Share

Bab 6. Undangan Pesta

Yuriana akhirnya datang menemui Tuan Besar di ruangan kerjanya. Dalam hati, wanita itu bertanya-tanya, untuk apa Tuan Besar Oberon tiba-tiba meminta menemuinya? Namun, dia menghiraukannya, karena wanita itu juga ingin menyampaikan keinginannya untuk keluar dari rumah itu.

“Tuan, sebelum Anda menyampaikan sesuatu, bolehkah saya menyampaikan sesuatu?” tanya Yuriana setelah membungkuk untuk memberikan salam kepada mertuanya yang angkuh itu.

“Ada apa? Katakan saja apa maumu,” ucap Tuan Besar dengan tatapan datarnya melihat Yuriana berdiri sopan di depannya.

“Tolong izinkan saya keluar dari rumah ini, Tuan.”

Meski takut melihat Tuan Besar yang selalu berekspresi dingin, Yuriana tidak menundukkan pandangan matanya. Sebagai orang yang sudah diajarkan sopan santun, dia harus menatap orang yang sedang diajaknya berbicara untuk menghargainya.

“Keluar dari rumah ini? Kenapa?” Tuan Besar sedikit kaget mendengar permintaan Yuriana. Dia mengerutkan keningnya, penasaran dengan permintaan cucu menantunya itu.

“Saya sudah menikah dan menjadi istri Erland. Harusnya saya berada di sisi suami saya. Apalagi Erland sakit-sakitan dan butuh bantuan orang untuk melayaninya. Sebagai seorang istri, saya harus mengurus suami saya sendiri. Rasanya tidak pantas kalau saya tetap di sini, sedangkan suami saya yang membutuhkan saya, malah dibantu oleh seorang perawat.”

Selama ini, Yuriana memang beranggapan bahwa Erland dirawat oleh seorang perawat. Jadi menurutnya dia harus menggantikan perawat itu untuk mengurus Erland yang tidak bisa melakukan apapun.

“Aku tidak menyangka kalau kau ingin mengurus suamimu yang penyakitan itu setelah kekacauan di hari pernikahan kalian.” Tuan Besar tampak senang pada Yuriana yang bersedia mengikuti suaminya. Dia pun merasa bahwa cucunya mendapatkan berkah yang baik untuk masa depannya karena menikahi perempuan yang mau mengurusnya.

“Jadi, apa Tuan Besar mengizinkan?” desak Yuriana yang tetap bicara sopan.

“Dengar Yuriana, walau aku senang karena kau mau mengurus Erland tapi kenyataannya, aku tidak bisa membiarkanmu keluar dari rumah ini.”

“Saya sungguh peduli pada suami saya,” ucap Yuriana memohon.

“Kalau begitu, sekalian saja aku sampaikan tujuanku memanggilmu,” ucap Tuan Besar Oberon, menatapnya dingin, “ jika kau benar peduli pada suamimu, lebih baik kau buat dia datang ke pesta ulang tahun perusahaan Oberon. Kalau suamimu datang ke pesta itu, aku akan pertimbangkan permintaan mu.”

Yuriana diam dengan sedikit menundukkan wajahnya. Dia bingung bagaimana caranya dia membawa Erland? Dia saja tidak pernah bertemu dengan Erland. Bahkan, wanita itu tak mengetahui keberadaan suaminya itu.

“Pikirkan baik-baik. Sekarang, kau bisa keluar.” titah Tuan Besar, tangannya mengayun, meminta Yuriana untuk segera pergi.

Yuriana terpaksa keluar dari kamar Tuan Besar. Di luar, dia berdiri sembari memikirkan ucapan Tuan Besar. ‘Apa yang harus kulakukan?’

Sungguh nasib sial. Niatnya ingin meninggalkan rumah ini. Yuriana malah membuat dirinya semakin kesulitan. Pria yang tidak pernah menginjakkan kakinya selama dua puluh tahun di rumah ini, harus dia bawa kembali.

Setelah berada di kamar, Yuriana mengirim pesan pada pria yang mengaku asisten suaminya. Untungnya dia meminta nomor ponsel pria itu sebelum pria itu meninggalkan pesta kemarin.

(“Tuan Erka, tolong sampaikan pada suamiku untuk datang ke pesta Perusahaan Keluarga Oberon. Ini permintaan Tuan Besar. Kalau dia tidak datang, aku akan dapat masalah.”)

"Dapat masalah?" Erland yang sedang dalam perjalanan pulang, tampak penasaran setelah membaca pesan dari Yuriana. Dia ingin bicara secara langsung dengan Yuriana mengenai pesan itu hingga meminta Paman Hans memutar mobilnya ke Mansion Oberon.

Sementara Yuriana yang baru istirahat sebentar, tiba-tiba dapat pesan dari ibunya. Dia buru-buru keluar untuk menemui ibunya yang menunggu di depan rumah.

“Kenapa ibu tidak masuk ke dalam?" tanya Yuriana ketika melewati pagar rumah.

Nyonya Sanjaya tidak menjawab. Beliau malah menampar wajah Yuriana. Yuriana terkejut. Dia hanya memegang pipi bekas tamparannya sembari menatap ibunya. “Ibu menampar Yuria?”

“Ya. Karena ibu dengar, kamu tidak ingin meninggalkan rumah Oberon. Padahal suamimu tidak ada di sana.”

“Aku sudah ...”

“Yuriana, ibu harus katakan padamu dengan jelas. Suamimu bukan pewaris Keluarga Oberon. Jadi, posisi menantu utama pun tidak bisa kau dapatkan! Yang pantas memiliki posisi itu adalah Yusita karena Emran pewaris utama Keluarga Oberon yang diakui tetua Oberon. Jadi harusnya kau pergi dari sana!”

“Aku sudah minta izin pada Tuan Besar untuk keluar dari rumah itu tapi Tuan Besar tidak mengizinkan Yuri untuk pergi. Beliau orang yang punya kuasa di rumah itu. Yuria tidak berani menentangnya.” Yuriana mencoba menjelaskan keadaannya pada ibunya agar sang ibu memahaminya meski dia tahu bahwa ibunya akan tetap memaksanya keluar dari rumah itu.

“Yuriana, apa kamu lupa semua yang kami lakukan untukmu? Kami mengadopsimu dan membesarkanmu seperti sekarang. Selama ini, kamu tidak melakukan apapun di keluarga ini selain tinggal di rumah ini. Bahkan suamiku menyekolahkanmu di sekolah tinggi tanpa meminta balasan padamu. Jadi, harusnya kau membalas setiap kebaikan kami!”

Yuriana tercengang mendengar Nyonya Sanjaya yang membahas kebaikannya selama ini seolah Nyonya Sanjaya tidak mengingat pengorbanan Yuriana yang selalu mengalah pada Yusita sejak mereka kecil hingga dewasa. Termasuk merelakan calon suaminya untuk Yusita. Mungkin bagi Nyonya Sanjaya, itu bukanlah pengorbanan tapi kewajiban yang harus dia lakukan untuk keluarga ini.

“Yuria tidak pernah lupa semua kebaikan ibu dan ayah pada Yuria. Itu sebabnya, Yuria tidak pernah sekalipun menolak keinginan ibu dan ayah. Bahkan Yuria tidak menyimpan dendam pada Yusita walau Yusita selingkuh dengan Emran. Yuria menerima semuanya Bu.”

Plak!

Tamparan keras kembali mendarat dipipi Yuriana. Nyonya Sanjaya tidak senang mendengar Yuriana menyebut Yusita berselingkuh dengan Emran serta menyebut Yusita sengaja menjebak Emran hingga dia menampar Yuriana.

“Berani sekali kamu menghina adikmu, Yuri. Kau harus tahu, Yusita dan Emran saling mencintai. Mereka berdua hanya berusaha memperjuangkan cinta mereka. Tapi kamu malah menghina Yusita dengan menyebutnya berselingkuh dengan Emran. Tidak tahu diri kamu!” Nyonya Sanjaya mengoceh sembari menunjuk-nunjuk wajah Yuriana.

Yuriana tidak bisa menahan kesedihannya karena ucapan kasar Nyonya Sanjaya. Ditambah dua tamparan yang diterimanya sungguh menyakiti hatinya hingga akhirnya dia menangis tapi dia berusaha tidak mengeluarkan suaranya di depan Nyonya Sanjaya.

“Pokoknya kamu harus meninggalkan rumah Oberon. Lakukan apapun agar bisa keluar dari sana. Aku tidak mau dengar alasanmu lagi Yuriana.”

Yuriana diam saja karena tidak bisa menjanjikan hal itu di saat Tuan Besar Oberon melarangnya untuk keluar dari rumah itu meski dia pun ingin sekali pergi. Bahkan ketika Nyonya Sanjaya naik kembali ke mobilnya dan melajukan mobilnya pergi, Yuriana masih diam menunduk di tempatnya.

‘Ternyata pernikahan ini belum bisa membuatku lepas dari kendali ibu.’ Yuriana berpikir bahwa dengan menerima perjodohannya dengan Keluarga Oberon serta menerima pernikahannya yang tertukar, akan melepaskannya dari jeratan ibunya yang sejak kecil membelenggunya. Namun ternyata, pernikahan itu tidak ada gunanya. Dia masih saja dalam tekanan ibu angkatnya.

Tanpa diduga, Erland melihat semua perlakuan buruk Nyonya Sanjaya pada Yuriana. Bahkan dia melihat Yuriana menangis. 'Apa selama ini dia menerima perlakuan kasar dari orang tuanya?'

"Apa tuan jadi menemui Nyonya Muda?" tanya Paman Hans.

"Tidak. Kita kembali saja. Aku akan menemuinya besok malam di pesta Oberon."

"Tapi undangannya sudah saya buang tuan."

Sebelumnya, Tuan Besar Oberon mengirim undangan pada setiap perusahaan besar untuk datang ke pesta ulang tahun perusahaannya. Termasuk Perusahaan Star King. Namun Erland menolak undangan itu dan menyuruh Paman Hans membuangnya karena tidak tertarik untuk datang. Setelah membaca pesan Yuriana, dia seketika berubah pikiran.

“Kalau begitu, aku akan datang sebagai Erland Oberon seperti yang diinginkan Yuriana.”

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status