Share

BAB 4: Masalah yang Mudah

Author: Asayake
last update Last Updated: 2022-09-25 22:29:11

Alecas (jiw Alexa dalam tubuh Lucas)

LuXa (jiwa Lucas dalam tubuh Alexa)

***

“Apa? Mandi? Tidak!” Alecas melarang.

LuXa tertawa menggema, jiwa Lucas merasa ironis melihat wajah angkuh dan tatapan tajam mata miliknya kini menjadi melunak, gerakan tubuhnya sudah tidak dia kenal lagi.

Diam-diam jiwa Lucas menjadi semakin khawatir. Jika hal ini terus berlanjut, kemungkinan tidak akan ada lagi orang yang takut apalagi hormat padanya.

Suara ketukan di pintu sedikit memecahkan ketegangan di antara jiwa Alexa dan Lucas.  LuXa segera pergi dan membukakan pintu dan berhadapan dengan Shwan.

“Pakaian yang Tuan Lucas pesan.” Shwan menyerahkan beberapa paper bag. “Di mana Tuan Lucas?” Tanyanya terdengar misterius dan hati-hati.

Shwan sedikit terkejut begitu mendengar kabar Alexa Housten datang ke rumah tuannya, setelah di telaah Shwan mulai berpikir jika mungkin ini bagian dari rencana Lucas.

Lucas tidak suka membuang waktu, mungkin saja rencana untuk membunuh Alexa bisa dia lancarkan pagi itu dengan cepat meski racun yang Shwan pesan belum datang.

Kini Shwan sedang menunggu perintah Lucas selanjutnya, namun anehnya sejak tadi Lucas tidak mengintruksikan apapun kepada Shwan.

LuXa menyerigai jahat, mengambil paper bagnya. Jiwa Lucas tahu betul apa yang sebenarnya ada di pikiran Shwan saat ini.

“Kenapa Shwan?  Kau ingin membunuhku?"  tanya  LuXa.

Shwan tersentak kaget, refleks pria itu mundur selangkah, bulu kuduknya langsung meremang meraskan perasaan takut dan waspada melihat tatapan tajam dan suara LuXa yang dalam.

LuXa terkekeh geli, merasa senang melihat reaksi Shwan yang waspada dan terlihat takut kepadanya.

“Saya permisi,” dengan sopan Shwan membungkuk dan undur diri dengan cepat.

***

Alecas bersedekap mengawasi gerak-gerik LuXa yang sedang mandi, dia harus memastikan tubuhnya tidak perlakukan dengan senonoh oleh pria arogan itu.

Sudah lebih dari tiga jam mereka terjebak dalam pertukaran jiwa, masih belum ada titik terang mengenai penyebab hal ini terjadi, belum ada titik terang juga mengenai  jalan keluar dari maslah yang tengah mereka hadapi.

Alexa dan Lucas terus menerus berdebat karen kini jiwa Alexa tiba-tiba saja harus menanggung beban pekerjaan yang  Lucas berikan kepadanya karena pagi ini Lucas memiliki pekerjaan penting yang tidak bisa di gantikan siapapun.

“Kita perlu pergi ke psikiater,” ucap Alecas.

LuXa yang tengah di bawah shower langsung membalikan badan. “Tidak!” tolaknya mentah-mentah.

“Kenapa tidak? Apa kau mau kita tetap seperti ini?”

“Aku tidak ingin orang lain mengetahui hal ini. Sekalipun kita pergi ke psikiater, kau pikir mereka akan percaya dengan hal gila ini?”

“Tapi aku tidak mau kita terus seperti ini!”

“Apa kau pikir aku juga mau? Dengar Alexa, apa medis bisa membantu masalah ini?”

Alecas terdiam dalam kebingungan tidak tahu harus menjawab apa.

LuXa melenggang keluar, melewati Alecas dengan tubuh telanjangnya. LuXa segera berdiri di depan cermin untuk mengeringkan tubuhnya dengan handuk sambil memperhatikan Alecas melalui cermin.

“Kau harus tahu hal lagi Alexa. Jika ada yang tahu masalah ini, seseorang bisa menyerangku. Kau tahu kan maksudku?"

“Apa?” Alecas mengikuti langkah LuXa yang kini keluar kamar mandi. Perkataan Lucas sama sekali tidak di mengerti olehnya.

“Jika musuhku menyerangku, itu artinya nyawamu juga yang jadi taruhannya karena kini yang ada di dalam tubuhku adalah kau.”

Alecas menegang, dia ingat. Sekarang nyawanya dalam tubuh Lucas, jika seseorang melukai tubuh Lucas, nyawa Alexa yang di pertaruhkan. Apalagi Alecas tidak mengetahui apa pun yang pria itu kerjakan dan seluk beluknya, yang Alecas tahu, Lucas adalah anak dari William dengan sifat yang sangat buruk.

“Dadamu bagus juga” LuXa memperhatikan payudaranya sebelum memakai bra.

“Dasar mesum.”

“Tubuhmu sekarang milikku, jadi aku bebas melakukan apapun.”

“Tidak boleh!”

LuXa mengerutkan keningnya beberapa saat, dia bergerak membalikkan tubuhnya menghadap cermin besar untuk meneliti tubuh yang di isi jiwanya. Napasnya LuXa terasa mengganjal di tenggorokan, melihat tubuh telanjang milik Alexa yang baru dia sadari jika tubuh itu terlihat indah.

Sepasang kaki jenjang yang indah menyusuri pinggul yang lebar dengan pinggang kecilnya dan perut rata sempurna, di tunjang sepasang payudara indah yang membusung bergerak berirama dengan napasnya. Kesempurnaan tubuhnya di lengkapi dengan wajah cantik yang menggambarkan kepolosan tanpa setitik dosa pun.

“Jangan menatap tubuhku seperti itu!” Alecas berteriak, menarik tubuh mungil itu untuk menjauh dari cermin. “Pejamkan matamu, aku yang akan memakaikan pakaian.”

“Kenapa harus memejamkan mata? Aku sudah melihat dan menyentuh tubuhmu saat tadi mandi.”

“Sekarang tidak boleh,” jawab Alecas sengit.

LuXa tersenyum geli, tanpa bertanya lagi dia segera memejamkan matanya, membiarkan Alecas memakaikan pakaian untuknya.

“Kenapa kau membeli pakaian laki-laki? Tubuhku kan harus memakai baju perempuan,” protes Alecas begitu menyadari jika pakaian yang ada di dalam tas adalah kemeja dan celana panjang.

“Sekarang aku yang ada di dalam tubuhmu, aku tidak bisa memakai mini dress.”

Diam-diam Alecas cemberut mendengar  LuXa. “Jika tubuhku sudah kembali, aku tidak akan pernah mau melihatmu lagi,” gerutu Alecas berterus terang.

“Aku pun begitu. Aku tidak akan pernah mau bertemu dengan gadis cerewet sepertimu. Tapi, bagaimana cara mengembalikannya?”

Alecas menarik ritsleting celana yang di kenakan LuXa. “Apakah kita harus berciuman?”

“Ciuman?”

Alecas menggaruk pipinya yang tidak gatal, matanya memicing di penuhi pemikiran yang sederhana teringat dengan beberapa buku dan dongeng yang sering dia baca semasa kecilnya.

“Kalau di dongeng dan di film, seperti itu. Misalnya pangeran kodok yang berubah wujud karena ciuman.”

LuXa mendengus geli. “Kau konyol Alexa.”

“Aku hanya membagi pemikiranku, jika kau tidak setuju ya sudah.”

Sejenak LuXa terdiam dan menimang-nimang kembali ucapan Alecas yang mungkin tidak ada salahnya jika mencobanya.

“Kau benar, kita harus mencobanya,” ucap LuXa berubah pikiran.

Keduanya langsung berhadapan, namun mereka hanya diam mematung tidak melakukan apapun karena gugup dan merasa aneh karena harus mencium diri mereka sendiri.

“Kau duluan Lucas,” pinta Alecas.

“Kau yang duluan Alexa. Tubuhmu tingi,” jawab LuXa dengan nada suara bergetar. LuXa sangat geli karena harus mencium dirinya sendiri.

Alecas menelan salivanya dengan kesulitan, gadis itu menatap matanya sendiri sambil mengumpulkan beberapa keberanian yang saat ini tengah tergoyahkan.

Dengan ragu Alecas meraih tengkuk LuXa, tubuhnya langsung membungkuk dan dia segera mengecup bibir LuXa.

Lucas mengerjap, menjauhkan kelapanya yang tiba-tiba saja terasa sedikit pusing. Pandangannya berputar membuat tubuhnya terhuyung selangkah. Sementara itu, LuXa mengambil napasnya dengan cepat meraih bahu Alecas agar tetap berdiri dengan benar.

Tubuh mereka kembali…

To Be Continued..

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Bertukar Tubuh dengan Tunangan yang Ingin Membunuhku   END

    Suara roda ranjang yang dorong berderak melewati setiap lorong rumah sakit, genggaman tangan Lucas mengerat memandangan Alexa yang terbaring kesakitan.Seorang dokter menahan langkah Lucas yang akan ikut memasuki ruangan bersalin, "Maaf Tuan, silahkan tunggu."“Aku ingin menemani isteriku, dia membutuhkan aku!” Geram Lucas tidak suka dengan siapapun yang mengahalangi keinginannya.“Anda ikuti prosedurnya, dengan begitu semuanya akan berjalan lebih cepat,” ucap dokter tersebut masih dengan ketanangan.“Tuan, sebaiknya ikuti apa yang di katakan Dokter. Biar Nyonya Alexa lebih cepat di tangani,” usul Shwan mengusap bahu Lucas agar tuannya bisa lebih tenang.Kemarahan Lucas sedikit berkurang, dengan terpaksa dia mundur dan memberi jalan dokter tersebut. Ketegangan dibahu Lucs mengedur, perlahan Lucas terduduk di kursi, memandang daun pintu yang masih tertutup rapat. Ledua tangannya saling bertautan memanjatkan do'a dan berusaha meredakan kecemasan juga rasa takutnya. “Nyonya Alexa akan

  • Bertukar Tubuh dengan Tunangan yang Ingin Membunuhku   BAB 133: Melahirkan

    Kemurungan hati Lucas tampak jelas di raut wajahnya, Julian adalah sahabat satu-satunya yang dia miliki di muka bumi ini.Lucas mengerti, Julian telah jatuh cinta kepada kekasih Armin. Pria itu benci di usik karena kedatangan Armin dalam kebahagiannya.Kebingungan Lucas bertambah, dia tidak dapat menjauhkan Armin sedikit pun. Pria itu sama kuatnya dengan Julian.Suara deringan telepon masuk menjeda Lucas yang sempat akan membuka pintu mobil. “Shwan.”“Tuan,” suara napas Shwan memburu dan kasar, “nyonay Alexa kabur.”“Sialan!” maki Lucas murka. “Dapatkan dia sebelum membuat ulah!”“Iya, Tuan.”Decitan kasar suara mobil yang meninggalkan tempat sangat terdengar keras. Hati Lucas bergemuruh kesal dengan sikap manja Alexa yang tidak pernah berubah, bahkan dengan perut besarnya yang sekarang pun Alexa masih gemar membuat ulah.***Sorak suara penonton baseball bergemuruh penuh semangat, mereka menyanyikan lagu kebagsaan Neydish setelah pertarungan usai.Alexa berteriak merasakan euforia pe

  • Bertukar Tubuh dengan Tunangan yang Ingin Membunuhku   BAB 132: Hiburan

    Peluh keringat membasahi wajah Alexa, sesekali gadis itu menyekanya dengan punggung tangan dan melanjutkan untuk mendekor kamar untuk calon buah hatinya.Shwan dan para pengawal mengangkut beberapa barang, meletakannya sesuai dengan apa yang Alexa inginkan.Nuansa warna hijau sangat mencolok dengan banyaknya hiasan dinding, beberapa mainan sudah tersedia di dalam kurungan pagar. Sebuah teleskop berdiri kokoh di depan jendela, boneka-boneka pesawat kecil menggantung dan berputar di atas ranjang kecil bayi.Alexa menjatuhkan dirinya ke sofa, menyangga bawah perutnya yang semakin membesar dan membuatnya merasakan beban berat.“Nyonya” Shwan berdiri di hadapan Alexa. “Ada yang bisa saya kerjakan lagi?”Tubuh Alexa meringkuk di sofa, gerakan matanya melambat, ia menguap merasakan kantuk yang menyerang. “Apa aku boleh jalan-jalan?”Shwan tersenyum kaku. “Maaf Nyonya, sebaiknya Anda meminta izin pada Tuan Lucas terlebih dahulu,” jawabnya sebijak mungkin. Semakin bertambahnya usia kandunga

  • Bertukar Tubuh dengan Tunangan yang Ingin Membunuhku   BAB 131: Calon Ayah dan Ibu

    Enam bulan kemudian..Suara angin berhembus lembut menerpa dadaunan dan mejatuhkan ranting keringnya ke permukaan air.Hamparan rumput hijau membentang luas mengelilingi rumah baru Lucas dan Alexa. Rumah itu jauh dari kesan mewah seperti mansionnya di Hong Kong, namun deburan ombak di bawah tebing menjadi menjadi pesona tersendiri.Pemandangan di setiap sudut rumah mengarah pada kekuatan hedonisme, gedung-gedung menjulang kokoh di depan taman hiburan yang langsung mengarah ke laut.Club malam, hotel, dan sebuah kasino yang berkilauan di puncak tertinggi gedung, layaknya sebuah berlian raksasa yang menggambarkan kekayaan.Hekataran kincir berdiri kokoh telah menjadi penerang sebagian pulau itu.Jauh dari keramaian, jalanan yang luas membentang indah menembus, hutan dan kebun lavender yang menghidupi ratusan petani yang hidup di pinggiran sungai.Lucas berdiri di pinggiran tebing, berpegangan pada pagar sambil menikmati segelas anggur.Rambutnya bergerak mengikuti ke mana arah angin men

  • Bertukar Tubuh dengan Tunangan yang Ingin Membunuhku   BAB 130: Baikan

    Dalam remang cahaya, Alexa duduk menikmati popcornnya sambil melihat layar depannya yang menampilkan film THE LEGO MOVIE 2: THE SECONDPART.Tanpa Alexa sadari, jika Lucas telah menyusul masuk dan duduk di sampingnya. Setelah perkataan Armin mengenai keadaan Alexa yang kemungkinan hamil berhasil membuat Lucas tidak bisa tidur sepanjang malam. Pria itu gelisah, tenggelam dalam renungan dan banyak kekhawatiran.Lucas masih trauma dengan kehamilan yang menimpa Lucy, dan Lucas belum siap menjadi seorang ayah.Lucas bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Apa yang kini harus dia lakukan?Lucas masih belum bisa menjadi suami yang baik untuk Alexa, dan kini Lucas harus memikirkan kemungkinan jika Alexa tengah mengandung anaknya.Tanggung jawab di tangan Lucas kian membesar.Sempat Lucas berpikir untuk meminta Alexa menggugurkan kandungannya, mungkin itu keputusan yang terbaik.Tapi, jauh di dalam lubuk hati Lucas, dia akan menjadi bajingan paling kotor dan menjijikan di dunia ini bila menolak k

  • Bertukar Tubuh dengan Tunangan yang Ingin Membunuhku   BAB 129: Sesal

    Langkah Lucas langsung terhenti, dalam satu gerakan dia berbalik. Alexa langsung menjatuhkan tubuhnya ke lantai sambil memijat kepalanya.Dengan cepat Lucas berlari ke arah Alexa dan memeluknya. “Apa kau terluka?” Tanya Lucas khawatir. Alexa menggelengkan kepalanya membiarkan Lucas menggendongnya.“Di mana kamarmu?” Tanya Lucas dengan langkah lebarnya, Alexa menunjuk ke arah tangga menunjuk kamar pertama yang dulu sering dia gunakan ketika menginap di rumah Armin.Tubuh Alexa di baringkan di atas ranjang, Lucas menaikan selimut sampai dadanya. “Aku Akan memanggil Doker.”“Jangan!” jawab cepat Alexa,. “Armin juga Dokter. Dia bisa mengurusku,” cegah alexa mulai panik, setetes keringat dingin langsung membasahi pelipisnya.Lucas mengangguk sedih, mengusap helain rambut yang menempel di wajah Alexa. “Aku akan pesan makanan. Kamu mau apa?”Alexa menggeleng lemah, perutnya sudah sangat keras dan penuh tidak dapat menampung apapun lagi. “Aku tidak nafsu makan.”“Aku mohon Alexa, makanlah.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status