Erland berlari di lorong rumah sakit menuju ruang IGD setelah mendengar kabar kecelakaan Yuriana dari pihak rumah sakit. Sesaat lalu, beberapa orang menemukan mobil mereka terbalik di jalan dan mereka membawa Yuriana dan Yusita ke rumah sakit. Erland kini berada di depan ruang IGD. Di saat yang sama, dokter keluar sembari mendorong keluar brankar. Di sana ada Yuriana yang berlumuran darah. Masker oksigen sudah dipasang dan selang infus pun sudah menempel dilengannya. Di belakang brankar Yuriana, ada brankar Yusita. Keduanya sama-sama dalam kondisi kritis. Erland tentu sangat khawatir melihat kondisi istrinya. Tubuhnya seketika menjadi lemas melihat kondisi Yuriana yang tak berdaya. "Dokter, saya suami dari pasien Yuriana!" "Nona Yuriana akan dibawa ke ruang operasi. Kami akan mengoperasinya. Tuan silahkan mengurus administrasinya saja," jelas dokter itu."Baik Dok."Kedua brankar itu kembali didorong oleh dokter. Di saat itu, Nyonya Sanjaya, Tuan Sanjaya dan Miss Arabella datang. M
“Sita … mengapa kamu tidur dengan calon suamiku?”Manik cokelat milik Yuriana seketika membulat sempurna kala menyaksikan pemandangan yang terhampar di depan matanya.Pasalnya, hari ini adalah hari pernikahan dua sepasang pengantin dari Keluarga Ternama Oberon dengan keluarga Tuan Sanjaya. Yuriana akan menikah dengan Emran –Tuan Muda Ketiga Oberon, dan Yusita akan menikah dengan Erland –Tuan Muda Kedua Oberon.Awalnya, Yuriana berniat datang ke ruangan itu untuk melihat apakah Yusita, saudari perempuannya, sudah selesai memakai gaun pengantinnya. Namun, Yuriana tak pernah menyangka, jika dia justru akan disuguhkan adegan tak senonoh itu.“Yusita! Mengapa kau ada di kamar ini bersama Tuan Emran!?” tanya Tuan Sanjaya dengan raut wajah penuh amarah, terlebih saat tersadar, bahwa putrinya masih terbalut selimut di ranjang.Mendengar suara calon mertuanya, Emran pun buru-buru memakai kembali pakaiannya. Pria itu keluar dari kamar setelah membungkuk hormat di depan Tuan Sanjaya. Namun, pria
“Maafkan aku, Yuriana. Tapi, menikah denganmu tidak membuatku bisa mendapatkan status yang pantas di Keluarga Oberon. Sedangkan, Yusita anak kandung Tuan Sanjaya yang diakui oleh kakek. Jadi, aku tak punya pilihan lain.”Setelah tak bisa lagi membantah permintaan calon mertuanya yang berkuasa, Yuriana menemui Emran untuk berbicara empat mata mengenai apa yang baru saja terjadi. Wanita itu membutuhkan penjelasan. Jelas-jelas, selama ini Emran dan dirinya selalu menganggap keduanya adalah pasangan yang serasi. Emran mencintainya, dan juga sebaliknya.Namun, detik itu juga, Yuriana tercengang mendengar ucapan Emran dan juga sikap dinginnya. Tak sepatah kata pun keluar dari mulut Yuriana. Wanita itu sudah tak sanggup lagi menahan emosi yang memenuhi sekujur tubuhnya. “Aku memang bukan anak kandung Tuan Sanjaya, tapi setidaknya aku lebih memiliki hati dibanding kamu dan juga Yusita!” ucap Yuriana sebelum pergi. Yuriana memang bukan anak kandung Tuan Sanjaya. Dia diadopsi di panti asuhan k
"Ada hal penting apa sampai Tuan Erka bawa saya kemari?" Tak banyak basa-basi, Yuriana yang masih dipenuhi dengan emosi pun menatap Erland dengan nyalang. Keduanya kini sudah berada di ruangan besar yang terpisah, karena pria itu membawanya untuk berbicara empat mata.“Duduk dulu, baru kita lanjutkan pembicaraan kita.” ucap Erland mempersilahkan Yuriana duduk di sofa tepat di depannya.Tak lama setelah Yuriana terduduk, Erland yang sedang berusaha keras memainkan perannya itu mengambil sebuah map berwarna coklat di laci meja. Pria itu lalu mendekati Yuriana lagi meletakkan map itu di atas meja di depan Yuriana. “Tuan Erland meminta Anda untuk menandatangani surat perjanjian pernikahan ini.”“Surat perjanjian nikah?” Yuriana tidak mengambil map itu, malah bertanya pada Erland dengan ekspresi heran.Erland duduk di hadapan Yuriana, sembari membuka map dan menunjukkan selembar kertas di hadapan Yuriana. “Tuan Erland tidak menginginkan pernikahan ini. Dia menikah karena memenuhi janjinya
Pesta malam tiba. Namun Erland sudah pergi beberapa menit lalu setelah pamit pada Yuriana dengan alasan sibuk.Yuriana yang masih dipenuhi dengan penat karena hari itu, langsung menenggak kembali segelas anggur merah, tak peduli dengan panas yang mulai memenuhi tenggorokannya.Tiba-tiba, Yuriana merasakan kepalanya sangat berat dan penglihatannya mulai kabur. ‘Mengapa … semuanya berputar?’ batinnya.Mengingat toleransi alkohol Yuriana yang sangat rendah, menyebabkan dirinya mabuk, sehingga Yuriana memilih untuk meninggalkan pesta. Dia kembali ke kamar pengantinnya dengan langkah sempoyongan. Yuriana nyaris jatuh jika saja dia tidak berpegangan di pintu. Apalagi lampu di kamarnya tidak menyala. Dia tidak bisa melihat dengan jelas. Dia langsung membuka high heelsnya begitu saja lalu berjalan ke arah tempat tidur.Suara air shower di kamar mandi, menghentikan langkah Yuriana yang baru berjalan dua langkah. Dia menoleh ke kamar mandi dan terdiam mendengar suara air itu, seolah ada orang d
“Ugh ...” Yuriana baru saja bangun dan merasakan sakit diseluruh tubuhnya seperti habis dipukul balok. Yuriana refleks bangun dari sana dengan muka terkejut. Dia semakin terkejut kala membuka selimut dan melihat tubuhnya tak mengenakan sehelai benang pun. “Apa yang terjadi?”Namun, belum sempat dia berpikir lebih jauh, memori apa yang terjadi semalam tiba-tiba muncul begitu saja. Aroma alkohol, dada bidang pria tampan, serta kecupan yang memabukkan itu kembali memenuhi pikirannya.‘Aku… dengan siapa aku bercumbu semalam?’ batin Yuriana bertanya pada dirinya sendiri. Pasalnya, dia hanya mengingat samar fragmen-fragmen memori semalam. Bahkan, dia tak sempat melihat wajah pria yang tidur dengannya.‘Apakah mungkin dia adalah … Erland?’ Tak butuh waktu satu detik, Yuriana langsung menggelengkan kepalanya.Setahunya, Erland adalah pria impoten dan penyakitan. Bahkan, pria itu tak memunculkan batang hidungnya di acara pernikahannya sendiri. Bagaimana bisa dia tiba-tiba datang untuk berseng
Yuriana akhirnya datang menemui Tuan Besar di ruangan kerjanya. Dalam hati, wanita itu bertanya-tanya, untuk apa Tuan Besar Oberon tiba-tiba meminta menemuinya? Namun, dia menghiraukannya, karena wanita itu juga ingin menyampaikan keinginannya untuk keluar dari rumah itu. “Tuan, sebelum Anda menyampaikan sesuatu, bolehkah saya menyampaikan sesuatu?” tanya Yuriana setelah membungkuk untuk memberikan salam kepada mertuanya yang angkuh itu.“Ada apa? Katakan saja apa maumu,” ucap Tuan Besar dengan tatapan datarnya melihat Yuriana berdiri sopan di depannya. “Tolong izinkan saya keluar dari rumah ini, Tuan.” Meski takut melihat Tuan Besar yang selalu berekspresi dingin, Yuriana tidak menundukkan pandangan matanya. Sebagai orang yang sudah diajarkan sopan santun, dia harus menatap orang yang sedang diajaknya berbicara untuk menghargainya.“Keluar dari rumah ini? Kenapa?” Tuan Besar sedikit kaget mendengar permintaan Yuriana. Dia mengerutkan keningnya, penasaran dengan permintaan cucu mena
Pesta perayaan ke-50 tahun perusahaan Oberon tengah diadakan di sebuah hotel bintang lima. Tamu undangan dari kalangan bisnis berdatangan satu persatu. Tuan Sanjaya yang merupakan tangan kanan Tuan Besar Oberon, menyambut para tamu itu di depan pintu masuk ruang pesta. Beberapa pengawal pun berjaga di depan. Sementara Tuan Besar Oberon yang didampingi Eriska, cucu pertamanya berada di dalam pesta, menyambut tamu bisnis yang berada di ruang pesta. “Eriska, kau harus fokus pada para tamu kita. Terutama CEO Star King. Jangan sampai dia datang dan kita tidak mengenalinya.”Tuan Besar Oberon memanfaatkan pesta ini untuk memperluas relasi dan jaringan bisnisnya di dunia bisnis. Terlebih, dia ingin Perusahaan Oberon semakin berkembang dengan masuk dalam bisnis Fashion agar semakin sukses di Eropa. Karena itu, dia membutuhkan perusahaan sukses dalam dunia fashion seperti Star King.Bukan hanya Tuan besar dan Eriska saja yang sibuk menyapa tamu. Emran yang merupakan wakil presdir pun ikut meny