“Dev” panggil Alexa dengan suara bergetar, air matanya terjatuh membasahi pipinya.Suara Alexa yang memanggil berhasil membuat Devon dan Melby berhenti bercinta.Bibir Alexa gemetar, desakan suara tangisan terasa kuat mendorong dadanya. Hati Alexa sakit, hatinya hancur melihat kekasihnya yang selama ini dia anggap sempurna, kini tengah bercinta dengan wanita lain di hadapannya.Alexa sampai tidak bisa berkata-kata apapun lagi, pemandangan di hadapannya begitu menjijikan hingga membuat Alexa ingin muntah.“Alexa,” bisik Devon memanggil dalam kecanggungan dan situasi yang bingung.Melby segera berdiri, wanita itu tidak mempedulikan reaksi Alexa maupun Devon yang saat ini terlihat linglung terpengaruh obat perangsang. Dengan sengaja, Melby memeluk Devon dan tersenyum melihat Alexa menangis.Ini adalah pemandangan yang harus Alexa lihat.Devon segera mendorong Melby agar menjauh darinya.“Tunggu Alexa, ini ini diluar kendaliku,” bisik Devon terbata-bata, mulai menyadari kesalahan apa yang
Lucas tersenyum puas, pria itu melihat ke jalanan yang di lewatinya dengan perasaan lega. Ada sebuah kepuasan di dalam hatinya memikirkan jika hubungan Alexa dan Devon kini berada dalam ambang kehancuran.Melby sudah berhasil menjalankan tugas dan kini Alexa sedang patah hati.Apa yang telah Lucas lakukan mungkin terdengar kejam, namun bukan kesalahan Lucas jika Devon termakan godaan.Jika memang Devon pria baik-baik dan benar-benar mencintai Alexa, pria itu bisa dengan tegas menolak godaan Melby.Senyuman Lucas memudar. “Sialan!” teriak Lucas tiba-tiba, pria itu terkejut bukan main hingga harus membanting stir dan mengerem dadakan karena melihat kuku-kukunya menyala seperti kunang-kunang ketika berada dalam kegelapan.Wajah Lucas memucat dengan napas memburu melihat kuku-kukunya yang hanya berkilau saat terkena cahaya dan menyala seperti neon ketika berada dalam kegelapan.Lucas baru tersadar, dia belum sempat membersihkan kuku yang telah Alexa cat tadi siang.“Alexa, sialan! Dia ben
Alexa menegak segelas anggur untuk kesekian kalinya, gadis itu tidak mempedulikan rasa mual dan panas di lambungnya akibat terlalu banyak minum alcohol.Beberapa kali pandangan Alexa mengabur, namun amarah di dalam hatinya membuat Alexa tidak mau berhenti minum. Bayangan-bayangan pengkhianatan Devon terhadap dirinya membuat Alexa sangat frustasi.Suara deringan telepon masuk dari Devon terdengar berdering beberapa kali. Alexa memilih mengabaikannya.Tidak ada sebuah pintu maaf untuk seseorang yang sudah berselingkuh. Itu ada adalah kesalahan yang tidak termaafkan.Alexa membanting gelas kosong di meja, gadis itu tertunduk mengusap keningnya dengan kuat mencoba untuk tidak kembali menangis.Lucas muncul di ambang pintu, berjalan mendekati Alexa dan meneliti raut kesedihan Alexa. “Kau terlihat kacau Alexa.”“Bukan urusanmu,” jawab Alexa dengan bentakan. Dia butuh sendiri, tanpa gangguan siapapun.Lucas tersenyum miring, pria itu segera duduk di sisi Alexa dan menunjukan kedua tangannya
Alecas (jiwa Alexa dalam tubuh Lucas) LuXa (jiwa Lucas dalam tubuh Alexa) Teriakan Devon yang memanggil dan membuat keributan memancing amarah jiwa Lucas. Tanpa pikir panjang LuXa langsung pergi dengan langkah lebarnya. Gigi LuXa mengatup rapat-rapat, ada senyuman jahat bercampur amarah yang terlukis di bibirnya mengingat jika kini jiwa Lucas sedang terperangkap di dalam tubuh Lucas. LuXa berbelok dari tangga menuju dapur, tanpa terduga di ambilnya sebuah pisau buah yang tergeletak di atas meja. Tidak ada kompromi lagi baginya untuk kehidupan Devon, Devon harus di singkirkan secepatnya agar benar-benar jauh dari Alexa. LuXa segera keluar dari rumahnya, dari kejauhan dia dapat melihat keberadaan Devon yang menangis memanggil-manggil nama Alexa terlihat seperti seseorang yang sangat menyedihkan. LuXa melangkah lebih cepat, menyembunyikan sebilah pisau di belakang punggungnya. Suara decitan gerbang terdengar lemah, Devon berusaha membuka gerbang itu meski kini di hadapannya ada beb
Warna darah terlihat begitu cerah memenuhi sebuah kolam, Lucas yang masih muda tengah berdiri di pinggiran kolam itu, menatap penuh kegetiran dan tubuh gemetar hebat meluruhkan semua kekuatannya.Dengan mata kepalanya sendiri, Lucas melihat seorang perempuan kini tengah mengapung di permukaan kolam, wanita itu meninggal dengan cara yang menyedihkan.Lucas menangis, dia berteriak histeris memanggil meminta pertolongan..Tidak ada yang datang, tidak ada yang bisa membantunya.Lucas melompat turun ke dalam kolam, baju seragam sekolahnya langsung berubah merah ternoda oleh darah.Beberapa kali Lucas tenggelam, namun dia tidak bisa berhenti begitu saja.Lucas bergerak begitu berat, semakin dia mendekat, semakin dia melihat seberapa menyedihkannya perempuan itu yang telah memilih mengakhiri hidupnya dalam keputus asaan. Lucas merengkuh tubuh perempuan itu dan menangis memeluknya dengan erat, membawanya ketepian.Suara napas kasar terdengar dari mulut LuXa, pria itu bergerak gelisah dan berk
Lucas melangkah lebar menuruni tangga, dia menemui Shwan yang sedang berbincang di telepon, menyadari kedatangan Lucas, Shwan segera menutup teleponnya dan tersenyum formal untuk menyapa.Lucas mengusap tengkuknya setengah bingung. “Apa kau tahu cara membuat wanita terkesan?” tanyanya terdengar malu.Shwan menganga kaget, seumur-umur Shwan bekerja untuk Lucas William, dia tidak pernah mendengarkan sebuah pertanyaan seperti ini darinya. Dengan terburu-buru Shwan menutup mulutnya rapat-rapat untuk menyembunyikan kekagetannya. “Maaf Tuan, saya tidak tahu,” jawab Shwan.“Kau harus tahu!” Bentak Lucas, dia tidak suka Shwan tidak memberikan jawaban yang di butuhkannya.Shwan terlonjak kaget, pria itu langsung harus dibuat berpikir keras memikirkan jawaban apa yang harus dia berikan. “Wanita seperti apa yang ingin membuat membuat dia terkesan kepada Anda? Biasanya seseorang harus dilihat dari karakternya terlebih dahulu sebelum memberikannya hadiah.”Lucas mendengus kesal. “Kau pikir wanit
Setelah melewati perjalanan panjang kini akhirnya Alexa dan Lucas, juga rombongannya sampai di Dubai. Kedatangan mereka di sambut oleh beberapa kendaraan yang langung mengantar ke hotel yang terpisah.Ini untuk pertama kalinya Alexa pergi ke wilayah Asia Barat.Alexa terlihat berantusias, gadis itu sampai tidak bisa diam di dalam limousine yang ditumpanginya.“Ya ampun..” Alexa bergeser ke sebelah kiri, tepat di mana Lucas duduk. Tidak berapa lama gadis itu bergerak ke sisi kanan untuk melihat pemandangan lainnya, Alexa sampai menutup mulutnya karena kagum. “Whoah..”Lucas mendengus geli, untuk pertama kalinya dia melihat Alexa benar-benar terlihat lepas dan bahagia saat di sampingnya.Diam-diam Lucas tersenyum, teringat jika semalam hubungan Alexa dan Devon sudah berakhir, Lucas sempat berpikir jika Alexa akan benar-benar tenggelam dalam kesedihan, namun rupanya tidak separah apa yang Lucas pikirkan.Air mancur Dubai Fountain show bergerak indah, membuat Alexa dan beberapa orang lai
Malam telah tiba, ini adalah hari ke empat Alexa dan Lucas berada di Dubai. Untuk pertama kalinya Lucas membawa Alexa secara resmi ke sebuah pesta yang di adakan oleh temannya.Alexa tampak berantusias begitu dia berada di tengah-tengah pesta, dia terlihat senang berkenalan dengan banyak orang-orang asing.Sepanjang acara Alexa dan Lucas tidak pergi berjauhan, keduanya terlihat cukup serasi dan akrab untuk malam ini, tidak ada perdebatan apapun yang terjadi, mereka hanya saling melengkapi selayaknya pasangan.Alexa terbiasa dengan hal-hal yang luar biasa, namun untuk malam ini, Alexa harus mengakui bahwa kemungkinan ini adala pesta termewah yang pernah dia datangi.Tidak hanya Alexa saja yang menikmati pestanya, orang-orang juga begitu. Mereka berdansa kini tengah berdansa, begitu pula dengan Alexa dan Lucas.Alunan suara musik terdengar lembut dan hangat mengiringi dansa semua orang.Alexa bergerak dalam dekapan Lucas, gadis itu terlihat tidak dapat menyembunyikan rasa lelahnya saat