Home / Romansa / Berubah Cantik saat Reuni / Jangan Dekat Denganku

Share

Berubah Cantik saat Reuni
Berubah Cantik saat Reuni
Author: Halona

Jangan Dekat Denganku

Author: Halona
last update Last Updated: 2023-03-21 20:49:30

"Jangan dekat-dekat denganku selama kita berada di acara reuni sekolah nanti! Aku tidak mau teman-temanku tau jika kamu istriku," ucap Adrian pada Hanna, wanita berparas biasa-biasa saja yang sudah satu bulan ini menjadi istrinya.

"Kenapa aku tidak boleh dekat dengan suamiku sendiri?" Hanna mengerucutkan bibir. "Sejak kita menikah, aku pikir kita bisa menjadi seperti amplop dan prangko, selalu lengket dan saling melengkapi. Kita tidak akan bisa dipisahkan." Dia melebarkan senyum, lalu berusaha menggandeng tangan suaminya.

Adrian menepis kasar tangan Hanna. “Apa katamu? Amplop? Prangko?” Dia menatap Hanna dengan kening yang berkerut.

"Dasar wanita aneh! Kamu saja yang jadi amplop, prangko, atau apa pun itu. Aku tidak mau. Lagian, jangankan lengket, dekat denganmu satu meter saja aku tidak sudi," ketus Adrian.

Hanna kembali melengkungkan bibir ke bawah. Niatnya menggombali suami gagal total.

"Jangan bilang kamu malu mempunyai istri seperti aku?" Hanna menyipitkan mata menatap curiga suaminya.

“Kalau aku malu memangnya kenapa?” Adrian menaikkan dua alisnya.

"Lihatlah dirimu! Wajar jika aku malu. Seorang Adrian yang sukses menjadi manager sebuah perusahaan besar menikahi wanita jelek sepertimu. Seharusnya aku bisa mendapat wanita yang seribu kali lebih cantik." Adrian berkata panjang lebar sambil merapikan kemeja mewah yang dipakainya, lalu bergegas ke luar rumah dan masuk ke dalam mobil.

"Kenapa kamu tega mengatakan semua itu? Jika memang kamu bisa menikahi wanita yang jauh lebih cantik dariku, kenapa kamu tidak melakukannya? Kenapa kamu diam saja saat orangtuamu menjodohkan kita?" Hanna mengekor di belakang Adrian. Dia ikut masuk ke dalam mobil Adrian.

Adrian yang sudah menyalakan mesin dan bersiap untuk melajukan mobil, tiba-tiba mematikan kembali mesin mobil saat melihat Hanna yang tiba-tiba duduk di sampingnya.

"Siapa yang menyuruhmu masuk ke dalam mobilku?" Adrian melirik sinis Hanna.

"Aku tidak melarangmu datang ke acara reuni sekolah kita karena kamu juga pernah menjadi murid di sana. Namun, bukan berarti kamu harus datang bersamaku," celoteh Adrian kesal.

Dulu, Hanna adalah teman satu sekolah Adrian. Saat itu, Hanna dan Adrian bagaikan langit dan bumi. Jika Adrian adalah siswa yang populer di kalangan teman sekolah karena ketampanan yang dia miliki, Hanna adalah siswi biasa-biasa saja yang kehadirannya sering dianggap tidak kasatmata.

"Keluar dari mobilku!" ketus Adrian pada Hanna. Dia membuka pintu mobil dan mempersilakan Hanna untuk keluar dari mobil itu.

"Tega kamu, Adrian! Setidaknya beri aku tumpangan sampai tempat reuni. Aku harus naik apa jika kamu tidak mau memberiku tumpangan?" Hanna merasa kesal. Dia diam, tidak mau keluar dari mobil Adrian.

"Aku bilang ke luar ya ke luar! Terserah kamu mau jalan kaki atau naik taksi, itu bukan urusanku." Adrian berkata dingin. Dia turun dari mobil dan berlari kecil ke sisi samping lain mobilnya.

"Cepat ke luar!" Adrian menarik lengan Hanna hingga keluar dari mobilnya.

Adrian segera masuk ke dalam mobil dan mengunci pintu agar Hanna tidak bisa masuk ke dalam mobil itu lagi. Dalam sekejap, mobil Adrian melaju pergi dengan kecepatan tinggi. Tidak peduli Hanna masih berdiri mematung dan kebingungan karena tidak tahu harus bagaimana agar bisa sampai ke tempat reuni.

Hanna berjalan sendirian menyusuri jalanan malam hari. Beberapa kali, dia mengedarkan pandangan ke arah jalan raya yang sepi. "Kenapa tidak ada satu pun mobil atau taksi yang lewat? Apa aku harus berjalan kaki?" Dia bergumam lirih.

Hanna sudah berjalan selama lima belas menit lamanya. Keringat bercucuran membuat wajah Hanna terlihat semakin kucel. Dia melirik jam tangan. Sebentar lagi acara reuni akan segera dimulai. Dia bisa terlambat jika terus berjalan kaki sampai lokasi tujuan.

"Apa aku pulang saja?" Hanna membalikkan badan, berniat untuk kembali pulang. Namun, tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat di sampingnya.

Kaca mobil perlahan turun. Terlihat lelaki tampan di dalam mobil itu. Lelaki tampan itu memindai tubuh Hanna yang berbalut gamis merah muda polos dan hijab dengan warna senada.

"Kamu terlihat seperti wanita baik-baik. Apa yang kamu lakukan di pinggir jalan malam-malam begini?" tanya laki-laki itu heran.

Hanna terus menatap laki-laki tampan itu. Entah mengapa, dia merasa tidak asing dengan wajah tampan yang sedang dilihatnya.

"Bukankah kamu, Ricky? Ketua OSIS di SMA Harapan Bangsa dulu?" Hanna tersenyum ramah. "Apa kamu masih ingat denganku?" tanyanya ragu-ragu.

Ricky menyipitkan mata menatap Hanna. Dia terus menatap Hanna dengan seksama. Sebenarnya dia tidak mengingat siapa wanita di depannya. Namun, kacamata kuda yang dipakai Hanna mengingatkannya pada teman SMA-nya dulu.

"Kamu Hanna, 'kan? Hanna si kutu buku yang suka menyendiri di perpustakaan sekolah?" Ricky tersenyum dengan melebarkan mata. "Biar kutebak, kamu mau berangkat ke acara reuni sekolah kita?" tanyanya yang dijawab aggukan kepala oleh Hanna.

Ricky melihat ke kanan dan ke kiri. Jalanan yang sepi dan dingin. "Kamu mau berangkat ke acara reuni sekolah kita dengan berjalan kaki?" tanyanya heran.

Hanna mengangguk pasrah. "Tidak ada pilihan lain. Aku menunggu taksi, tapi tidak ada satu pun yang lewat," ucapnya seraya menghembuskan napas berat.

"Gimana kalau bareng aku saja? Kebetulan mobilku masih kosong." Ricky menunjuk ke bangku mobil di sebelahnya yang kosong.

"Benarkah?" Hanna tersenyum senang. Dia bergegas membuka pintu mobil dan masuk ke dalam mobil Ricky.

Sebenarnya, Hanna enggan datang ke acara reuni. Namun, dia merasa penasaran dengan sikap suaminya yang bersikukuh untuk datang ke acara reuni itu tanpa dia.

"Apa kamu tidak malu?" tanya Hanna kepada Ricky.

"Malu?" Ricky mengerutkan kening. Dia tidak mengerti maksud dari pertanyaan Hanna.

"Apa kamu tidak malu datang ke acara reuni sekolah kita bersamaku?" Hanna memperjelas pertanyaannya. "Laki-laki tampan sepertimu pasti malu datang ke acara reuni bersama wanita jelek sepertiku," ucapnya ragu-ragu.

Ricky melirik Hanna dan tersenyum tipis. "Menurutku, kamu tidak jelek, Hanna. Setiap wanita bisa menjadi cantik jika mereka bisa berdandan," jawabnya santai.

"Maksudmu?" Hanna bertanya tidak mengerti.

"Apa malam ini kamu ingin menjadi cantik? Jika iya, aku akan membantumu." Ricky mengeluarkan sebuah pouch berwarna gold dan memberikannya kepada Hanna.

"Aku menyebutnya kantong ajaib, karena benda-benda yang ada di dalam sini bisa mengubah seorang Upik Abu menjadi Cinderella," ucap Ricky saat Hanna menerima pouch darinya.

"Benarkah? Jadi ini rahasia Cinderella yang sebenarnya? Dia jadi cantik bukan karena sihir Ibu Peri, tapi karena kosmetik ini?" Hanna mengeluarkan beberapa kosmetik dari dalam pouch.

"Pakailah! Malam ini, kamu akan menjadi wanita yang paling cantik di acara reuni sekolah kita," ucap Ricky meyakinkan. Dia menghentikan mobil dan membantu merias wajah Hanna.

"Apa kamu selalu menyimpan kantong ajaib ini di mobilmu?" tanya Hanna penasaran. "Atau benda-benda ini milik istrimu? Kenapa kamu tidak datang ke acara reuni bersamanya?" lanjutnya bertanya penasaran.

Ricky tersenyum tipis dan menggeleng-gelengkan kepala. "Tentu saja aku selalu membawa kantong ajaib ini, karena aku menjualnya. Oh ya, aku memberikan kantong ajaib itu untukmu tidak gratis, ya. Kamu harus membayar!" ujarnya membuat Hanna terkejut.

"Jadi kamu jualan kosmetik? Berapa harganya?" tanya Hanna penasaran. Dia membuka dompet dan tidak menemukan uang sepeser pun di sana. "Seharusnya kamu bilang jika tidak ingin memberikan kosmetik ini secara cuma-cuma. Aku tidak membawa uang untuk membayarnya!" gerutunya.

"Kamu tidak perlu membayarnya dengan uang, Hanna. Kamu bisa membayar kantong ajaib itu dengan berpura-pura menjadi kekasihku di acara reuni sekolah kita."

"Apa? Menjadi kekasihmu?" Hanna membelalakkan mata. "Aku tidak mau," ucapnya enggan.

"Kamu sudah memakai benda-benda di dalam kantong ajaibku, jadi kamu tidak bisa menolak permintaanku, Hanna. Lagi pula, aku bukan memintamu menjadi kekasih sungguhan, hanya berpura-pura saja." Ricky memasukkan kembali kosmetik yang selesai digunakan ke dalam pouch.

"Lihatlah! Sekarang, pasti tidak ada seorang pun yang bisa mengenalimu." Ricky menunjukkan pantulan wajah Hanna di kaca spion.

Hanna melebarkan mata tidak percaya. Dia mengerjapkan mata sambil terus menatap pantulan wajahnya di kaca spion. Wajahnya yang dulu biasa-biasa saja, kini telah berubah menjadi cantik.

"Apakah ini benar-benar diriku?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Fransisko Vitalis
suami kurang ajar..istri tek boleh naik mobil bareng ke acara reuni..untung ada pertolongan dr mantan ketua osis sma
goodnovel comment avatar
Riski Al Madani
seruuuu banget ka
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Berubah Cantik saat Reuni   Mama Mertua

    Tiba waktunya pulang kerja. Saat berjalan di trotoar, tiba-tiba sebuah mobil berhenti tepat di sampingnya. Seorang lelaki menurunkan kaca jendela mobil dan memindai Hanna dari ujung kepala hingga ujung kaki. Adegan ini mengingatkan Hanna pada Ricky. Namun kali ini Hanna lebih berdebar karena pria yang sedang dia hadapi adalah atasan kerjanya. "Ada apa, Pak?" tanya Hanna ragu-ragu. Dia bertanya-tanya di dalam hati, kesalahan apa yang dia perbuat sampai membuat marah atasannya. Apa Pak Alan sedang marah kepadanya? Dia memejamkan mata dan menundukkan kepala, menutupi rasa gugupnya. "Kamu pulang sendirian, Hanna?" Akan bertanya basa-basi. "Eh?" Hanna mengangkat wajahnya menatap Alan. Bibir ranumnya ternganga. "Bapak bertanya apa?" Dia bertanya untuk memastikan bahwa dia tidak salah dengar. "Apa kamu pulang sendirian?" Alan mengulangi pertanyaannya."Oh ya, saat di luar jam kantor, jangan memanggilku "bapak". Aku belum setia itu." Alan berkata dengan suara bariton. "Panggil aku "Alan

  • Berubah Cantik saat Reuni   Tolong Aku, Ma

    Hanna kembali ke ruang kerjanya. Dia tersenyum senang sambil menikmati makanan. Beruntung sekali rasanya, di saat perut sedang lapar, tiba-tiba sudah ada makanan siap tersaji di meja kerjanya. Jadi tidak perlu susah-susah memesan atau membeli makanan di luar kantor. Hanna terlalu asyik menikmati makanan hingga tidak menyadari jika diam-diam Alan sedang tersenyum memperhatikannya. Telepon Alan berdering. Lelaki itu segera mengangkat telepon dan berbicara pada orang di seberang. "Kamu tenang saja. Aku akan memastikan semuanya baik-baik saja. Dia aman di sini." Alan berbicara dengan suara bariton pada sesorang di seberang telepon. "Sebentar lagi jam kerja. Jangan terlalu sering menggangguku." Alan menutup telepon dengan cepat. Dia kembali memperhatikan Hanna dan tersenyum tipis. Adrian merebahkna tubuhnya di sofa depan televisi rumahnya. Dia bersendawa sambil memegangi perutnya yang kekenyangan.Hampir saja Adrian tertidur saat tiba-tiba pintu rumahnya berbunyi. Dengan malas Adrian

  • Berubah Cantik saat Reuni   Kotak Makan Misterius

    "Mengundurkan diri?" Hanna mengerutkan kening, tidak mengerti bisa-bisanya rekan kerjanya meminta dia untuk mengundurkan diri dan mundur dari pekerjaan yang baru saja dia dapatkan. Padahal, mendapatkan pekerjaan itu bukanlah hal yang mudah. Jika dia mundur, belum tentu dia bisa mendapatkan pekerjaan lagi. Terlebih, dia sangat butuh uang untuk menafkahi dirinya sendiri setelah perpisahannya dengan suami. Dia tidak mungkin mengundurkan diri begitu saja. "Iya, kamu harus mengundurkan diri secepatnya." Anita menatap tajam Hanna dan tersenyum sinis. Hanna membalas tatapan Anita, lalu berkata, "Memangnya apa urusanmu? Apa dengan menjadi sekretaris aku merugikanmu? Kenapa aku harus mengundurkan diri?" Dia benar-benar tidak mengerti. "Tentu saja. Bukankah sudah kubilang jika seharusnya akulah yang menjadi sekretaris direktur? Aku lebih lama kerja di sini dari pada kamu." Anita bersikukuh. "Maaf, Mbak Anita. Aku paham, sepertinya kamu sangat menginginkan posisi sebagai sekretaris. Namun, s

  • Berubah Cantik saat Reuni   Saingan

    Hanna serius sekali mempelajari berkas-berkas yang ada di meja. Dia bertekad untuk bekerja dengan maksimal dan tidak ingin mengecewakan perusahaan yang telah menerimanya bekerja. Hanna masih merasa tatapan Alan tertuju kepadanya. Dia merasa risih dan salah tingkah. Karena merasa terus diperhatikan oleh Alan, konsentrasi Hanna menjadi terganggu. Apa ada yang salah dengan penampilannya? Hanna menoleh ke arah kaca dan merapikan kerudung hitam yang dia kenakan. Rasanya tidak ada yang aneh dengan penampilannya. Perusahaannya memperbolehkan karyawan wanitanya untuk berhijab. Apakah direkturnya itu sedang mengawasi pekerjaannya? Gawat, mungkin dia akan dipecat sewaktu-waktu jika ketahuan melakukan kesalahan. Hanna kembali sibuk membuka-buka berkas. Dia tidak ingin memberi kesan buruk pada direktur sekaligus pemilik perusahaan tempatnya bekerja. Jam istirahat akhirnya tiba. Perut Hanna tiba-tiba berbunyi. Dia merasa sangat lapar karena tadi pagi lupa sarapan. Sepanjang pagi tadi dia bekerj

  • Berubah Cantik saat Reuni   Wanita Selingan

    Elmira berjalan menjauh dari rumah Adrian dengan hati penuh dendam. Dia benaknya terus berputar bayangan saat Adrian mengusirnya dari rumah dan tidak mengakui calon bayi yang dikandungnya. "Kamu wanita licik, Elmira! Kamu pasti menggunakan alat itu untuk memaksaku menerimamu," teriak Adrian dengan tatapan mengerikan. "Aku tidak bohong. Bukankah kita pernah melakukannya? Ingatlah malam-malam saat kita bersama, Adrian," lirih Elmira. Tatapannya begitu memohon. Dia sangat berharap Adrian mau mengakui anak di kandungannya. "Kamu pikir aku percaya? Aku tidak akan pernah mempercayaimu, Elmira. Pergilah dari rumah ini. Aku tidak ingin melihat wajahmu lagi." Kata-kata Adrian yang begitu menyakitkan bagi Elmira. "Oh ya? Kamu tidak percaya? Bagaimana kalau aku mempunyai bukti?" Elmira menantang Adrian. "Bukti apa yang kamu maksud?" Adrian tidak mau kalah. Dia tidak akan terpedaya oleh wanita licik seperti Elmira. "Bukti apa lagi, tentu saja bukti saat kita bercocok tanam." Elmira tersenyu

  • Berubah Cantik saat Reuni   Sekretaris Boss

    Hampir satu jam lamanya Hanna menunggu di bangku yang terletak di depan perusahaan PT. Cahaya Cosmetics. Sesekali dia melihat jam tangan. Hanna melihat beberapa orang mulai memasuki kantor perusahaan. "Bagaimana, Pak? Apa saya bisa bertemu dengan pemilik perusahaan ini?" Hanna kembali menghampiri seorang satpam dan bertanya. Belum sampai satpam itu menjawab, sorang berbadan kekar menghampiri Hanna. "Ehm, kamu bukannya wanita yang kemarin?" Lelaki kekar itu menatap lekat Hanna. Hanna membalas tatapan lelaki kekar itu. Memang, wajah dan perawakan lelaki itu tidak asing. Tapi di mana mereka pernah bertemu? Hanna mengingat-ingat. "Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Hanna bertanya hati-hati. "Kamu melupakannya? Kamu wanita yang menabrakku kemarin, 'kan?" ucap lelaki berbadan kekar itu. Hanna baru mengingatnya. Dia laki-laki yang dia tabrak sebelum jadwal interview di perusahaan lain. Kejadian tabrakan yang membuatnya ketinggalan sesi interview dan kehilangan kesempatan untuk diter

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status