Tubuh mereka kembali…
Alexa dan Lucas terdiam sesaat, kedua kembali saling menatap dan mengerjap kaget karena kini jiwa kembali te tubuh mereka masing-masing.
“Ya Tuhan, aku kembali.” Alexa melompat senang bukan main, dengan cepat dia segera mundur menjauh dari tubuh Lucas dan pergi melihat ke cermin.
Alexa tersenyum lebar, gadis itu akhirnya bisa bernapas dengan lega dan merasa hidup kembali setelah mendapatkan kembali tubuhnya.
Melihat kesenangan Alexa yang cukup berisik dan berlebihan langsung menjadi pusat perhatian Lucas. Lucas sendiri merasa sangat lega dan senang karena akhirnya kini tubuhnya kembali.
Lucas tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi pada hidupnya jika selamanya jiwanya terjebak dalam tubuh Alexa.
Suara berisik dan tawa senang Alexa mulai mengganggu pendengaran Lucas, dengan tatapan merendahkan Lucas beredekap dan berkata. “Well.. sekarang urusan kita sudah selesai, aku mengusirmu. Jadi, silahkan pulang.”
Alexa berhenti bergerak, tawanya menghilang seketika, gadis itu berbalik dan berdecak pinggang menghadap Lucas. Pengusiran Lucas yang tidak tepat waktu benar-benar sudah menghancurkan kesenangan Alexa.
Alexa membuang napasnya dengan kasar, gadis itu mengangkat dagunya menantang. “Dengan senang hati, Tuan Lucas,” jawab Alexa tanpa ragu.
Alexa menghentakkan kakinya dan berbalik, gadis itu terburu-buru merapikan pakaiannya dan segera pergi. Lagi pula, Alexa tidak ingin berlama-lama satu ruangan dengan Lucas, jika perlu Alexa sangat berharap seumur hidupnya dia tidak bertemu Lucas lagi.
“Alexa,” panggil Lucas sedikit melembut.
Alexa kembali berbalik setelah melangkah sedikit jauh. Gadis itu menekuk bibirnya terlihat menggemaskan, wajahnya yang cantik dan berseri di hiasi helaian rambut panjang basahnya yang sebagian kini menempel di pipinya.
“Apa?” jawab Alexa dengan ketus.
“Kau terlihat cantik bila aku lihat seperti ini.”
Alexa menaikkan satu alisnya, pujian Lucas sama sekali tidak bisa membuat Alexa senang. Justru, Alexa merasa tidak terima mendapatkan pujian dari mulut pria arogan seperti Lucas. Meski Lucas tampan dan terlihat sempurna, Alexa sungguh mual melihatnya.
Dalam langkah lebar Alexa kembali mendekati Lucas, begitu sudah berada dalam jangkauan, tanpa terduga tangan kecil Alexa melayang di udara.
Plak
Tamparan keras mendarat di pipi Lucas.
“Apa yang kau lakukan hah?” Hardik Lucas tampak marah karena Alexa tiba-tiba saja menamparnya.
Plak
Alexa kembali menampar pipi Lucas.
“Alexa!” teriak Lucas marah.
Kemarahan Lucas semakin membuat perasaan Alexa puas, dengan decihan jijik Alexa berkata. “Itu untuk tamparan tadi pagi. Itu pantas untuk kau dapatkan! Itu untuk semua perlakuan burukmu padaku.”
Lucas mematung kaget.
Tanpa berkata-kata lagi, Alexa berlari secepat yang dia bisa, dia tahu Lucas pasti marah dengan apa yang telah dia lakukan barusan. Alexa harus segera pergi keluar dan kabur dengan perasaan bangga karena sudah berhasil menamparnya.
***
Kejadian aneh dan tidak menyenangkan yang terjadi tadi pagi membuat Alexa merasa sedikit pusing bukan main, apalagi Connor yang mengetahui tadi pagi Alexa pergi ke rumah Lucas kini berpikir bahwa Alexa mencoba memulai berhubungan dengan Lucas.
Alexa sangat kesal, namun dia tidak bisa terus terpenjara dalam kesedihan dan pikiran yang buruk.
Saat ini Alexa tengah berada di salon untuk melakukan perawatan rambut dan kuku. Mendapatkan perawatan seperti ini membuat Alexa merasa sedikit lebih relaks.
Alexa harus melanjutkan harinya, satu jam lagi dia akan pergi ke kampus.
Alexa adalah seorang model pemula, dia baru menekuni dunia model satu tahun ini. Meski memiliki sosok orang tua yang cukup makmur dan berkepribadian manja, nyatanya Alexa juga sedang berusaha untuk bisa mandiri dan memulai kariernya dari nol.
***
Lucas masih tidak mengerti jalan pikiran orang tuanya, mereka begitu memaksanya Lucas untuk memiliki hubungan dengan Alexa. Lucas memiliki segalanya, uang, kekuasaan, wanita. Ya, hampir semua wanita bertekuk lutut di bawahnya.
Di jodohkan, sama saja seperti menginjak harga dirinya, seakan dia tidak dapat memiliki wanita.
Lucas sangat kesal, padahal orang tuanya tahu alasan di balik mengapa dia tidak menginginkan sebuah pernikahan di dalam hidupnya. Namun entah mengapa, Alexa menjadi sebuah pengecualian bagi kedua orang tuanya.
Alexa..
Gadis itu sudah Lucas ragukan sejak pertama kali orang tuanya membahas sosok Alexa di hadapan Lucas. Pagi ini mereka bertemu secara langsung untuk pertama kalinya.
Keraguan Lucas hilang berubah menjadi sebuah keyakinan. Lucas yakin, sangat begitu yakin bahwa Alexa tidak cocok dengannya.
Mengenai kejadian aneh tadi pagi..
Lucas mengepalkan tangannya untuk kesekian kalinnya. Dia tidak bisa menjelaskan apa yang telah terjadi tadi pagi, itu tidak normal, itu gila! Akhir pertemuannya dengan Alexa semakin membuatnya kesal, dia tidak menyangka gadis kecil itu akan berani menamparnya.
Lucas menggerakan punggungnya, mengalihkan perhatiannya dari luar jendela yang menyuguhkan pemandangan indah kota.
Lucas menatap tajam Shwan yang sejak tadi berdiri di sudut ruangan. “Kau beri Alexa pelajaran, jangan dulu membunuhnya.”
“Iya, Tuan,” Shwan mengangguk patuh, pria itu membungkuk sebelum undur diri.
Lucas menyesap minumannya perlahan, pria itu melirik mejanya yang kini sudah kosong karena pekerjaannya sudah di selesaikan lebih cepat.
Sejenak Lucas diam dan terlihat memikirkan sesuatu, tidak berapa lama pria itu memutuskan pergi keluar ruangannya.
Lucas membutuhkan hiburan untuk melepaskan rasa penat di kepalanya.
To Be Continued..
Suara roda ranjang yang dorong berderak melewati setiap lorong rumah sakit, genggaman tangan Lucas mengerat memandangan Alexa yang terbaring kesakitan.Seorang dokter menahan langkah Lucas yang akan ikut memasuki ruangan bersalin, "Maaf Tuan, silahkan tunggu."“Aku ingin menemani isteriku, dia membutuhkan aku!” Geram Lucas tidak suka dengan siapapun yang mengahalangi keinginannya.“Anda ikuti prosedurnya, dengan begitu semuanya akan berjalan lebih cepat,” ucap dokter tersebut masih dengan ketanangan.“Tuan, sebaiknya ikuti apa yang di katakan Dokter. Biar Nyonya Alexa lebih cepat di tangani,” usul Shwan mengusap bahu Lucas agar tuannya bisa lebih tenang.Kemarahan Lucas sedikit berkurang, dengan terpaksa dia mundur dan memberi jalan dokter tersebut. Ketegangan dibahu Lucs mengedur, perlahan Lucas terduduk di kursi, memandang daun pintu yang masih tertutup rapat. Ledua tangannya saling bertautan memanjatkan do'a dan berusaha meredakan kecemasan juga rasa takutnya. “Nyonya Alexa akan
Kemurungan hati Lucas tampak jelas di raut wajahnya, Julian adalah sahabat satu-satunya yang dia miliki di muka bumi ini.Lucas mengerti, Julian telah jatuh cinta kepada kekasih Armin. Pria itu benci di usik karena kedatangan Armin dalam kebahagiannya.Kebingungan Lucas bertambah, dia tidak dapat menjauhkan Armin sedikit pun. Pria itu sama kuatnya dengan Julian.Suara deringan telepon masuk menjeda Lucas yang sempat akan membuka pintu mobil. “Shwan.”“Tuan,” suara napas Shwan memburu dan kasar, “nyonay Alexa kabur.”“Sialan!” maki Lucas murka. “Dapatkan dia sebelum membuat ulah!”“Iya, Tuan.”Decitan kasar suara mobil yang meninggalkan tempat sangat terdengar keras. Hati Lucas bergemuruh kesal dengan sikap manja Alexa yang tidak pernah berubah, bahkan dengan perut besarnya yang sekarang pun Alexa masih gemar membuat ulah.***Sorak suara penonton baseball bergemuruh penuh semangat, mereka menyanyikan lagu kebagsaan Neydish setelah pertarungan usai.Alexa berteriak merasakan euforia pe
Peluh keringat membasahi wajah Alexa, sesekali gadis itu menyekanya dengan punggung tangan dan melanjutkan untuk mendekor kamar untuk calon buah hatinya.Shwan dan para pengawal mengangkut beberapa barang, meletakannya sesuai dengan apa yang Alexa inginkan.Nuansa warna hijau sangat mencolok dengan banyaknya hiasan dinding, beberapa mainan sudah tersedia di dalam kurungan pagar. Sebuah teleskop berdiri kokoh di depan jendela, boneka-boneka pesawat kecil menggantung dan berputar di atas ranjang kecil bayi.Alexa menjatuhkan dirinya ke sofa, menyangga bawah perutnya yang semakin membesar dan membuatnya merasakan beban berat.“Nyonya” Shwan berdiri di hadapan Alexa. “Ada yang bisa saya kerjakan lagi?”Tubuh Alexa meringkuk di sofa, gerakan matanya melambat, ia menguap merasakan kantuk yang menyerang. “Apa aku boleh jalan-jalan?”Shwan tersenyum kaku. “Maaf Nyonya, sebaiknya Anda meminta izin pada Tuan Lucas terlebih dahulu,” jawabnya sebijak mungkin. Semakin bertambahnya usia kandunga
Enam bulan kemudian..Suara angin berhembus lembut menerpa dadaunan dan mejatuhkan ranting keringnya ke permukaan air.Hamparan rumput hijau membentang luas mengelilingi rumah baru Lucas dan Alexa. Rumah itu jauh dari kesan mewah seperti mansionnya di Hong Kong, namun deburan ombak di bawah tebing menjadi menjadi pesona tersendiri.Pemandangan di setiap sudut rumah mengarah pada kekuatan hedonisme, gedung-gedung menjulang kokoh di depan taman hiburan yang langsung mengarah ke laut.Club malam, hotel, dan sebuah kasino yang berkilauan di puncak tertinggi gedung, layaknya sebuah berlian raksasa yang menggambarkan kekayaan.Hekataran kincir berdiri kokoh telah menjadi penerang sebagian pulau itu.Jauh dari keramaian, jalanan yang luas membentang indah menembus, hutan dan kebun lavender yang menghidupi ratusan petani yang hidup di pinggiran sungai.Lucas berdiri di pinggiran tebing, berpegangan pada pagar sambil menikmati segelas anggur.Rambutnya bergerak mengikuti ke mana arah angin men
Dalam remang cahaya, Alexa duduk menikmati popcornnya sambil melihat layar depannya yang menampilkan film THE LEGO MOVIE 2: THE SECONDPART.Tanpa Alexa sadari, jika Lucas telah menyusul masuk dan duduk di sampingnya. Setelah perkataan Armin mengenai keadaan Alexa yang kemungkinan hamil berhasil membuat Lucas tidak bisa tidur sepanjang malam. Pria itu gelisah, tenggelam dalam renungan dan banyak kekhawatiran.Lucas masih trauma dengan kehamilan yang menimpa Lucy, dan Lucas belum siap menjadi seorang ayah.Lucas bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Apa yang kini harus dia lakukan?Lucas masih belum bisa menjadi suami yang baik untuk Alexa, dan kini Lucas harus memikirkan kemungkinan jika Alexa tengah mengandung anaknya.Tanggung jawab di tangan Lucas kian membesar.Sempat Lucas berpikir untuk meminta Alexa menggugurkan kandungannya, mungkin itu keputusan yang terbaik.Tapi, jauh di dalam lubuk hati Lucas, dia akan menjadi bajingan paling kotor dan menjijikan di dunia ini bila menolak k
Langkah Lucas langsung terhenti, dalam satu gerakan dia berbalik. Alexa langsung menjatuhkan tubuhnya ke lantai sambil memijat kepalanya.Dengan cepat Lucas berlari ke arah Alexa dan memeluknya. “Apa kau terluka?” Tanya Lucas khawatir. Alexa menggelengkan kepalanya membiarkan Lucas menggendongnya.“Di mana kamarmu?” Tanya Lucas dengan langkah lebarnya, Alexa menunjuk ke arah tangga menunjuk kamar pertama yang dulu sering dia gunakan ketika menginap di rumah Armin.Tubuh Alexa di baringkan di atas ranjang, Lucas menaikan selimut sampai dadanya. “Aku Akan memanggil Doker.”“Jangan!” jawab cepat Alexa,. “Armin juga Dokter. Dia bisa mengurusku,” cegah alexa mulai panik, setetes keringat dingin langsung membasahi pelipisnya.Lucas mengangguk sedih, mengusap helain rambut yang menempel di wajah Alexa. “Aku akan pesan makanan. Kamu mau apa?”Alexa menggeleng lemah, perutnya sudah sangat keras dan penuh tidak dapat menampung apapun lagi. “Aku tidak nafsu makan.”“Aku mohon Alexa, makanlah.