Share

Bab 5. Apa Mungkin Dia Erland?

“Ugh ...”

Yuriana baru saja bangun dan merasakan sakit diseluruh tubuhnya seperti habis dipukul balok. Yuriana refleks bangun dari sana dengan muka terkejut. Dia semakin terkejut kala membuka selimut dan melihat tubuhnya tak mengenakan sehelai benang pun.

“Apa yang terjadi?”

Namun, belum sempat dia berpikir lebih jauh, memori apa yang terjadi semalam tiba-tiba muncul begitu saja. Aroma alkohol, dada bidang pria tampan, serta kecupan yang memabukkan itu kembali memenuhi pikirannya.

‘Aku… dengan siapa aku bercumbu semalam?’ batin Yuriana bertanya pada dirinya sendiri. Pasalnya, dia hanya mengingat samar fragmen-fragmen memori semalam. Bahkan, dia tak sempat melihat wajah pria yang tidur dengannya.

‘Apakah mungkin dia adalah … Erland?’ Tak butuh waktu satu detik, Yuriana langsung menggelengkan kepalanya.

Setahunya, Erland adalah pria impoten dan penyakitan. Bahkan, pria itu tak memunculkan batang hidungnya di acara pernikahannya sendiri. Bagaimana bisa dia tiba-tiba datang untuk bersenggama dengannya semalam?

Tok! tok!

Bunyi ketukan pintu kamar, membuat pikiran Yuriana tentang kejadian semalam, teralihkan. Dia segera berpakaian dan berjalan membuka pintu. Orang yang mengetuk pintu itu adalah bawahan Tuan Besar. Dia meminta Yuriana bersiap untuk kembali ke rumah Keluarga Oberon.

***

Suara ketukan pintu terdengar kala Yuriana tengah memasukkan pakaiannya ke dalam lemari. Dia membuka pintu kamarnya. Ternyata, orang yang berdiri di depan kamarnya adalah Yusita yang datang membawa susu hangat untuknya. Dan Yuriana tahu, jika susu itu dibawa Yusita untuknya. Yuriana sudah terbiasa melihat perhatian Yusita satu ini, tapi kini Yuriana sadar, bahwa perhatian itu bukanlah untuknya.

“Mau bicara apa?” tanya Yuriana.

Yusita tidak menjawab langsung. Dia malah berjalan masuk, melewati si pemilik kamar dengan sikap angkuhnya. Dia meletakkan susu itu di atas meja lalu menoleh melihat Yuriana yang masih berdiri di depan pintu. “Susunya masih hangat Kak. Kalau sudah dingin tidak akan enak diminum.”

Yuriana tahu maksud ucapan Yusita yang menyuruhnya untuk menutup pintu hingga dia pun menutup pintu itu kemudian menghampiri Yusita yang baru saja duduk di sofa, samping tempat tidurnya. Yuriana berdiri di depan Yusita yang menatap angkuh ke arahnya.

“Jadi apa keperluanmu Sita?”

“Aku ingin kau keluar dari rumah ini.” Yusita tidak sabar ingin Yuriana pergi dari sini hingga dia langsung melontarkan kalimatnya itu tanpa berbasa-basi. Dia tidak tahan melihat Yuriana berada di rumah ini meski hanya sehari. Itu sangat mengganggu ketenangannya.

“Sita, aku sudah menikah dengan Erland Oberon dan ini rumah keluarga suamiku. Aku tidak mungkin keluar dari sini. Dan kalau aku pergi, aku harus pergi ke mana? Apa aku harus kembali ke rumah ayah? Itu tidak mungkin Sita. Papa sudah berpesan untuk kita tetap tinggal di sini. Di rumah keluarga suami kita,” jelas Yuriana yang tentu saja menolak permintaan Yusita.

Yusita berdiri dari tempat duduknya. Dia menatap serius Yuriana yang berdiri di hadapannya kemudian berkata, “suamimu tidak ada di sini, Yuri. Dua puluh tahun lalu, Erland meninggalkan rumah ini.”

Yuriana terkejut mendengar tentang Erland yang sudah tidak tinggal di rumah keluarganya. Setahu dirinya, Erland tidak ada di Rumah Oberon karena sedang pengobatan di luar negeri. Yuriana tahu hal itu setahun lalu ketika dirinya dijodohkan dengan Keluarga Oberon.

“Dari mana kau dengar kalau Erland sudah meninggalkan rumah keluarganya?” tanya Yuriana penasaran dengan ucapan Yusita.

“Emran kasih tahu semuanya padaku. Dua puluh tahun lalu, Erland meninggalkan rumah ini. Hubungannya dengan Tuan Besar pun merenggang. Sejak saat itu, Erland tidak pernah menunjukkan dirinya di rumah ini. Tuan Besar yang tidak ingin nama baik keluarga ini rusak, menyebar berita bahwa Erland belajar di luar negeri. Padahal, kenyataannya, Erland masih ada di negara ini. Orang tidak berguna itu hanya menghabiskan waktunya di rumah, menunggu kematian datang menjemputnya.”

Semua yang dikatakan Yusita bukanlah kebohongannya sendiri. Cerita itu dari Emran. Emran pun tidak menciptakan sendiri cerita tentang Erland tapi diciptakan oleh Tuan Besar yang ingin keluarganya dipandang baik-baik saja oleh semua orang agar orang-orang tidak bicara buruk tentang keluarganya.

Namun setahun lalu, Erland menambahkan cerita kakeknya bahwa dia berada di luar negri karena sedang pengobatan. Erland bahkan menyebarkan berita buruk tentangnya yang impoten, tidak bisa berhubungan dengan wanita untuk melihat sifat asli dari tunangannya.

Yuriana diam. Dia masih terkejut karena baru mengetahui tentang Erland yang ternyata meninggalkan rumah keluarganya. Jika seperti itu, maka dirinya pun tidak pantas tinggal di rumah ini. Dia harus tinggal di rumah suaminya.

“Betapa memalukannya dirimu kalau kau masih berpikir untuk tinggal di sini setelah mengetahui kebenaran Erland.” Yusita kembali menyahut dengan tatapan sinisnya melihat Yuriana yang hanya diam saja. Dia berpikir bahwa Yuriana tidak berniat pergi hingga mengatakan hal kasar pada Yuriana.

“Tenang saja, Sita. Aku bukan orang yang hanya tahu bersenang-senang. Aku akan hidup di mana suamiku berada. Jadi, aku akan bicara dengan Tuan Besar. Kalau beliau mengizinkanku pergi, aku akan pergi dari rumah ini.”

Yuriana sudah menyerahkan dirinya ketika dirinya sudah sah menikah dengan Erland. Tak peduli Erland penyakitan, impoten dan pria tidak berguna. Erland tetaplah suami yang harus hidup bersamanya.

“Baguslah kalau kau sadar.” ucap Yusita sembari menyeringai puas. Setelah menyaksikan ekspresi Yuriana, wanita itu meninggalkan Yuriana dengan sikap angkuhnya.

Selang beberapa menit setelah adiknya pergi, sebuah ketukan kembali terdengar di pintu. Yuriana pun bergegas untuk membukanya, dan menemukan seorang wanita berpakaian layaknya asisten rumah tangga berdiri di depan pintu.

“Nona Yuriana, Tuan Besar menunggu anda di ruangannya. Ada hal penting yang ingin dia sampaikan.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status