Home / Urban / Best Friend With Benefits / Best Friend With Benefits Part 2

Share

Best Friend With Benefits Part 2

last update Last Updated: 2022-09-22 14:06:09

Adam masih tertawa cekikikan ketika melihat angka-angka penurunan drastis aset crypto currency yang terjun ke jurang beberapa hari ini.

"Mabok, mabok deh Lo yang investasi nggak pakai uang dingin," suara Adam yang sedang berbicara sendiri dengan laptopnya membuat Shara yang baru saja turun dari lantai dua tersenyum.

"Lo ngapain sih, Nyet?" Suara Shara sukses membuat Adam menoleh.

Seketika tawa itu hilang begitu saja ketika melihat Shara yang sudah kehilangan rambut panjangnya. Adam mengucek matanya berkali-kali. Apakah yang ada di hadapannya adalah Shara, sahabatnya yang sangat mencintai rambut panjangnya? Jika benar lalu kemana perginya rambut panjangnya? Segera saja Adam bangkit berdiri dari kursi di ruang makan yang sejak tadi ia duduki. Ia berjalan cepat mendekati Shara dan memegang kedua pipi Shara dengan tangannya. Lalu ia pindahkan tangan kanannya untuk memegang dahi Shara yang ternyata tidak demam.

"Nyet, Lo kenapa sih pegang-pegang gue. Najis mughaladhah tau nggak," kata Shara sambil menyingkirkan tangan Adam yang ada di wajahnya.

Adam hanya mendengus dan memutar kedua bola matanya.

"Akhirnya gue yakin kalo ini beneran Lo, bukan setan. Alhamdulillah kalo Lo masih sejutek ini sama gue, berarti Lo masih sehat bukan sakit wal sekarat karena putus cinta."

"Apaan sih, Nyet. Lo masak nggak, Nyet?" Tanya Shara sambil berjalan menuju ke dapur.

"Nggak, gue nggak masak. Bahan di kulkas Lo habis. Lagi bokek, nggak ada duit buat makan."

Sahara menghentikan langkahnya ketika sampai di depan kulkas lalu menoleh untuk melihat Adam yang mengatakan itu dengan santai.

"Lo kalo ngomong yang bener dong, Nyet. Di Aminin malaikat baru tau rasa, Lo."

"Bi, bisa nggak sih nggak panggil gue Nyet?"

"Nggak bisa, sudah kebiasaan dari dulu. Kenapa lo baru sewot sekarang kalo gue panggil begitu?" Tanya Shara sambil membuka kulkas.

"Gara-gara lo kasih nama gue Monyet, Nada dari kecil jadi ikut-ikutan manggil gue Nyet. Apesnya Galen sama Edel yang beberapa kali denger emaknya panggil gue Nyet, ikut-ikutan panggil gue Nyet," kata Adam sambil geleng-geleng kepala yang ternyata sanggup membuat Shara tertawa. Selama tiga hari Shara sudah kehilangan jiwa humorisnya, kini berkat mendengar keluhan Adam itu, ia bisa tertawa kecil.

"Lo yang mulai dengan panggil gue Babi duluan."

Sesudah mengambil kotak jus buah jambu, Shara segera berjalan menuju ke meja makan. Kini ia menarik kursi dan mulai duduk disana. Adam mengikuti apa yang dilakukan Shara dengan duduk di hadapan Shara.

"Tapi kan gue manggilnya Bi doang."

"Iya, Lo manggil gue Bi, tapi lebih seringnya Lo panggil gue begini," kata Shara sambil mencoba menirukan cara Adam memanggilnya. "Bi...Bi... Babi."

Kini Adam hanya nyengir di depan Shara yang membuat Shara menatapnya dengan tatapan sengit.

"Bagus dong, panggilan sayang dan hanya Lo yang nggak pernah marah gue panggil begitu."

"Ya kalo gitu harusnya Lo nggak protes dong kalo gue panggil Lo monyet."

"Gue bukan marah, cuma kasian aja sama si monyet karena disamain sama gue."

Shara hanya menggelengkan kepalanya sambil menatap Adam. Ia tidak bisa membayangkan, wanita seperti apa yang akan menjadi pasangan Adam kelak. Shara akan memberikan  penghormatan kepada wanita tersebut karena berhasil meluluhkan hati Adam yang sedingin es jika berurusan tentang cinta dan tentunya memberikannya pelukan agar tetap tegar ketika memiliki pasangan segila Adam yang perilakunya sulit untuk diprediksi.

Beberapa saat mereka terdiam hingga akhirnya  Adam membuka mulutnya.

"Shar, mukbang, yuk? Terus video-nya kirim ke Angi. Biar dia ngiler karena pingin pulang ke Indonesia."

"Mau mukbang apaan? Lo aja katanya lagi bokek, masa gue yang bayarin Lo? Berasa menabur garam di lautan."

"Kalo sekedar makan mah gue bayarin dulu."

Shara menatap Adam dengan memicingkan matanya. "Serius Lo, Nyet mau bayarin?" Tanya Shara karena walau mereka bersahabat sudah lama, namun mereka jarang saling membayari. Mereka lebih memilih membayar tagihan makan secara mandiri.

Sebenarnya sudah sering Adam menawari Shara untuk ia traktir, namun Shara selalu menolak dengan alasan uang dan hutang adalah alat pemutus silaturahmi terampuh di dunia, maka dari itu ia tidak pernah mau di traktir oleh Adam, bukan hanya Adam, bahkan Angi juga. Sesuatu yang masih membuat Adam heran. Entah kenapa dalam hal ini, ia sedikit iri pada persahabatan adiknya dengan ketiga temannya yang memilih bergiliran mentraktir sesuai urutan setiap kali mereka berkumpul.

"Iya, tapi nanti tanggal 25 Lo ganti."

Shara menghela nafasnya dan menatap Adam dengan tatapan gemas.

"Lo hafal ya tanggal gajian gue?"

"Oh, tentu saja. Hafal di luar kepala dari dulu."

"Okay deh Lo bayarin dulu, nanti gue ganti."

"Ya udah, ayo cabut. Mana kunci mobil Lo?" Tanya Adam sambil bangkit berdiri.

"Nyet, gue ganti baju dulu. Masa gue pakai celana kolor sama kaos oblong kedodoran begini."

Adam menghela nafasnya dan menatap Shara dengan gemas. "Lo ngapain sih ganti baju segala? Kita cuma mau nge-mall bukan mau kondangan."

Setelah mengatakan itu segera saja Adam berjalan menuju ke meja dekat pintu. Ia melihat kunci mobil Shara ada di sana. Saat ia sudah mendapatkan kunci itu, segera Adam menuju ke garasi dan membuka pintu garasi.

"Buruan atau gue tinggal," teriak Adam yang membuat Shara berlarian secepat yang ia bisa menuju ke garasi rumahnya.

Sesuatu yang aneh bagi Shara, ketika tiga hari ia habiskan untuk merenungi nasib percintaannya dengan Dion yang kandas begitu saja, namun hanya dalam waktu kurang dari satu jam ia bisa melupakan semua kesedihannya ketika bersama sahabatnya.  

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 130

    Sudah tiga hari Adam dan Shara berada di Penang, Malaysia. Di hari pertama mereka tiba di Penang ini, Adam langsung mengajak Shara untuk mengunjungi Pantai Batu Ferringhi. Mereka menghabiskan waktu siang sampai sore hari di sana. Selesai itu, mereka kembali ke hotel tempat mereka menginap untuk beristirahat karena pagi harinya mereka harus melakukan medical check up di sebuah rumah sakit yang ada di sini. Jika doorprize pernikahan Angi dan Joe dulu bertabur hadiah mulai dari emas hingga sepeda motor, maka di pernikahan Robert dan Senja ini, hadiahnya adalah medical check up di rumah sakit yang ada di Penang. Bagi Adam hadiah ini cukup membuatnya senang karena toh ia yang paling malas untuk medical check up akhirnya mau tidak mau memeriksakan kondisi kesehatannya. Lagipula mulai saat ini dirinya harus berusaha menjaga kesehatannya karena dirinya memiliki anak yang harus ia dampingi hingga dewasa kelak. Untuk bisa melakukan semua itu, ia harus hidup sehat sejak saat ini. Apalagi umurnya

  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 129

    Acara kumpul keluarga serta teman-teman dekat setelah pemberkatan pernikahan Robert berjalan menyenangkan. Acara yang dikemas dengan santai dan banyak hiburan dari live music ini juga menjadi ajang kumpul-kumpul Robert dengan teman-teman sejawatnya. Meskipun Mama dan Papanya hadir kali ini, namun tak semeja dengan mereka pun Shara tetap menikmati acara. Entah kenapa ia merasa bersyukur karena jika ia satu meja dengan orangtuanya, ia seakan menjadi seorang yang tersesat di dalam hutan dan tak tahu arah pulang. Obrolan mereka begitu tidak nyambung karena ia bukan orang medis."Nyet, lo bilang dulu mau nyumbang lagu kalo Robert nikah. Buruan dong. Sudah dipersilahkan sama MC-nya," kata Nada yang satu meja bersama Adam dan Shara."Mau kasih lagu apa? Gue belum latihan piano apalagi suara.""Halah, Mas. Sefals-fals-nya suara lo, itu masih lebih enak didengar daripada suara Mbak Nada. Buruan sana maju," kata Caramel mempersilahkan Adam.Adam berpikir beberapa saat hingga akhirnya ia mencoba

  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 128

    Adam menghela napas panjang kala melihat Galen yang sudah duduk di kursi penumpang depan mobil dengan penampilan rapinya. Shara yang melihat kelakuan Adam ini justru tersenyum. Sejak mereka menikah, dirinya tak pernah duduk di kursi penumpang belakang lagi tetapi kondisi kali ini begitu lain. Tidak mungkin ia memangku Marrel di depan dan membiarkan Galen serta Edel duduk di belakang tanpa penjagaan sama sekali. Karena itu pula ia mengutus Galen untuk menemani Adam duduk di depan sedangkan dirinya, Marrel dan Edel ada di kursi penumpang belakang mobil."Pakdhe, ayo kita berangkat," ajak Galen dengan suara penuh semangat."Kenapa kamu enggak di belakang aja sih, Gal? Biar Budhe Shara yang duduk di dekat Pakdhe.""Budhe Shara yang minta aku duduk di sini. Katanya biar aku enggak nangis kalo dinakalin Edel."Adam menutup kedua matanya sekejap lalu membukanya lagi. Memang dua keponakannya ini selain bisa akur juga tidak kalah sering menjadi musuh dan Galen adalah pihak yang selalu menangis

  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 127

    Matahari pagi ini cukup hangat menyapa rumah keluarga Raharja. Tidak hanya hangatnya sinar matahari di luar rumah namun juga hangatnya perasaan mereka semua karena salah satu orang terdekat mereka akan melepas masa lajangnya hari ini. Ya, hari ini adalah hari pemberkatan Robert dan Senja di gereja. Mengingat Adam dan Shara memiliki bayi, maka mereka hanya akan menghadiri acara makan-makan setelah pemberkatan ini di salah satu ballroom hotel yang ada di pusat kota.Mengingat Robert adalah salah satu orang yang penting di hidup Nada sejak SMA, maka Nada sudah sibuk sejak kemarin karena ia dan Deva menjadi orang yang bertanggungjawab mengurus tempat acara makan-makan ini sedangkan Salma sibuk membantu di gereja. Memang pernikahan Robert dengan Senja sekarang belum memasuki resepsi karena keluarga Senja yang berada di luar negri belum bisa kembali ke Indonesia sehingga acara itu ditunda terlebih dahulu. Lagipula menurut Robert dirinya baru mulai bekerja kembali di rumah sakit dan sedikit

  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 126

    Setelah mundur selama beberapa hari karena kondisi Marrel yang baru diperbolehkan pulang dari rumah saat berusia 7 hari, maka kini di usia Marrel yang ke 14 hari, acara akikah untuknya diselenggarakan. Kali ini Adam dan Shara memilih rumah mereka sebagai tempat berlangsungnya acara akikah. Sejujurnya Shara tidak ikhlas jika rambut Marrel yang hitam lebat dan sedikit gondrong ini harus dicukur habis sampai botak. Selama beberapa hari ia berjuang untuk meyakinkan Adam jika Marrel tidak harus sampai digundul namun hasilnya sia-sia saja. Adam tetap berpikir jika rambut Marrel sebaiknya digundul agar keluarga mereka tidak banyak berkomentar apa-apa. Mau merubah kebiasaan keluarga rasanya Adam sudah malas karena ia pasti akan menerima nasehat dari beberapa tetua keluarganya sampai telinganya pekak. Lagipula nantinya rambut Marrel akan tumbuh kembali. Adam meyakinkan Shara jika hanya sekali ini saja mereka menggundul Marrel. Nantinya terserah Shara jika ingin menggunakan gaya gondrong atau g

  • Best Friend With Benefits    Best Friend With Benefits Part 125

    Isakan tangis Shara tengah malam ini seakan menjadi pisau yang mengiris hati Adam sebagai seorang suami dan ayah baru. Baru tadi pagi mereka berdua merasakan kebahagiaan yang tidak bisa digambarkan dengan apapun juga karena akhirnya setelah dua tahun lebih menjalani biduk rumahtangga, mereka akhrirnya dikaruniai seorang momongan. Tapi hasil tes bilirubin milik Marrel yang keluar beberapa jam lalu dan mengkonfirmasi jika dugaan Nada benar telah membuat rasa bahagia yang tengah mereka jalani berubah menjadi sebuah rasa khawatir. Kenyataan jika orangtua Shara yang menjadi dokter anak untuk menangani cucunya sendiri juga tidak membuat Shara jauh lebih tenang. Shara terus menyalahkan dirinya sendiri saat ini karena keadaan Marrel ini kemungkinan karena kurang minum asi dan golongan darahnya dengan Shara yang berbeda. Marrel bergolongan darah A sama dengan dirinya sedangkan Shara O. Bantuan Ayu, Sonny serta Nada untuk meyakinkan Shara jika tidak ada yang perlu dikhawatirkan nyatanya sampai

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status