di sofa.

“Yuriana!”

Seruan Erland, menyadarkan Yuriana dari lamunannya. Dia terkejut melihat pria yang mengaku asisten suaminya itu, berdiri di hadapannya. Yuriana berdiri sembari melihat ke sana kemari. Namun dia tidak melihat seorang pria yang duduk di kursi roda atau pria yang tampak sakit-sakitan hingga dia kembali menatap pria di depannya ini.

“Kenapa cuma kamu yang datang? Di mana Erland?” tanya Yuriana kemudian.

“Kau mencari suamimu?”

“Tentu saja. Sejak tadi aku menunggunya tapi malah kamu yang muncul.” Yuriana terlihat kesal.

“Apa kau sangat menginginkan Erland ada di sini?” Sebelum mengungkapkan siapa dirinya, Erland ingin tahu apakah Yuriana sangat mengharapkan kehadirannya.

“Iya. Aku mau lihat dia. Tidak peduli dia tidak bisa berjalan atau bahkan tidak bisa berdiri, aku tetap ingin dia ada disisiku sebagai suamiku,” tegas Yuriana dengan matanya yang serius melihat Erland.

“Kau sudah melihatnya. Pria yang berdiri di hadapanmu sekarang adalah Erland, suamimu,” ungkap Erland tapi raut wajahnya tetap datar.

Pengakuan itu, sontak membuat Yuriana terkejut. Matanya membulat sempurna melihat Erland. “Kau Erland?”

Erland mengangguk dengan ekspresinya yang santai dan biasa-biasa saja meski melihat Yuriana terkejut dengan pengakuannya.

“Erland!”

Di saat yang sama, suara Tuan Besar Oberon terdengar memanggil. Erland memutar badannya dan melihat kakeknya. Raut wajahnya yang biasa saja kini berubah dingin.

“Akhirnya kau datang juga Nak. Kau tahu, kakek sudah lama menantikan momen kedatanganmu ini.” Raut wajah Tuan Besar Oberon terlihat sendu. Beliau ingin sekali memeluk cucunya tapi keadaan dan tempatnya tidak mendukung hingga dia hanya menunjukkan senyum hangatnya pada Erland.

Namun Erland tidak merespon baik sapaan sang kakek. Matanya semakin dingin melihat kakeknya seolah sang kakek adalah musuhnya. “Sepertinya Anda salah mengenali orang Tuan Besar Oberon. Saya bukan bagian dari keluarga Anda.”

“Apa maksudmu Nak?” Tuan Besar Oberon heran mendengar respon cucunya.

Layaknya orang asing yang baru bertemu, Erland mengulurkan tangannya di depan Tuan Besar Oberon, mengajak Tuan Besar Oberon berjabak tangan.

“Kenalkan, saya Erland. CEO Star King.” Suara Erland tegas dan keras hingga orang yang ada di pesta itu mendengarnya.

Dan kali ini Erland tidak memakai nama keluarga Oberon.

Mengetahui Erland adalah pemilik Star King, sungguh membuat Tuan Besar syok sampai beliau diam saja dan tidak menerima uluran tangan Erland. Matanya terbelalak melihat Erland tapi dia masih tak percaya jika Erland adalah CEO Star King.

Erland tersenyum smirk melihat Tuan Besar diam saja. Dia menarik kembali tangannya dan beralih melihat Tuan Jacob yang tiba-tiba datang menghampirinya.

"Halo Tuan Land, kita bertemu lagi. Terakhir bertemu setahun lalu di acara fashion week di Spanyol. Saya senang bertemu dengan Anda lagi."

Bukan hanya Tuan Jacob yang datang menghampiri. Beberapa pebisnis pun datang menyapa Erland. Termasuk Tuan Malik-rekan bisnis Tuan Besar Oberon yang begitu dipercaya Tuan Besar.

"Saya merasa terhormat bisa bertemu dengan orang hebat seperti Anda, Tuan Land!"

Respon para pebisnis itu membuat Tuan Besar semakin terkejut. Terutama Tuan Jacob dan Tuan Malik. Mereka berdua membuat Tuan Besar percaya bahwa Erland benar-benar pemilik Star King.

Yuriana yang berdiri di samping Erland pun ikut kaget mengetahui suaminya seorang pria kaya raya.

Sebagian orang yang tidak mengetahui identitas Erland pun, ikut syok. Begitu juga dengan Emran dan Yusita yang tahu bahwa Erland adalah orang penyakitan yang tidak berguna. Mereka sangat terkejut. Keduanya menatap Erland dengan tatapan lebar. Raut wajah mereka tak percaya tapi pria itu tidak mungkin berbohong di depan semua orang. Apalagi banyak media.

“Apa aku tidak salah dengar? Bagaimana bisa Erland adalah CEO Star King yang sukses itu. Jelas-jelas dia pria tidak berguna yang dikatakan Tuan Besar. Kenapa tiba-tiba menjadi pemilik perusahaan besar?” Yusita sungguh tak percaya apa yang barusan dia dengar dari mulut pria itu.

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Yudi Ranubaya
bagus ceritanya
goodnovel comment avatar
Bambang Haryadi
cerita fiksi ini mungkin menjadi bacaan yg baik ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status